Anda di halaman 1dari 108

RISET

PENGARUH DONGENG TERHADAP INTENSITAS


KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH
DASAR DI SDIT AL-IHSAN 2020

Riset Ini Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:
( TIKA FEBRIYANI )
(08180100194)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA
2020
RISET

PENGARUH DONGENG TERHADAP INTENSITAS


KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH
DASAR DI SDIT AL-IHSAN 2020

Riset Ini Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:
( TIKA FEBRIYANI )
(08180100194)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Riset dengan judul:

PENGARUH DONGENG TERHADAP INTENSITAS KONSUMSI SAYUR


DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI SDIT AL-IHSAN 2020

Telah mendapat persetujuan untuk dilaksanakan uji sidang hasil riset

Jakarta, 11 September 2020

Pembimbing,

(Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep., Sp.Kep.An)

i
LEMBAR PENGESAHAN

Riset dengan Judul:

PENGARUH DONGENG TERHADAP INTENSITAS KONSUMSI SAYUR DAN


BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI SDIT AL-IHSAN 2020

Riset ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim


Penguji Riset Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta, September 2020


Penguji

(Ns.Nurul Ainul Shifa, S.Kep., MKM)

Pembimbing Riset,
(Ns. Nur Eni Lestari, M. Kep., Sp.Kep.An)

PENGARUH DONGENG TERHADAP INTENSITAS KONSUMSI SAYUR


DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI SDIT AL-IHSAN 2020

Tika Febriyani
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jl.Harapan No.50 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
Email: tikafebripadang197@gmail.com

ABSTRAK

Anak sekolah dasar adalah kelompok anak yang masih memiliki minat yang kurang
dalam hal konsumsi sayur dan buah. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan intensitas konsumsi buah dan sayur yaitu dengan pemberian dongeng.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dongeng terhadap intensitas
konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dasar. Metode penelitian ini
menggunakan one group pretes-posttest design dengan jumlah sampel 28 responden.
Instrumen penelitian ini menggunakan FFQ (Food Frequency Questionnnaire).
Analisis data menggunakan uji Mc Nemar. Hasil penelitian ini menggambarkan 14
responden (50%) kurang dalam intensitas konsumsi sayur dan buah dan 14 orang
(50%) cukup dalam intensitas konsumsi sayur dan buah sebelum pemberian dongeng,
sedangkan setelah dilakukan pemberian dongeng mayoritas cukup dan intensitas
konsumsi sayur dan buah sebanyak 24 orang (85,7%). Hasil analisis bivariat yaitu
nilai p 0,002. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dongeng terhadap
intensitas konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dasar. Saran anak SD
diharapakan dengan adanya penelitian ini siswa-siswi adanya peningkatan konsumsi
sayur dan buah dalam kehidupan sehari-hari, dan gemar untuk konsumsi makanan
yang sehat untuk kesehatan tubuh.

iii
Kata Kunci : Anak sekolah, dongeng, konsumsi sayur dan buah
THE EFFECT OF DONGENG ON THE INTENSITY OF VEGETABLE AND
FRUIT CONSUMPTION IN PRIVATE SCHOOLS IN
SDIT AL-IHSAN 2020

Tika Febriyani
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jl.Harapan No.50 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
Email: tikafebripadang197@gmail.com

ABSTRACT

Elementary school children are a group of children who still have less interest in
consuming vegetables and fruit. One of the things that can be done to increase the
intensity of fruit and vegetable consumption is by giving fairy tales. The purpose of
this study was to determine the effect of fairy tales on the intensity of vegetable and
fruit consumption in elementary school children. This research method uses one
group pretest-posttest design with a sample size of 28 respondents. The research
instrument used the FFQ (Food Frequency Questionnnaire). Data analysis used the
Mc Nemar test. The results of this study describe 14 respondents (50%) lacking in the
intensity of vegetable and fruit consumption and 14 people (50%) sufficient in the
intensity of consumption of vegetables and fruit before giving tales, whereas after
giving tales the majority is sufficient and the intensity of consumption of vegetables
and fruit is 24 people (85.7%). The results of the bivariate analysis were p-value
0.002. So it can be concluded that there is an effect of fairy tales on the intensity of
vegetable and fruit consumption in elementary school children. Suggestions for
elementary school children are expected that with this research, students will
increase the consumption of vegetables and fruit in their daily life, and are fond of
consuming healthy foods for their health.

Keywords: School children, fairy tales, consumption of vegetables and fruit


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan
inayah-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Pengaruh
Dongeng Terhadap Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak Sekolah
Dasar Di SDIT Al-Ihsan ”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan penelitian ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang kepada:
1. Kepada Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta

2. Kepada Dr.Sobar Darmaja, MKM sebagai Ketua Umum Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

3. Kepada Ns. Eka Rokhmiati, S.Kep. M.Kep sebagai kepala program studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

4. Kepada Ns. Nur Eni Lesstari, M.Kep., Sp.Kep.An sebagai pembimbing riset

yang selalu memberikan bimbingan, nasehat, waktu, bantuan serta motivasi

yang sangat besar dan berarti.

5. Kepada Ns.Nurul Ainul Shifa, S.Kep., MKM sebagai penguji riset yang

memberikan saran-saran dalam penulisan dalam peneliti ini

6. Kepada Ns. Yeni Koto, S.Kep. M.Kes sebagai Koordinator M.A Riset

Keperawatan.

7. Kepada Ade Muhibudin, M. Pd kepada kepala sekolah SDIT Al-Ishan beserta

staf guru yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan studi

pendahuluan dan penelitian di SDIT Al-Ishan


8. Bapak dan Ibu wali kelas 3C, dan kelas 3D SDIT Al-Ishan telah memberi

pendampingan selama peneliti pengambilan sempel

9. Kepada seluruh staf dosen program studi STIKIM & STIKOM yang tidak

bisa saya sebut namanya satu persatu yang membantu atas terlaksananya

penelitian ini.

10. Kedua Orang tuaku tercinta Bachtiar, Erma yulis dan bibi ku Hj.Anizar

mendukung dalam suka dan duka, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk

putra-putrinya.

11. Buat kakak kandung Robby, Erdi, kakak ipar ku Sarah, kakak senior ku Dewi

Kurnia Sri dan sahabat Cut Deswita Kanasa Suci mendukung dalam suka dan

duka, dan selalu mendengarkan keluhan kesah.

12. Kepada kelompok riset ibu Utri, ibu Fitri, ibu Marsinem, Pak Heri dan

Novianti yang selalu bekerja sama dalam suka maupun duka untuk

menyelesaikan penelitian ini.

13. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan 2019 yang serta membantu

secara moral dan bimbingan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga

penelitian ini dapat terselesaikan.

Saya sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi

kesempurnaan penelitian ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................iii
ABSTRACT........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA...........................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Perumusan Masalah Penelitian..........................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................7
1. Tujuan Umum....................................................................................................7
2. Tujuan Khusus...................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................8
1. Manfaat Aplikatif...............................................................................................8
2. Manfaat Teoritis.................................................................................................9
3. Manfaat Metodologis.........................................................................................9
BAB II TINJAUAN DAN TEORI...................................................................................11
A. Teori dan konsep terkait....................................................................................11
1. Anak sekolah....................................................................................................11
2. Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah..............................................................16
3. Dongeng...........................................................................................................25
B. Penelitian Terkait...............................................................................................33
C. Kerangka Teori..................................................................................................39
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERANASIONAL...........39
A. Kerangka Konsep...............................................................................................39
B. Hipotesis..............................................................................................................40
C. Definisi Operasional...........................................................................................41
BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................................43
A. Desain Penelitian................................................................................................43
B. Populasi Dan Sampel Penelitian........................................................................43
1. Populasi............................................................................................................43
2. Sampel..............................................................................................................43
D. Etika Penelitian..................................................................................................45
E. Alat Pengumpulan Data.....................................................................................46
F. Validitas dan Reliabilitas Intrumen..................................................................47
G. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................48
1. Administrasi.....................................................................................................48
2. Prosedur Teknisi...............................................................................................49
H. Pengolahan Data.............................................................................................50
1. Editing..............................................................................................................50
2. Coding..............................................................................................................50
3. Entry data (Processing)....................................................................................51
4. Cleaning...........................................................................................................51
I. Analisis Data.......................................................................................................51
1. Analisis Univariat.............................................................................................51
2. Analisis Bivariat...............................................................................................52
J. Jadwal Kegiatan.................................................................................................53
BAB V HASIL PENELITIAN.........................................................................................54
A. Gambaran Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Sebelum Pemberian
Dongeng Pada Anak Sekolah SDIT Al- Ishan..........................................................54
B. Gambaran Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Setelah Pemberian
Dongeng Pada Anak Sekolah Di SDIT Al-Ishan......................................................55
C. Pengaruh Dongeng Intesitas Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Sekolah
Di SDIT Al-Ishan.......................................................................................................56
BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN...................................................................................57
A. Pembahasan.........................................................................................................57
1. Gambaran intensitas konsumsi sayur dan buah setelah pemberian dongeng
pada anak sekloah di SDIT Al-Ishan..........................................................................57
2. Gambaran Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Setelah Pemberian Dongeng
Pada Anak Sekloah Di SDIT Al-Ishan.........................................................................61
3. Pengaruh Dongeng Intesitas Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak........63
Sekolah Di SDIT Al-Ishan.....................................................................................63
B. Keterbatasan Penelitian.....................................................................................66
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................68
A. Kesimpulan...........................................................................................................68
B. Saran...................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................70
LAMPIRAN.....................................................................................................................58
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional


Tabel 5. 1Perbandingan frekuensi sebelum diberikan dongeng dan sesudah
diberikan terhadap konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dasar SDIT Al-
Ishan.......................................................................................................................55
Tabel 5. 2 Perbedaan hasil pengaruh dongeng terhadap intensitas konsumsi sayur
dan buah sebelum dan sesudah pada anak sekolah dasar SDIT Al-Ishan..............56
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang....................................................................22


DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan menjadi responden


Lampiran 2 Lembar Informasi Penelitian
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Balasan Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Surat balasan telah penelitian
Lampiran 6 Uji Plagiat
Lampiran 7 Surat Etik
Lampiran 8 SOP Dongeng
Lampiran 9 Kuesioner FFQ
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Bimbingan
Lampiran 11 Hasil SPSS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak umur 6-12 tahun adalah anak yang memasuki masa sekolah dan

banyak bermain di luar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan

jajanan, aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit

infeksi menjadi tinggi. Sebagian anak umur 6-12 tahun sudah mulai

memasuki masa pertumbuhan cepat, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi

mulai bertambah. Oleh karenanya, pemberian makanan dengan gizi

seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus memperhitungkan

kondisi-kondisi tersebut (Kemenkes RI, 2014).

Anak sekolah sering mengalami berbagai masalah kesehatan dan gizi, baik

yang berhubungan dengan status gizinya maupun yang berhubungan

dengan pola makan yang akan berdampak pada kesehatannya. Masalah

status gizi yang biasa menimpa pada anak sekolah adalah masalah pendek,

kurus, dan gemuk. Selain itu, anak sekolah juga sering mengalami masalah

pemilihan makanan jajanan yang tidak tepat dan aman, anemia, gangguan

makan, penyakit-penyakit infeksi sampai meningkatnya risiko penyakit

regeneratif (Umiyarni, 2012).

1
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan makan buah dan

sayur sejumlah 400 gram perorang perhari, yang terdiri dari 250 gram

sayur (setara dengan 21/2 porsi atau 21/2 gelas sayur setelah dimasak dan

ditiriskan) dan 150 gram buah. Bagi orang Indonesia dianjurkan makan

sayuran dan buah-buahan 300-400 gram. Perorang perhari bagi anak balita

dan anak sekolah, dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan

orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran

dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur ( Kemenkes RI, 2014).

Khusus kepada anak sekolah, yaitu umur 6-9 tahun dianjurkan untuk

memakan sayuran dan buah-buahan yang bervariasi sehingga diperoleh

beragam sumber vitamin ataupun mineral serta serat, dan melipat

gandakan konsumsi sayur dan buah, baik dalam bentuk segar maupun

yang sudah diolah. Porsi sayur dan buah yang dianjurkan adalah 3 porsi.

Sedangkan pada anak umur 10-12 tahun disarankan untuk mengonsumsi

beragam makanan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yaitu

zat besi dan asam folat (Kemenkes, 2014).

