Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.

T
DI PMB NI NENGAH ASTITI.SST DESA SIDOREJO
LAMPUNG TIMUR 2021

Pengkajian Tanggal : 09 Juni 2021.


Pukul : 14.30 WIB.
Tempat : PMB Ni Nengah Astiti.SST.

I. DATA SUBYEKTIF.
A. Identitas.
1. Identitas bayi
- Nama : By.Ny.T.
- Umur : 0 hari.
- Tanggal lahir : 09 Juni 2021.
2. Identitas orang tua
- Nama : Ny.T.
- Umur : 31 tahun.
- Agama : Islam.
- Pendidikan : SMA.
- Pekerjaan : IRT.
- Suku/bangsa : Jawa/INA.
- Alamat : Sidorejo
B. Anamnese.
1. Riwayat kehamilan
- Hamil : G2 P1 A0
- Frekuensi ANC : 7 kali.
- Imunisasi TT : T3.
- Kenaikan BB hamil : 8,5 kg.
- Kejadian waktu hamil :-
Riwayat Penyakit / kehamilan :
- Perdarahan : tidak.
- Eklamsia : tidak.
- Pre eklamsi : tidak.
- Penyakit kelamin : tidak.
- Penyakit lain : tidak.
Kebiasaan waktu hamil
- Makanan : tidak ada pantang makanan.
- Obat-obatan/jamu : tidak minum obat-obatan /jamu selain dari bidan.
- Merokok : tidak.
- Lain-lain : tidak ada.
Komplikasi persalinan : tidak ada.
2. Riwayat persalinan
a. Lama kala I : 3 jam.
b. Lama kala II : 30 menit
c. Warna air ketuban : Jernih.
d. Jenis persalinan : Spontan
e. Penolong : Rusmiasih
f. Jam/tanggal lahir : 14.30 WIB.
g. Jenis kelamin : perempuan.
h. BB/PB : 3000 gram /50 cm.
II. DATA OBYEKTIF.
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : baik.
- Kesadaran : komposmentis.
- BB : 3000 gram / PB 50 cm.
- Tanda-tanda vital
Nadi : 142 x/menit.
Respirasi : 48 x/menit.
Suhu : 36,7 °C.
2. Pemeriksaan fisik.
- Muka : Simetris, sejajar dengan telinga, sklera putih konjungtiva
merah muda reflek labirin positif.
- Ubun-ubun : cekung.
- Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Bibir : Tidak terdapat labioskizis, palatoskizis, labiopalatoskizis.
- Telinga : Simetris, terdapat lubang dan tidak terdapat serumen.
- Leher : Tidak ada kelainan dan tidak ada pembesaran kelenjar
- Dada : Tidak ada retraksi dinding dada.
- Tali pusat : Tidak ada perdarahan dan infeksi
- Punggung : Tidak ada spinabifida.
- Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan.
- Anus : Berlubang, tidak ada kelainan.
- Ekstermitas atas : Tidak ada polidaktili dan sindaktili, refleks grasping
positif.
- Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan, refleks plantar positif.
3. Reflek.
- Moro : positif.
- Rooting : positif.
- Walking : positif.
- Grasping : positif.
- Sucking : positif.
- Reflek tonik neck : positif.
4. Antropometri.
- Lingkar kepala : 34 cm.
- Lingkar dada : 36 cm.
- Lingkar lengan : 12.4 cm.
5. Eleminasi.
- Mixie : sudah.
- Defikasi : sudah, berupa meconium.
6. Pemeriksaan penunjang ( tidak dilakukan )
III. ANALISA
Diagnosa
- Bayi baru lahir cukup bulan.
Dasar :
- Bayi lahir tanggal 09-06-2021
- Bayi lahir spontan jam 14.30 wib.
- BB 3000 gram / PB 50 cm.
Masalah
- Tidak ada.
Kebutuhan.
- IMD
IV. PELAKSANAAN. ( 09 Juni 2021, pukul 14.30 WIB )
1. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan
vernix yang membuat bayi hangat dan menyamankan kulit bayi.
Rasionalisasi :
Dengan segera mengeringkan kulit bayi maka bayi untuk mencegah bayi mengalami
hipotermi.
Evaluasi :
Bayi sudah dikeringkan dan dalam keadaan hangat.
2. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu (mata bayi sejajar dengan putting susu
ibu) dengan skin to skin contact, selimuti keduanya dan bila perlu beri bayi topi.
Rasionalisasi :
Dengan melakukan skin to skin kontak maka bayi akan merasa hangat dan nyaman.
Evaluasi :
Bayi sudah dalam posisi skin to skin kontak.
3. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
Rasionalisasi :
Dengan melakukan IMD maka akan timbul kepercayaan dari ibu untuk memberikan
ASI secara ekskluasif selain merangsang terjadinya kontraksi pada uterus untuk
proses involusi.
Evaluasi :
bayi sudah melakukan IMD.
4. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum
menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam
bahkan lebih, diantaranya :
 Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan.
 Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengeluarkan suara.
 Bergerak ke arah payudara.
 Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.
 Menyentuh puting susu dengan tangannya.
 Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan
mulut terbuka lebar.
 Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu
pertama selesai.
Rasionalisasi :
Dengan mendukung ibu mengenali tanda prilaku bayi sebelum menyusu maka ibu
akan tahu proses sampai bayi mendapatkan putting susu.
Evaluasi :
Ibu memahami apa yang dijelaskan oleh petugas.
5. Pisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah IMD. Tunda prosedur yang
invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi.
Rasionalisasi:
Dengan menunda pengukuran antropometri dan penyuntikan vit k dan memberikan
salep mata bayi maka proses IMD tidak akan terganggu.
Evaluasi :
IMD dilakukan sampai dengan 1 jam setelah bayi lahir.
6. Memberikan suntikan vitamin K dan salep mata antibiotic pada bayi.
Rasionalisasi :
Dengan memberikan suntikan vit k pada bayi maka membantu proses pembekuan
darah dan mencegah perdarahan yang bisa terjadi pada bayi, dan pemberian salep
mata antibiotic untuk mencegah infeksi mata akibat bakteri dari ibu.
Evaluasi :
Bayi sudah diberikan suntikan vitamin k dan salep mata.
7. Lakukan rawat gabung dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.
Rasionalisasi :
Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi dipisahkan
dari ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat
sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih
membantu apabila bayi tetap bersama ibunya selama 24 jam .
Evaluasi :
Bayi sudah tidur satu ruangan dengan ibunya.

