Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses yang alamiah yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,

2008).

Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk berumur 60 tahun ke atas.

WHO mengelompokkan usia lanjut atas tiga kelompok yaitu kelompok middle

age 45-59 tahun, kelompok elderly age 60-74 tahun, kelompok old age 75-90

tahun (Bustan, 2007). Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan

penduduk lanjut usia paling pesat di dunia, pada tahun 1990 dengan jumlah

penduduk lansia baru sekitar 11,3 juta jiwa atau 6,3% dan meningkat menjadi

28,28 juta jiwa atau 11,3% dan tahun 2025 kenaikan jumlah lansia sebesar 414%,

ini merupakan angka yang paling tinggi diseluruh dunia (Darmojo dan Martono,

2004).

WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah

permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang

berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan merupakan

1
2

proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam

dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008).

Dengan makin meningkatnya harapan hidup penduduk Indonesia, maka

dapat diperkirakan bahwa insiden penyakit degeneratif akan meningkat pula.

Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan

mortalitas tinggi adalah hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut menjadi lebih

penting mengingat bahwa patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaanya

tidak seluruhnya sama dengan hipertensi pada dewasa muda. Pada usia lanjut

aspek diagnostis selain kearah hipertensi dan komplikasi, pengenalan berbagai

penyakit yang juga diderita oleh orang tersebut perlu mendapatkan perhatian,

karena berhubungan erat dengan penatalaksanaan secara keseluruhan (Puspita,

2010).

Menurut WHO dan JNC VII (Joint National Committee), hipertensi dapat

didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas

140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Angka-angka prevalensi

hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan bahwa di

daerah pedesaan  masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan

kesehatan. Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2007 adalah 32,2%, dan

prevalensi tertinggi ditemukan di Provinsi Kalimantan Selatan (39,6%) dan

terendah di Papua Barat adalah 20,1% (Ekowati, 2009). Menurut Wade pada

tahun 2003, prevalensi hipertensi terbanyak berkisar antara 6% sampai dengan 15%,

tetapi angka prevalensi yang rendah sebesar 1,8 % terdapat di Ungaran, Jawa


3

Tengah, Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan angka

prevalensi tertinggi di Talang, Sumatera Barat 17,8% (Anggraini, 2009).

Di Indonesia, stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari

sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian

terbanyak 15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan

penyakit jantung 4,6% yang dilihat pada hasil Riskesdas tahun 2007. Prevalensi

hipertensi yang tinggi terdapat baik pada populasi laki-laki maupun perempuan, di

perkotaan ataupun di pedesaan, dimana semakin tinggi usia semakin tinggi pula

prevalensinya atau bertambahnya usia kemungkinan terkena hipertensi juga

menjadi lebih besar. Data penelitian Departemen Kesehatan RI tahun 2007

menunjukkan bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi

dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari

perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai

kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi (Ilham Hambuako,

2009).

Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.

Hipertensi yang dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada

organ-organ tubuh seperti otak, ginjal, mata, hingga kelumpuhan organ-organ

gerak seperti kaki dan tangan. Selain itu, hipertensi juga merupakan penyebab dan

faktor risiko utama dari muncul dan berkembangnya penyakit jantung koroner dan

stroke (Sudarmoko, 2010).

Pengetahuan tentang penyakit juga berpengaruh dalam kehidupan.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
4

seseorang. Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit merupakan pengalaman

seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya yang menyebabkan orang tersebut

bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk

mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya

(Stanley, 2006).

Untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit

hipertensi masih sangat rendah, hal ini bisa dilihat bahwa masyarakat lebih

memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, dan

mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu

penyakit hipertensi menurut Austriani pada tahun 2008. Menurut Hembing

(2001), dari seluruh penderita tekanan darah tinggi, sekitar 90-95% belum dapat

diterangkan mekanisme terjadi penyakitnya secara tepat (Admin, 2007).

Faktor-faktor pemicu tekanan darah yang bisa dikontrol diantaranya

obesitas, konsumsi minuman berakohol dan kebiasaan merokok, kurangnya

aktiftas olahraga, konsumsi garam berlebih, serta pola makan yang sembarang.

Sedangka faktor yang tidak bisa dikontrol adalah faktor keturunan, jenis kelamin,

usia, pekerjaan, pendidikan, dan sosial ekonomi serta lingkungan (Sudarmoko,

2010).

Salah satu cara pengontrolan tekanan darah adalah dengan mengatur pola

makan. Penanganan hipertensi dilakukan bersama dengan diet rendah garam, diet

rendah kolesterol, diet tinggi serat dan diet rendah kalori bagi penderita hipertensi

yang juga obesitas. Pasien hipertensi supaya banyak mengkonsumsi buah-buahan,


5

sayuran, dan makanan rendah lemak yang dapat menurunkan tekanan darah.

(Sustrani, 2004).

Pakar gizi FKUI, Victor Tambunan menjelaskan bahwa hipertensi sangat

erat kaitannya dengan gaya hidup tak sehat, seperti kurang olah raga, stres,

minum-minuman beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. Kebiasaan makan

juga perlu diwaspadai. Pembatasan asupan natrium (komponen utama garam)

sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi. Ahli

kesehatan, Maoshing Ni mengungkapkan bahwa pola diet ala Barat berdampak

terhadap tingginya angka kejadian hipertensi di kalangan penduduk perkotaan

Eropa dan Amerika. Terbukti, kasus hipertensi jauh lebih sedikit ditemui pada

orang-orang di pedesaan seperti Cina, Brazil, dan Afrika. Pengaturan pola dan

jenis makanan yang tepat adalah kunci penting mencegah hipertensi (Budi

Sutomo, 2006).

Ada beberapa jenis diet hipertensi, yakni diet rendah garam dan diet

DASH-natrium, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan

diet kalori. Diet yang diterapkan bisa disesuaikan dengan kondisi hipertensi (Budi

Sutomo, 2009). Natrium sebenarnya mineral esensial yang berguna bagi tubuh.

Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengatur

kontraksi dan relaksasi otot sehingga tetap diperlukan, namun asupannya harus

dibatasi sesuai keperluan tubuh. Permasalahanya jika natrium dikonsumsi

berlebihan, ginjal yang berfungsi mengatur kebutuhan natrium di dalam tubuh

tidak bisa membuang kelebihan natrium, akibatnya menumpuk di dalam darah.

Karena natrium menarik dan menahan air sehingga volume darah meningkat,
6

jantung memompa darah lebih keras sehingga tekanan dalam arteri meningkat.

Kondisi itulah yang menjadikan hipertensi (Admin, 2007).

Wilayah Kota Solok secara administrasi terdiri dari 2 kecamatan dengan

13 kelurahan. Kedua kecamatan itu adalah Kecamatan Lubuk Sikarah dengan 7

kelurahan dan Kecamatan Tanjung Harapan dengan 6 kelurahan. Jumlah

penduduk Kota Solok pada Tahun 2009 sebanyak 59.162 jiwa dengan laju

pertumbuhan rata-rata sebesar 1,24%, dengan sex ratio 0,96 serta jumlah

lansianya yaitu 9.423 orang (DKK Solok, 2009).

Pada tahun 2008, dari 10 penyakit yang terbanyak di Kota Solok,

Sumatera Barat, penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menduduki urutan

ke-5 dengan jumlah kasus hipertensi 3.547 orang dan pada tahun 2009 juga

terdapat jumlah kasus hipertensi sebanyak 3.547 orang. Sedangkan jumlah kasus

hipertensi pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010 sebanyak 2.514

orang. Di Kota Solok terdapat 4 puskesmas yaitu Puskesmas Tanah Garam,

Tanjung Paku, KTK, dan Nan Balimo. Dari 4 puskesmas yang ada di Kota

Solok, Puskesmas Tanah Garam merupakan puskesmas dengan jumlah kasus

hipertensi terbanyak dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010 yaitu

sebanyak 772 orang kasus hipertensi yang terdiri dari 87 orang pada usia 20-44

tahun, 145 orang pada usia 45-54 tahun, 180 orang pada usia 55-60 tahun, dan

360 pada usia ≥ 60 tahun (Dinas Kesehatan Kota Solok, 2010).


7

Puskesmas Tanah Garam memiliki 3 wilayah kerja yaitu Kelurahan Sinapa

Piliang, Kelurahan VI Suku, dan Kelurahan Tanah Garam. Masing-masing

kelurahan memiliki Posyandu Lansia yaitu Kecubung, Mentari Senja, dan Rumah

Gadang yang berada di Kelurahan VI Suku. Seruni, Sepakat, Payo Permai,

Teratai, dan Melati yang berada di Kelurahan Tanah Garam, serta Sakato di

Kelurahan Sinapa Piliang. Jumlah lansia yang berkunjung ke posyandu-posyandu

lansia tersebut adalah 115 orang dan jumlah kasus hipertensi pada 9 posyandu

lansia tersebut adalah 34 orang lansia.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14 Januari

2011 terhadap 10 orang lansia yang mengalami hipertensi terdapat, 7 orang suka

mengkonsumsi ikan asin dan masakan tersebut harus terasa asin, 3 orang jarang

mengkonsumsi ikan asin dan sedikit garam, 7 orang suka mengkonsumsi makanan

yang berminyak, bersantan dan mengandung lemak, 3 orang jarang

mengkonsumsi makanan yang berminyak, bersantan dan mengandung lemak, 7

orang tidak mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, 3 orang mengkonsumsi

buah dan sayur setiap hari, 5 orang menghabiskan 1 porsi makanan, dan 5 orang

menghabiskan ½ porsi makanan. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis

tertarik untuk meneliti tentang hubungan pengetahuan tentang diet hipertensi

dengan upaya pengontrolan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok.


8

B. Rumusan Masalah

Dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan

pengetahuan tentang diet hipertensi dengan upaya pengontrolan tekanan darah

pada lansia yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

Kota Solok Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang diet hipertensi dengan

upaya pengontrolan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan tentang diet

hipertensi pada lansia yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanah Garam Kota Solok Tahun 2011.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi upaya pengontrolan tekanan

darah pada lansia yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanah Garam Kota Solok Tahun 2011.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang diet hipertensi dengan

upaya pengontrolan tekanan darah pada lansia yang mengalami

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok Tahun

2011.
9

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang diet hipertensi dengan

upaya pengontrolan tekanan darah pada lansia.

2. Bagi Puskesmas Tanah Garam dan Instansi Terkait

Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

terkait dengan penanggulangan masalah mengenai hipertensi pada lansia dan

pelaksanaan pelayanan pada lanjut usia.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai data dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang diet

hipertensi dengan kejadian penyakit hipertensi pada lansia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Pada ruang lingkup penelitian ini terdapat variabel independent yaitu

pengetahuan tentang diet hipertensi diantaranya diet rendah garam, diet rendah

kolesterol, diet tinggi serat, diet kalori dan sebagai variabel dependent adalah

upaya pengontrolan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok Tahun 2011, dimana

lansia merupakan kelompok penduduk yang berumur 60 tahun ke atas dan

tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah diatas 140/90

mmHg.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Zahratul Ain Baru EDIT
    Skripsi Zahratul Ain Baru EDIT
    Dokumen41 halaman
    Skripsi Zahratul Ain Baru EDIT
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen29 halaman
    Bab Ii
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen6 halaman
    Bab V
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Master Tabel
    Master Tabel
    Dokumen1 halaman
    Master Tabel
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen7 halaman
    Lembar Pengesahan
    milasari
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Zahratul Aini Baru
    BAB IV Zahratul Aini Baru
    Dokumen16 halaman
    BAB IV Zahratul Aini Baru
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen7 halaman
    Kuesioner Penelitian
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Kisi-Kisi Kuesioner
    Kisi-Kisi Kuesioner
    Dokumen1 halaman
    Kisi-Kisi Kuesioner
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Diet Hipertensi dan Pengontrolan Tekanan Darah pada Lansia
    Diet Hipertensi dan Pengontrolan Tekanan Darah pada Lansia
    Dokumen1 halaman
    Diet Hipertensi dan Pengontrolan Tekanan Darah pada Lansia
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen29 halaman
    Bab Ii
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Zizi adm
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Zizi adm
    Belum ada peringkat
  • Format Bimbingan Skripsi
    Format Bimbingan Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Format Bimbingan Skripsi
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner
    Kuesioner
    Dokumen10 halaman
    Kuesioner
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen13 halaman
    Bab Iv
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Kisi2 Kuesioner & Kuesioner
    Kisi2 Kuesioner & Kuesioner
    Dokumen3 halaman
    Kisi2 Kuesioner & Kuesioner
    milasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka KB
    Daftar Pustaka KB
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka KB
    milasari
    Belum ada peringkat