Masalah utama yang dihadapi secara nasional dalam konsumsi buah dan

sayur pada anak sekolah masih dibawah standar. Hasil Riset Kesehatan

Dasar Nasional 2018 memberitahukan bahwa porsi makan sayur dan buah-

buahan kurang dari 5 porsi per hari dalam seminggu membuktikan bahwa
3

penduduk Indonesia umur di atas 5 tahun sebesar 96,9%, ini

memperlihatkan perubahan semangkin meningkat anak kurang makan

buah dan sayur dari data sebelumnya Riskesdas 2013 sejumlah 93,5% .

Faktor pengaruh pola dan perilaku makan buah dan sayur pada anak

sekolah dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari pengetahuan dan

sikap berpengaruh positif dan negatif terhadap makan buah dan sayur

berasal dari lingkungan luar seperti guru, teman, anak mulai terpengaruh

dari lingkungan luar dan anak mulai terpengaruh media sosial. Faktor

eksternal yaitu peluang dan hambatan yang berpengaruh terhadap makan

sayuran dan buah yang berasal dari luar diri seperti ketersediaan pangan

buah dan sayur, pendidikan ibu (orang tua), pendapatan keluarga, dan

media sosialisasi (Mohammad & Madanijah, 2015).

Dongeng sebagai suatu cara pemberian pengetahuan tentang pentingnya

makan sayur dan buah kepada anak melalui bercerita, hal ini bertujuan

untuk mengasah imajinasi dan memberi pemahaman kepada anak melalui

belajar berdasarkan pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng

kepada anak, karena teknik bercerita merupakan cara yang unik untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada anak (Hariyanto &

Metrikayanto, 2018).
Bedasarkan hasil penelitian Destriatna, etrawati, dan Februhartanty (2019)

proses pengembangan awal naskah drama dan dongeng sebagai media

untuk pendidikan gizi pada diet seimbang di antara anak-anak sekolah

dasar dengan enam belas diskusi dengan tematik di lakukan di antara 96

pasang ibu anak di empat sekolah dasar. Usia para ibu bekisaran 30- 50

tahun dan anak- anak 9-13 tahun. Fdg dan wanwancara untuk memperoleh

informasi tentang penegetahuan dan implementasi diet gizi seimbang.

Hasil siswa, ibu dan guru tidak terbiasa umum untuk nutrisi seimbang.

Kurangnya variasi makanan yang disediakan dirumah di laporkan.

Naskah-naskah di bahas dan di modifikasi untuk keakuratan pesa nutrisi.

Bercerita dan drama efektif di gunakan oleh guru dan ibu untuk

menyampaikan pesan nutrisi di sekolah dan rumah.

Bedasarkan hasil penelitian Suryandi, Hariyanto dan Metrikayanto (2018)

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode

storytelling di SDN Mulyoagung 04. Hasil dari konsumsi sayur sebelum

diberikan pendidikan kesehatan dengan metode storytelling atau dongeng

di SDN Mulyoagung 04 Dau Malang memiliki nilai rata-rata (mean) 90,21

gram perhari dengan persentase 33,3% cukup (>150 gram perhari) dan

66,7% kurang (<150 gram perhari). hasil dari konsumsi sayur. Sesudah

diberikan pendidikan kesehatan dengan metode storytelling atau dongeng

di SDN Mulyoagung 04 Dau Malang memiliki nilai rata-rata (mean)

128,71 gram perhari dengan persentase 70,8% cukup (>150 gram perhari)
5

dan 29,2% kurang (<150 gram perhari). Ada perbedaan konsumsi sayur

sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan metode storytelling

pada anak sekolah dasar di SDN Mulyoagung 04 Dau Malang.

Bedasarkan hasil penelitian Asy’ariyah, Arief, dan Krisnana (2015)

Kegiatan pembelajaran terkait konsumsi sayur yang dilakukan di TK

Nitasari antara lain makan bersama satu bulan sekali yang didalamnya

terdapat menu sayur-mayur dengan metode storytelling. Hasil pada

kelompok perlakuan memiliki pengetahuan yang rendah tentang

pengetahuan konsumsi sayur pada saat pretest dilakukan yang dibuktikan

dengan 12 responden (75%) memiliki skor rendah. Sama halnya dengan

kelompok perlakuan, tingkat pengetahuan konsumsi sayur kelompok

kontrol saat pretest sebagian besar pada tingkat rendah yaitu terdapat 11

responden (68,75%) memiliki pengetahuan rendah tentang konsumsi

sayur. Hasil Saat dilakukan posttest menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden pada kelompok perlakuan memiliki pengetahuan konsumsi

sayur pada tingkat pengetahuan baik setelah diberikan storytelling, hal ini

dibuktikan dengan adanya 11 reponden (68,75%) yang memiliki skor baik.

Pada kelompok kontrol saat posttest sebagian besar memiliki pengetahuan

pada tingkat rendah yang ditandai dengan 10 responden (62,50%) yang

memiliki pengetahuan yang rendah.


Bedasarkan studi pendahuluan wawancara 10 orang tua menjemput anak

kelas 3 di SDIT Al-Ihsan 5 orang tua mengatakan memiliki anak kurang

suka mengkomsusi sayur dan buah. Sedangkan 5 orang tua di SDIT Al-

Ihsan mengatakan memiliki anak suka konsumsi sayur dan buah.

Bedasarkan wawancara guru mengatakan anak murid di SDIT Al-Ihsan

kurang suka konsumsi makan sayur dan buah saat makan dengan alasan

sayur dan buah tidak enak. Bedasarkan observasi ada anak kelas 3 yang

obesitas berjumlah satu, beberapa anak mengatakan terkadang sulit untuk

BAB karena jarang konsumsi sayur dan buah. Hal ini dikarenakan

pemahaman anak sekolah kurang pengetahuan tentang manfaat konsumsi

makan buah dan sayur. Bedasarkan wawancara 10 orang murid SDIT AL-

Ihsan 6 orang mengatakan tidak suka konsumsi makan sayur dan buah

karena rasa tidak enak, sedangkan 4 orang anak murid SDIT AL-Ihsan

mengatakan konsumsi sayur dan buah. Bedasarkan latar belakang dari

peneliti tertarik untuk mengembangkan Pengaruh Dongeng Terhadap

Intesitas Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar Di SDIT

Al-Ishan.

B. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang anak umur 6-12 tahun adalah masa

yang sangat menentukan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang

baik. Memperoleh asupan makan yang bergizi seimbang begitu penting

untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang sehat dan aktif. Namun,
7

anak pada usia 6-12 tahun memasuki masa sekolah banyak menghabiskan

waktu bermain di luar, sehingga terjadi pengaruh kawan untuk tawaran

makanan jajanan yang tidak sehat, aktivitas yang aktif dan keterpaparan

terhadap penyakit. Anak sekolah sering mengalami berbagai masalah

kesehatan dan gizi, baik yang berhubungan dengan status gizinya maupun

yang berhubungan dengan pola makan yang akan berdampak pada

kesehatan. Penyebab anak kurang konsumsi sayur dan buah yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berasal pengetahuan

dan sikap pada anak terhadap pola dan perilaku makan sayur dan buah

terdiri atas pengaruh postif dan negatif. Faktor eksternal yaitu

ketersediaan pangan buah dan sayur, pendidikan orang tua, pendapatan

keluarga perbulan dan sosial media ( tv, poster dan lain-lain). Akibat tidak

konsumsi sayur dan buah akan mengalami berbagai masalah status gizi

yang biasa menimpa pada anak sekolah adalah masalah pendek, kurus,

gemuk, dan terjadi resiko sembelit. Maka rumusan masalah secara umum

dalam penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Dongeng Terhadap

Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar Di SDIT

Al-Ishan?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh dongeng terhadap intensitas konsumsi

sayur dan buah pada anak sekolah dasar di SDIT Al- Ishan
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran intensitas konsumsi sayur dan buah

sebelum pemberian dongeng pada anak sekolah SDIT Al- Ishan.

b. Mengetahui gambaran intensitas konsumsi sayur dan buah

setelah pemberian dongeng pada anak sekolah di SDIT Al-

Ishan.

c. Mengetahui pengaruh dongeng intensitas konsumsi sayur dan

buah pada anak sekolah di SDIT Al-Ishan

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasaan bagi

peneliti dalam hal ini mahasiswa, bagi perguruan tinggi dalam hal ini

Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Indonesia Maju, dan bagi masyarakat

dalam hal ini anak sekolah dasar.

1. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat Bagi Masyarakat dan Orang Tua

Sebagai pengetahuan masyarakat dan orang tua terhadap

pengaruh konsumsi sayur dan buah yang akan berdampak pada

kebiasaan makan yang bergizi.

b. Manfaat Bagi Anak

Untuk anak penelitian ini bermanfaat menambahkan

pengetahuan pendidikan kesehatan mengenai manfaat


9

konsumsi sayur dan buah, dan akibat kurang konsumsi sayur

dan buah

c. Manfaat Bagi Sekolah SDIT Al-Ishan

Untuk sekolah penelitian ini bermanfaat menambahkan

pengetahuan pendidikan kesehatan mengenai manfaat, dan

akibat kurang konsumsi buah dan sayur pada anak-anak di

sekolah.

2. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan konsep dan kajian yang lebih mendalam

mengenai hubungan pemberian dongeng terhadap intensitas

konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah.

b. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk pengetahuan

dasar, manfaat dan akibat kurang konsumsi sayur dan buah

serta memberikan dampak intensitas konsumsi buah dan sayur

pada kebiasaan makan sehat anak.

3. Manfaat Metodologis

Dapat menambah informasi untuk pengembangan keperawatan

terkait pengetahuan tentang nutrisi seimbang, hasil tersebut dapat

dijadikan sebagai data dasar dalam mengembangkan penelitian

selanjutnya. Dan peneliti berharap peneliti selanjutnya diharapkan

peneliti bisa memberikan acuan yang bisa digunakan untuk

peningkatan pengetahuan sayur dan buah pada anak sekolah dasar.


BAB II

TINJAUAN DAN TEORI

A. Teori dan konsep terkait

1. Anak sekolah

a. Pengertian Anak sekolah

Usia sekolah merupakan umur puncak pertumbuhan dan

perkembangan anak sekolah dasar yang berumur sekitar 7-12

tahun (Suslilowati & Kuspriyanto, 2012). Kemenkes RI (2014)

menyatakan anak pada kelompok umur 6-12 tahun merupakan

anak yang sudah memasuki masa sekolah dan banyak bermain

di luar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan jajanan,

aktivitas yang aktif dan keterpaparan terhadap sumber penyakit

infeksi menjadi tinggi.

Usia sekolah yaitu masa-masa pertumbuhan paling tinggi

kedua setelah masa balita. Kesehatan yang maksimal akan

memproleh pertumbuhan yang maksimal pula. Asupan gizi

dibutuhkan untuk memenuhi fisik dan mental seorang anak.

Makanan yang banyak nutrisi sangat penting untuk tumbuh

kembang otak dan organ lain yang di butuhkan anak untuk

11
memperoleh hasil pendidikan yang maksimal (Suslilowati &

Kuspriyanto, 2016).

b. Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak Sekolah

Perkembangan masa sekolah ini lebih pesat dalam kemampuan

fisik dan kognitif di bandingkan dengan masa usia prasekolah

menurut Nurlaila dan Utami (2018), yaitu

1) Karakteristik fisik

a) Berat badan bertambah 2-4 kg/tahun

b) Tinggi badan usia 8 tahun secara proporsional

lengan tumbuh lebih panjang dari pada badan, tinggi

bertambah pada usia 9 tahun.

c) Gigi susu mulai tanggal, memiliki 10-11 gigi

permanen saat berusia 8 tahun dan kira-kira

permanen saat berusa 12 tahun.

d) Nafsu makan besar

2) Perkembangan motorik kasar

a) Umur 7-8 tahun aktivitas motorik kasar di bawah

Kendali keterampilan Kognitif dan kesadaran,

Secara otomatis menambahkan Irama, kehalusan,

dan keanggunan gerakan otot, menambahkan minat

dalam penyempurnaan, kealihan fisik, kekuatan, dan

meningkatkan imunitas.
13

b) Umur 7-12 tahun tingkat energi tinggi dan

Peningkatan Arah dan kendali dari kemampuan

fisik.

3) Perkembangan motorik halus

a) Menunjukkan perkembangan keterampilan motorik

halus karena jumlah mielimisasi meningkat sistem

saraf pusat

b) Menunjukkan untuk Keseimbangan dan Koordinasi

mata dan tangan.

c) Dapat menulis dari pada mengucapkan kata saat

berusia 8 tahun.

d) Menunjukkan peningkatan, kemampuan untuk

mengungkapkan secara individual dan perhatian

khusus Seperti menjahit

e) Menunjukan keterampilan motorik halus yang sama

dengan orang dewasa saat berusia 12 tahun.

4) Perkembangan kognitif (cara kerja konkret usia 7-12

tahun)

a) Berpikir anak menjadi sangat abstrak dan simbolik;

b) Mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam

menemukan pemecahan terbaik;

c) Dapat membalikkan cara kerja, dapat melacak

urutan kejadian kembali sejak awal;


d) Memahami konsep dulu, sekarang, dan yang akan

datang;

e) Dapat menyebutkan waktu;

f) Dapat menggolongkan objek sebagai golongan;

g) Memahami konsep tinggi, berat, dan volume; dan

dapat lebih dari satu aspek situasi.

5) Perkembangan bahasa

a) Menggunakan bahasa sebagai alat transportasi

verbal;

b) Pemahaman terhadap pembicaraan mungkin

tertinggal dan pengertiannya;

c) Tidak begitu egosentris dalam disesuaikan;

d) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak;

e) Memakai semua bagian pembicaraan, termasuk kata

sifat, kata keterangan, dan penghubung;

f) Ikut memakai kalimat majemuk dan gabungan dan

kosa katanya mencapai 50.000 kata.

c. Masalah-Masalah Pada Anak Sekolah

Anak sekolah sering mengalami berbagai masalah kesehatan

dan gizi. Berikut yang berhubungan dengan pola konsumsi

makan yang akan berdampak pada kesehatan salah satu gizi

yang biasa menimpa pada anak sekolah adalah pendek, kurus,


15

gemuk, anemia, gangguan makan, dan penyakit-penyakit

infeksi sampai beratambahnya risiko penyakit degeneratif

( Umiyarni, 2012).

Menurut devi (2012), Masalah kesehatan pada anak karena

ketidaktahuan akan gizi yang baik pada anak atau pun orang

tua yang menyebabkan anak sekolah sering  perilaku salah

dalam konsumsi zat gizi. berikut beberapa perilaku gizi yang

salah pada anak sekolah, yaitu:

1) Tidak mengkonsumsi menu gizi seimbang.

2) Tidak sarapan pagi. Apabila anak terbiasa makan pagi,

maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama

daya ingat anak sehingga dapat mendukung prestasi belajar

anak ke arah yang lebih baik.

3) Jajanan yang tidak sehat bioskop di sekolah.

4) Kurang mengonsumsi buah dan sayur. anak sekolah di

Indonesia umumnya kurang mengonsumsi sayuran.  ini

disebabkan kurangnya kesadaran anak dan orang tua akan

pentingnya zat gizi dari buah dan sayuran.

5) Mengkonsumsi fast food dan junk food.

6) Konsumsi gula yang berlebihan.

7) Konsumsi natrium berlebihan.

8) Konsumsi lemak berlebihan


9) Mengonsumsi makanan beresiko. Anak sekolah atau telah

mengonsumsi makanan yang menimbulkan risiko terhadap

kesehatan mereka, makanan berisi koloid tersebut adalah

penyedap makanan (MSG), makanan berkafein, makanan

yang diberi pengawet, dan bahan pewarna yang dilarang.

2. Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah

a. Pengertian Konsumsi Sayur Dan Buah

Sayuran dan buah-buahan merupakan gambar sebagai macam

vitamin mineral dan serat serat dibutuhkan oleh sistem

pencernaan tubuh kita karena dapat mencegah sulit buang air

besar atau sembelit. Selain itu, di dalam sayuran dan buah juga

terkandung berbagai vitamin dan mineral. Zat gizi ini sering

luput dalam asupan makanan kita sehari-hari  karenanya

dampak kekurangannya memang tidak langsung rasa alias laten

(Widaryani, 2016)..

b. Jenis-Jenis Sayur Dan Buah

Golongan sayur merupakan sumber vitamin dan mineral.

Berdasarkan kandungan zat gizinya kelompok sayur dibagi

menjadi 3 golongan (Widaryani, 2016). Menurut Widaryani

(2016) masing-masing bahan makan dalam kelompok yang

sama di bawah ini dapat saling menggantikan:

1) Golong a, kandungan kalori protein dan karbohidrat yang

sangat rendah, yaitu gambas atau oyong,  ketimun, selada,


17

Jamur kuping, labu air, lobak, tomat sayur,  selada air, sawi,

kangkung, daun bawang, tauge.

2) Golongan B, kandungan zat gizi per porsi 100 gram adalah:

50 kalori, 10 gram karbohidrat, dan 3 gram protein. Satu

porsi sayuran adalah kurang lebih satu gelas sayuran setelah

dimasak dan ditiriskan. Jenis-jenis sayuran termasuk

golongan ini, yaitu bayam, kapri muda, brokoli, kembang

kol, Bit, kol, daun kecipir, buncis, labu waluh, daun talas,

daun pepaya, labu siam, genjer, jagung muda, rebung.

Menurut Nirmala, 2018 beberapa jenis sayuran yang biasa kita

temukan, yaitu :

1) Asparagus

Asparagus merupakan sumber vitamin K, asam folat,

vitamin C, dan vitamin A. Konsumsi 1 cangkir asparagus

dapat memenuhi 114,8 persen dari kebutuhan tubuh akan

vitamin K setiap hari. Vitamin K berguna untuk

pengeluaran protrombin yang diperlukan dalam pembekuan

darah, selain itu juga diperlukan untuk pembentukan dan

perbaikan tulang.

3) Bayam

Bayam dikenal sebagai sayuran sumber zat besi, vitamin A,

dan mineral Ca. Jumlah kalori dalam 100 gram bayam segar
adalah 36 kalori. Bayam yang direbus sebaiknya

menggunakan sedikit air karena sayuran ini cepat sekali

masak, yaitu hanya 4-6 menit. Bahkan bila direbus dengan

santan hanya memerlukan 3-5 menit. Sayur bayam

sebaiknya habis sekali makan, sebab masakan bayam tak

layak dikonsumsi setelah lebih dari 12 jam dan tidak

dianjurkan untuk dimasak ulang/dipanaskan.

4) Brokoli

Brokoli sangat kaya akan vitamin C, beta-karoten dan serat

pangan. Kandungan vitamin C pada brokoli mencapai

123,4mg/100 gram yang berarti mecapai 205,7 persen dari

angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Brokoli juga kaya

akan senyawa fitokimia yang memberikan perlindungan

terhadap kanker dan penyakit jantung. Senyawa fitokimia

juga bersinergi dengan vitamin C dan berfungsi sebagai

antioksidan. Brokoli kaya akan kalsiun yang bermanfaat

untuk membentuk dan memelihara tulang.

5) Daun Katuk

Daun katuk punya nilai gizi cukup baik, seperti protein,

lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B dan C. Daun

katuk merupakan sumber vitamin A cukup baik yang sangat

diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata,


19

pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta

menjaga kesehatan kulit.

6) Daun pepaya

Daun pepaya mengandung vitamin A yang cukup tinggi,

vitamin C,mineral Ca, dan Fe. Kandungan energinya

sebesar 79 kalori/100 gram bahan.

7) Daun singkong

Daun singkong banyak mengandung vitamin A, B, C serta

mineral Fe, dan Ca. Dalam 100 gram daun singkong

mengandung 73 kalori.

8) Jamur

Jamur merupakan sayuran kaya akan protein, vitamin B,

mineral fosfor, kalium serta serat. Dalam 100 gram jamur

mengandung 15-128 kalori. Pemasakan jamur tidak

memerlukan waktu lama cukup 4-6 menit, karena jamur

memiliki tekstur lunak.

9) Kangkung

Kangkung merupakan kandungan kaya gizi yang

mengandung vitamin A dan C, mineral Fe, Ca, dan P

dengan kandungan energi 29 kalori/100 gram.

10) Keluih
Keluih mengandung kalsium, fosfor, vitamin A, dan C

dengan kandungan kalori 111 kalori / 100 gram. Disajikan

sebagai sayuran berkuah.

11) Kembang kol

Kembang kol banyak mengandung vitamin C dan

merupakan sumber kalsium dan zat besi. Dalam 100 gram

kembang kol mentah terkandung 25 kalori.

12) Kubis

Sayuran golongan crucifera seperti kubis, sawi, dan brokoli

berguna untuk mencegah kanker. Namun di balik sisi

baiknya, kubis juga dikenal sebagai sayuran yang

menghasilkan gas

Menurut Nurlidyawati 2015, buah-buahan dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1) Buah di iklim sedang, misalnya: apel, pir, almond, walnut.

2) Buah di daerah tropis, misalnya: mangga, pisang, pepaya,

jambu biji merah, jeruk.

3) Buah di daerah sub tropis, misalnya: anggur, citrus, zaitun

c. Manfaat Konsumsi Sayur Dan Buah Bagi Tubuh

Manfaat buah dan sayur menurut Devi (2012), antara lain

1) Mengandung enzim yang penting untuk sistem saluran

pencernaan dan sistem penyerapan gizi yang terkadang


21

dalam makanan dan minuman yang di konsumsi sehari-

hari.

2) Kaya akan kandungan potasium dan sedikit kandungan

sodium untuk mencegah hipertensi dan menjaga

kesehatan pembuluhan darah jantung.

3) Buah dan sayur yang berwarna kuning, ungu, merah

dan hijau mengandung karotin yang berfungsi sebagai

antioksidan kuat yang melawan pertumbuhan sel kanker

dan menangkal radikal bebas.

4) Kandungan flavonoid di dalam buah dan sayur

bermanfaat untuk menghalau zat pontensial penyebab

kanker, juga berfungsi sebagai antivirus anti alergi, anti

peradangan.

5) Buah dan sayur mengandung serat yang berfungsi

membawa lemak dan kolestrol ke luar tubuh serta

melancarkan buah air besar.

d. Dampak Kurang Konsumsi Sayur Dan Buah

Dampak apabila seseorang kurang mengonsumsi buah dan

sayur menurut Nurlidyawati (2015), antara lain:

1) Meningkatkan kolesterol darah

2) Gangguan penglihatan/mata

3) Menurunkan kekebalan tubuh

4) Meningkatkan resiko ke gemukkan


5) Meningkatkan resiko kanker kolon

6) Meningkatkan resiko sembelit

e. Anjurkan Kebutuhan Sayur dan Buah

Badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan konsumsi sayuran

dan buah-buahan bagi orang Indonesia adalah 300-400 gram

per orang per hari untuk anak balita dan anak usia sekolah,

yang terdiri dari 250 gram sayur dan 150 gram buah ini setara

dengan 2 ½ porsi atau 2 ½ mangkuk sayur setelah dimasak atau

ditiriskan. Untuk konsumsi buah setara dengan tiga buah

pisang ambon ukuran sedang atau dua buah apel ukuran sedang

setiap hari (Kemenkes, 2014).

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang

Sumber:

Kemenkes, 2014
23

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Sayur Dan Buah

Menurut Agustin (2017), faktor perilaku dipengaruhi oleh tiga

faktor utama, yaitu:

1) Faktor perdisposisi adalah faktor yang mempermudah

terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

Pengetahuan siswa tentang sayur dan buah dapat

mempengaruhi perilaku konsumsi sayur dan buah

2) Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang mendukung

atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor

pendukung yang dimaksud adalah sarana dan prasarana

atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Faktor

terwujud dari lingkungan fisik yaitu tersedia atau tidak

tersedianya. Dalam hal perilaku konsumsi sayur dan buah

yaitu ketersediaan bahan pangan tersebut.

3) Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Dalam hal

konsumsi sayur dan buah perilaku petugas kesehatan atau

petugas lainnya dalam mengonsumsi sayur dan buah dapat

dijadikan contoh bagi perilaku masyarakat.

g. Teknik Pengukuran Konsumsi Sayur Dan Buah

1) Metode Food Recall 24 jam


Dalam metode recall 24 jam, subyek dan orang tua

atau pengasuh mereka oleh ahli gizi, yang telah dilatih

dalam teknik wawancara, mengingat asupan makanan

yang tepat subjek dalam 24 jam atau hari sebelumnya.

Untuk membantu mengingat jumlah makanan, maka

saya menggunakan model makanan atau ukuran porsi.

Asupan nutrisi dapat dihitung dengan data komposisi

bahan makanan. Recall 24 jam dilakukan dengan

menghitung jenis dan jumlah bahan makanan yang

dibayarkan pada periode 24 jam yang telah

dikeluarkan, pencatatan di jelaskan secara mendetail,

dan dicoba berulang kali pada hari yang berbeda

(tidak beturut-turut) (Savitri, 2015).

