Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DHF

2.1.1 Definisi DHF


Infeksi virus dengue merupakan penyebab Dengue Hemorrhage Fever
(DHF). Virus dengue merupakan virus kelompok B (Arthopod-Bornevirus).
Penularan penyakit DHF terjadi ketika nyamuk yang terinfeksi virus dengue
menggit atau menghisap darah manusia yang sakit ke manusia yang sehat.
Nyamuk tersebut merupakan nyamuk yang termasuk dalam keluarga Flavafiridae
dan golongan flavivirus. Jadi nyamuk merupakan vektor atau transmisi virus dari
manusia ke manusia atau menusia kehewan atau hewan kemanusia. Nyamuk yang
membawa virus dengue sendiri terbagi dalam beberapa jenis yaitu DEN-1, DEN2,
DEN-3, DEN-4 yang banyak ditemukan diseluruh plosok Indonesia
(Kardiyudiani, 2019). WHO dalam buku Keperawatan Medikal Bedah 1
(Kardiyudiana, 2019) mendefinisikan DHF sebagai penyakit yang memiliki
keriteria: suhu tubuh naik turun tanpa sebab yang jelas, tampak perdarahan
(ptekia, gusi berdarah, melena, muntah darah), jumlah trombosit mengalami
penurunan dalam periksaan laboratorium, serta permebilitas pembuluh darah
mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya hematokrit.
2.1.2 Klasifikasi DHF
Menurut WHO, 2011 dalam buku “asuhan keperawatan praktis
berdasarkan penerapan diagnosa nanda, nic, noc” (Nurarif, 2016) klasifikasi
derajat DHF dibagi menjadi:
1) Derajat 1
Demam secara terus menerus disertai menggigil, pada pemeriksaan torniquet
atau uji bendung positif dan disaat dilakukan pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil trombisit mengalami penurunan sedangkan hematokrit
meningkat.
2) Derajat 2
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1, selain itu ditemukan adanya
perdarahan pada gusi, ptekie, perdarahan pada lambung yang dapat
mengakibatkan melena dan muntah darah.
3) Derajat 3
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1 dan derajat 2 serta pasien mengalami
perburukan keadaan dengan tekanan darah mengalami penurunan, frekuensi
nadi cepat, nadi teraba lemah, akral dingin.
4) Derajat 4
Pasien mengalami penurunan kesadaran, terjadi syok hipovolemik.
2.1.3 Etiologi DHF
Virus dengue merupakan penyebab dari penyakit DHF. Virus dengue
merupakan virus kelompok B atau arthropode-bornevirus. Virus dengue menular
melalui suntikan nyamuk Aedes Aegepty atau nyamuk Aedes Albopictus yang
terinfeksi oleh virus saat menghisap darah seseorang yang sehat. Penularan
penyakit DHF bisa terjadi pada manusia kemanusia atau manusia kehewan
ataupun sebaliknya. Manusia yang sedang sakit DHF kemungkinan bisa
menularkan kemanusia lainnya yang sehat, tergantung dari sistem imunitas dari
masing-masing individu untuk melawan virus tersebut. Dalam waktu 3 sampai 14
hari setelah virus masuk kedalam tubuh, tubuh akan memberikan tanda dan gejala
sebagai perlawanan alami dari dalam. Gejala umum yang dialami penderita
peyakit DHF yakni demam disertai menggigil, pusing, pegal-pegal (Handayani,
2019).
2.1.4 Manifestasi Klinis
1) Panas tinggi disertai menggigil pada saat serangan
2) Uji turniquet positif
3) Lemah
4) Nafsu makan berkurang
5) Anoreksia
6) Muntah
7) Nyeri sendi dan otot
8) Pusing
9) Trombistopenia (<100.000/ul)
10) Manifestasi perdarahan seperti: ptekie, epitaksis, gusi bedarah, melena,
hematuria masif (Renira, 2019)
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Price and Wilson (2016) berpendapat, pada pemeriksaan laboratorium pada
pasien DHF didapatkan hasil:
1) Penurunan jumlah trombosit (normalnya 100.000/mm3).
2) Hemoglobin dan hematokrit mengalami peningkatan 20% dari nilai normal.
3) Terjadi penurunan leukosit atau dalam batas normal.
2.1.8 Penatalaksanaan
Pada pasien DHF terdapat beberapa masalah keperawatan yang muncul.
Masalah yang muncul dapat ditemukan pada saat pengkajian. Pada umumnya
masalah yang ada pada pasien DHF yakni demam tinggi disertai menggigil. Pada
pasien demam dapat dilakukan pemberian kompres hangat untuk menurunkan
demam. Selain itu pasien DHF juga mengalami kekurangan volume cairan
dikarenakan demam karena pindahnya cairan interavaskuler ke ekstravaskuler.
Pada pasien DHF yang mengalami kekurangan volume cairan, tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan yaitu mengganti cairan yang hilang dengan
meningkatkan asupan secara oral misalnya makan dan minum air yang cukup,
pemberian oralit serta pemberian cairan secara parenteral (Jannah, 2019).
2.1.9 Kompilkasi
Komplikasi pada DHF menurut Nur Wakhidah (2015) yaitu:
1) Dehidrasi sedang sampai berat.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan.
3) Kejang karena demam terlalu tinggi yang terus menerus.
Selain itu komplikasi dari pemberian cairan yang berlebihan akan
menyebabkan gagal nafas, gangguan pada elektrolit, gula darah menurun, kadar

