Anak Sekolah-
Program Gizi Anak Sekolah
Pramesthi Widya Hapsari, SKM., M. Gizi
Prodi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Outline
1. Karakteristik anak sekolah
2. Permasalahan gizi anak sekolah
3. Sejarah PMT-AS
4. PMT-AS (1991-2011)
5. PROGAS
0-5 tahun
5-11 tahun
12-16 tahun
17-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
65 ke atas
Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah
“growing pains”
pada waktu
malam
Karakteristik Anak Usia Sekolah
(6-8 tahun)
Pertumbuhan ke
atas
Perempuan : badan
Perempuan→ mulai berbentuk,
bertambah 5-20 cm
massa lemak ↑
Riskesdas 2013
Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
Anak Pendek
Riskesdas 2013
Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
IMT/U
Riskesdas 2013
Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
IMT/U
Riskesdas 2013
Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
Kebiasaan sarapan
44,6% anak dengan
26,1 % hanya
Tidak sarapan (JKT: sarapan hanya
sarapan dengan air,
17% dan JOG: 59%) memperoleh energi
teh dan susu
< 15% AKG
Tidak sempat
Alasan tidak Malas
sarapan Tidak disiapkan
Kurang pengetahuan gizi dan kesehatan
Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
Keracunan Makanan
3 dari 11 kasus keracunan Makanan di Kab Banyumas tahun
2018 adalah kasus Keracunan Makanan Pada Jajanan
Sekolah
Snacking
89.3 % tidak cukup konsumsi sayur dan buah
17.4 % konsumsi minuman serbuk (tertinggi)
22.4% konsumsi minuman kemasan cairan (tertinggi)
10.4% konsumsi permen (tertinggi ke 2)
2,0% konsumsi sirup (tertinggi)
5,0 % konsumsi cokelat (tertinggi)
Peranan Sekolah dalam Meningkatkan
Pengetahuan dan Status Gizi
Memberikan informasi,
life skills (memasak, Memberikan fasilitas
Pemberian makanan
membeli bahan penunjang UKS, sarana
tambahan
makanan, memeriksa cuci tangan, kantin
label)
Supplementasi
mikronutrien (Fe, Vitamin
A, Yodium)
Program Sarapan
Meningkatkan fokus dan konsentrasi belajar
2016-
sekarang
2010-2011
• Program
• dilaksanaka Gizi Anak
2005-2011, n di 27 Kab Sekolah
di 27
1998-2002 • WFP INA dan (PROGAS)
NGO partners → provinsi dari
• Semua 33 prov
1996-1997 provinsi
PMT AS (4
wilayah)
• Project (2002
1991-1992 pertama berhenti • Biskuit
(pada karena fortifikasi dan
• Pilot
daerah krisis pendidikan gizi
project
(daerah Inpres Desa moneter)
miskin) Tertinggal)
PMT AS
1991-1992 Pilot project
● Aceh, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku
dan Irian jaya
Tujuan
● Meningkatkan keadaan gizi siswa SD/MI negeri dan swasta, meningkatkan minat
belajar siswa, mengurangi absensi siswa dan tinggal kelas serta mengurangi
jumlah anak yang putus sekolah.
● Mendukung program diversifikasi pangan dengan menanamkan sikap dan perilaku
menyukai makanan jajanan setempat dalam rangka pelaksanaan gerakan Aku Cinta
Makanan Indonesia (ACMI) yang dimulai pada usia dini.
● Menanamkan kebiasaan makan yang baik serta kebiasaan hidup bersih dan
sehat sejak anak-anak untuk menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat yang
didukung oleh sanitasi lingkungan yang baik.
● Mendorong perkembangan ekonomi rakyat melalui pemanfaatan produk
pertanian setempat, untuk digunakan dalam PMT-AS, Bagi desa IDT diutamakan agar
PMT-AS menggunakan hasil produksi Kelompok Masyarakat (POKMAS) program IDT.
● Mendorong peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan anak
dengan memperhatikan keadaan gizi dan kesehatannya.
PMT AS
1996-1997 1. panduan sebagai pedoman umum
dalam pengelolaan PMT-AS
2. Evaluasi
penyediaan dan penyaluran dana
Langsung kepada Kepala Sekolah
Koordinasi pelaksanaan (Bank atau Kantor Pos)
Sosialisasi
Pemberhentian Program
Krisis Moneter
30% pemerintah
Sentralisasi Desentralisasi
lokal yang
anggaran anggaran
melaksanakannya
Jabodetabek
Program
Biskuit Pendidikan gizi
fortifikasi
Sasaran utama
Siswa SD/MI kurus dengan indikator Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) < (- 2) SD) yang tidak
rawat inap dan tidak rawat jalan.