2) Metode Estimati Pencatatan Makan ( Estimated Food

Record)

Metode ini adalah metode yang dicatat semua

makanan dan minuman termasuk makanan ringan

yang telah dimakan dari periode 1 hingga 7 hari,

digunakan untuk mengukur asupan di rumah tangga

dan makan di rumah orang-orang sehari-hari. Asupan

nutrisi dapat diperoleh dengan menggunakan data

komposisi makanan. Pengukuran bergantung pada

hari saat pencatatan dilakukannya (Savitri, 2015)


25

3) Kuesioner Frekuensi Makan (Food Frequency

questionnaire)

Kuesioner frekuensi makan menggunakan daftar

makanan yang spesifik untuk mencatat asupan

makanan selama periode waktu tertentu (hari, minggu,

bulan, tahun). Pencatatan ini menggunakan

wawancara atau kuesioner yang diisi sendiri.

Kuesioner dapat terdiri dari semi kuantitatif,

kumpulan pertanyaan yang diajukan tentang porsi

yang digunakan setiap makanan, dengan atau tanpa

menggunakan model makanan (Savitri, 2015).

3. Dongeng

a. Pengertian

Dongeng berarti cerita peka atau tidak nyata seperti arti fabel

dan benda mati sage (cerita petualang) hikayat (cerita rakyat),

legenda ( asal usul), ephos (mahabharata, ramayana, The Lord

of Rings, dan lain-lain) (Jun, 2017).

b. Manfaat

Menurut Jun (2017) berikut ini manfaat bercerita di antaranya

1) Mengembangkan imajinasi.

2) Meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi.

3) Membangun kecerdasan emosional atau kotak batin.

4) Meningkatkan konsentrasi.
5) Masih mulus rasa ingin tahu. Cerita yang rahasianya terjaga

dapat membuat anak betah berlama-lama duduk hanya

karena penasaran ingin mengetahui kelanjutan ceritanya.

6) Meningkatkan motivasi saat mendengarkan cerita anak-

anak mampu merubah dan membangkitkan motivasinya

dari takut menjadi berani, malas menjadi rajin dan

sebagainya.

7) Penghibur anak-anak.

8) Dongeng bisa menumbuhkan minat baca anak pada buku.

9) Mengenal sejarah.

10) Membentuk karakter anak sejak dini.

c. Teknik Dalam Mendongeng

Menurut Jun (2017) dan Midiani (2018) menyebutkan teknik

yang dapat di gunakan dalam mengekspresikan cerita yaitu:

1) Mendongeng Dengan Gambar Seri

Teknik bercerita dengan gambar seri pada umumnya

digunakan saat perlombaan atau pembelajaran di kelas. 

Teknik ini hampir mirip dengan Story reading hanya

perbedaannya pada buku yang digunakan. perlu

diperhatikan, yaitu gaambar seri kelipatan  genap.

Memegangnya di sebelah kiri dan Tangan kanan untuk

membuka. Perlihatkan dahulu gambarnya lalu ceritakan.

Usahakan Jangan sampai jatuh. Gambar seri yang


27

dipergunakan harus terlihat dari segala arah. Kuasai cara

membukanya.

2) Mendongeng Tanpa Teks (Storytelling)

Sama halnya dengan membacakan cerita, dalam

mendongeng juga harus ada yang mendongengkan, ada

yang didongengkan dan ada bahan atau materi cerita yang

didongengkan. Teknik mendongeng ini, memberikan ruang

bagi pendongeng untuk berkreasi dan melakukan

improvisasi dalam mengekspresikan cerita yang

didongengkan serta memicu anak untuk berimajinasi

dengan fantasi pikiran mereka.

Namun, pada waktu mendongeng sebaiknya jangan terlalu

berlebihan, karena hal ini akan mengalihkan perhatian anak

bukan pada cerita tetapi lebih pada penampilan pendongeng

itu sendiri. Hal ini akan mengganggu penangkapan anak

terhadap pesan atau nilai dari cerita yang dibawakan.

Dalam membawakan cerita, pendongeng dapat memulainya

dengan mengajak anak membayangkan tempat kejadiannya,

misalnya di tengah hutan yang lebat, di tepi sungai yang

airnya jernih, juga penampilan tokoh-tokohnya, umurnya,

dan kemudian dapat dilanjutkan dengan pengantar


mengenai suasana ceritanya. Pendongeng juga dapat

menyanyikan lagu anak-anak yang sesuai dengan cerita

yang dibawakannya.

Biasanya secara spotan anak-anak akan ikut bernyanyi

bersama, dengan demikian anak-anak sebagai audience

akan merasa dilibatkan masuk ke dalam cerita. Kelebihan

teknik ini yaitu pendongeng dapat menjangkau jumlah

audience yang lebih banyak dibandingkan dengan teknik

read aloud. Pendongeng dapat membuat cerita sendiri yang

akan didongengkan sehingga tidak hanya terpaku pada teks

atau cerita dari buku saja. Apalagi jika pada saat

mendongeng di dukung dengan sound system yang

memadai sehingga suara pendongeng dapat terdengar jelas.

Mendongeng dengan teknik ini dapat pula menggunakan

alat peraga lainnya seperti boneka tangan, boneka yang

utuh, kain, tali, gambar, menggambar langsung, maupun

mendongeng dengan diiringi musik. Bahkan tak jarang

seorang pendongeng, menggunakan media seperti wayang

tetapi berupa gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita

yang ditempelkan pada kayu-kayu sebagai gagang yang


29

dapat digerak-gerakkan layaknya pertunjukkan wayang.

Seperti yang dilakukan oleh pendongeng PM Toh.

Masing-masing teknik memiliki keunikan masing-masing.

Dalam penggunaan kedua teknik mendongeng ini,

pendongeng juga harus memperhatikan intonasi, kontak

mata, gerak tubuh, kecepatan, mimik wajah dan lain

sebagainya. Maka tak jarang seorang pendongeng

mengkombinasikan kedua teknik ini dalam membawakan

cerita.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan merupakan

perpaduan antara kedua teknik yang telah disebutkan diatas.

Pendongeng pada dasarnya menggunakan teknik read

aloud, kemudian kadang-kadang dikombinasikan dengan

penggunaan alat bantu seperti boneka baik itu boneka utuh

maupun boneka tangan. Kemudian di bagian akhir cerita

pendongeng menggunakan nyanyian dan gerakan-gerakan

yang mengekspresikan cerita yang didongengkan.

3) Story Reading atau Mendongeng Dengan Teks

Strory reading Adalah cara menyampaikan cerita dengan

menggunakan buku cerita yang di bawah atau samping

terdapat tulisan atau narasi dari gambar tersebut, ini juga


dibutuhkan teknik retorika yang baik agar tidak jenuh dan

membosankan. Story reading adalah Di mana ada yang

membacakan (pendongeng), ada yang dibacakan (audience)

dan ada yang dibaca (buku cerita). Dengan teknik ini,

pendongeng dapat duduk di depan audience atau jika hanya

terdiri dari sekelompok kecil saja antara empat atau lima

orang, pendongeng dapat duduk di tengah di antara

audience agar mereka dapat berkeliling menghadap ke

pendongeng.

Perlu diperhatikan, yaitu bacalah buku tersebut sebelum

dibacakan kepada anak. Sebelum berlangsung cerita,

Buatlah tata tertib selama kegiatan bercerita berlangsung.

Pastikan bahwa posisi duduk di depan agar bisa dilihat anak

dari segala arah. Letakkan buku pada sisi sebelah kiri

dengan posisi badan tegap ke depan anak. Pembacaan cerita

dapat dimulai dengan menyebutkan nama pengarangnya,

judulnya, serta secara sekilas memperlihatkan gambar-

gambar ilustrasi dalam cerita yang akan dibacakan. Bagi

anak yang masih kecil tentu informasi pengarang dan judul

tidak terlalu menarik perhatiannya, tetapi bagi anak yang

sudah agak besar informasi tersebut dapat menarik juga,

karena lama-kelamaan mereka akan mengenal gaya dan


31

kelebihan masing-masing pengarang serta menambah atau

mempertajam ingatan mereka tentang pengarang dan

berbagai cerita yang dibuat pengarang tersebut.

Hal ini tentunya akan menambah juga pengetahuan mereka

mengenai buku-buku yang sudah pernah dibacanya.

Bacalah sesuai teks buku secara perlahan namun memberi

penekanan dan ekspresi pada adegan-adegan khusus.

Gunakan Tangan kanan untuk menunjuk cerita dan gambar

yang tersaji pada setiap halaman. Libatkan, berinteraksi lah

dengan anak agar terjadi kontak batin selama bercerita.

Tutuplah buku dan simpulkan cerita bersama anak-anak.

d. Standar Prosedur Operasional

1) Pra Interaksi

a) Persiapan perawat

Kognitif

(1) Perawat mengetahui tujuan mendongeng

(2) Perawat mengetahui prosedur mendongeng

(3) Perawat mengerti dan memahami cerita yang akan

dibawakan.

(4) Perawat dapat berkomunikasi efektif dengan anak.

Afektif
(1) Perawat bersikap sabar dengan anak.

Psikomotor

(1) Perawat dapat menggunakan peralatan yang sesuai

dengan cerita yang akan dibawakan.

(2) Perawat dapat memiliki ekspresi sesuai dengan

cerita yang akan dibawakan.

b) Persiapan anak

Kognitif

(1) Anak dapat mengetahui dan memahami jalan cerita

dengan baik.

Afektif

(2) Anak kooperatif

Psikomotor

(3) Anak dapat duduk saat mendongeng berlangsung.

c) Kontrak waktu

d) Persiapan alat

2) Orientasi

a) Memberikan salam

b) Menjelaskan tujuan dan maksud

c) Menanyakan kesiapan anak dan pembuatan peraturan

bersama

3) Kerja
33

a) Mendongeng

b) Evaluasi

4) Terminasi

a. Mengakhiri kontrak

B. Penelitian Terkait

1. Penelitian sebelumnya Suryadi, Hariyanto, dan Metrikayanto (2018)

dengan judul “Perbedaan Konsumsi Sayur Sebelum Dan Sesudah

Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Storytelling”. Pada Anak

Sekolah Dasar Di SDN Mulyoagung 04 Dau Malang”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsumsi sayur

sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan metode storytelling

pada anak sekolah dasar di SDN Mulyoagung 04 Dau Malang. Desain

penelitian ini menggunakan desain pre-experiment tanpa kelompok

kontrol dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Sampel

penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas II yang didapatkan

dengan teknik total sampling sebanyak 24 anak. Data konsumsi sayur

sebelum dan sesudah storytelling diperoleh dengan cara wawancara

untuk mengetahui jumlah sayur yang dikonsumsi anak perhari dengan

metode recall 24 jam, sedangkan storytelling diberikan sebanyak 4 kali

dalam 1 minggu. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil

penelitian didapatkan bahwa rata-rata konsumsi sayur anak sebelum

storytelling yaitu 90,21 gram perhari dengan 16 anak (66,7%) masuk


dalam kategori kurang dan 8 anak (33,3%) masuk dalam kategori

cukup, sedangakan sesudah storytelling rata-rata konsumsi sayur anak

yaitu 128,71 gram perhari dengan 7 anak (29,2%) masuk dalam

kategori kurang dan 17 anak (70,8%) masuk kategori cukup.

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon

didapatkan nilai signifikansi 0,002 dengan nilai p-value < 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan konsumsi sayur

sebelum dan sesudah storytelling. Peneliti selanjutnya diharapkan

dapat menggunakan kategori kelompok usia yang berbeda dan variabel

yang berbeda sebagai pembanding konsumsi sayur serta instrumen

yang digunakan diharapkan juga berbeda untuk mengetahui konsumsi

sayur pada anak.

2. Penelitian terkait Suprantin dan Nusya (2018) dengan judul “Pengaruh

Story Telling Terhadap Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak

Usia Prasekolah Di Tk Alishlah Kabupaten Cirebon”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh story telling terhadap tingkat

konsumsi sayur dan buah pada anak usia prasekolah di Tk Al-Ishlah

Kabupaten Cirebon. Jenis penelitian ini menggunakan desain

penelitian quasiek sperimental design yaitu dengan pendekatan one

group pretest posttest design menggunakan satu kelompok subjek.

Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah

sampel 32 responden. Tingkat konsumsi sayur dan buah diukur dengan

menggunakan quesioner FFQ (Food Frequency Questioner). Analisis


35

data yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Dari hasil uji statistik

didapatkan nilai p value adalah 0,000 dengan demikian p value < a

0,05 yang berarti terdapat pengaruh story telling terhadap tingkat

konsumsi sayur dan buah pada anak usia prasekolah di Tk Al-Ishlah

Kabupaten Cirebon. Disarankan agar penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi penelitian yang lebih luas, meneliti faktor yang lebih

kompleks dengan populasi yang lebih besar.