natrium, kalsium juga menurun, serta dapat mengakibatkan gula darah diatas
normal atau mengalami peningkatan (Jannah, 2019).
2.1.10 Masalah Keperawatan pada DHF
Masalah keperawatan pada pasien DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.


2) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah.
2.2 Konsep Dasar Kekurangan Volume Cairan pada DHF
2.2.1 Definisi Kekurangan Volume Cairan
Kekurangan volume cairan atau hipovolemia merupakan kondisi dimana
tubuh mengalami penurunan asupan cairan dikarenakan adanya muntah yang
banyak, kehilangan nafsu makan yang mengakibatkan asupan yang masuk
kedalam tubuh berkurang. Selain itu, penyebab kekurangan volume cairan bisa
diakibatkan demam yang sangat tinggi dan adanya luka bakar pada derajat 2-4.
Cairan yang ada dibawah kulit keluar atau menguap karena demam atau adanya
luka, sehingga cairan yang ada didalam intrseluler akan keluar menuju
intrvaskuler untuk menggantikan cairan inravaskuler yang hilang secara terus
menerus. Hal ini juga dapat mengakibatkan kekurangan volume cairan (Nilam,
2018).
2.2.2 Etiologi Kekurangan Volume Cairan
Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya volume cairan (Nanda, 2015)
meliputi:
1) Penurunan asupan cairan atau intake yang diakibatkan oleh mual, muntah,
penurunan kesadaran.
2) Hambatan mengakses cairan.
3) Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan.
4) Kehilangan cairan yang aktif.
2.2.3 Manifestasi Klinis Kekurangan Volume Cairan
Klien yang mengalami kekurangan volume cairan pada umumnya
ditemukan tanda dan gejala berikut: terjadi penurunan pada elstisitas kulit,
tekanan darah menurun, frekuensi nadi cepat, kencing sedikit atau miksi,
membran bibir tampak kering, kulit kering, suhu tubuh meningkat, hematokrit
meningkat, berat badan menurun, haus, kelemahan (NANDA, 2018).
2.2.4 Pathofisiologi Kekurangan Volume Cairan
Kekurangan volume cairan atau hipovolemia adalah suatu kondisi diamana
tubuh mengalami penurunan asupan cairan atau bisa juga disebabkan tubuh
kehilangan cairan dan elektrolit secara proporsional. Kekuarangan cairan terjadi
ketika cairan yang ada di intravaskuler hilang yang diakibatkan oleh suhu tubuh
yang terlalu tinggi , adanya luka dengan derajat 2-4. Untuk mengganti cairan
intravaskuler yang hilang tubuh mengkompensasi dengan mengeluarkan atau
memindahkan cairan intrerseluler ke intravaskuler. Sehingga hal ini
mengakibatkan tubuh mengalmi penurunan cairan ekstraseluler (Nilam, 2018).
2.2.5 Komplikasi
1) dehidrasi sedang hingga berat.
2) syok hipovolemik.
3) kejang.
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien DHF dengan Masalah
Kekurangan Volume Cairan
2.3.1 Pengkajian keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pengkajian merupakan tahap yang
penting sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian bertujuan untuk
mendapatkan data-data tentang pasien sebelum menentukan rencana asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Pengkajian dilakukan dengan beberapa teknik
yakni: Wawancara: pengkajian yang dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan pada pasien atau keluarga pasien. Pengukuran: meliputi pemeriksaan
tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan yang
dilakukan dari kepala sampai kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi untuk melihat adanya kelainan atau tidak.
1) Kaji riwayat keperawatan
a) Identitas
Semua orang dapat terserang DHF baik dewasa maupun anak-anak.
Umunya anak-anak dapat terserang DHF karena kemampuan tubuh untuk
melawan virus masih belum kuat.
b) Keluhan Utama
Pada saat pengkajian pertama pada klien dengan DHF sering kali keluhan
utama yang didapatkan adalah panas atau demam.
c) Riwayat penyakit sekarang
Data yang didapat dari klien atau keluarga klien tentang perjalanan penyakit
dari keluhan saat sakit hingga dilakukan asuhan keperawatan. Biasanya
klien mengeluh demam yang disertai menggil, mual, muntah, pusing, lemas,
pegal-pegal pada saat dibawa ke rumah sakit. Selain itu terdapat tandatanda perdarahan