PMT AS-PROGAS
2005-2011
krekers/biskuit fortifikasi
144-216 Kalori
3,96-5,76 gram protein
5,04-7,56 gram lemak
Fosfor, Selenium
PMT AS-PROGAS
2005-2011
PMT AS-PROGAS
2005-2011
PMT AS-PROGAS
2010-2011
Tujuan (1)
(2)
(3)
Memperbaiki asupan gizi;
Memperbaiki ketahanan fisik;
Meningkatkan kehadiran dan minat belajar;
(4) Meningkatkan kesukaan akan makanan daerah yang
bergizi;
(5) Memperbaiki perilaku bersih dan sehat, termasuk
kebiasaan makan yang sehat;
(6) Meningkatkan partisipasi masyarakat;
SD Umum
Price @Rp 2500 (US$ 0.27) wilayah barat
@ Rp 2650 (US$ 0.29) wilayah timur
Local Snacks SD Islam
300 kcal dan 5 gr prot @ Rp 2250 (US$ 0.25 in 2010) wilayah barat
3x seminggu/108 hari
@ Rp 2600 (US$ 0.28 in 2010) wialyah timur
dalam 1 tahun ajaran
PMT AS-PROGAS
2010-2011
Kendala
Input Proses Hasil Dampak
• Keterlambatan • Kurangnya • 74% MT AS kalori • Berdampak
dana dan dana koordinasi, <300 kkal positif terhadap
kurang pemantauan dan • 62% MT AS gizi, pencapaian
mencukupi penjaminan protein < 5 gr akademik,
• Akses ke kantor mutu • Pembagian MT motivasi belajar,
pos bagi sekolah • Keterlambatan AS tidak perbaikan
terpencil penyerapan 3x/seminggu dan ekonomi
• Pembagian dana tidak memenuhi
petunjuk teknis • Penyampaian 108 di 1 tahun
kurang merata petunjuk teknis ajaran
belum optimal
→ kurang
memahami
pelaksanaan
PROGAS (Program Gizi Anak Sekolah)
2016-sekarang
PMT AS PROGAS
Latar belakang
- Kurang asupan 35% dari kalori dan 20% untuk protein
- 20% siswa makan < 3x sehari
- 20% pergi tanpa sarapan
- 89% anak > 10 tahun tidak konsumsi sayur dan buah (5-6
porsi sehari)
- 47% cuci tangan dengan benar
Materi
Pemberantasan cacingan
Pencegahan keracunan makanan
Peran komunitas pada program
ini
PROGAS
2016-sekarang
Makanan lokal Pendidikan gizi dan Pemberian obat Kebun sekolah dan
kebersihan pribadi cacingan pemberdayaan
produksi makanan
lokal
penyediaan pendidikan
Pendidikan gizi
asupan gizi karakter
Pelaksanaan
1. Persiapan dan pengolahan maksimum 4 jam sebelum sarapan dilaksanakan
di sekolah.
2. Menu yang disajikan harus dimakan terlebih dahulu
3. Pendistribusian sarapan dilakukan secara desentralisasi
4. Peserta didik diharuskan mencuci tangan sebelum dan sesudah sarapan
dengan tertib dan teratur
5. Sarapan diawali dan diakhiri dengan berdo’a
6. Peserta didik Sekolah Dasar diberikan pendidikan gizi sebelum dan selama
sarapan berlangsung
PROGAS
2016-sekarang
Pendidikan Karakter
Materi Aktivitas
Jabatan Unsur
Penanggung Jawab merangkap Kepala sekolah
Ketua :
Sekretaris Guru*
Bendahara: guru*
Anggota/KelompokMasak: Komite Sekolah,Tim Penggerak
Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga, dan Orang Tua Siswa
*Guru yang ditugaskan tidak boleh merangkap jabatan dalam TPPS
PROGAS
2016-sekarang
Merancang regulasi
Sosialisasi
Direktorat
Pendidikan Sub
Central Kemdikbud Dasar dan Direktorat
Sekolah
level Menengah Institusi dan
Kemdikbud infrastruktur
Dinas
District Kadiv
Kepada pendidikan
Pendidikan Sekolah
level daerah dan
kebudayaan
Dasar
Gizi
makanan
Pendistribusian
Pengetahuan siswa
mendapatkan makanan Jumlah siswa yang sesudah
Jumlah hari PMT AS diberikan mengetahui
tentang gizi
Jumlah siswa yang tidak hadir seimbang
saat PMT AS
Jumlah siswa yang
Jumlah menu yang mencuci tangan
direncanakan dan disiapkan sebelum dan
Porsi sarapan sesudah makan
Jumlah siswa yang tidak
menghabiskan dan yang
menghabiskan sarapan
Jumlah siswa yang tidak hadir
bukan pada hari PMT AS
PROGAS
2016-sekarang
Kesulitan
Dana
• 2014→ Dana kesehatan 1,1% dan social protection 1,2% dari GDP
(budget PMT AS hanya 0.01%)
• Current status
• Meningkatkan proporsi anggaran untuk pengembangan SDM
Keberagaman Wilayah
• Antar wilayah karakteristik (SDM, pangan, daerah, dll) sangat
berbeda
• Kesenjangan antara wilayah Jawa dan luar Jawa
• Current status
• Pengembangan daerah dipusatkan di daerah tertinggal
• Diputuskan kriteria yang jelas dalam memilih sasaran program.
Walaupun jumlah dan daerah yang harus difokuskan masih menjadi
kendala
Penyediaan pendidikan
gizi di sekolah-sekolah
lain khususnya di dalam
kurikulum
Reference
Studdert, L.J., Soekirman, Rasmussen, K.M., et al.: Community-based school feeding
during Indonesia s economic crisis: Implementation, benefits, and sustainability,
Food Nutr. Bull., 25,156-165 (2004)
National Development Planning Agency (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional):
Pangan dan Perbaikan Gizi (Food and nutritional improvement) (1995) BAPPENAS,
Jakarta (in Indonesian)
Sekiyama M, Kawakami T, Nurdiani R, et al. School Feeding Programs in Indonesia.
Japanese J Nutr Diet. 2018;76(Supplement):S86-S97.
doi:10.5264/eiyogakuzashi.76.S86
Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP): Evaluation of the
Supplemental Food for School Children Program (2013) Ministry of Education and
Culture, Republic of Indonesia, Jakarta
Kolesova, J & Moataz, O.E World. School Meals Programme in Indonesia Cost-Benefit
Analysis. October 2018. (2018) WFP, Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan (Bumil, Balita dan Anak Sekolah) (2017) Kemenkes RI, Jakarta
Terima
Kasih