3. Peneliti sebelumnya Asy’ariyah, Arief, dan krisna (2015) dengan judul

“Storytelling Sebagai Upaya Meningkatkan Konsusmsi Sayur di TK

Nitasari”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek dari

bercerita pada pengetahuan dan sikap konsumsi sayur untuk

prasekolah di Nitasari Kindergarten Mojo Gubeng Surabaya. Metode

Eksperimen yang Mudah dengan desain kelompok kontrol pretest-

posttest digunakan. Populasi adalah siswa Nitasari TK Surabaya di

kelas B yang memiliki 37 siswa. Sampel diambil secara purposive

teknik pengambilan sampel. Variabel bebas adalah penceritaan dengan

kartu flash sebagai media, sedangkan variabel dependen adalah

pengetahuan dan sikap anak prasekolah dalam konsumsi sayuran. Data

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara

kemudian dianalisis menggunakan tingkat signifikansi p <0,05 oleh

Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Whitney U test. Hasil

menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumsi

sayuran antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan p =


0,000; dan ada perbedaan dalam sikap konsumsi sayuran antara

perlakuan dan kelompok kontrol dengan p = 0,003. Dapat disimpulkan

bahwa bercerita berpengaruh pada pengetahuan dan konsumsi sayur

sikap untuk prasekolah. Bercerita harus dilakukan dengan kompetensi

pendongeng dan untuk studi lebih lanjut harus memeriksa ke dalam

domain tindakan.

4. Penelitian sebelumnya Destriatna, Etrawati, dan Februhartanty (2019)

dengan judul “Proses Pengembangan Awal Naskah Drama Dan

Dongeng Sebagai Media Untuk Pendidikan Gizi Pada Diet Seimbang

Di Antara Anak-Anak Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan drama dan naskah dongeng untuk mendidik siswa

tentang gizi seimbang. Metode: Enam belas diskusi kelompok terarah

(FDG) dengan kegiatan tematik dilakukan di antara 96 pasangan ibu-

anak di empat sekolah dasar. Usia para ibu berkisar dari 30-50 tahun

dan anak-anak 9-13 tahun. Wawancara mendalam dilakukan dengan

delapan guru (dua dari masing-masing sekolah yang berpartisipasi).

FGD dan wawancara dirancang untuk memperoleh informasi tentang

pengetahuan dan implementasi yang seimbang pedoman gizi pada tiga

tingkatan, yaitu intrapersonal (siswa), keluarga (ibu) dan lingkungan

(guru sekolah). Analisis konten digunakan untuk mengidentifikasi

yang relevan tema, yang dikembangkan menjadi skrip untuk drama

dan bercerita. Hasil: siswa, ibu, dan guru tidak terbiasa dengan

pedoman umum untuk nutrisi seimbang. Kurangnya variasi makanan


37

yang disediakan di rumah dilaporkan. Naskah naskah dibahas dan

dimodifikasi untuk keakuratan pesan nutrisi yang diterapkan dalam

dialog karakter, lirik lagu, drama dan mendongeng. Kesimpulan:

Bercerita dan drama efektif digunakan oleh guru dan ibu untuk

menyampaikan pesan nutrisi di sekolah dan rumah.

5. Droog, Buijzen dan Valkenburg (2013) dengan judul “Meningkatkan

Konsumsi Sayuran Anak-Anak Menggunakan Promosi Sayuran Buku

Bergambar, Dampak Dari Pembacaan Bersama Interaktif Dan

Kongruensi Karakter-Produk”. Penelitian ini bertujuan menyelidiki

apakah dan bagaimana buku bergambar yang mempromosikan wortel

dapat bertambah muda konsumsi wortel anak-anak. Seratus empat

anak (usia 4-6 tahun) berpartisipasi dalam berbagi sesi membaca

menggunakan buku pada lima hari berturut-turut di sekolah. Anak-

anak ini ditugaskan secara acak ke salah satu dari empat kondisi

eksperimental. Dalam desain 2-mata pelajaran antara, gaya membaca

dan karakter dalam buku itu dimanipulasi. Gaya membaca bersifat

pasif (mendengarkan cerita) atau interaktif (juga menjawab pertanyaan

tentang cerita). Karakter dalam buku ini cocok baik secara konseptual

dengan wortel (kelinci) atau tidak (kura-kura). Dibandingkan dengan

kelompok baseline yang terdiri dari 56 anak-anak tidak terpapar buku,

anak-anak dalam kelompok eksperimen mengonsumsi wortel hampir

dua kali lipat (sebanding dengan makanan lain yang dikonsumsi), F (1,

159) = 7.08, p <.01. Hasil menunjukkan bahwa buku bergambar adalah


sangat efektif ketika anak-anak terlibat aktif, menjawab pertanyaan

tentang cerita. Muda anak-anak tampaknya menikmati gaya membaca

bersama yang interaktif ini, memicu perasaan positif yang

meningkatkan kesukaan anak-anak dan konsumsi makanan sehat yang

dipromosikan dalam buku ini


39

C. Kerangka Teori

Skema 2. 1 Kerangka Teori

Faktor- faktor yang Intesitas


mempengaruhi konsumsi konsumsi Anak sekolah
sayur dan buah buah : sayur dan
Faktor Perdisposisi: buah
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan Dongeng
Faktor Pendukung:
- Ketersediaan bahan pangan
Faktor Pendorong:
- Petugas kesehatan
- Masyarakat

Sumber:

Suslilowati & Kuspriyanto, 2012; Jun,(2017);


Fatmah, (2014) dalam Risma, (2017)
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERANASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah satu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti (Notoatmodjo, 2012). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

pengaruh mendongeng terhadap intensitas konsumsi sayur dan buah di

sekolah dasar SDIT Al-Ishan.

Menurut Putra (2012) macam-macam variabel penelitian yaitu: variabel

independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, variabel dependen

(variabel terikat) merupakan yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas, variabel tunggal adalah yang berdiri sendiri

tidak ada variabel lain, dan variabel intervening (sela) merupakan variabel

penyela/ antara yang terlentak di antar variabel bebas dan terikat. Dalam

penelitian ini memiliki 2 variabel yaitu variabel independen (dongeng) dan

variabel dependen (intensitas konsumsi sayur dan buah).

39
Skema 3. 1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen


Dongeng Intesitas Konsumsi
Sayur dan Buah

B. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah suatu jawaban sementara dari

pertanyaan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Sesuai dengan judul penelitian

yang diambil yaitu “Pengaruh Dongeng Terhadap Intesitas Konsumsi

Sayur Dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar di SDIT Al-Ishan”, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ha : Ada Pengaruh Dongeng Terhadap Intensitas Konsumsi Sayur Dan

Buah Pada Anak Sekolah Dasar di SDIT Al-Ishan.

Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala


41

operasional Ukur
Dongeng Suatu cerita - SOP dongeng - -
menggambark
an sebenarnya
maupun fiksi.
Intensitas Jumlah Mengisi Kuesioner 1. Kurang : bila Ordinal
Konsumsi memakai ceklist FFQ (Frequency Konsumsi
Sayur dan sayur dan dilembar Questionnnaire) buah < 2 dan
Buah buah dalam kuesioner sayur < 3
kehidupan 2. Cukup :
sehari hari bilakonsumsi
buah ≥ 2
dansayur ≥ 3
C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arahan terhadap jalannya

penelitian (Dharma, 2011). Pada penelitian ini menggunakan desain pre-

experiment tanpa kelompok kontrol pendekatan one group pretes-posttest

design. Pre-test dan post-test dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya perubahan intensitas konsumsi sayur dan buah pada peserta yang

di intervensi.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sujarweni, 2014). Penelitian ini populasi berjumlah 85

siswa-siswi dari kelas 3 di SDIT Al-Ishan.

2. Sampel

a. Penghitungan sampel

43
Sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh, dimana

sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 28 orang atau penelitian

yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil (Sujarweni, 2014).

b. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik memilih

dan menetapkan sampel penelitian yang sesuai dan dikehendaki

oleh penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian

(Nursalam, 2015).

c. Kriteria inklusi dan eksklusi

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini sebesar 26 siswa/i dari

populasi yang ada karena sampel anak-anak yang di izinkan

orang tua, anak-anak yang berada di kelas 3, dengan usia 7-

10 tahun

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian tidak bisa menjadi

responden karena jaringan dan berhalangan tidak hadir

karena sakit
45

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDIT Al-Ihsan yang beralamat Jl. Baung lV

No.43, RT.3/RW.6, Kebagusan, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520. Dengan alasan karena berdasarkan

studi pendahuluan yang peneliti lakukan di sekolah tersebut belum pernah

dilakukan penelitian tentang pengaruh dongeng terhadap intensitas

konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dikarenakan sampel di

sekolah tersebut sesuai dengan kriteria penelitian dan mudah dijangkau

sehingga dapat memperoleh data awal yang peneliti perlukan. Waktu

penelitian dilakukan setelah mendapat ijin penelitian dari SDIT Al-Ishan.

Penelitian ini dilakukan pada 24 Juli 2020 sampai 31 Juli 2020. Dengan

menggunakan metode virtual ke siswa yaitu menggunakan aplikasi google

meet dan print out atau file (Microsoft Office).

D. Etika Penelitian

Menurut Dharma (2011) terdapat empat prinsip utama etik penelitian,

yaitu:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity). Peneliti menyebarkan lembaran persetujuan (Inform

Concent) sebagai aspek legal dan meminta persetujuan untuk menjadi

responden serta penjelasan tentang data yang digunakan dari

responden hanya dipakai untuk pengembangan ilmu.


2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality). Peneliti akan menjelaskan dan menjamin kerahasian

responden dalam penelitian ini baik dari segi identitas dengan hanya

mencantumkan inisial maupun dari segi hasil penelitiannya.

3. Menghargai keadilan dan inklusivitas (respect for justice

inclusiveness)

4. Mempertimbangkan manfaat diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan

(Balancing harm and benefits). Penelitian harus memfikirkan manfaat

yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana

hasil penelitian harus diterapkan (beneficience).

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat yang sangat penting dalam suatu penelitian,

karena fungsinya untuk mengumpulkan data. Data yang terkumpul melalui

instrumen tersebut dianggap data yang valid, andal (realible), dam aktual

harus melalui uji validitas dan realibilitas (Notoatmodjo, 2012). Instrument

yang digunakan pada penelitian ini berupa SOP dongeng, dan kuesioner

FFQ, yaitu:

1. SPO dongeng. Sedangkan untuk variabel independen yaitu penerapan

SPO dongeng yang disusun berdasarkan modifikasi dari teori

(Midiani, 2018).

2. Kuesioner FFQ. Sedangkan untuk variabel dependen yaitu FFQ (Food

Frequency Questionnnaire) yang disusun dari teori (Nurlidyawati,


47

2015). FFQ untuk mengetahui gambaran frekuensi porsi konsumsi

buah dan sayur responden. FFQ bersifat terbuka di mana responden

hanya menjawab dan peneliti yang menanyakan (wawancara) dan

menulis sendiri beberapa kali kebiasaan konsumsi sayur dan buah

responden. Responden dengan cara memilih salah satu kolom

frekuensi pada setiap bahan makanan apakah 1 kali per hari, 2-4 kali

per minggu dan tidak pernah. Untuk melihat gambar frekuensi

konsumsi, data yang di gunakan berupa distribusi responden menurut

kebiasaan mengonsumsi untuk per hari.

F. Validitas dan Reliabilitas Intrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar –

benar mengukur apa yang diukur. (Notoatmodho, 2018). Untuk

mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu

mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji

korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors

total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi

yang bermakna (construct validity). Apabila kuesioner tersebut telah

memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada

didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodho,

2018). Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan validitas pada

kuesioner FFQ (Food Frequency Questionnnaire).