Catatan perkembangan, Tanggal 09 Juni 2021. Pukul 20.30 WIB.

WAKTU KEGIATAN PARAF


20.30 Subyektif :
WIB - Ibu mengatakan bayi menyusu menghisap kuat.
Obyektif :
- Keadaan umum bayi baik.
- Menangis kuat, gerak aktif, kulit merah.
- Suhu 36,8◦C, P : 40 x/menit
- BB : 3000 gram PB 50 cm.
- Bayi tidak sianosis.
- Reflek isap baik.
- Abdomen tidak kembung, tali pusat tidak ada
perdarahan, tanda-tanda infeksi tidak ada.
- BAK (+) dan BAB (+).
Analisa :
Diagnosa : Bayi baru lahir normal cukup bulan.
Dasar :
Subyektif :
- Ibu mengatakan bayi menyusu menghisap kuat.
Obyektif :
- Keadaan umum bayi baik.
- Menangis kuat, gerak aktif, kulit merah.
- Suhu 36,8◦C, P : 40 x/menit
- BB : 3000 gram PB 50 cm.
- Bayi tidak sianosis.
- Reflek isap baik.
- Abdomen tidak kembung, tali pusat tidak ada
perdarahan, tanda-tanda infeksi tidak ada.
- BAK (+) dan BAB (+).
Masalah : kurangnya pengetahuan tentang perawatan tali
pusat.
Kebutuhan :
- Edukasi tentang perawatan bayi sehari-hari
termasuk perawatan tali pusat.
Pelaksanaan :
1. Memberitahu ibu keadaan bayinya dalam keadaan baik.

