Anda di halaman 1dari 14

AKUNTA

NSI
BIAYA &
ANGGAR
AN SESI 1

KA/ AK/ MP Semester 3 Vokasi UNSERA 2020


RINGKASAN MATERI

I. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan


penyajian biaya pembuatan produk dan penyerahan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta
penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.

Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran


informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan. Akuntansi biaya
dapat termasuk akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen, tergantung untuk siapa
informasi tersebut dihasilkan.

Jika proses akuntansi biaya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal
perusahaan, maka proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi
keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi
keuangan.

Sedangkan jika proses akuntansi biaya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal
perusahaan, maka akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen.
Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi manajemen.

II. Tujuan akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok:

1. Penentuan harga pokok produk


2. Pengendalian biaya
3. Pengambilan keputusan khusus

Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akunttansi biaya mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya
yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu (historical
cost). Pada umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini ditujukan
untuk pihak eksternal perusahaan, karenanya yang digunakan adalah prinsip-prinsip
akuntansi lazim, namun adakalanya penentuan harga pokok produk ditujukan juga untuk
pihak internal perusahaan. Dalam hal ini penentuan harga pokok produk dilayani oleh
akuntansi akuntansi manajemen.

Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya


dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya telah
ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang
sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya. Akuntansi biaya kemudian melakukan
analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya seharusnya dan
menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Dari analisis
penyimpangan dan penyebabnya, manajemen dapat mempertimbangkan tindakan yang
diperlukan. Akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pihak internal perusahaan.

Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Akuntansi biaya
untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa depan (future cost). Informasi
ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan.
Karena keputusan khusus merupakan bagian besar kegiatan manajemen perusahaan, laporan
akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengambilan keputusan adalah bagian dari
akuntansi manajemen.

Akuntansi Biaya bagian dari Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Akuntansi secara garis besar dibagi menjadi dua tipe: Ak. Keuangan dan Ak. Manajemen

Kesamaannya:

1. Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem pengolah informasi yang menghasilkan
informasi keuangan,
2. Kedua tipe akuntansi tersebut berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang
bermanfaat bagi seseorang untuk pengambilan keputusan.

Perbedaannya:

1. Pemakai laporan akuntansi dan tujuan mereka


Akuntansi Keuangan ditujukan terutama untuk menyajikan informasi keuangan bagi
pihak eksternal perusahaan. Tujuannya adalah agar mereka dapat mengambil keputusan
mengenai hubungan mereka dengan perusahaan.
Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan
manajemen. Akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan
untuk memberikan manfaat bagi mereka yang berada dalam perusahaan. Tujuannya
untuk membuat keputusan mengenai perusahaan atau bagiannya.
2. Lingkup informasi
Akuntansi Keuangan pada umumnya menyajikan informasi mengenai perusahaan secara
keseluruhan. Neraca dan laporan laba rugi menyajikan hasil kegiatan perusahaan secara
keseluruhan. Lingkup yang luas yang dicakup oleh laporan yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan adalah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal
perusahaan.
Manajemen perusahaan boleh jadi hanya mengambil keputusan mengenai bagian
tertentu perusahaan. Oleh karena itu akuntansi manajemen harus dapat menyediakan
informasi keuangan yang relevan dengan bagian-bagian perusahaan.
3. Fokus informasi
Ditinjau dari waktu, fokus informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan adalah
masa lalu. Sedangkan akuntansi manajemen berorientasi pada masa yang akan datang,
karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang.
4. Rentang waktu
Ditinjau dari rentang waktu yang dicakup oleh laporan yang dihasilkan, akuntansi
keuangan mencakup jangka waktu yang sudah tentu, sedangkan akuntansi manajemen
sangat bervariasi (fleksibel).
5. Kriteria bagi informasi akuntansi
Kriteria yang dominan untuk menilai informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Kriteria pokok bagi informasi Akuntansi Manajemen adalah manfaat bagi manajemen,
karenanya tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
6. Disiplin sumber
Akuntansi Keuangan mendasarkan diri pada ilmu ekonomi yang mengatur prinsip-
prinsip yang membimbing pengambil keputusan dalam menggunakan sumber-sumber
yang langka. Sedangkan Akuntansi Manajemen mendasarkan diri pada ilmu ekonomi
dan psikologi sosial, sehingga selain prinsip-prinsip ekonomi juga berhubungan dengan
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan perilaku manusia dalam berorganisasi.
7. Isi laporan
Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan periodik yang umumnya terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, dan laporan
perubahan posisi keuangan. Karena ditujukan untuk pihak luar maka laporan keuangan
ini bersifat ringkas dan mengenai seluruh perusahaan.
Akuntansi Manajemen menghasilkan laporan keuangan untuk manajemen dari berbagai
jenjang organisasi, umumnya menyajikan informasi rinci dan mengenai bagian tertentu
perusahaan.
8. Sifat informasi
Informasi yang disajikan kepada pihak eksternal memerlukan ketepatan yang tinggi,
karena umumnya menyangkut masa yang telah lalu. Informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi manajemen digunakan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer.
Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, maka
informasi ini berisi unsur taksiran yang besar.
Perbedaan antara Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen

Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Para manajer puncak dan pihak Para manajer dari berbagai
1. Pemakai utama
luar perusahaan jenjang organisasi
2. Lingkup informasi Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari perusahaan
Berorientasi pada masa yang
3. Fokus informasi Berorientasi pada masa lalu
akan datang
4. Rentang waktu Kurang fleksibel Fleksibel
5. Kriteria bagi Dibatasi oleh prinsip akuntansi
Tidak ada batasan
informasi akuntansi yang lazim
Ilmu ekonomi dan psikologi
6. Disiplin sumber Ilmu ekonomi
sosial
Laporan berupa ringkasan
Laporan berisi mengenai
7. Isi laporan mengenai perusahaan sebagai
bagian dari perusahaan
keseluruhan
Kerepatan informasi merupakan Unsur taksiran dalam
8. Sifat informasi
hal yang penting informasi
KONSEP BIAYA (COST) & KLASIFIKASI BIAYA

PENGERTIAN

 Biaya (arti luas) adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada empat unsur dalam definisi tersebut:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dengan satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
 Biaya (arti sempit) dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh
aktiva.
 Biaya adalah suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang dilakukan guna
memperoleh manfaat. (Matz, Usry & Hammer)
 Cost as a resource sacrificed of forgone to achieve a specific objective. It is usually
measured as the monetary amount that must be paid to acquire goods the services
(Horngren, Foster, dan Datar)
 Expenses merupakan biaya yang telah habis pakai (expired cost) yang dapat dikurangkan
dari pendapatan.

Expenses

COST Assets

Loss

KLASIFIKASI BIAYA

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan
tersebut. (konsep “different costs for different purposes”)
Biaya dapat digolongkan menurut:

1. Objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
biaya.
2. Fungsi pokok perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat digolongkan menjadi:
a. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dibagi menjadi: biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung sering disebut dengan istilah biaya utama
(prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
sering disebut dengan istilah biaya konversi (Conversion cost)
b. Biaya pemasaran, merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk.

Biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering disebut dengan istilah biaya
komersial.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai,


Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Biaya dikelompokan
menjadi dua kelompok:
a. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi secara nyata, yang disebabkan
oleh adanya sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya tak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dengan hubungan dengan perubahan volume kegiatan:
Biaya dapat digolongkan menjadi:
a. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara proposional
dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
c. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
tertentu.
5. Jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
a. Pengeluaran modal (Capital expenditures), adalah biaya yang mempunyai manfaat
lebih dari satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures), adalah biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntasi terjadinya pengeluaran tersebut.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN LAPORAN HARGA
POKOK

PERSEDIAAN BAHAN
PEMBELIAN BAHAN BAKU
KAS ATAU
BAKU
HUTANG

BARANG DALAM PROSES:


Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
BIAYA OVERHEAD PABRIK

PERSEDIAAN BARANG JADI HARGA POKOK PENJUALAN


KONSEP PENGANGGARAN

TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN

Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan penyusunan anggaran bagi
perusahaan adalah memprediksi tingkat aktivitas operasi dan keuangan perusahaan di masa
mendatang.