2. Reliabilitas

Relibilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau

tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2018). Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu

pengukuran (Dharma, 2011). Pada penelitian ini peneliti tidak

melakukan reabilitas pada kuesioner FFQ (Food Frequency

Questionnnaire)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2008). Prosedur pengumpulan data pada penelitian dapat

dijelaskan ini sebagai berikut

1. Administrasi
a. Penulis mengurus surat izin penelitian di Institusi Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) setelah mendapat

persetujuan pembimbing skripsi.

b. Langkah selanjutnya peneliti melakukan uji etik untuk penelitian

ini di Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(STIKIM).
49

c. Mengajukan izin penelitian kepada instansi pemerintah atau

instansi terkait, dalam penelitian ini penulis mengajukan izin

kepada Kepala Sekolah SDIT Al-Ishan untuk melakukan

penelitian.

d. Melakukan pengumpulan data (studi pendahuluan) setelah suat

izin diterima berupa pemberian dongeng, observasi intensitas

konsumsi sayur dan buah setelah dan sebelum.

e. Meminta surat balasan bahwa peneliti telah selesai melakukan

penelitian di institusi tersebut.

2. Prosedur Teknisi

Prosedur pelaksanaan prosedur pengumpulan data penelitian meliputi :

a. Memperkenalkan diri kepada responden.

b. Memberikan informasi tujuan dan manfaat melakukan dongeng

kepada responden.

c. Responden mengisi persetujuan untuk kesediannya sebagai sampel

penelitian (inform), kemudian responden yang bersedia menjadi

sampel penelitian menandatangani lembar persetujuan (concent).

d. Mengukur intensitas konsumsi sayur dan buah sebelum dongeng

berupa kuesioner FFQ dalam bentuk file (Microsoft Oficce)

e. Peneliti memberikan dongeng kepada responden selama 1 minggu

sebanyak 4 kali (Suryadi,Hariyanto, & Metrikayanto, 2018).

Menggunakan media Online Google Meet


f. Setelah diberikan dongeng kembali mengukur intensitas konsumsi

sayur dan buah berupa kuesioner FFQ dalam bentuk file (Microsoft

Oficce)

g. Mengucapkan terima kasih dan memberikan responden sebagai

ucapan terima kasih.

H. Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah

yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa apa dan belum

siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang

berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data

(Notoatmodjo, 2018). Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian

menurut Notoatmodjo, (2012) adalah:

1. Editing

Editing adalah memeriksa kembali kebenaran pengisian data,

kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul. Dalam penelitian ini, kelengkapan dan kebenaran data

dicek Kembali oleh peneliti meliputi apakah pernyataan sudah

dijawab dengan lengkap, atau coretan yang ada, sudah diperbaiki.

2. Coding
51

Coding yaitu kegiatan mengkonversikan data yang sudah

dikumpulkan selama penelitian kedalam symbol yang cocok untuk

keperluan analisis. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengkodean data dengan angka/skor, lalu menginterpretasikan data

tersebut.

3. Entry data (Processing)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam table atau database komputer. Peneliti melakukan pengolahan

data dengan menggunakan perangkat lunak.

4. Cleaning

Pembersihan data yaitu proses pengecekkan Kembali setiap data yang

sudah di entry untuk melihat kemungkinan adanya ketidaklengkapan

dan kesalahan kode untuk kemudian dilakukan pembetulan. Dalam

penelitian ini, data yang telah di entry diperiksa satu persatu oleh

peneliti untuk mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam entry data.

I. Analisis Data
Proses analisa data dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian. Untuk

melakukan pengujian hipotesis, analisa data yang dilakukan adalah:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil

pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut

berubah menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan datanya


hanya satu variabel saja (Sujarweni, 2014). Analisis univariat dalam

penelitian ini menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase dari

seluruh variabel dongeng dan intensitas konsumsi sayur dan buah

pada anak sekolah dasar.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antar variabel

(Sujarweni, 2014). Penelitian ini melihat antara pengaruh dongeng

terhdap intensitas Konsumsi sayur dan buah. Jenis data dongeng dan

intensitas konsumsi sayur dan buah adalah kategorik sehingga

analisis yang digunakan adalah Uji Marginal Mc Nemar. Menurut

Heryana, (2018) syarat-syarat yang terpenuhi Mc Nemar, yaitu;

a. Sampel yang berasal dari subyek harus dipilih secara acak dari

populasi yang mewakili

b. Setiap n observasi yang terdapat pada tabel 2x2 independen

atau tidak berhubungan dengan observasi yang lain

c. Nilai subjek dalam 2x2 bersifat di kotomi dan bersifat

mutually exclusive
53

Rumus:

2 (b−c)2
X =
b+c
53

J. Jadwal Kegiatan
Tabel 4. 1 Jadwal Kegiatan

JENIS Maret April Mei Juni Juli Agustus september


NO
KEGIATAN Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

  3 4 5 12345 1 2 3 4 1 2 3 4 12345 1 2 3 4 1234

1 JudulPenelitian  

2 BAB I  

3 BAB II  

4 BAB III  

5 BAB IV  

6 Sidang Proposal  

7 Revisi Proposal  

8 Penelitian  

Penyelesaiandanbimbin
9
ganskripsi  

10 Sidangskripsi  
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 sepetember di SDIT


Al-Ishan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 28 sampel. Hasil ini disajikan
sesuai dengan tujuan khusus pada penelitian ini. Adapun hasil penelitian ini dapat
dilihat sebagaimana penjelasan dibawah ini.

A. Gambaran Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Sebelum Pemberian

Dongeng Pada Anak Sekolah SDIT Al- Ishan.

Tabel 5. 1 Frekuensi Sebelum Diberikan Dongeng Terhadap Konsumsi Sayur Dan Buah
Pada Anak Sekolah Dasar SDIT Al-Ishan (n=28)

Sebelum dongeng

Frekuensi Presentasi
(F) (%)
Kurang 14 50

Cukup 14 50

Total 28 100

Berdasarkan tabel 5.1 hasil dari frekuensi sebelum di berikan dongeng pada
anak sekolah dasar SDIT Al-Ishan terhadap intensitas konsumsi sayur dan
buah terlihat dari sampel 28 responden setengah responden yang di
golongkan kategori kurang dan cukup responden kategori kurang dua-
duanya
55

B. Gambaran Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Setelah Pemberian

Dongeng Pada Anak Sekolah Di SDIT Al-Ishan

Tabel 5. 2 Frekuensi Sesudah Diberikan Dongeng Terhadap Konsumsi Sayur Dan Buah
Pada Anak Sekolah Dasar SDIT Al-Ishan (n=28)

Sesudah Dongeng

Frekuensi Presentasi
(F) (%)
Kurang 4 14,3

Cukup 24 85,7

Total 28 100

Berdasarkan tabel 5.2 hasil dari frekuensi sesudah di berikan dongeng pada
anak sekolah dasar SDIT Al-Ishan terhadap intensitas konsumsi sayur dan
buah terlihat ada perubahan mayoritas di kategori cukup sebanyak 24
responden (85,7)
C. Pengaruh Dongeng Intesitas Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak
Sekolah Di SDIT Al-Ishan

Tabel 5. 3 Pengaruh Dongeng Intesitas Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Sekolah Di
SDIT Al-Ishan Uji Mc Nemart (n=28)

Variabel Sesudah dongeng p-valeu


Kurang Cukup N

Sebelum 4 10 14
dongeng 0,002b
Kurang
Cukup 0 14 14

Total 4 24 28

Berdasarkan tabel 5.3 pengaruh dongeng sebelum intensitas konsumsi sayur


dan buah kategori cukup sebanyak 10 responden, sedangkan hasil sesudah
dongeng kategori cukup banyak 15 responden. Analisis bivariat dengan
menggunakan uji Mc Nemart p-valeu 0,002 (p<0.05), dapat di artikan ada
pengaruh dongeng terhadap intensitas konsumsi sayur dan buah.
BAB VI

PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Pembahasan

1. Gambaran intensitas konsumsi sayur dan buah setelah pemberian

dongeng pada anak sekloah di SDIT Al-Ishan

Pada penelitian ini, bahwa ada intensitas konsumsi sayur dan buah di

Sekolah dasar SDIT Al-Ishan Sesebelum dongeng terhadap intensitas

sayur dan buah dengan melihat nilai frekuensi yang konsumsi sayur dan

buah kurang konsumsi sayur dan buah 14 responden (50%) dan cukup

konsumsi sayur dan buah sebanyak 14 responden (50%). Masih banyak

siswa- siswi yang masih tidak mau makan sayur dan buah.
Secara teori konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu syarat

dalam memenuhi gizi seimbang. Sayur dan buah merupakan makanan

yang harus selalu dikonsumsisetiap kali makan. Tidak hanya bagi orang

dewasa, mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk di

konsumsi sejak usia anak anak. Indonesia merupakan negara yang kaya

akan sayur-sayuran dan buah-buahan. Konsumsi sayur-sayuran dan

buah-buahan bagi masyarakat Indonesia masih relatif rendah

dibandingkan dengan negara-negara yang tidak memiliki sumbedaya

sebagai penghasil sayur dan buah (Supratin, dan Indri ,2018).

Masalah kesehatan pada anak karena ketidaktahuan akan gizi yang baik

pada anak atau pun orang tua yang menyebabkan anak sekolah sering 

perilaku salah dalam konsumsi zat gizi. Kurang mengonsumsi buah dan

sayur. anak sekolah di Indonesia umumnya kurang mengonsumsi

sayuran.  ini disebabkan kurangnya kesadaran anak dan orang tua akan

pentingnya zat gizi dari buah dan sayuran (Devi,2012).

Penyebab pengaruh pola dan perilaku makan buah dan sayur pada anak

sekolah dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari pengetahuan

dan sikap berpengaruh positif dan negatif terhadap makan buah dan

sayur berasal dari lingkungan luar seperti guru, teman, anak mulai
59

terpengaruh dari lingkungan luar dan anak mulai terpengaruh media

sosial. Faktor eksternal yaitu peluang dan hambatan yang berpengaruh

terhadap makan sayuran dan buah yang berasal dari luar diri seperti

ketersediaan pangan buah dan sayur, pendidikan ibu (orang tua),

pendapatan keluarga, dan media sosialisasi (Mohammad & Madanijah,

2015).

Manfaat dongeng yaitu, mengembangkan imajinasi, meningkatkan

kemampuan berbahasa dan komunikasi, membangun kecerdasan

emosional atau kotak batin, meningkatkan konsentrasi, masih mulus

rasa ingin tahu, cerita yang rahasianya terjaga dapat membuat anak

betah berlama-lama duduk hanya karena penasaran ingin mengetahui

kelanjutan ceritanya, dan meningkatkan motivasi saat mendengarkan

cerita anak-anak mampu mengubah dan membangkitkan motivasinya

dari takut menjadi berani, malas menjadi rajin dan sebagainya (Jun,

2017).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi, Hariyanto dan

Metriyanto (2018) dengan jumlah responden 24 orang dengan

storytelling sebelum pendidikan kesehatan diberikan nilai rata rata

(Mean) konsumsi sayur dan buah 90,21 gram perhari. Nilai frekuensi
yang tidak konsumsi sayur dengan 16 anak (66,7%) masuk dalam

kategori kurang dan 8 anak (33,3%) masuk dalam kategori cukup.

Sejalan pula peneliti yang dilakukan oleh Supratin, dan Indri (2018)

sebelum dilakukan Story telling dari 32 responden, yang kurang

mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak 16 orang 50% dan cukup

mengkonsumsi sayur dan buah 16 orang 50%. Pada peneliti ini, mirip

dengan peneliti setengah dari responden kurang konsumsi sayur dan

buah.

Peneliti beramsumsi bawah anak masih banyak yang tidak konsumsi

sayur karena penyebabnya kurangnya kesadaran anak dan orang tua

akan pentingnya zat gizi dari buah dan sayuran. Anak masih banyak

yang tidak menyandari pengaruh sayur dan buah bagi tubuh, dan tidak

mengetahui dampak dari tidak konsumsi sayur dan buah. Diharapkan

saat di berikan pemberian dongeng terjadinya peningkatan konsumsi

sayur dan buah.


61

2. Gambaran Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah Setelah

Pemberian Dongeng Pada Anak Sekloah Di SDIT Al-Ishan

Pada penelitian ini, pengaruh dongeng terhadap intensitas konsumsi

sayur dan buah di SDIT Al-Ishan setelah di berikan dongeng setelah

dilakukan dongeng terhadap intensitas konsumsi sayur dan buah yaitu,

yang kurang konsumsi sayur dan buah sebanyak 4 responden (14,3%)

dan cukup konsumsi sayur dan buah sebanyak 24 responden

(85,7%).Hal ini dikarenakan siswa telah mendapatkan pengaruh

dongeng yang dilakukan pada tanggal 24,25, 29 juli 2020 dan 31 juli

2020 dimulai dari jam 9.00 wib s.d 9.30 diberikan selama 1 minggu 4

pertemuan. Sehingga siswa memperoleh informasi yang didapatkan

sebelumnya, sehingga dapat menambah pengetahuan konsumsi sayur

dan buah meningkatkan konsumsi sayur dan buah. Sebelum di

laksanakan dongeng satu hari sebelum di berikan dongeng diberikan

kuesioner melalui wali kelas mengguna Microsoft Office menjelaskan ke

wali kelas untuk mengisi kuesioner tentang makanan sayur dan buah

satu bulan.

Secara teori Saat berdongeng berlangsung merupakan proses yang

penting, terjadi penyampaian pengetahuan yang disampaikan dongeng


kepada audince. Proses inilah yang menjadi pengalaman seorang anak

dan menjadi tugas dongeng untuk menampilkan kesan menyenangkan

pada anak tentang manfaat mengkonsumsi sayur. Anak mengadopsi

cerita yang disampaikan oleh pendongeng yang berisi tentang pesan

baik: senang makan sayur, tidak rewel dan memilih jenis makanan saat

waktu makan tiba (Suryadi, Hariyanto & Metriyanto,2018).

Secara teori faktor perdisposisi adalah faktor yang mempermudah

terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Pengetahuan siswa

tentang sayur dan buah dapat mempengaruhi perilaku konsumsi sayur

dan buah (Agustin, 2017).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi, Hariyanto dan

Metriyanto (2018) dengan jumlah responden 24 orang dengan

storytelling sesudah pendidikan kesehatan diberikan nilai rata rata

(Mean) storytelling rata-rata konsumsi sayur anak yaitu 128,71 gram

perhari dengan 7 anak (29,2%) masuk dalam kategori kurang dan 17

anak (70,8%) masuk kategori cukup. Sejalan pula peneliti yang

dilakukan oleh Supratin, dan Indri (2018) Setelah dilakukan Storytelling


63

dari 32 responden, yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah sebanyak

19 orang

59,4%.

Menurut asumsi peneliti pemberian dongeng dapat memberikan dampak

positif terhadap pengaruh intensitas konsumsi sayur dan buah karena

memberikan imajinasi kesan baik terhadap konsumsi sayur dan buah

saat memakannya. Jadi, anak akan berimajinasi terhadap konsumsi

sayur dan buah yang di makannya dan membuat anak berminat terhadap

konsumsi sayur dan buah.

3. Pengaruh Dongeng Intesitas Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak

Sekolah Di SDIT Al-Ishan

Berdasarkan data hasil penelitian ini, pengarung dongeng konsumsi

sayur dan buah pada sekolah dasar SDIT AL-Ishan. Dengan nilai hasil

analisis bivariat dengan menggunakan uji MC Nemart diperoleh Nilai

peningkatan pengaruh terhadap intensitas konsumsi sayur dan buah

0.002b (p < 0.05) sehingga H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada

pengaruh dongeng terhadap intensitas konsumsi sayur dan buah. Dalam

peneliti terlihat di sini adanya pengaruh sekali saat pemberian dongeng

minat anak terhadap konsumsi sayur dan buah meningkat. Selama satu
minggu dalam 4 kali pertemuan pemberian dongeng terhadap intensitas

konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah.

Bedasarkan teori dongeng adalah salah satu metode untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap mengenai pentingnya makan sayur setiap hari.

Dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi,membuka

pemahaman dan belajar pada pengelaman-pengalaman sang tokoh

dalam dongeng tersebut. Teknik bercerita merupakan cara yang unik,

menarik tanpa memaksa dan tanpa perlu menggurui sang anak

.Mendongeng mempunyai banyak kegunaan di dalam pendidikan utama

anak. Dia menyimpulkan bahwa dongeng menyediakan suatu kerangka

konseptual untuk berpikir, yang menyebabkan anak dapat membentuk

pengalaman menjadi keseluruhan yang dapat mereka pahami. Dongeng

menyebabkan mereka dapat memetakan secara mental pengalaman dan

melihat gambaran di dalam kepala mereka, mendongengkan dongeng

tradisional menyediakan anak-anak suatu model bahasa dan pikiran

bahwa mereka dapat meniru (Jun,2017). Tujuan dari mendongeng untuk

meningkat imajinasi anak saat menkonsumsi sayur dan buah bagaimana

rasa sayur dan buah, dan memasuki unsur-unsur nilai- nilai moral untuk

menambah rasa ingin memakan sayur dan buah


65

Sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Suprantin dan Nusya

(2018) penelitian menunjukan ada perbedaan tingkat konsumsi sayur

dan buah sebelum dan sesudah pemberian storytelling pada anak usia

prasekolah di Tk Al-Ishlah Kabupaten Cirebon. Dari hasil uji statistik

didapatkan nilai p value adalah 0,000 dengan demikian p value < a 0,05

yang berarti terdapat pengaruh storytelling terhadap tingkat konsumsi

sayur dan buah. Peneliti Suryadi, Hariyanto dan Metriyanto (2018)

didapatkan nilai signifikansi 0,002 dengan nilai p-value <0,05 artinya

ada perbedaan konsumsi sayur sebelum dan sesudah pendidikan

kesehatan dengan metode storytelling pada anak sekolah dasar di SDN

Mulyoagung 04 Dau Malang.

Peneliti sebelumnya Peneliti sebelumnya Asy’ariyah, Arief, dan krisna

(2015) dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara

kemudian Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat

pengetahuan konsumsi sayuran antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol dengan p = 0,000; dan ada perbedaan dalam sikap

konsumsi sayuran antara perlakuan dan kelompok kontrol dengan p =

0,003. Dapat disimpulkan bahwa bercerita berpengaruh pada

pengetahuan dan konsumsi sayur sikap untuk prasekolah. Bercerita


harus dilakukan dengan kompetensi pendongeng dan untuk studi lebih

lanjut harus memeriksa ke dalam domain tindakan.

Menurut asumsi peneliti bahwa terlihat memberikan dongeng sebelum

konsumsi sayur dan buah dan setelah diberikan dongeng. Anak dapat

diharapkan dapat menerapkan pesan-pesan yang disampaikan kehidupan

sehari hari terhadap konsumsi sayur dan buah. Penelitian ini dilakukan

dengan melakukan google meet dan kuesioner yang diberikan

menggunakan print out yang di kasih oleh wali kelas. Saat peneliti

memberikan materi melalui google meet para siswa terlihat sangat

antusias, hal itu bisa dilihat dimana para siswa mengaktifkan video saat

pemberian materi sehingga peneliti bisa berinteraksi dengan siswa

melalui video. sebelum dilakukan saat sebelum peneliti meberikan

materi dan sesudah diberikan setelah pemberian materi dimana melalui

wali kelas murid untuk di isi satu bulan ke depan.

Menurut asumsi peneliti bahwa alangkah lebih baik jika anak dikenal

konsumsi buah dan sayur sedini mungkin, agar anak dapat memperoleh

gizi yang cukup. Anak dapat di perkenalkan sayur dan buah dengan cara

menyenangkan seperti bermain, berdongeng, tampilan makanan dan


67

lain-lain yang membuat anak berminat terhadap konsumsi sayur dan

buah dalam kehidupan sehari hari.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan pada penelitian ini. Hal ini

disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut yaitu pelaksanaan penelitian ini

berlangsung berbarengan dengan terjadinya pandemik covid 19, dimana

peneliti harus melakukan penelitian secara online. Karena siswa sekolah

melakukan pembelajaran jarak jauh dimana kegiatan belajar mengajar

dilaksanakan dari rumah. Kerena hal tersebut peneliti mengalami beberapa

kendala seperti pemberian pendampingan wali kelas ke wali murid atau orang

tua murid untuk pengisian kuesioner pada anak butuh waktu yang lama untuk

bisa berkoordinasi dengan guru dan persamaan presepsi. Namun dengan

adanya kendala tersebut akhirnya peneliti bisa melakukan penelitian kuesioner

menggunakan file Microsoft Office di jelaskan oleh wali kelas ke orang tua

sebelum dongeng dan kuesioner setelah di berikan peneliti dengan penjelasan

selesai akhir pemberian dongeng.

Penggunaan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dalam pengumpulkan data

untuk mengetahui perilaku konsumsi buah dan sayur yang memerlukan daya

ingat siswa ketika mengonsumsi buah dan sayur dalam frekuensi satu minggu
terakhir dan satu bulan terakhir, sehingga siswa bisa saja lupa dengan

makanan yang di konsumsi.


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkaan hasil penelitian yaang telah dilakukan maka dapaat


disimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran intensitas konsumsi sayur dan buah sebelum pemberian

dongeng pada anak sekolah SDIT Al- Ishan separuh anak di

kategori kurang dan separuh anak di kategori cukup

2. Gambaran intensitas konsumsi sayur dan buah setelah pemberian

dongeng pada anak sekolah SDIT Al- Ishan ada perubahan terlihat

mayoritas kategori cukup paling banyak

3. Pengaruh intesitas konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah

SDIT Al- Ishan

B. Saran
1. Bagi Masyarakat dan Orang Tua

Agar orang tua memperkenalkan sayur dan buah di rumah agar anak

terpacu untuk memakan sayur dan buah.

2. Bagi Anak

Diharapakan dengan adanya penelitian ini siswa siswi SDIT Al-

Ishan adanya peningkatan konsumsi sayur dan buah dalam

kehidupan sehari-hari, dan gemar untuk konsumsi makanan yang

sehat untuk kesehatan tubuh.

3. Bagi Sekolah SDIT Al-Ishan


69

Memasukan hasil penelitian yang telah dilakukan pada saat

pembelajaran diharapkan mampu mengambangkan pengetahuan

tentang konsumsi sayur dan buah. Diharapkan dengan adanya

penelitian ini institusi pendidikan sekolah melakukan upaya- upaya

agar anak gemar konsumsi sayur dan buah. Upaya untuk

meningkatkan informasi manfaat dan akibat tidak Konsumsi sayur

dan buah. Penambahan materi mengenai penting konsumsi sayur dan

buah juga dapat diberikan melalui penggunaan waktu bimbingan

konseling (BK) dan dilakukan oleh guru BK.

4. Teoritis

Memberikn pengetahuan manfaat dan akibat kurang konsumsi sayur

dan buah serta memberikan dampak intensitas konsumsi buah dan

sayur pada kebiasaan makan sehat anak.

5. Metodologis

Peneliti menyarankan perlu dilakukan penelitian sejenis dengan

metode penelitian yang lebih baik lagi. Keragaman responden perlu

ditingkatkan agar hasil penelitian yang didapatkan lebih represntatif.


DAFTAR PUSTAKA

Asy’ariyah, N.Z, Arief, S.Y & Krisnana, I. (2015). Storytelling sebagai upaya

meningkatkan konsumsi sayur. Jurnal Pediomaternal, Vol 3: 73-82

Agustin, R. (2017). Pengaruh penyuluhan gizi dengan media buku cerita bergambar

terhadap perubahan pengetahuan sayur dan buah pada siswa kelas V SD negeri

pegambiran I kota Cirebon (Poltekes Taksimalaya) Retrieved from

https://www.academia.edu/37758676/

Devi. N. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Departemen Kesehatan.(2013).Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Bidang

Biomedis. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI

Departemen Kesehatan.(2018).Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Bidang

Biomedis. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI

Droog, S, Buijzen, M, dan Valkenburg, P. (2013). Enhancing children’s vegetable

consumption using vegetable-promoting picture boks, The impact of interactive

shared reading and character–product congruence. Appetite 73 (2014) 73–80

file:///C:/Users/USER/Downloads/2014_De_Droog_Buijzen_Valkenburg_Enhanci

ng_Childrens_vegetable_promoting_picture_books.pdf

Kementerian Kesehatan RI.(2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: kemenkes.


71

Destriatania. S, Etrawati. F dan februhartanty. J.(2019). Early devolopmnt process of

drama and storytelling scripts as media of nutrition education on balanced diet

among elementary schools children. Mal j nutr 25 sumplemen, 123-137

Jun, Kak.(2017). Jurus Jitu Mahir Mendongeng.Yogyakarta: Lontara Mediatam

Heryana, A. (2018). Uji mcnemar dan uji wilcoxon (Univ. Esa Unggul)

https://fdokumen.com/document/uji-mcnemar-dan-uji-wilcoxon-uji-hipotesa-non-

ada-20-bidan-yang-ingin-diketahui.html

Majmah. (2011). Managemen dan analisa data kombinasi teori dan aplikasi spss di

bidang kesehatan (Universitas Sriwijaya)

file:///C:/Users/USER/Downloads/Managemen_dan_Analisis_data_di_Bidang_Ke.

pdf

Midiani, R, D, I. (2018). Pengaruh terapi mendongeng terhadap kemampuan personal

sosial usia pra sekolah di TK al-aamiin toko lima muara badak kecamatan muara

badak (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur)

https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1177/SKR%20INDAH

%20DIA%20RAHAYU%20MIDIANI.pdf?sequence=1

Mohammad,A & Madanijah, S. (2015). Konsumsi buah dan sayur ana usia sekolah dasar

di bogor . Jurnal Gizi Pangan, 10(1):71-76

Nirmala, G. (2018). Pengaruh pendidikan gizi tentang sayur terhadap pengetahuan,

sikap dan porsi konsumsi sayur anak di sd negeri 105349 paluh kemiri (politeknik

kesehatan medan). Retrieved from

ttp://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1100/1/SKRIPSI

%20GRANI.pdf
Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurlidyawati. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah

dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMP Negeri 127 Jakarta Barat

(Universitas Syarif Hidayatullah).

