Anda di halaman 1dari 5

Keperawatan Jiwa II

Strategi Pelaksanaan Pasien Dengan Masalah


Harga Diri Rendah

Disusun Oleh :
Kelompok 17
Zakiyatuz Zhuhrah (193310806)
Zilfa Azima putri (193310807)
Zul Huda (193310808)

DOSEN PEMBIMBING:
Heppi Sasmita, M. Kep., Sp. J

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
2020/2021
STRATEGI PELAKSAAN (SP) 1
PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

I. Fase Orientasi

Salam
Perawat 1 : “Assalamu’alaikum, Selamat Pagi.. Perkenalkan saya perawat Zilfa
Azima Putri, bisa dipanggil perawat Zilfa atau suster Zilfa. Dan ini teman
saya, suster Zakiya. Kalau kamu namanya siapa? Dan senangnya
dipanggil apa?”
Pasien : “Nama saya Zul Huda, panggil Huda saja, sus”
Perawat 1 : “Ohh, baik.. Jadi senangnya dipanggil Huda ya”

Evaluasi
Perawat 1 : “Jadi, bagaimana perasaan Huda saat ini? Apa yang huda rasakan?”
Pasien : “Saya merasa sedih, malu dan minder dengan keadaan saya sekarang”
Perawat 1 : “Apa yang menyebabkan huda merasa seperti itu?”
Pasien : “Mata sebelah kanan saya buta, saya merasa tidak berguna lagi, tidak ada
lagi yang bisa saya lakukan”
Perawat 1 : “Jadi Huda merasa tidak berguna lagi semenjak mata kanan Huda
mengalami kebutaan ya.”

Validasi
Perawat 2 : “Apa yang sudah Huda lakukan untuk mengatasi perasaan sedih, malu,
minder, dan merasa tidak berguna tersebut? “
Pasien : “Saya mencoba untuk menyibukan diri dengan bermain bersama
keponakan saya, tapi tetap saja saya kepikiran dan merasa seperti itu sus”

Kontrak
Perawat 1 : “Baiklah, bagaimana jika sekarang kita berbincang menganai perasaan
malu, minder, dan perasaan tidak berguna yang Huda rasakan dan belajar
cara mengatasinya? Tujuannya agar Huda bisa menghilangkan perasaan
tersebut dan mengembangkan aspek positif yang ada pada Huda”
Pasien : “Boleh, Sus”
Perawat : “Baiklah, waktunya sekitar 30 menit, apakah Huda bersedia?”
Pasien : “Bersedia, Sus”
Perawat : “Huda mau kita berbicang-bincang nya dimana?”
Pasien : “Disini saja”