Menurut Hongren (2000), anggaran adalah:

“Budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a future
time period and is an aid to the coordination and implementation of the plan.”

Berdasarkan definisi anggaran tersebut, kita dapat menyimpulkan beberapa hal terkait
dengan anggaran.

1. Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu
periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran di
antaranya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan.
2. Anggaran membantu manajemen dalam melakukan koordinasi dan penerapannya dalam
upaya memperoleh tujuan yang tertuang di dalam anggaran. Anggaran memberikan
gambaran kepada manajemen tentang sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan dalam angggaran. Kemudian,
anggaran juga menjelaskan koordinasi antarbagian dalam perusahaan sehingga tujuan
bersama perusahaan dapat tercapai.

Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat
diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan
harapan-harapan yang ingin dicapai di masa mendatang. Dari sumber perolehan informasi untuk
menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data dan informasi dari sumber-sumber
internal perusahaan (misalnya: laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan) atau dari
sumber eksternal perusahaan seperti laporan penjualan industri, pertumbuhan ekonomi negara,
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain.

Sebagai contoh, perusahaan ingin menentukan tingkat penjualan untuk tahun depan.
Informasi yang diperlukan oleh perusahaan adalah penjualan tahun lalu (informasi masa lalu),
kebijakan pemasaran terkini yang dimiliki oleh perusahaan (informasi terkini), kemungkinan
adanya penjualan produk baru di tahun depan (informasi tentang kebijakan produk perusahaan),
dan tingkat persaingan antar perusahaan di dalam industri yang sama di tahun depan (informasi
eksternal). Semua informasi tersebut dianalisis dan hasil akhirnya adalah tingkat penjualan yang
diharapkan dapat diperoleh perusahaan untuk tahun depan.
Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak
manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

Berikut ini adalah tujuan-tujuan lainnya yang terkait dengan penyusunan anggaran.

1. Perencanaan
Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan.
Sebagai contoh, anggaran penjualan memperlihatkan pada manajemen adanya kenaikan
target penjualan pada Cabang A dan penurunan pada Cabang B. Berdasarkan informasi
tersebut, manajemen segera mengambil langkah-langkah perencanaan dengan
mengalihkan tenaga penjual ke Cabang A atau meningkatkan kegiatan promosi pada
Cabang B untuk meningkatkan penjualan Cabang B.
2. Koordinasi
Anggaran dapat mempermudah koordinasi antarbagian-bagian di dalam perusahaan.
Berikut ini adalah contoh kegunaan anggaran, khususnya anggaran penjualan untuk
koordinasi antardepartemen yang ada di perusahaan.
Setelah anggaran penjualan selesai dibuat, Departemen Pemasaran dapat segera
berkoordinasi dengan Departemen Sumber Daya Manusia untuk menentukan kecukupan
jumlah staf di Departemen Pemasaran agar mampu memenuhi target penjualan.
Selanjutnya, Departemen Pemasaran juga berkoordinasi dengan Departemen Keuangan
tentang anggaran pemasaran.
Pada waktu yang bersamaan, Departemen Produksi dapat segera menentukan jumlah
kebutuhan bahan baku untuk memproduksi barang jadi agar dapat memenuhi target
penjualan. Kemudian, Departemen Produksi mengusulkan pembelian bahan baku ke
Departemen Pembelian dan Departemen Keuangan. Selanjutnya, Departemen Keuangan
dapat menghitung kebutuhan dana yang diperlukan untuk menunjang kelancaran kegiatan
penjualan.
3. Motivasi
Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus
dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika anggaran penjualan memperlihatkan angka
penjualan tertentu yang harus dicapai, maka tenaga penjual yang ada di perusahaan dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang banyaknya barang jadi yang harus dia jual.
Jika terdapat target yang jelas, maka tenaga penjual akan lebih termotivasi untuk
mencapainya dibandingkan tanpa adanya target. Tenaga penjual akan lebih termotivasi
lagi jika mereka juga dilibatkan dalam penyusunan anggaran penjualan (metode
penyusunan anggaran bottom-up).
4. Pengendalian
Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi
pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan.
Misalnya, perusahaan menetapkan anggaran biaya pemakaian telepon untuk setiap
departemen sebesar Rp2.500.000 per bulan. Setiap awal bulan berikutnya, diadakan
perbandingan antara biaya telepon yang aktual dikeluarkan oleh setiap departemen
dengan target biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Jika biaya pemakaian aktual
berbeda dengan yang telah dianggarkan, maka harus dicari faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan tersebut dan dilakukan tindakan perbaikan agar
pemakaian biaya telepon di bulan-bulan berikutnya sesuai dengan yang
dianggarkan.

ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL

Anggaran statis berisikan perkiraan tingkat operasional perusahaan yang tidak akan
berubah selama periode anggaran. Anggaran statis hanya disusun berdasarkan satu tingkat
operasional perusahaan, misalnya jika perusahaan telah menetapkan bahwa target penjualan
untuk tahun anggaran mendatang sebesar 1.000.000 unit, maka seluruh anggaran akan disusun
berdasarkan target penjualan tersebut.

Sebaliknya, anggaran fleksibel disusun berdasarkan perkiraan berbagai tingkat


operasional perusahaan. Anggaran fleksibel memberikan informasi pada manajemen tentang
kinerja yang diharapkan dapat dicapai oleh perusahaan pada berbagai tingkat operasional
perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan dapat membuat anggaran fleksibel berdasarkan target
penjualan 900.000 unit, 1.000.000 unit, dan 1.100.000 unit.

JENIS-JENIS ANGGARAN

Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas
anggaran penjualan sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri
atas anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca.

Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang


dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk
adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.

Anggaran induk terdiri atas:

1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang
diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa depan.
2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh
perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk setiap
periode anggaran harus memperhatikan tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah
persediaan akhir dan awal barang jadi.
3. Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku
Anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku menyajikan dua informasi berikut.
a. Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku

Jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh jumlah
barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap satu
unit barang jadi.

b. Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah

Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan
menambahkan bahan baku yang diperlukan untuk produksi dengan persediaan akhir
bahan baku dan dikurangi dengan persediaan awal bahan baku yang ada di perusahaan.

Kemudian, nilai pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan
jumlah bahan bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per
unitnya.

4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Anggaran biaya tenaga kerja langsung memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung
yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran
produksi. Selain itu, anggaran biaya tenaga kerja langsung juga memperlihatkan
perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja
langsungnya.
5. Anggaran Biaya Overhead Produksi
Anggaran biaya overhead produksi memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi seperti yang
ditetapkan dalam anggaran produksi.
6. Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi memperlihatkan seluruh biaya produksi yang akan dikeluarkan
pada suatu tahun anggaran. Anggaran produksi sebenarnya hanya mengumpulkan
informasi-informasi yang terdapat pada anggaran pemakaian bahan baku, anggaran
tenaga kerja langsung, dan anggaran overhead.
7. Anggaran Beban Operasai
Anggaran beban operasi memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan
oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Secara umum, anggaran beban operasi
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban
administrasi (administration expenses).
8. Anggaran Laba Rugi
Anggaran laba rugi disusun untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang
jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh perusahaan dalam suatu periode
anggaran.
9. Anggaran Kas
Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar pihak manajemen memperoleh informasi
tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas menyajikan
informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada periode suatu
periode anggaran.
10. Anggaran Neraca
Anggaran neraca menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari
seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran
kas). Anggaran neraca juga memperlihatkan kepada manajemen tentang pengaruh
kebijakan yang diambil oleh manajemen terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas
perusahaan dalam suatu periode anggaran.

Figur Anggaran Induk


Anggaran Induk
Anggaran Keuangan

Anggaran Penjualan Anggaran Kas

Anggaran Produksi Anggaran Neraca

Anggaran Pemakaian
Bahan Baku

Anggaran Pembelian
Bahan Baku

Anggaran Tenaga Kerja


Langsung

Anggaran Biaya
Overhead Produksi

Anggaran Beban Pokok


Penjualan

Anggaran Laba Rugi

Anda mungkin juga menyukai