Rasionalisasi : Dengan memberitahuan kondisi


kesehatan janin maka ibu akan senang dan tenang.

Evaluasi : ibu tampak senang.

2. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bayi ikterik atau


bayi kuning.

- Kulit dan bagian putih mata bayi berwarna kuning.

- Bayi terlihat lemah.

- Bayi tidak mau menyusu.

- Bayi demam.

- Kotoran bayi berwarna pucat.

Rasionalisasi :
Dengan memberikan tanda-tanda bayi ikterik maka ibu
akan cepat mengambil tindakan untuk membawa
bayinya ke petugas kesehatan untuk mendapatkan
penanganan.
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti dengan apa yang
dijelaskan oleh petugas.
3. Mengedukasi kepada ibu cara perawatan bayi baru lahir

- Menjaga bayi agar tetap hangat.

- Menyusui bayi sesering mungkin.


- Menjaga kebersihan bayi.

Rasionalisasi:
Dengan memberikan edukasi kepada ibu tentang
perawatan bayi baru lahir maka ibu akan tahu
bagaimana perawatan bayi baru lahir di rumah.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengatakan mengerti
dengan apa yang dijelaskan oleh petugas tentang
perawatan bayi.
4. Memberikan edukasi dan mengajarkan kepada ibu
teknik menyusui yang benar :

- Perut bayi menempel pada perut ibu agar bayi tidak


perlu memutar kepala untuk menyusu.
- Kepala bayi dalam dekapan ibu.
- Sokong kepala badan dan punggung bayi.
- Mulut bayi terbuka lebar
- Dagu menempel pada payudara ibu
- Sebagian besar aerola masuk kedalam mulut bayi.
- Telinga dan lengan terletak pada garis lurus.
- Kepala bayi tidak menengadah.
Rasionalisasi : Dengan memberikan edukasi cara
menyusui yang benar maka :
- Puting susu tidak lecet.
- Perlekatan menyusu pada bayi kuat.
- Bayi menjadi tenang.
- Tidak terjadi gumoh.
Evaluasi : Ibu nampak sudah mampu menyusi bayinya
dengan benar.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga bayi
dalam keadaan hangat.

Rasionalisasi : Dengan menjaga bayi selalu dalam


keadaan hangat maka bayi akan terhindar dari
hipotermi.

Evaluasi: Ibu mengatakan akan selalu menjaga bayi


agar tetap dalam keadaan hangat.

6. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif yaitu


ASI yang diberikan sejak bayi lahir hingga bayi berusia
6 bulan, tanpa tambahan asupan apapun.

Rasionalisasi:

Dengan hanya memberikan ASI saja sampai bayi


berusia 6 bulan maka ibu dan bayi akan mendapatkan
manfaat :

- Melindungi bayi dari kuman.

- Menyediakan nutrisi lengkap.

- Jaminan asupan higienis dan aman.

- Membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas.

- Mencegah diare dan malnutrisi.

- Memperkuat ikatan (bonding).

- Mengurangi risiko kanker payudara.

- Membantu memberi jarak pada kelahiran

Evaluasi : Ibu mengatakan akan memberikan bayinya


ASI saja sampai berusia 6 bulan.
7. Menjelaskan tentang tanda – tanda bahaya bayi baru
lahir yakni : Tidak mau menyusu, Kejang, Frekuensi
napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti
selama>15 detik), Frekuensi napas >60 kali/menit,
Merintih, Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat,
Sianosis sentral ( kebiruan)

Rasionalisasi : Dengan menjelaskan tanda bahaya yang


bisa terjadi pada bayi baru lahir maka ibu akan segera
mengambil tindkan bila suatu saat terjadi pada bayinya.

Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti dengan apa yang


dijelaskan oleh petugas.