II. Fase Kerja


Perawat 1 : “Jadi apa yang terjadi sehingga menyebabkan mata kanan Huda
mengalami kebutaan?”
Pasien : “3 bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan sus, serpihan kaca masuk
ke mata kanan saya, dan hal tersebut mengharuskan saya untuk dioperasi
dan kehilangan mata kanan saya”
Perawat 1 : “Baik, jadi seperti itu.. Huda kegiatannya apa? Masih kuliah, sudah
bekerja, atau bagaimana?”
Pasien : “Saya baru saja wisuda sebulan sebelum saya mengalami kecelakaan sus,
saya sedang proses mencari pekerjaan. Namun, karna keadaan saya seperti
ini, saya menjadi malu dan minder. Tidak akan ada perusahaan yang akan
menerima saya dengan kondisi seperti ini. Saya tidak berguna lagi...”
Perawat 1 : “Hmm, begitu.. Jadi huda sedang proses mencari kerja ya. Tapi dengan
kondisi Huda sekarang, Huda menjadi malu, minder, dan takut tidak ada
pekerjaan yang bisa Huda lalukan sehingga Huda merasa tidak berguna..”
Pasien : “Iya sus..”
Perawat 1 : “Nah, suster ada pena dan kertas nih. Sekarang coba Huda buat daftar-
daftar kegiatan apa saja yang huda senangi dan yang dapat huda lakukan
saat ini?”
Pasien : *Membuat daftar kegiatan*
Perawat 1 : “Wah, bagus sekali.. Sangat banyak kegiatan yang bisa huda lakukan”
Perawat1 : “Dari daftar-daftar ini, coba Huda pilih dua kegiatan untuk dilatih saat
ini”
Pasien : “Menjahit dan membersihkan meja makan sus”
Perawat 1 : “Wah, bagus sekali..”
Perawat 2 : “Baiklah, sesuai dengan pilihan Huda tadi kita akan menjahit dan
membereskan meja makan” “Kita mulai dengan menjahit terlebih dahulu
untuk mengembangkan kemampuan yang Huda miliki” “Apa saja alat dan
bahan yang diperlukan untuk menjahit Huda?”
Pasien : “Benang dan jarum jahit sus”
Perawat 2 : “Benar sekali, tentu saja benang dan jarum jahit. Ini suster ada pakaian
yang robek apakah Huda bisa menjahitkannya?”
Pasien : “Bisa sus”
Perawat 2 : “Apa dulu yang harus dilakukan huda?”
Pasien : “Memasukan benang ke dalam lubang pada jarum jahit sus, lalu benang
tersebut diikat pada bagian ujung benang”
Perawat 2 : “Nah, benar sekali.. Sekarang coba Huda mulai menjahitnya, tapi harus
tetap hati-hati yaa..”
Pasien : “Baik, sus”
Perawat 2 : “Wah sudah selesai yaa, rapi sekali jahitannya..”
Perawat 1 : “Nah, sekarang kita akan latihan membereskan meja makan” “Apa saja
persiapannya, Huda?”
Pasien : “Kain lap untuk mengelap meja nya sus, lalu botol spray berisi air
pembersih agar mejanya menjadi kinclong”
Perawat 1 : “Benar sekali, apa yang harus kita lakukan terlebih dahulu?”
Pasien : “Mengangkat piring atau gelas yang telah di gunakan dari atas meja, lalu
semprotnya cairan pembersihkan lalu di lap menggunakan kain lap sus”
Perawat 1 : “Wah, bagus! Sekarang coba kita praktekan”
Pasien : *Mempraktekan*
Perawat : “Wah sudah selesai yaa, meja nya sudah bersih dan mengkilat”

III. Fase Terminasi


Evaluasi Subjektif
Perawat 2 : “Nah kegiatan berbincang-bincang kita sudah selesai. Bagaimana
perasaan Huda setelah latihan dua kegiatan tadi?”
Pasien : “Saya merasa lebih baik sus, karna masih ada kegiatan yang bisa saya
lakukan dengan baik”
Perawat 2 : “Nah…sekarng coba huda ulangi lagi cara merapikan meja makannya
tadi huda”
Pasien : *mempraktekkan kembali
Perawat 2 : “Bagus sekali ya huda. Sekarang mari kita memasukkan pada jadwal
harian. Huda mau berapa kali sehari merapikan meja makan atau
menjahit?”
Pasien : “3 kali sehari sus untuk merapikan meja makan, dan 2 kali sehari
menjahir sus”
Perawat 2 : “ itu melakukan kegiatannya saat saat kapan aja itu huda?”
Pasien : “saya akan merapikan meja makan setiap setelah saya makansarapan,
makan siang dan makan malam sus. Lalu saya akan menjahit di jam 10.00
dan jam 16.00 disaat waktu luang saya sus”
Perawat 2 : “bagus sekali huda. Nanti setelah huda meakukan kegiatn tersebut, huda
berikan tanda M alau huda melakukannya tanpa disuruh atau diingatkan
ya, tulis B jika diingatkan untuk melakukan dan T kalau huda tidak
melakukannya ya.
Besok pagi saya akan kembali lagi utnuk melihat hasil latihan yang sudah
huda kerjakan”
Pasien : “baik sus, terima kasih sus”
Perawat 2 : “Sama sama huda, kami pamit ya, assalamualaikum”
Pasien : “waalaikumsalam sus”

Anda mungkin juga menyukai