Anda di halaman 1dari 37

TABEL 1

DEFINISI OPERASIONAL
TABEL 52

Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60 tahun ke atas) di fasilitas usia
lanjut pelayanan kesehatan pada satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu

FORMULA

kesehatan usia lanjut


Cakupan pelayanan Jumlah usila memperoleh yankes di fasyankes pada wilayah dan kurun waktu tertentu

Jumlah seluruh usila di
100%
wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 2

DEFINISI OPERASIONAL

Jaminan Pemeliharaan : Upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah
Kesehatan dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu
Jaminan Kesehatan : Jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
Nasional (JKN) dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Penerima Bantuan Iuran : Peserta JKN yang di biayai dari APBN dan pengelolanya oleh BPJS Kesehatan
(PBI) APBN
Penerima Bantuan Iuran : Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat
miskin yang (PBI) APBD digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya

Pekerja Penerima Upah : Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah Pusat dan peserta itu sendiri, PPU terdiri dari PNS, TNI/ POLRI, Eks JPK
(PPU) Jamsostek dan badan usaha baru
Pekerja Bukan Penerima: Peserta JKN yang iurannya di biayai oleh peserta itu sendiri, pesertanya terdiri dari masyarakat yang mampu membayar
Upah (PBPU)/Mandiri
Bukan Pekerja (BP) : Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah dan pemberi kerja, pesertanya terdiri dari penerima pensiun pemerintah, veteran,
penerima pensiun pejabat negara, perintis kemerdekaan, penerima pensiun swasta dan bukan pekerja lainnya
Jamkesda : Upaya pembiayaan kesehatan oleh pemerintah daerah yang tidak terbiayai melalui PBI APBN dan pengelolanya masih
dikelola sendiri yang keanggotaannya secara wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan
dengan kendali biaya dan kendali mutu
TABEL 3

DEFINISI OPERASIONAL
Asuransi Swasta : Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri
Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri
Asuransi Perusahaan :
dan Perusahan tempat dia bekerja

FORMULA

Jumlah penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan


kesehatan di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
Cakupan JPK
 100%
Jumlah seluruh penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 54

DEFINISI OPERASIONAL

Kunjungan Rawat : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,
Jalan rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan
Cakupan Rawat Jalan : Cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Kunjungan pasien baru: Kunjungan pertama seseorang di sarana kesehatan pada kurun waktu tertentu
Cakupan Rawat Inap : Cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sarana kesehatan : Tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai
pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan
Kunjungan Gangguan : Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses
Jiwa pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosialnya

FORMULA

Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan


Persentase Rawat di sarana kesehatan dalam kurun waktu
Jalan tertentu
 100%
Jumlah penduduk di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama

Jumlah kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan,


Persentase Rawat Inap di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
TABEL 5

 100%
Jumlah penduduk di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

DEFINISI OPERASIONAL

Gross Death Rate : angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar
(GDR)

Net Death Rate : angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar
(NDR)

FORMULA

GDR Jumlah pasien mati seluruhnya


Gross Death Rate  x 1.000
Jumlah pasien keluar (hidup  mati)

NDR Jumlah pasien mati  48 jam setelah dirawat


Net Death Rate  x 1.000
Jumlah pasien keluar (hidup  mati)
TABEL 6

DEFINISI OPERASIONAL

Jumlah hari perawatan : total hari rawat dari semua pasien yang dirawat selama satu tahun
Jumlah lama dirawat : total lama dirawat dari pasien yang sudah keluar rumah sakit (hidup maupun mati), selama satu
tahun
BOR : Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu ( Bed
Occupancy Rate)
BTO : Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
(Bed Turn Over) satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada
pemakaian tempat tidur.
TOI : Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya
(Turn Over Interval)
ALOS : Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari) seorang pasien (Average
Length of Stay)

FORMULA

BOR Jumlah hari perawatan


Bed Occupancy Rate  x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam setahun
TABEL 7

BTO Jumlah pasien keluar (hidup  mati)


Bed Turn Over 
Jumlah tempat tidur
TOI (Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam setahun) - Jumlah hari perawatan
Turn Over Interval 
Jumlah pasien keluar (hidup  mati)
ALOS Jumlah lama dirawat
Average Length of 
Stay Jumlah pasien keluar (hidup  mati)
TABEL 8