8. Mengedukasi ibu tentang perawatan bayi dirumah


diantaranya perawatan tali pusat yakni dengan cara :
jaga tali pusat selalu bersih, jaga tali pusat tetap kering,
tidak membubuhkan apapun ke atas tali pusat dan
biarkan tali pusat puput sendiri.

Rasionalisasi : Dengan memberikan edukasi cara


perawatan tali pusat maka Ibu dan keluarga akan tahu
bagaimana cara perawatan tali pusat dirumah sehingga
tali pusat akan terawat dan tidak terjadi infeksi.

Evaluasi : Ibu mengatakan sudah paham dengan apa


yang diajarkan tentang bagaimana cara perawatan tali
pusat.

Catatan perkembangan II. tanggal 10 Juni 2021. Pukul 09.00 WIB.

WAKTU KEGIATAN PARAF


09.00 Subyektif :
WIB - Ibu mengatakan bayi menyusu menghisap kuat.
- Ibu mengatakan bayi hanya di beri ASI saja.
Obyektif :
- KU bayi baik.
- Menangis kuat, gerak aktif, kulit merah.
- Suhu 36,7◦C, P : 44 x/menit
- BB : 3000 gram PB 50 cm.
- Bayi tampak menyusu kuat
- Abdomen tidak kembung, tali pusat tidak ada
perdarahan, tanda-tanda infeksi tidak ada.
- BAK dan BAB (+).
Analisa :
Diagnosa : Bayi baru lahir normal usia 1 hari.
Dasar :
Subyektif :
- Ibu mengatakan bayi menyusu menghisap kuat.
- Ibu mengatakan bayi hanya di beri ASI saja.
Obyektif :
- KU bayi baik.
- Menangis kuat, gerak aktif, kulit merah.
- Suhu 36,7◦C, P : 44 x/menit
- BB : 3000 gram PB 50 cm.
- Bayi tampak menyusu kuat
- Abdomen tidak kembung, tali pusat tidak ada
perdarahan, tanda-tanda infeksi tidak ada.
- BAK dan BAB (+).
Masalah : kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi.
Kebutuhan : edukasi tentang perawatan bayi.
Pelaksanaan :
1. Edukasi ibu untuk selalu menjaga pusat bayi agar
selalu bersih, dan tidak memberikan bedak ke seluruh
tubuh bayi.

Rasionalisasi : Dengan selalu menjaga kebersihan pusat


bayi diharapkan akan terhindar dari infeksi.

Evaluasi : Ibu mengatakan akan selalu menjaga


kebersihan pusat bayi.

2. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI


saja sampai usia 6 bulan.

Rasionalisasi: Dengan hanya memberikan ASI saja


sampai bayi berusia 6 bulan maka ibu dan bayi akan
mendapatkan manfaat :

- Melindungi bayi dari kuman.

- Menyediakan nutrisi lengkap.

- Jaminan asupan higienis dan aman.

- Membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas.

- Mencegah diare dan malnutrisi.

- Memperkuat ikatan (bonding).

- Mengurangi risiko kanker payudara.

- Membantu memberi jarak pada kelahiran

Evaluasi : Ibu mengatakan akan memberikan bayinya


ASI saja sampai berusia 6 bulan.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan
bayi.
Rasionalisasi : Dengan tetap menjaga bayi dalam
keadaan hangat maka bayi akan terhindar dari
hipotermi.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan selalu menjada bayi
tetap hangat.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk membawa bayinya
diimunisasi.
Rasionalisasi : Dengan memberikan imunisasi dasar
lengkap maka bayi akan akan terhindar dari penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan membawa bayinya
imunisasi setiap bulan.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengikuti program
KB setelah habis masa nifasnya.
Rasionalisasi : Dengan mengikuti program KB maka
jarak kehamilan dapat diatur.

Evaluasi : Ibu mengatakan akan KB setelah 40 hari.

Sidorejo, 10 Juni 2021.

Praktikan

Rusmiasih

Mengetahui

Pembimbing institusi Pembimbing klinik

Yuli Yantina,SST.M.Kes Ni Nengah Astiti.SST

Anda mungkin juga menyukai