seperti ptekie, gusi berdarah, diare yang bercampur darah,
epitaksis.
d) Riwayat penyakit dahulu
Pada klien DHF tidak ditemukan hubungan dengan riwayat penyakit dahulu.
Hal ini dikarenakan DHF disebabkan oleh virus dengue dengan masa
inkubasi kurang lebih 15 hari. Serangan ke dua bisa terjadi pada pasien yang
pernah mengalami DHF sebelumnya. Namun hal tersebut jarang terjadi
karena pada pasien yang pernah mengalami serangan sudah mempunyai
sistem imun pada virus tersebut.
e) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit DHF merupakan penyakit yang diakibatkan nyamuk terinfeksi
virus dengue. Jika salah satu dari anggota keluarga ada yang terserang
penyakit DHF kemungkinan keluarga lainnya dapat tetular karena gigitan
nyamuk.
2) Pengkajian pola dan fungsi kesehatan
a) Nutrisi: klien mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan klien
mengalami mual, muntah setelah makan.
b) Aktifitas: klien biasanya mengalami gangguan aktifitas dikarenakan klien
mengalami kelemahan, nyeri tulang dan sendi, pegal-pegal dan pusing.
c) Istirahat tidur: demam, pusing, nyeri, dan pegal-pegal berakibat
terganggunya istirahat dan tidur.
d) Eliminasi: pada klien DHF didapatkan klien memngalami diare, hluaran
urin menurun, BAB keras.
e) Personal hygine: klien biasanya merasakan pegal dan perasan seperti
tersayat pada kulit karena demam sehingga pasien memerlukan bantuan
orang lain dalam memenuhi perawatan diri.
3) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Pada derajat I II dan III biasanya klien dalam keadaan composmentis
sedangkan pada derajat IV klien mengalami penurunan kesadaran. Pada
pemeriksaan didapatkan hasil demam naik turun serta menggigil,
penurunan tekanan darah, frekuensi nadi cepat dan teraba lemah.
b) Kulit
Kulit tampak kemerahan merupakan respon fisiologis dan demam tinggi,
pada kulit tampak terdapat bintik merah (petekhie), hematom, ekmosis
(memar).
c) Kepala
Pada klien dengan DHF biasanya terdapat tanda pada ubun-ubun cekung.
d) Wajah
Wajah tampak kemerahan, kemungkinan tampak bintik-bintik merah atau
ptekie.
e) Mulut
Terdapat perdarahan pada gusi, mukosa tampak kering, lidah tampak kotor.
f) Leher
Tidak tampak pembesaran JPV.
g) Dada
Pada pemeriksaan dada biasanya ditemui pernapasan dangkal, pada perkusi
dapat ditemukan bunyi napas cepat dan sering berat, redup karena efusi
pleura. Pada pemeriksaan jantung ditemui suara abnormal, suara jantung S1
S2 tunggal, dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan, sianosis pada
organ tepi.
h) Abdomen
Nyeri tekan pada perut, saat dilakukan pemeriksaan dengan palpasi terdapat
pembesaran hati dan limfe.
i) Anus dan genetalia
Pada pemeriksaan anus dan genetalia terkadang dapat ditemukannya
gangguan karena diare atau konstipasi, misalnya kemerahan, lesi pada kulit
sekiatar anus.
j) Ekstermitas atas dan bawah
Pada umumnya pada pemeriksaan fisik penderita DHF ditemukan
ekstermitas dingin, lembab, terkadang disertai sianosis yang menunjukkan
terjadinya renjatan.
4) Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan darah pada pasien DHF akan didapatkan hasil:
a) Uji turniquet positif.
b) Jumlah trombosit mengalami penurunan.
c) Hematokrot megalami peningkatan sebanyak >20%.
d) Hemoglobin menurun.
e) Peningkatan leukosit.
2.3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan disusun setelah mendapatkan data-data yang
ditemukan dilapangan dan menegakkan masalah keperawatan. Kemudian
masalah keperawatan dikelompokkan untuk melihat prioritas dari masalah
keperawatan yang paling utama untuk dilakukan asuhan keperawatan.
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) diagnosa keperawatan yang umumnya
muncul pada pada pasien DHF yaitu:
a) D.0037 Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif.
b) D.0130 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
c) D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan mual, muntah.
d) D.0077 Nyeri Akut berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah
perifer.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF


DI RUANG GARUDA

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
 Nama : Tn. A
 Umur : 32 Tahun
 Rekam Medis : 18:00.62
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pendidikan : .SMA
 Pekerjaan : TNI AU
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Alamat : Jl. Setiadi Rt.01/01 No.14 Dirg I
 Tanggal masuk : 18 Juni 2021
 Tanggal pengkajian : 21 Juni 2021
 Diagnosa masuk : DHF
2. RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada yang mengalami DHF di keluarganya dalam setahun ini.
3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
 Keluhan utama (saat MRS dan saat ini): Nyeri ulu hati, Nyeri punggung, batuk
,Sakit Kepala, Meriang, Mual (+),Mutah (–), tidak nafsu makan
 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini: Pasien datang
dengan keluhan nyeri ulu hati, nyeri punggung, batuk ,sakit kepala, meriang,
mual (+),mutah (–) dan tidak nafsu makan
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Minum Obat
b. Status Kesehatan Masa Lalu
 Pasien sudah pernah menderita DHF
 Riwayaan Penyakit Keluarga : Hipertensi
4. DIAGNOSA MEDIS: DHF
Therapi Medis PCT 3X500 mg,Ranitidine inj 2x1,Sukralfat sirup 3x1,Edukasi
Minum, Monitoring perdarahan,Monitoring Cairan.

5. POLA FUNGSI KESEHATAN


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan:
 Apakah saat sakit pasien akan minum obat dan pergi ke petugas
kesehatan terdekat: Ya
 Apakah menurut pasien kesehatan itu penting: Ya
b. Nutrisi/ metabolic:
Pasien mengalami mual (+) dan muntah (-)
c. Pola eliminasi
Pasien mampu BAK dan BAB sendiri
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
Pasien Masih mampu melakukan Aktivitas sehari hari
e. Pola tidur dan istirahat
Pasien Sering terbangun karena nyeri di ulu hati
f. Pola kognitif-perseptual
Berdasarkan pada kasus pasien merasa nyeri pada punggung.
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien tidak merasakan ada perubahan harga diri

6. RIWAYAT KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum :  Baik  Sedang  Lemah Kesadaran:
Composmentis
TD: 129/98 mmHg
Nadi : 113 x/m
Suhu: 37oC
RR : 20 x/m
A. Kulit
- Inspeksi : Tidak ada kemerahan
- Palpasi : Tidak ada edema
B. Kepala
- Inspeksi : Tidak teraba adanya benjolan dan lesi
- Palpasi : Tidak nyeri pada saat di tekan
C. Mata
- Inspeksi : Simetris
D. Telinga
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
E. Hidung
- Inspeksi : Bernafas terdapat cuping hidung
F. Mulut
- Inspeksi : Mukosa mulut lembab
G. Leher
- Inspeksi : Tidak ada nya pembesaran kelenjar tiroid
- Palpasi : Tidak teraba pembesarankelenjar limfe
H. Dada
- Palpasi : Nyeri saat di tekan
Paru-paru
- Inspeksi : Gerakan dada kanan dan kiri simetris
- Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
- Inspeksi : Tidak ada iktus kordis
- Palpasi : Menilai tempat terabanya iktus kordis
- Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
I. Abdomen
- Inspeksi : Tidak adanya asites
- Palpasi : Ada nyeri tekan
- Perkusi : Tidak ada suara timfani
- Auskultasi : Bunyi nafas usus normal
J. Sistem gastrointestinal
Pasien mengalami mual (+) dan muntah (-)
K. Sistem muskuloskeletal
Pasien mengeluh nyeri otot dan punggung hilang timbul
L. Genetalia
- Inspeksi : Kebersihan genitalia
M. Anus dan rektum
- Inspeksi : Keadaan dan kebersihan anus dan rektum
N. Muskuloskeletal
- Mengkaji refleks kaki dengan tes pattela
O. Neurologi
GCS : E:4, V:5, M:6
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
18 Juni 2021
Hematokrit: 53.18% (Normal Pria : 40-48%)
HB: 18.1g/dl. (normal 13-16g/dl)
Leukosit : 5920/uL (normal: 5000-10.000/uL)
Eritrosit: 6.43/uL (Pria :4,5-5,5 Juta/ul
Trombosit : 35.000 (Normal Pria :40-48)
Ureum : 22 mg/dl (Normal 10-50)
Kratinin : 1,2 (Normal 0,6-1,2)
GDS : 149 mg/dl (Normal ≤ 120)
8. ANALISA DATA