DEFINISI OPERASIONAL
anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi
ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah
Rumah Tangga ber
:
PHBS (Perilaku Hidup
Bersih
dan setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Sehat) Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.
tangga Persalinan ditolong oleh : Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan
yang tenaga kesehatan dan kebidanan, dokter umum, dan bidan).
seluruh Memberi Bayi ASI Eksklusif : Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
Menimbang balita setiap : Balita ditimbang setiap bulan dan tercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA.
bulan
Menggunakan air bersih : Rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam kemasan, air ledeng, air
pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak
berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar
seperti tempat penampung kotoran atau limbah.
Mencuci tangan dengan : Penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar,
air bersih dan sabun sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan
menggunakan sabun.
Menggunakan jamban : Rumah tangga yang memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai
sehat pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung atau jamban
plengsengan.
Memberantas jentik di : Rumah tangga melakukan pemberantasan sarang nyamuk di dalam rumah atau di luar rumah seminggu sekali dengan cara 3M
rumah sekali seminggu plus/larvanisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkandalam seminggu agar bebas dari jentik.
Makan Sayur dan Buah : Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.
setiap hari
Melakukan aktivitas fisik : Penduduk/anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
setiap hari
Tidak Merokok di dalam : Penduduk/anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.
rumah

FORMULA

Persentase Rumah Jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di suatu wilayah pada periode waktu tertentu
Tangga ber PHBS  x 100%
Jumlah rumah tangga yang dipantau/disurvei di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 9

DEFINISI OPERASIONAL

DEFINISI OPERASIONAL

Rumah : bangunan yg berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga
Rumah Sehat : rumah yang memenuhi kriteria minimal: akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan
pencahayaan yang dihitung kumulatif dari tahun sebelumnya

Rumah yang dibina : Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan, yang dibina untuk menjadi rumah sehat melalui
pemantauan dan evaluasi

FORMULA

Jumlah rumah dibina yang memenuhi syarat kesehatan


Persentase rumah
di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu
dibina yang sehat  x 100%
Jumlah rumah yang dibina di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Persentase Rumah

Sehat Jumlah rumah sehat di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu
x
100% Jumlah seluruh rumah di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
DEFINISI OPERASIONAL

TABEL 59

Air minum yang : berkualitas


(layak)
Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH)
atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan
kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari
penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung.
Sumur gali terlindung : Sarana untuk menyadap dan menampung air tanah dengan cara menggali tanah berbentuk sumur agar mendapatkan air yang
sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan oleh perorangan (rumah tangga) maupun kelompok sebagai sumber air minum
yang menggunakan dinding dari cincin beton atau pasangan batu bata sebagai pengamanan dindingnya dan juga berfungsi
sebagai penyaring dan dilengkapi dengan bibir sumur, tiang penyangga, lantai sumur dan saluran untuk mengalirkan air
bekas mandi dan cuci
Sumur gali dengan pompa : Sumur gali yang dilengkapi dengan mesin pompa
Sumur bor dengan pompa : Sumur yang metode pembuatannya menggunakan alat (pantek, automatik, full automatik) yang dilengkapi dengan pompa
Terminal air : Sarana pelayanan air minum yang digunakan secara komunal, berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas
permukaan tanah atau pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki air atau kapal tangki air
Mata air terlindung : Suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah, atau permukaan muka air tanah (akuifer) bertemu
dengan permukaan tanah yang terlindung dari sumber pencemaran
Penampungan air bersih : Wadah untuk menampung air hujan sebagai air baku di daerah yang sumber airnya sangat sedikit yang dapat digunakan
(PAH) untuk keperluan minum dan personal higiene. Penggunaan PAH bersifat individu atau skala komunal dan dilengkapi
saringan
DEFINISI OPERASIONAL
Perpipaan : Suatu sistem tentang pemasangan, rangkaian dan aksesoris pipa yang diperlukan untuk jalur distribusi yang digunakan untuk
(PDAM, BPSPAM) mengalirkan air dari instalasi pengolahan air minum/bersih atau sumber ke pemukiman masyarakat

FORMULA

Persentase penduduk Jumlah penduduk yang memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum berkualitas (layak)
yang memiliki akses di suatu wilayah pada periode tertentu
berkelanjutan terhadap
air minum berkualitas  x 100%
Jumlah penduduk di wilayah dan pada periode yang sama
(layak)
TABEL 60

DEFINISI OPERASIONAL

Kualitas air minum yang : kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi memenuhi
syarat
Penyelenggara air minum : Badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta,
usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang
melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air minum
isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air.

FORMULA

Persentase kualitas air Jumlah sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji kualitas air minum

minum yang memenuhi


syarat mikrobiologi,  dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia di wilayah dan periode waktu
tertentux 100%ˆ

Jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji
parameter fisik, dan kimia mikrobiologik, fisik, kimia di wilayah dan pada periode waktu yang sama
TABEL 13

DEFINISI OPERASIONAL

Jamban komunal : suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu
tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
Jamban leher angsa : jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai
sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil
Jamban plengsengan : jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan
kotoran
Jamban cemplung : jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat
pembuangan/penampungan akhir
Fasilitas sanitasi yang : Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
layak (Jamban Sehat) septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama

FORMULA

Persentase penduduk Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
dengan akses terhadap (jamban sehat) di suatu wilayah pada periode tertentu
fasilitas sanitasi yang
 x 100%
layak (jamban sehat)
Jumlah penduduk di wilayah dan pada periode yang sama
TABEL 14

DEFINISI OPERASIONAL

Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
perundangan nasional dan berada di daerah kabupaten/kota
STBM : Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
Sanitasi Total Berbasis (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman,
Masyarakat mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
Desa melaksanakan : Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural
STBM Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total
Desa STBM : Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM
Desa Stop BABS : Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat
(SBS)

FORMULA
TABEL 15

DEFINISI OPERASIONAL

Jumlah desa STBM di suatu wilayah pada periode tertentu


 x 100%
Persentase desa STBM Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama
Jumlah desa stop BABS (SBS) di suatu wilayah pada periode tertentu
Persentase desa stop  x 100%
BABS (SBS) Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama

Tempat-tempat umum : Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk
(TTU) kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs,
SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang).
TTU sehat : TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

FORMULA

Jumlah tempat- tempat umum sehat


Persentase tempat-
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
tempat umum sehat  x 100%
Jumlah seluruh TTU yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 16

DEFINISI OPERASIONAL
TABEL 17

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat Pengelolaan : Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, Makanan
(TPM) kantin, dan makanan jajanan
Jumlah TPM : TPM yang terdaftar yang tercatat diwilayah kerja puskesmas atau kantor kesehatan pelabuhan dan didukung dengan aspek
legal hukum baik yang memenuhi persyaratan maupun yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi
Jasa boga/katering : usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan oleh
badan hukum atau perorangan
Rumah makan : Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya
Restoran : Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan
minuman bagi masyarakat umum ditempat usahanya
Depot air minum : Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen
Kantin : Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada di lingkungan institusi dan sebagaian besar konsumennya adalah
masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekolah, kantin yang berada di kantor dll
Makanan jajanan : Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan/atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasaboga, rumah makan/restoran, dan hotel
TPM memenuhi : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikan laik higiene sanitasi
syarat higiene sanitasi

FORMULA

Jumlah TPM memenuhi/tidak memenuhi syarat higiene sanitasi


Persentase TPM di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
memenuhi/tidak
memenuhi syarat  x 100%
higiene sanitasi Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 18

DEFINISI OPERASIONAL

TPM dibina : TPM yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang di bina di suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu
TPM diuji petik : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang diuji petik di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

FORMULA

Jumlah TPM yang tidak memenuhi syarat


Persentase TPM
dibina di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
dibina  x 100%
Jumlah TPM yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Persentase TPM Jumlah TPM diuji petik di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu

diuji petik  x 100%


Jumlah TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 19

DEFINISI OPERASIONAL

Kebutuhan : Jumlah kebutuhan item obat yang didapat dengan menghitung jumlah pemakaian rata-rata per bulan jenis obat
tertentu pada tahun sebelumnya dikali 18
Total penggunaan : Total penggunaan obat dan vaksin yang didapat dengan jumlah penggunaan kumulatif setiap periode
pelaporan total stok obat dan vaksin yang dihitung pada akhir bulan per periode pelaporan Sisa stok : total stok obat
dan vaksin yang dihitung pada akhir bulan per periode pelaporan

Catatan: 18 yang dimaksud di atas adalah 18 bulan, yaitu stok obat yang dianggap aman ketika dapat memenuhi kebutuhan selama 18
bulan.

FORMULA

Persentase
Jumlah obat/vaksin sesuai satuannya di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
ketersediaan obat/  x100% vaksin
Jumlah kebutuhan di wilayah yang sama
TABEL 20

DEFINISI OPERASIONAL

Rumah Sakit : Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit umum : Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah sakit khusus : Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Puskesmas (Pusat : Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
Kesehatan Masyarakat) membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas keliling : Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor, peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Puskesmas pembantu : Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan
(Pustu) puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta
jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.
Industri Farmasi : Badan Usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
(Permenkes 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi)
TABEL 21

IOT : (Industri Obat Tradisional) Industri yang dapat membuat semua bentuk sediaan obat tradisional
UKOT : (Usaha Kecil Obat Tradisional) Usaha yang dapat membuat semua bentuk sediaan obat tradisional kecuali bentuk
sediaan tablet dan efervesen
Produksi Alat : Perusahaan yang telah mendapat sertifikat dari Menteri Kesehatan untuk melakukan produksi alat kesehatan
Kesehatan
Pedagang Besar : perusahaan yang berbentuk badan hukum, yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
Farmasi penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
(Permenkes 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi)
Penyalur Alat : Perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat
Kesehatan kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan
TABEL 68

DEFINISI OPERASIONAL

Sarana Kesehatan : Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site Dengan
Kemampuan (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat Pelayanan Gawat
trasportasi dan komunikasi. Darurat Level 1
GELS : General Emergency Life Support

ATLS : Advance Trauma Life Support

ACLS : Advance Cardiac Life Support

FORMULA

% Sarana kesehatan Jumlah RS/sarana pelayanan kesehatan


dengan kemampuan
yang mampu memberikan pelayanan gawat darurat level 1
pelayanan gawat  100%
darurat level 1 Jumlah Rumah Sakit/sarana pelayanan kesehatan di Kab/Kota
TABEL 69

DEFINISI OPERASIONAL

Posyandu : Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.
Posyandu Pratama : Posyandu yang belum mantap, ditandai oleh kegiatan Posyandu belum terlaksana secara rutin setiap bulan
dan jumlah kader kurang dari 5 orang.
Posyandu Madya : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader
sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari
50%.
Posyandu Purnama: Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader
sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang kepesertaannya masih kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Posyandu Mandiri : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader
sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

FORMULA

Jumlah Posyandu (Purnama  Mandiri) di suatu


Persentase Posyandu wilayah pada kurun waktu tertentu
aktif  x 100%
Jumlah seluruh posyandu yang ada di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama

TABEL 70

DEFINISI OPERASIONAL

Poskesdes : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap
(Pos kesehatan desa) hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang
bidang dan minimal 2 orang kader.
Polindes : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
(Pondok bersalin desa) pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB di desa.
Posbindu : kegiatan yang diselenggarakan secara integrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif
(Pos pembinaan dan promotif (monitoring dan peningkatan pengetahuan pencegahan dan pengendalian faktor resiko)
terpadu) Penyakit Tidak Menular
TABEL 71

DEFINISI OPERASIONAL

Desa Siaga Aktif : Desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Desa Siaga Aktif : Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan tetapi belum berjalan, memiliki 2 orang Kader
Pratama Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu yang
aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan, ada peran aktif masyarakat, dan
melakukan pembinaan PHBS kurang dari 20% rumah tangga yang ada.
Desa Siaga Aktif : Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan tetapi belum rutin setiap triwulan, memiliki 3 - 5
Madya orang Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki
Posyandu dan 2 UKBM lain yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan
dan masyarakat/dunia usaha, ada peran aktif masyarakat dan peran minimal 1 ormas, memiliki Peraturan Kepala
Desa/Kelurahan tentang Desa Siaga Aktif meskipun belum direalisasikan, serta melakukan pembinaan PHBS minimal
kurang dari 20% rumah tangga yang ada.
Desa Siaga Aktif : Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap triwulan, memiliki 6 - 8 orang Kader
Purnama Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu dan 3
UKBM lain yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan, masyarakat
dan dunia usaha, ada peran aktif masyarakat dan peran minimal 2 ormas, memiliki Peraturan Kepala Desa/Kelurahan
tentang Desa Siaga Aktif dan suda direalisasikan,serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 40% rumah
tangga yang ada.
Desa Siaga Aktif : Desa dan kelurahan Siaga yang telah memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan, memiliki 9 orang atau lebih
Mandiri Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki Posyandu
dan 4 UKBM lain yang aktif, memiliki dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan,
masyarakat dan dunia usaha, ada peran aktif masyarakat dan peran lebih dari 2 ormas, memiliki Peraturan Kepala
Desa/Kelurahan tentang Desa Siaga Aktif dan suda direalisasikan,serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari
70% rumah tangga yang ada.
FORMULA
Cakupan Desa Siaga Jumlah desa/kelurahan siaga aktif
Aktif  x 100%
Jumlah desa/kelurahan

TABEL 72

DEFINISI OPERASIONAL

 Rasio Dokter per 100.000 penduduk adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana
pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

 Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk adalah dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,
dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

 Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

 Rasio Dokter Gigi Spesialis per 100.000 penduduk adalah dokter gigi spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas,
Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

FORMULA

Jumlah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,


Rasio Dokter per dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
100.000 Penduduk  x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,

Rasio per 100.000 PendudukDokter Spesialis  dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,

Rasio Dokter Gigi per


100.000 Penduduk  dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

Rasio Dokter Gigi Jumlah dokter gigi spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,

Spesialis per 100.000 dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama x 100.000

TABEL 73

DEFINISI OPERASIONAL

 Rasio Bidan per 100.000 penduduk adalah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana
pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
 Rasio Perawat per 100.000 penduduk adalah perawat yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
Yang termasuk dalam tenaga perawat yaitu perawat, perawat anestesi, perawat spesialis
 Rasio Perawat Gigi per 100.000 penduduk adalah perawat gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

FORMULA

Jumlah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan


Rasio Bidan per di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
100.000 Penduduk
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
 x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

Jumlah perawat yang memberikan pelayanan kesehatan


Rasio Perawat per di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
100.000 Penduduk
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
 x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah perawat gigi yang memberikan pelayanan kesehatan
Rasio Perawat Gigi di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
per 100.000
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Penduduk  x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 74

DEFINISI OPERASIONAL

 Yang termasuk dalam tenaga teknis kefarmasian: analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

 Rasio Apoteker per 100.000 penduduk adalah apoteker yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
 Rasio Tenaga Kefarmasian per 100.000 penduduk adalah tenaga kefarmasian yang memberikan pelayanan kesehatan di
Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

FORMULA
Jumlah apoteker yang memberikan pelayanan kesehatan di
Rasio Apoteker per Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
100.000 Penduduk
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
 x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah tenaga kefarmasian yang memberikan pelayanan kesehatan
di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
Rasio Tenaga
Kefarmasian per di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
100.000 Penduduk  x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

TABEL 75

DEFINISI OPERASIONAL

 Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk adalah tenaga kesehatan yang bertugas di bidang
kesehatan masyarakat di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000
penduduk
Yang termasuk tenaga kesehatan masyarakat: tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan
kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan
kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
 Rasio Tenaga Kesehatan Lingkungan per 100.000 penduduk adalah tenaga kesehatan yang bertugas di bidang
kesehatan lingkungan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000
penduduk
Yang termasuk dalam tenaga kesehatan lingkungan : tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

FORMULA

Rasio Tenaga Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat
Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
Masyarakat per di suatu wilayah pada kurun waktu tertentudi suatu wilayah
100.000 Penduduk
 x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di bidang kesehatan
lingkungan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan
kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu
Rasio Tenaga
tertentu
Kesehatan
Lingkungan per  x 100.000
100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

TABEL 76

DEFINISI OPERASIONAL

 Yang termasuk dalam tenaga gizi: nutrisionis dan dietisien


 Nutrisionis: tenaga kesehatan lulusan SPAG, diploma III, diploma IV, strata 1, dan strata 2 bidang gizi

 Dietisien: tenaga kesehatan lulusan diploma IV dan strata 1 bidang gizi yang telah mengikuti program intenship gizi
 Rasio Tenaga Gizi per 100.000 penduduk adalah tenaga gizi yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,
dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk

FORMULA
Jumlah tenaga gizi yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit,
Rasio Tenaga Gizi dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah
 x 100.000
per100.000 penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama

TABEL 77

DEFINISI OPERASIONAL

Yang termasuk dalam tenaga keterapian fisik meliputi : fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupunktur
Fisioterapis : Tenaga kesehatan lulusan pendidikan formal fisioterapi dan kepadanya diberikan wewenang tertulis untuk
melakukan tindakan fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Okupasi terapis : Tenaga kesehatan yang menangani pasien atau klien dengan gangguan fisik dan atau mental yang bersifat
sementara atau menetap.
Terapis wicara : Tenaga kesehatan lulusan pendidikan terapi wicara baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terapi wicara merupakan tindakan untuk membantu
seseorang yang mengalami ganguan bahasa bicara dan menelan.
Akupunktur : Tenaga kesehatan lulusan Diploma III Akupunktur yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.

FORMULA
Rasio Tenaga Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di bidang keterapian fisik
Keterapian Fisik di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain
per 100.000 di suatu wilayah pada kurun waktu tertentudi suatu wilayah

penduduk  x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama
TABEL 33

DEFINISI OPERASIONAL

Radiografer : Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan
kegiatan mendiagnostik penyakit menggunakan sinar-x (contoh rontgen patah tulang dilakukan sebelum operasi),
di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Radioterapis : Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan
kegiatan terapi atau pengobatan penyakit menggunakan sinar-x (contoh penyakit kanker yang dimatikan dengan
sinar-x) di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Teknisi Elektromedis : Tenaga kesehatan yang Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan
kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu dan standar.
Teknisi Gigi : Tenaga kesehatan yang bekerja di bidang keteknisian gigi (pembuatan prothesa gigi alat orthodontie dan maxillo
facial).
Analis Kesehatan : Tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium untuk menyelediki tentang penyakit atau kesehatan (badan
manusia).
Refraksionis Optisien : Tenaga kesehatan yang melaksanakan pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan refraksi, menetapkan hasil
pemeriksaan, menyiapkan dan membuat lensa kacamata atau lensakontak, termasuk pelatihan ortoptik.
Ortetik Prostetik : Tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan, pembuatan, pemakaian alat bantu anggota gerak tubuh yang layuh
(ortosa) dan alat ganti anggota gerak tubuh yang hilang (protesa).
Rekam Medis dan : Tenaga kesehatan yang mencatat dan mendokumentasikan tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
Informasi Kesehatan tindakan dan pelayanan lain di fasilitas kesehatan
Teknisi Transfusi Darah : Tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan transfusi darah (kegiatan pengerahan dan pelestarian donor,
penyediaan darah dan tindakan medis pemberian darah kepada resipien).
Teknisi Kardiovaskuler : Tenaga kesehatan yang melakukan tindakan medis yang berhubungan dengan jantung dan peredaran darah.

FORMULA

Keteknisian Medis
Rasio Tenaga Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di bidang keteknisian medis di
Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain per 100.000 penduduk  di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentudi suatu wilayah x 100.000
TABEL 34

DEFINISI OPERASIONAL

Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama


 Pengelola Program : Tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengelola program kesehatan di Dinas Kesehatan, Kesehatan
Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain.

 Yang termasuk dalam Tenaga Kesehatan Lainnya meliputi : Pengobatan Tradisional dan Jamu, tenaga kesehatan lain yang
belum didefinisikan
TABEL 35

DEFINISI OPERASIONAL

 Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan : tenaga selain tenaga kesehatan yang bekerja di sektor/bidang kesehatan
 Yang termasuk dalam Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan meliputi : Pejabat Struktural, Staf Penunjang Administrasi,
Staf Penunjang Perencanaan, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Juru dan tenaga penunjang kesehatan lainnya.

 Tenaga Pendidik : tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang bertugas mengajar di institusi pendidikan (guru dan dosen)
 Tenaga Kependidikan : tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang bekerja di institusi pendidikan selain guru dan dosen
DEFINISI OPERASIONAL
TABEL 81

Anggaran Kesehatan : Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD kabupaten/kota
Dalam APBD Kab/Kota
Anggaran Kesehatan : Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
Pemerintah per Kapita per penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
tahun
Dana Alokasi Umum : Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
Dana Alokasi Khusus : Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
Dana Dekonsentrasi :
Dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan
untuk instansi vertikal pusat di daerah
Dana Tugas : Dana yang berasal dari APBD Provinsi yang dilaksanakan oleh kabupaten atau kota dan desa yang mencakup
Pembantuan (TP) Provinsi semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada
Pemerintah Kabupaten, atau Kota, dan/atau Desa
Dana Tugas : Dana yang berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh desa yang mencakup semua penerimaan
Pembantuan (TP) dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Kabupaten, atau Kota kepada Desa
Kabupaten/Kota

FORMULA
Jumlah alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk
Persentase Anggaran kesehatan dalam 1 tahun
Kes Dalam APBD
Kab/Kota  x 100%
Total anggaran APBD pada tahun yang sama
Jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah
Anggaran Kesehatan dalam 1 tahun (ribuan rupiah) di wilayah tertentu 
Pemerintah per Kapita per
DEFINISI OPERASIONAL
tahun (ribuan rupiah) Jumlah penduduk pada wilayah dan tahun yang sama

Anda mungkin juga menyukai