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37924/1/NURLIDYAW

ATI-FKIK.pdf

Nurlaila, utami, W, dan Cahyani, T. (2018). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta:

Leutka Prio

Nursani, A, M. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan prefensi sayur pada

siswa-siswi kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN jakarta

(UniversitasUIN).http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36390/

1/Arina%20Muthia%20Nursani-FKIK.pdf

Savitri, W. (2015). Gambar Hubungan Pola Konsumsi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status

Gizi Siswi SMAN 63 Jakarta (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta). Retrieved from

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29594/1/WULAN

%20SAVITRI-FKIK.pdf

Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodelogi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava

Media

Sulisilowati, dan Kuspriyanto. (2016). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT Refika

Aditama
73

Supriatin, dan Nusya, Nasihah, Indri. (2018). Pengaruh story telling terhadap pola

konsumsi sayur dan buah pada anak usia prasekolah di Tk alishlah kabupaten

cirebon. Jurnal Skolastik Keperawatan, 4(1): 65-71

Suryadi, A, Hariyanto, & Metrikayanto, W.D. (2018). Perbedaan konsumsi sayur

sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan metode storytelling pada anak

sekolah dasar di SDN Mulyoagung 04 Dau Malang. Jurnal Nurse,3(1): 238-246.

Putra, S, S. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:

D.Medika

Umiyarni, Dyah.P.(2012). Gizi & Kesehatan Anak Sekolah. Jakarta: published

Wiradnyani. L.A.A, Pramesti, I.L, dan dkk. (2016).Gizi Dan Kesehatan Anak Usia

Sekolah Dasa. Jakarta: SEAMEO RECFON, Kemendibud RI


LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan menjadi responden


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi


responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta yang bernama Tika
Febriyani dengan judul “Pengaruh Dongeng Terhadap Intensitas Konsumsi Sayur
Dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar Di SDIT Al-Ihsan”. Saya memahami dan
mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka dari itu
saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Jakarta, Juni 2020
Peneliti Responden

(Tika Febriyani) ( )
Lampiran 2 Lembar Informasi Penelitian
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

Selamat Pagi/Siang/Sore, Saudara yang terhormat


Saya Tika febriyani, Mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) Jakarta. Saat ini saya akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Dongeng terhadap Intensitas Konsumsi Sayur
dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar Al-Ikshan. Dalam melakukan penelitian ini,
saya membutuhkan partisipasi dari saudara untuk menjadi responden. Untuk itu
dimohon kesediaan orang tua dan siswa untuk meluangkan waktunya mengisi
lembar kuesioner dengan sebenar-benarnya sesuai keadaan yang dialami oleh
saudara.
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Identitas
responden semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin
kerahasiaannya. Kuesioner ini terdiri dari 1 bagian, yang pertama SOP dongeng.
Kedua kuesioner FFQ. Dimana saudara diminta untuk memilih salah satu
pernyataan yang sesuai. Diharapkan saudara dapat menyelesaikan pengisian
kuesioner ini selama 5 – 10 menit.
Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, saudara dapat menghubungi
saya untuk bertanya di nomor 08216798644. Atas perhatian dan partisipasinya
saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya

(TIka Febriyani)
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Jakarta, 05 Mei 2020

No : 1294 /SPm/K/Prodi/S1-Kep/STIKIM/V/2020
Lampiran : -
Hal : Permohonan izin studi pendahuluan dan penelitian mahasiswa

Yth. Ibu/bapak kepala sekolah

SDIT AL IHSAN kebabugasan

Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju,
Jurusan Ilmu Keperawatan :

N
o Nama NPM Judul Penelitian

Pengaruh dongeng terhadap intensitas konsumsi sayur dan


1 TIKA FEBRIYANI 08180100194 buah
pada anak sekolah SDIT AL-IHSAN kebagusan

Bermaksud akan melaksanakan penelitian di tempat yang Bapak/Ibu pimpin. Demi kelancaran
penelitian tersebut, kami mohon bantuan Bapak/Ibu berupa izin fasilitas alat-alat serta informasi
lainnya yang memungkinkan terlaksananya penelitian tersebut.
Disamping itu, kami harapkan pula surat keterangan bahwa mahasiswa telah selesai penelitian
sebagai bukti bahwa penelitian sudah dilaksanakan sebaik-baiknya.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik ini kami mengucapkan terima kasih.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju (STIKIM)

Plt. Ketua Stikim,

(Validasi Print Key) Dr. Sobar


Darmaja,S.Psi,MKM

Info :
Lampiran 4 Balasan Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Surat balasan telah penelitian
Lampiran 6 Uji Plagiat
Lampiran 7 Surat Etk
Lampiran 8 SOP Dongeng

Standar Prosedur Operasiona (SOP) Terapi Mendongeng

A. Pengerian

Dongeng berarti cerita peka atau tidak nyata seperti arti fabel dan benda

mati sage (cerita petualang) hikayat (cerita rakyat), legenda ( asal usul),

ephos (mahabharata, ramayana, The Lord of Rings, dan lain-lain)

B. Tujuan

1. Siswa-siswi diharapkan menambah pengetahuan konsumsi sayur dan

buah

2. Siwa-siswi eningkatkan konsumsi sayur dan buah

C. Prosedur

No. Tahap Kegiatan

1. Pra interaksi Persiapan perawat Kognitif

1. Mahasiswa mengetahui tujuan mendongeng

2. Mahasiswa mengetahui prosedur mendongeng

3. Mahasiswa mengerti dan memahami cerita yang


akan dibawakan.

4. Masiswa dapat berkomunikasi efektif dengan anak.


Afektif - Perawat bersikap sabar dengan anak.

Psikomotor

2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang sesuai


dengan cerita yang akan dibawakan.

3. Mahasiswa dapat memiliki ekspresi sesuai dengan cerita


yang akan dibawakan.

Persiapan anak
Kognitif

4. Anak dapat mengetahui dan memahami jalan cerita dengan


baik.

Afektif

5. Anak kooperatif Psikomotor

6. Anak dapat duduk saat mendongeng berlangsung.

7. Kontrak waktu

Persiapan alat

8. Buku cerita

2. Orientasi 9. Memberikan salam

10. Menjelaskan tujuan dan maksud

11. Menanyakan kesiapan anak dan pembuatan peraturan


bersama

3. Kerja 12. Mendongeng

13. Evaluasi

4. Terminasi 14. Mengakhiri kontrak

15. Salam penutup


Lampiran 9 Kuesioner FFQ

Kuesioner Penelitian Pengaruh Dongeng Terhadap Intensitas


Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar Di Sd Al-
Ikhsan (Formulir Intensitas Konsumsi Sayur Dan Buah
Food Frequency)

Konsumsi Makan
Jawablah dengan memberi tanda (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
yang dikonsumsi anak
Nama Frekuensi Konsumsi Keterangan
No Bahan
>1x 1x 4-6 x 1-3 x 1x/ >1 tdk
Makanan / hari / hari /minggu /minggu bulan bulan pernah
1 Bahan Sayuran

a. bayam

b. kangkung

c. selada air
d.
lembayung
e. daun
singkong
/ ketela
f. labu siam
g. kacang
panjang
h. wortel

i. labu

j. kol / kobis

k. bunga kol

l. buncis

m. terong

n. gambas

o. seledri

p. jamur
q. lain-lain
sebutkan
2 Buah-buahan
a. pisang

b. pepaya

c. jeruk

d. apel

e. nanas

f. mangga
g. semangka

h. jambu air

i. jambu biji

j. belimbing

k. advokad

l. sawo

m. melon
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Bimbingan
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Tika Febriyani


NPM : 08180100194
Program Studi : Ektensi S1 Keperawatan
Pembimbing : Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep. Sp.Kep.An
Judul Riset :
Hari / Paraf
No. Materi Konsultasi Masukan Pembimbing
Tanggal Pembimbing
1 Selasa, 28- 1) Konsultasi  Tambahkan jurnal Ns. Nur Eni
01-2020 judul bahasa Inggris dan Lestari, M.Kep.
2) Fenomena Indonesia Sp.Kep.An
yang berkaitan  Bikin latar belakang
 Sudah memikikirkan
dongeng yang
diberikan
2 Sabtu,08- 1) Latar belakang  Susunan latar Ns. Nur Eni
02-2020 belakang beraturan Lestari, M.Kep.
 Pengertian Sp.Kep.An
 Tujuan
 masalah
 upaya
 cover dan daftar
pustaka
3 Selasa, 25- 1) Latar belakang  Daftar pustaka Ns. Nur Eni
02-2020 2) Cover cara penulisan Lestari, M.Kep.
3) Daftar pustaka  Jurnal 3 indonesia Sp.Kep.An
 Jurnal 2 luar
negeri

4 Sabtu, 07- 1) Latar belakang  Rumusan masalah Ns. Nur Eni


03-20 2) Daftar pustaka  Tujuan Lestari, M.Kep.
 manfaat Sp.Kep.An
5 Jumat,13- Latar belakang  Perbaikan rumusan Ns. Nur Eni
03-20 Daftar pustaka masalah Lestari, M.Kep.
 Perbaikan tujuan Sp.Kep.An
masalah
 Tambahkan manfaat
pada anak
 Lanjut bab 2
6 Sabtu, 18- BAB 2  BAB 2 tambahkan
05-2020 BAB 3 materi prosedur
dongeng, tambahkan
materi instrumen
intensitas konsumsi
sayur dan buah
 BAB 3 tambahankan
materi variabel
independen, variabel
dependen
 BAB 3 perbaikan di
hipotesis, dan
pengertian definisi
operasional
 Bikin lampiran SPO
 Bikin lampiran
semua
7 Selasa, 28- BAB 2  BAB 2 kerangka
05-2020 BAB 3 teori boild di ambil
variabel
 BAB 3 perbaiki
definisi operasional
 Lanjut BAB 4
8 Selasa, 05- BAB 3  BAB 4 perbaiki
05-2020 BAB 4 sampel, prosedur
pengambilan data,
kriteria ilusi dan
elusi, etika,
Instrumen baku tidak
di validasi dan
rehbilitas,
9 Jumat, 08- BAB 4  BAB revisi analisa
05-2020 data
10 kamis, 2 BAB 1-4 revisian  Lanjut penelitian
julis
11 Selasa, 7 Bab 5-7  BAB 5 revisi hasil
september sesuai tujuan dan
2020 bab pembahasan.
 BAB 5 tambahkan
teori penelitian
12 kamis, 10 Bab 4-7  Bab 6 pembahsan
september manuskripsi tambahkan
2020 penelitian, teori,
penelitan orang lain,
dan asumsi
 Bab 7 kesimpulan
sesuaikan dengan
pembahasan dan
saran untuk pembaca
 Manuskripsi
penulisan nama
pertama peneliti
kedua pembimbing
ketiga penguji
 Daftar pustaka
sesuaikan ukuran
dengan panduan
Lampiran 11 Hasil SPSS

Frequencies

sebelum dongeng sayur dan buah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 14 50,0 50,0 50,0
cukup 14 50,0 50,0 100,0
Total 28 100,0 100,0

sesudah dongeng konsumsi sayur dan buah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 4 14,3 14,3 14,3
cukup 24 85,7 85,7 100,0
Total 28 100,0 100,0

McNemar Test

sebelum dongeng sayur dan buah & sesudah


dongeng konsumsi sayur dan buah
sesudah dongeng konsumsi sayur
sebelum dongeng sayur dan dan buah
buah kurang Cukup
Kurang 4 10
Cukup 0 14

Test Statisticsa
sebelum
dongeng sayur
dan buah &
sesudah
dongeng
konsumsi sayur
dan buah
N 28
Exact Sig. (2-tailed) ,002b
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.

Anda mungkin juga menyukai