No Tanggal Data Etiologi Masalah


1. 21 Juni 2021 DS: Pasien mengatakan Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
Mual, tidak nafsu makan mencerna ( D.0019)
DO: Tampak makanan habis makanan
½ porsi,Hematokrit:
53.18%
HB: 18.1g/dl
Trombosit : 35.000 uL
TD: 129/98 mmHg
Nadi : 113 x/m
Suhu: 37oC
RR : 20 x/m

21 Juni 2021 DS : Pasien mengatakan nyeri Gangguan Nyeri Akut


perut di kanan bawah, Pasien metabolisme ( D.0077)
mengatakan nyeri pada
punggung dan tulang hilang
timbul.
DO :Tampak Meringis
kesakitan
TD: 129/98 mmHg
Nadi : 113 x/m
Suhu: 37oC
RR : 20 x/m
Skala nyeri 4

9. RENCANA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan d.d Pasien mengatakan
mual, tidak nafsu makan, Tampak makanan habis ½ porsi, Hematokrit: 53.18%, HB:
18.1g/dl, Trombosit : 35.000 uL
2. Nyeri Akut b.d Gangguan metabolisme d.d Pasien mengatakan nyeri perut di
kanan bawah, Pasien mengatakan nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul.
Tampak Meringis kesakitan
TD: 129/98 mmHg
Nadi : 113 x/m
Suhu: 37oC
RR : 20 x/m
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 jam, tingkat nyeri pasien
berkurang dengan kriteria hasil:
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Sikap protektif menurun
d) Gelisah menurun
e) Kesulitan tidur menurun

INTERVENSI :
DX 1
MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlU
2. PROMOSI BERAT BADAN
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
Monitor adanya mual dan muntah
Monitor jumlah kalorimyang dikomsumsi sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
Sediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien( mis. Makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblander, makanan cair yang diberikan melalui NGT atau Gastrostomi,
total perenteral nutritition sesui indikasi)
Hidangkan makan secara menarik
Berikan suplemen, jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namuntetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

DX 2
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( misal : TENS,
hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback ,terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin).
b) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( misal : suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi :
a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan eknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Pemberian analgetik, jika perlu

EVALUASI
1. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan d.d Pasien mengatakan
Mual, tidak nafsu makan, Hematokrit: 53.18%, HB: 18.1g/dl, Trombosit :
35.000,TD: 129/98 mmHg,Nadi :113 x/m, Suhu: 37oC, RR : 20 x/m
S : Pasien mengatakan mual, tidak nafsu makan,
O : Tampak makanan habis ½ porsi, Hematokrit: 53.18%, HB: 18.1g/dl, Trombosit
: 35.000 uL
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2. Nyeri Akut b.d Gangguan metabolisme d.d Pasien mengatakan nyeri perut di
kanan bawah, Pasien mengatakan nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul.
Tampak Meringis kesakitan TD: 129/98 mmHg, Nadi : 113 x/m, Suhu: 37oC, RR :
20 x/m.
S : Pasien mengatakan masih nyeri perut di kanan bawah, nyeri pada punggung
dan tulang hilang timbul.
O : KU Tenang,tampak Meringis kesakitan, skala nyeri 4
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai