Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MERANGKUM

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

Dosen : Amini Ari Purwati,S.Pd, M.Pd

Di susun Oleh :

1. Muhammad Jazuli (855875051)


2. Yulia Aini (855871735)
3. Wiwin Ratna Sari (855871656)
4. Sulvia Yuli Virdianti (855871323)
5. Pipin Dwi Maretnowati (855871212)
6. Tatik Rustin (855871269)
MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 1
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR

A. BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Suatu kegiatan belajar dikatakan kolaburatif apabila dua orang atau
lebih bekerja bersama,memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan
tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaburatif adalah (1) adanya
tujuan yang sama,dan (2) ketergantungan yang positif.
Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu,siswa bekerja samadengan teman
untuk menentukan strategi pemecahan masalahyang ditugaskan oleh guru.Dua
orang siswa atau sekelompok kecilsiswa berdiskusi untuk mencari jalan
keluar,menetapkan keputusan Bersama.
Kedua,ketergantungan yang positif maksudnya adalah setiap anggota
kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota
bekerja sam. Dalam belajar kolaburatif, ketergantungan individu sangat
tinggi, dapat dibantu dengan cara antara lain:
a. Beri peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran
sebagai pengamat, pengklarifikasi, perekam dan pendorong.Setiap
individu mempunyai tugas khusus untuk melakukan sesuatu dan
kostribusi tiap orang yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan
tugas
b. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas .Setiap anggota diberi suatu sub tugas. Hasilnya
diputuskan bersama oleh semua anggota kelompok.
Dalam menerapkan belajar kolaburatif ini,kita harus memperhatikan prinsip-
prinsip belajar sebagai berikut
a. Mengajarkan keterampilan kerjasama, mempraktekkan,dan balikan
diberikan dalam hal seberapa baik keterampilan-keterampilan
digunakan.
b. Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompokyang kohesif.
c. Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajardan perilaku
masing-masing.
2. Manfaat Belajar KolaburatifManfaat dari belajar kolaburatif, yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksidalam
kelompok merupakan faktor-faktor berpengaruhterhadap penguasaan
konsep
b. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama kelompok.
c. Memupuk rasa kebersamaan antar siswa,setiap individu tidakbisa lepas dari
kelompoknya, mereka perlu saling mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan
mampu mengelolanya.
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide tau pendapatuntuk
pemecahan masalah bagi setiap individu.
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam dalam mencapaisuatu tujuan
bersama.
f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yangmemiliki rasa
tanggung jawab.

B. BELAJAR KUANTUM (QUANTUM LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kuantum
Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar
Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya tentang
suggestopedia. Prinsipnya bahwa sugestidapat mempengaruhi hasil belajar
dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negative,yang terdiri
dar beberapa tehnik yaitu :
a. Mendudukan siswa secara nyaman
b. Memasang musik latar di dalam kelas
c. Meningkatkan partisipasi individu
d. Menggunakan poster untuk memberkan kesan besar sambal menunjukkan
informasi
e. Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti
2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Prinsip utama dari pembelajaran kuantum yaitu :
a. Segalanya berbicara,segala sesuatu, lingkungan kelas hingga Bahasa tubuh
guru.
b. Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai
tujuan ,yaitu mengembangkan kecapan siswa dalam mata pelajaran.
c. Berangkat dari pengalaman,proses belajar paling baik terjadi ketika siswa
telah mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang
dipelajari
d. Hargai setiap usaha,belajar mengandung resiko ,belajar berartimelangkah
keluar dari kenyamanan, saat siswa mengambil Langkah ini, mereka patut
untuk mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.
e. Rayakan setiap keberhasilan,perayaan memberikan umpan balik tentang
kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif.
3. Manfaat Belajar Quantum
Manfaat dari belajar kuantum, yaitu:
a. Suasana kelas menyenangkan,sehingga siswa,sehingga siswa bergairah
belajar
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai
pendorong belajar.
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d. Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

C. BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kooperatif
Kooperatif berarti bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Belajar
kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya dan juga
anggota yang lain. Kata kooperatif digunakan pada anak –anak yang bersikap
manis, bersedia bebagi bahan-bahan yang dimiliki.

2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif


Prinsip utama dari belajar kooperatif, yaitu:
a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar
lebih kooperatif
b. Ketergantungan positif.
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa
orang direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat
berhasil jika anggota dapat bekerja sama. Ketergantungan antara individu
individu dapat dilakukukan,dengan cara :
1. Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat
2. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas
3. Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu.
4. Struktur tujuan kooperatif dan kompetitip dapat dikordinasikan dengan
menggunakan kelompok belajar kooperatif
5. Ciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerja bersama untuk
membangun kekuatan imajinatif
3. Manfaat Belajar Kooperatif
Manfaat dari belajar kooperatif yaitu:
a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif mempunyai keterbatasan antara lain :
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Model kooperatif diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai tehnik
pelaksanaan belajar kooperatif.

D. BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikansebagai suatu kegiatan belajar yangdirancang
sekitar ide pokok (tema),dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran)
yang berkaitan dengan tema.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung.Semua egiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut.Para ahli
mengemukakan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk mencapai
keterpaduan kurikulum.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran
lainnya. Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik,et.al (1991) sebagai
berikut:
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata
b. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar
d. Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif,emosi,social dan fisik
f. Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan
fisik
g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke
dalam pengertian.
h. Menghargai perbedaan individu.
i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarganya
4. Perlunya Pembelajaran Tematik,Khusunya di SD
a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara
utuh,global/tematis
b. Mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif
c. Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis
d. Ada konteksnya.
e. Akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh.
5. Manfaat Belajar Tematik.
Dalam belajar tematik ada perubahan dari peranan guru dari seorang
pemimpin dan penyedia kebijakan serta serta pengetahuan fasilitator,
pembimbing, penantang, pemberi saran dan organisator. Pembelajaran tematik
selain memperhatikan kompetensi dan bahan ajar juga perlu memperhatikan
logika, estetika, etika, dan kinestetika serta life skills (Personal Skill),Sosial
Skill,Akademik Skill,Thinking Skill,Vocational Skill).

KEGIATAN BELAJAR 2
RUMPUN MODEL MENGAJAR

A. RUMPUN MODEL SOSIAL


Dalam berbagai rumpun model mengajar, rumpun model social dipaparkan
pertama kali karena perkembangan social pebelajar sangat penting pada semua
kegiatan pembelajaran. Model mengajar sosial diciptakan untuk membentuk
masyarakat belajar.
1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara
lintas bidang studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas
serta untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari
suatu akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara
kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku
sosial, peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif
atau membuat pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
4. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial
mengenai masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional maupun
internasional. Tujuan model ini untuk mempelajari kasus – kasus yang ada
kemudian dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan public.
5. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang
guru harus yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat
terjadi secara optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara
konseptual.
6. Inkuiri sosial
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara
berfikir, studi tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif
dan sosial

B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI


Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan
seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengordinasikan data,
memahami masalah dan mencari pemecahannya serta mengembangkan konsep-
konsep dan Bahasa untuk menyampaikannya.
1. Berpikir Induktif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan
hubungan di antara serangkaian data.

2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap
tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu
mengumpulkan dan menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta
mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri\
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar
menghubungkan alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam
mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan
masalah dan menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan-
pandangan baru pada topik-topik dari suat bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar
untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap
kematangan pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan
perkembangan pebelajar.

C. RUMPUN MODEL PERSONAL


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu.
1. Pengajaran Nondirektif
Model ini menekankan kerja sama antara pabelajar dan guru. Guru berusaha
membantu pabelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam
pencapaian pendidikannya.
2. Peningkatan Harga diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam
hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU


Dasar teoretik model ini sering disebut teori belajar social, modifikasi perilaku,
terapi perilaku dan cybernetic.
1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah menjadi
unit-unit dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi tersebut
dipelajari hingga tuntas.
2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan antara
guru mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif serta dari teori belajar
sosial.
3. Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu
keterampilan dikuasai.
MODUL 4
PROSEDUR PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Prapembelajaran
Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran
dan biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi
yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa
tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Guru juga perlu
mempersiapkan dan menata alat fasilitas kelas yang memudahkan siswa
beraktivitas belajar dalam kelas serta memberikan salam di awal pertemuan dan
berdoa sebelum pelajaran dimulai.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa
Dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang
tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readiness) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam menciptakan kesiapan dan
semangat siswa dalam mengajar, diantaranya adalah:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber
belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam
belajar.
c. Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
Guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani
berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan berani memperlihatkan unjuk
kerja (performance) serta harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk
melakukan kreativitas.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran


Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam
memasuki kegiatan inti pembelajaran serta untuk membangkitkan motivasi dan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas
tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan
hubungan antara pengalaman anak dan materi yang akan dipelajari.
1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan,
menunjukkan gambar atau alat peraga.
2. Memberi Acuan
Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara
spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang dipelajari dan kegiatan
yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung diantaranya dengan cara :
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar
materi yang dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
3. Membuat kaitan
Membuat kaitan adlah salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian
siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kegiatan membuat kaitan pada awal
pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan apersepsi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan diantaranya :
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa dan
digunakan oleh guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan
dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada
beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah,
khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah
guru hendaknya :
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa.
b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa
terpusat pada pelajaran yang diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan
adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
e. Memberikan penguatan pada siswa.
f. Menanamkan disiplin pada siswa.

KEGIATAN BELAJAR 2
KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN

Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum karena merupakan kegiatan yang utama
dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning
experince) siswa.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan
pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu
tertentu.
Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan kegiatan
dalam belajar sehingga siswa tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan
dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai
kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak
pengiring dari kegiatan pembelajaran).
Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan pendekatan
belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan
inti pembelajaran merupakan implementasi strategi pendekatan belajar.
A. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan Pembelajaran Klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses
pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif) dan lebih
menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum
dipahami siswa.
Keunggulannya adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi
pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa dan dapat
digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta serta ditujukan
untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran.
Alternatif yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah
dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik
materi pelajaran.
Pembelajaran klasikal dapat dimanfaatkan untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyimak (mendengarkan) dan bertanya.
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal
a. Sistematis
Bahan pelajaran harus disajikan berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan
yang telah ditetapkan, mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari
yang sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara
menyeluruh dalam kelas dan harus mampu membangkitkan perhatian siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, juga perlu lebih banyak
membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa serta memberikan stimulus-
stimulus dalam pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan aktivitas dan
merespons semua kegiatan yang dilakukan guru.
c. Guru Media pembelajaran
Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi
verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis
kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap
sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat digunakan
guru menjadi media maupun sumber belajar siswa.
d. Latihan atau penugasan
Guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas pada siswa tetapi tidak boleh
berlebihan karena latihan dan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan
siswa, akan menjadikan beban bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa
frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
Setelah melakasanakan pendahuluan, tahapan selanjutnya dalam kegiatan inti
pembelajaran klasikal adalah :
a. Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan
materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran
yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan
kegiatan berikut.
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan
misalnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab
pertanyaan.
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini sebaiknya
dibuat siswa di bawah bimbingan guru.

B. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok


Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam
bentuk kelompok dengan jumlah siswa 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar. Dalam pembelajaran kelompok sangat memungkinkan siswa untuk
mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama.
Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (coopertif
learning). Kegiatan belajar secara kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran
agar siswa memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan bekerja sama, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan kemampuan berinteraksi yang
dibentuk melalui kelompoknya.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya
adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan
penelitian sederhana (observasi).
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran kelompok
a. Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran
kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama
serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab sehingga materi pelajarannya
mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau
diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama.
Tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan
belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan
atau mengkaji bahan pelajaran atau dalam mengerjakan suatu tugas maupun
proyek yang ditugaskan guru.
b. Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan siswa sesuai
dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
c. Kerja sama
Kerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam pembelajaran
kelompok karena pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan
kemampuan siswa bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi, dan rasa
tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
d. Perhatian
Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan
siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan oleh
guru akan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam
kegiatan kelompoknya.
e. Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara individu
dalam kelompok. Motivasi belajar belajar siswa akan muncul apabila guru dapat
memberikan suasana belajar yang kondusif.
f. Sumber belajar dan fasilitas
Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan menunjang
keberhasilan pencapian tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu,
sumber belajar dan fasilitas belajar harus diupayakan oleh pihak sekolah guna
menunjang optimalisasi belajar secara kelompok.
g. Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus
memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang di
organisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
2. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Kelompok
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya adalah
metode diskusi karena membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan
pada prosedur yang harus ditempuh.
Berikut ini contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan metode diskusi :
a. Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran
yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok.
b. Guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan
memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar.
Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam
kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran.
2) Mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan yang
telah dirumuskan.
3) Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
4) Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
5) Presentasi kelompok atau melaporkan diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
6) Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan
rumusan masalah dan sub-submasalah.

C. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Perseorangan


Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang
mengarah pada optimalisasi kemampun siswa secara individu. Kegiatan pembelajaran
perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan.
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki prestasi atau
kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya.
Kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang berhasil
atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan
juga disediakan untuk siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan
alasan izin atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian
tugas dan atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
pengarahan tentang tahapan atau teknik yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan awal
pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru
adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang
akan dilatihkan pada siswa
2) Memberikan lembaran kerja atau tugas.
3) Memantau dan menilai kegiatan siswa
4) Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta
memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.
5) Membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah
ditugaskan.
KEGIATAN BELAJAR 3
KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
pelajaran tetapi guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai
oleh siswa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran
adalah memberikan tes, baik lisan maupun tulisan. Guru hendaknya melakukan
kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan
meninjau kembali penguasaan siswa.
1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Meninjau kembali penguasaan siswa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi
pelajaran.
Dalam membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan
kriteria :
a) Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
b) Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
c) Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.
d) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Rangkuman/kesimpulan/ringkasan akan sangat berguna bagi siswa yang tidak
memiliki buku atau siswa yang lambat belajar karena mereka dapat mempelajarinya
kembali.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang
harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mengetahui tercapai
tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.
Guru dapat memberikan tes, atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau
kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test) yaitu tes
yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah dipelajari.

B. Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran


Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas.
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, sesuai
dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut
pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki
siswa.
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan waktu yang
tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab
memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan
akan menurunkan motivasi serta minat belajarnya.
Pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan
terpadu, artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada kompetensi yang
harus dicapai dan bermanfaat bagi siswa.
Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu diintegrasikan
(terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada siswa
yaitu :
a. Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik
tugas yang dikerjakan oleh siswa.
b. Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan
berdasarkan lembaran tugas dan memberikan gambaran alternatif penyelesaian
tugas tersebut.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang
belum dipahaminya dan guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas
waktu penyelesaian tugas tersebut.
d. Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas dapat
dilaksanakan di rumah atau di sekolah, sesuai dengan karakteristik tugas yang
bersangkutan.
e. Siswa diminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
f. Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.
2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Ada 2 kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa
menguasai kompetensi yang belum dikuasainya yaitu :
a. Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga,
apabila waktunya tersedia.
b. Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila
membutuhkan waktu yang relatif lama.
3. Membaca materi pelajaran tertentu
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran yang lain
yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan kepada
siswa yang belum menguasai materi pelajaran dapat ditugaskan untuk membaca
buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas, sementara siswa yang sudah
menguasai kompetensi ditugaskan membaca buku sumber lain untuk memperluas
wawasan siswa terhadap topik yang telah dipelajari.
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu
memperbaiki kekurangannya dan dapat menjadi dorongan atau motivasi kepada
siswa untuk terus belajar. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk
yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara
optimal oleh siswa.
5. Mengemukakan tentang topik yang harus dibahas pada waktu yang akan dating
Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam
kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Diharapkan siswa akan
mempelajari terlebih dahulu di rumah materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di sekolah. Guru perlu memberikan
alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam
pelajaran. Diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun
sumber belajar lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.

Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran selesai
dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncakan maka
langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila pelajaran berlangsung
pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran
dengan berdoa.

Kegiatan akhir pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk


meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan upaya
pemantapan penguasaan kompetensi yang diharapkan. Kegiatan akhir dan tindak
lanjut pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan
fleksibel. Selain itu, kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus
merupakan rangkaian yang utuh dengan kegiatan awal/pendahuluan dan kegiatan
inti pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai