Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keberadaan lembaga negara selalu menjadi bahasan menarik dalam setiap bahasan
yang menyangkut sistem ketatanegaraan. Terutama ketika berbicara tentang kewenangan
dan kebijakan yang ditetapkan oleh suatu lembaga negara tersebut. Di indonesia yang
sistem pemerintahannya menganut sistem presidensiil pembicaraan an kritikan mengenai
lembaga negara bukanlah hal yang baru.
Sistem kekuasaan di Indonesia sendiri dibagi ke dalam tiga bagian yaitu
lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif. Setiap kewenangan
lembaga negara tersebut telah ditetapkan oleh Undang Undang Dasar sehingga
untuk melakukan perubahan terhadap lembaga negara harus melalui proses
perubahan konstitusi.
Sistem pemisahan kekuasaan diawali oleh John Locke yang memisahkan
kekuasaan dalam tiga jenis kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan
federatif yaitu kekuasaa yang mengadakan aliansi dengan negara lain. Kemudian
pada tahun 1689-1755 Montesquieu membagi kekuasaan dalam tiga kekuasaan
yaitu legislatif, yudikatif dan eksekutif yang tugas dan fungsinya berbeda.
Dalam teori John Locke tidak ada kekuasaan yudikatif karena kekuasaan
yudikatif telah dileburkan menjadi satu dengan kekuasaan eksekutif. Dalam teori
Montesquieu kekuasaan yudikatif berdiri sendiri karena dianggap dengan adanya
kekuasaan yudikatif yang berdiri sendiri maka kebebasan politik warga negara
terjamin dan tidak terpengaruh oleh kekuasaan lainnya.
Segala hal yang berkaitan dengan negara akan berakhir jika seluruh beban
kekuasaan dilaksanakan oleh satu orang saja. Karena dapat dipastikan bahwa akan
terjadi dominansi yang akhirnya hak hak rakyat terenggut dan keadilan dalam
sebuah konstitusi sulit tercapai. Namun dalam pelaksanaanya proses pemisahan
kekuasaan sangat sulit untuk dicapai dan dijalankan secara konsekuen.
Dengan adanya pemisahan kekuasaan dengan kedudukan yang sama akan

1
mengakibatkan tidak adanya kontrol dan pengawasan antara lembaga legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Maka Miriam Budiarjo dalam bukunya mencantumkan
adanya check and balance di sebuah ketatanegaraan agar tidak terjadi tindakan
penyelewengan dan dominansi.
Pemisahan kekuasaan perlu dilakukan namun tetap memperhatikan
keseimbangan suatu tatanan negara sehingga tidak terjadi penyalahgunaan
kekuasaan dalam berbagai bidang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pendapat tokoh terkait pembagian kekuasaan?
2. Bagaimana konsep pembagian kekuasaan secara horizontal?
C. TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengatahui pembagian kekuasaan di Indonesia


2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembagian kekuasaan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembagian kekuasaan di Indonesia menurut pendapat tokoh


Prinsip kedaulatan rakyat biasanya dibagi dalam dua bentuk yaitu dibagi
melalui sistem pemisahan kekuasaan atau pembagian kekuasaan. Namun
pada dasarnya kedua prinsip tersebut sama dalam menjalankan
kewenangannya masing masing. Yang membedakan adalah pemisahan
kekuasaan bersifat horizontal dalam artian kekuasaan dipisahkan menurut
fungsi dan tujuan suatu lembaga negara tersebut disesuaikan dengan
derajat kegunaaan suatu lembaga tersebut agar saling mengimbangi seperti
prinsip check and balances.
Teori pemisahan kekuasaan yang terkenal adalah teori dari John Locke dan
Montesqiueu. Namun seorang tokoh bernama Utrecht menganggap teori
pemisahan kekuasaan dari Montesqiueu mengakibatkan adanya suatu
badan kenegaraan yag akhirnya melampaui batas. Menurut Utrecht
pemisahan kekuasaan memang perlu dilakukan untuk mencegah dominansi
kekuasaan namun untuk pemisahan kekuasaan secara mutlak tidak
dianjurkan karena hal tersebut dapat menutup akses pengawasan antar
lembaga.
Teori yang terkenal dari Indonesi adalah Trias Politica yang dikemukakan
oleh Miriam Budiarjo. Dalam buku yang diterbitkannya Miriam Budiarjo
menganggap bahwa kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan
yaitu kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang undang.
Kekuasaan legislatif atau disebut sebagai kekuassaan yang membuat undang
undang atau sering dikenal dengan rulemaking function. Kemudian
kekuasaaan yudikatif atau kekuasaan untuk memutus dan mengadili suatu
perkara atau pelanggaran yang terjadi dalam sebuah negara. Trias Politica
menegaskan bahwa kekuasaan sebuah negara tidak seharusnya diserahkan
kepada orang yang sama.
B. Pembagian kekuasaan di Indonesia secara horizontal
Setiap lembaga negara di Indonesia mempunyai wewenang dan
fungsinya masing masing namun saling berkaitan satu sama lain. Lembaga
negara di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu lembaga eksekutif, lembaga
legislatif dan lembaga yudikatif.
 Lembaga eksekutif adalah lembaga yang memiliki fungsi
menjalankan undang undang yang terdiri dari presiden dan wakil
presiden serta kabinetnya. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh
rakyat melalui pemilu yang dilaksanakan lima tahun sekali dan
dapat menjabat dalam dua periode.
Dalam masa kampanye calon presiden dan wakil presiden boleh
melakukan interaksi dengan rakyat asalkan sesuai dengan
ketetapan.
 Lembaga legislatif adalah lembaga yang membuat undang undang
dalam sebuah negara. Di indonesia yang termasuk lembaga
legislatif adalah MPR atau Majelis Permusyawaratan Rakyat, DPR
atau Dewan Perwakilan Rakyat dan DPD atau Dewan Perwakilan
Daerah. DPR terdiri dari 560 anggota yang siap menjalankan tugas
sebagai wakil rakyat. DPR juga bekerja sama dengan presiden
dalam menghitung anggaran belanja tahunan dan mengawasi
setiap pelaksanaan undang undang dalam negara.
DPR di Indonesia memiliki reputasi yang cukup buruk karena
seringkali tersandung kasus korupsi dan sering melakukan tindakan
tindakan yang kurang mencerminkan nilai nilai demokrasi pancasila.
 Lembaga yudikatif adalah lembaga yang bertugas untuk mengadili
dan memutus suatu perkara yang terdiri dari Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial. MA adalah lembaga
peradilan paling tinggi di Indonesia dalam hal memutus sengketa.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Setiap negara memiliki kebijakannya masing-masing dalam proses


menjalankan roda pemerintahan. Seperti Indonesia yang menganut sistem demokrasi
pancasila memilih melakukan pemisahan kekuasaan menjadi tiga yaitu eksekutif, legislatif
dan yudikatif yang tentunya memiliki fungsinya masing masing. Pelaksana ketiga kekuasaan
tersebut adalah wakil rakyat yang seharusnya menerima aspirasi rakyat dan
mengedepankan kepentingan rakyat sehingga tujuan bangsa untuk menyejahterakan
rakyatnya tercapai. Kerja sama yang baik antar lembaga pemerintahan menjadi kunci
utama terbentuknya negara yang sejahtera dan damai.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Iqbal. 2020. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal di Indonesia. 22


November 2020. https://insanpelajar.com/pembagian-kekuasaan-
secara-horizontal-di-indonesia/
Marlina, Rika. 2018. Pembagian Kekuasaan Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan di Indonesia. 1 Maret 2018.
https://media.neliti.com/media/publications/324414-pembagian-
kekuasaan-dalam-penyelenggaraa-97ef1646.pdf

Anda mungkin juga menyukai