Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN TBC

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

1. SALMON TEURUPUN 12114201180143

2. IVEN ORPA LATURAKE 12114201190116

3. SELFONSINA LARWUY 12114201190232

4. VIANA SOULISSA 12114201190325

5. NOFALYA HUWAE 12114201190199

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah amat kuliah
keperawatan anak terkait dengan: ”Asuhan keperawatan tbc pada anak”.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca serta
memenuhi tugas matakuliah kepeawatan anak. Namun terlepas dari itu, penulis memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun, demi terciptannya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Ambon, 29 April 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I TINJAUAN UMUM

a. Pengertian
b. Etiologi
c. Manifestasi klinis
d. Patifisiologi
e. Pemeriksaan penunjang
f. Penatalaksanaan

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian
b. Analisa data
c. Diagnosa keperawatan
d. Intervensi
e. Implementasi
f. Evaluasi

3
BAB I

TINJAUAN UMUM

A. PENGERTIAN

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium tuberkculosis


sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim


paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen, ginjal,
tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001 Tuberkulosis paru adalah penyakit
infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru (Smeltzer, 2001).

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah


suatu penyaki yang disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium tuberculosis
(id.wikipedia.org). Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberkulosis diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan
kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru, bersifat sistemis
sehingga dapat mengenai organ tubuh lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.

B. ETIOLOGI

Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah batang aerobik tahan asam
yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultra violet, dengan ukuran
panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um. Yang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis
kompleks adalah:

 Mycobakterium tuberculosis
 Varian asian
 Varian african I
 Varian asfrican II
 Mycobakterium bovis

Kelompok kuman mycobakterium tuberkulosis dan mycobakterial othetan Tb (mott,


atipyeal) adalah :

 Mycobacterium cansasli
 Mycobacterium avium
 Mycobacterium intra celulase
 Mycobacterium scrofulaceum
 Mycobacterium malma cerse
 Mycobacterium xenopi

4
C. MANIFESTASI KLINIS

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

a. Gejala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut:

 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

b. Gejala khusus, antara lain sebagai berikut:

 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang
disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.

D. PATOFISIOLOGI
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari
sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel
pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang
dari 5 mikromilimeter.
Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel.
Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit ( biasanya sel T ) adalah
imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang
diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai
reaksi hipersensitifitas (lambat).

5
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai
unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cendrung tertahan dihidung
dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit ( Dannenberg 1981 ). Setelah
berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau dibagian
atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit
polimorfonuklear tampak didaerah tersebut dan memfagosit bakteria namun tidak
membunuh organisme ini. Sesudah hari-hari pertama leukosit akan digantikan oleh
makrofag . Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumonia akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak
ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit atau
berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limposit. Reaksi ini butuh waktu 10-20 hari.
Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa
disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi
disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang
berbeda.Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang
akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Respon lain yang
dapat terjadi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas kedalam
bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding
kavitas akan masuk kedalan percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat terulang
lagi kebagian paru lain atau terbawa kebagian laring, telinga tengah atau usus.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan
meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen brokus dapat
menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapt dekat dengan perbatasan
bronkus rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi
mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat dengan tanpa gejala dalam
waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus sehingge menjadi
peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.
Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam
jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenis penyeban ini
disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen
biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier.Ini
terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
yang masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar keorgan-organ lainnya.

6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) .Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2). Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah)
positif untuk basil asam cepat.
3) .Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm)
terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu
dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi
bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat
diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
4). Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5). Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB
dapat masuk rongga area fibrosa.
6). Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
7). Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.
8). Elektrolit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex
;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat
tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
9). Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen
sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit
pleural (TB paru kronis luas).

F. PENATALAKSANAAN

Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :

1. Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3
bulan.

 Streptomisin inj 750 mg.


 Pas 10 mg.
 Ethambutol 1000 mg.
 Isoniazid 400 mg.

Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap
2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan
terapi. Therapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan
dengan jenis :

 INH.
 Rifampicin.
 Ethambutol

7
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9
bulan.

2. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam


pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :

 Rifampicin.
 Isoniazid (INH).
 Ethambutol.
 Pyridoxin (B6).

BAB II
8
ASUHAN KEPERAWATAN

Biodata

A. IdentitasKlien

Nama : An.D

Tempat/tgl lahir: Ambon,04 Desember 2014

Umur : 7 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama :Kristen Protestan

Pendidikan : SD

Alamat : Gunung Nona

Tgl masuk : 29-03-2021

Tgl pengkajian :21-03-2021

Diagnosa medic :Tuberculosis Para

B. Identitas Orang tua

1. Ayah

a. Nama : Tn.P

b. Usia :45 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan/sumberpenghasilan : Wiraswasta

e. Agama : Kristen Protestan

f. Alamat : Gunung Nona

2. Ibu

a. Nama : Ny.S

b. Usia : 35 Tahun

9
c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan/Sumberpenghasilan:Ibu rumah tangga

e. Agama : Kristen Protestan

f. Alamat : Gunung Nona

Riwayat Immunisasi (imunisasilengkap)

No Jenis imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi setelah


pemberian
1. BCG - - -
2. DPT Saat An. D berusia 2 3x Demam ringan dan
(I,II,III,IV) bulan rewel
3. POLIO Saat An. D baru lahir 4x Demam ringan dan
(I,II,III,IV) kemerahan pada bagian
disuntik
4. CAMPAK Saat An. D berusia 9 1x Bercak memar kebiruan
bulan yang muncul 2-3
minggu
5. Hepatitis B 12 jam setelah lahir 3x -
6. DII - - -

Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik

1. BB sebelum MRS :30kg


2. BB sesudah MRS :29kg
3. Tinggi badan :110cm
4. Waktu tumbuh gigi :Saat An.D berusia 7bulan

B. PerkembanganTiap tahap

Usia anak saat ini

1. Berguling : 5-6 bulan


2. Duduk : 7-9bulan
3. Merangkak : 7-9bulan
4. Berdiri: 10-12bulan
5. Berjalan :10-2thn
6. Senyumkepada orang lain pertamakali :4-6bulan
7. Bicarapertamakali :12-1thn
8. Berpakaian tanpa bantuan : 6-7thn

10
Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI

1. Pertama kali disusui : Setelah bayi dilahirkan


2. Cara pemberian : langsung dari ibunya
3. Lama pemberian : 0-6bulan,pemberian maksimal 1-4 menit(sampai bayi/anak
tertidur)

B. Pemberian susu formula

1. Alasan pemberian : Saat ASI ibunya tidak ada lagi


2. Jumlah pemberian : 0-4ml saat bayi
3. Cara pemberian : Di buat dalam botol susu yang takrannya berkisar 0-4ml

C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian


1. 0-4 bulan Asi Esklusif 0-4 bulan
2. 4-12 bulan Asi dan Susu Formula 4-12 bulan
3. Saat ini Nasi, Ayam dan telur Masih berlangsung

Riwayat Psikososial

¤ Anak tinggal dengan : Orang tua

¤ Lingkungan berada di : Tempat yang nyaman dan aman

¤ Apakah rumah dekat : Dengan Rumah sakit

¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : Tidak ada

¤ Hubungan antar anggota keluarga :Baik

¤ Pengasuh anak :Tidak ada

Riwayat Spiritual

¤ Support sistem dalam keluarga :Baik

¤ Kegiatan keagamaan : Baik

Reaksi Hospitalisasi

Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

11
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : Karena anak batukterus-menerusdan
disertai secret, sehingga anak kelelahan dan bertambah parah, akhirnya ibu membawa
anak kerumah sakit terdekat
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Orang tua merasa khawatir dengan kondisi
anaknya
- Apakah orang tua selalu berkunjung :Iya
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : Orang tua

Aktivitas sehari-hari

A. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Selera Makan Baik Menurun
2. Menu Makan Nasi, ayam & telur Bubur dan telur
3. Frekuensi Makan 3x sehari 3 x sehari
4. Makanan Pantangan Tidak ada Ada
5. Pembatasan Pola Makan Tidak ada Tidak ada
6. Cara Makan makan sendiri orang tua memberi makan
7. Ritual Saat Makan berdoa berdoa

B. Cairan

Kondisi sebelum sakir saat sakit


1. jenis minuman Ice cream, air, teh Air hangat
2. frekuensi minuman Baik Baik
3. kebutuhan cairan Kurang minum air putih Lebih banyak minum air
4. cara pemenuhan - hangat
-
C. Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi sebelum sakit saat sakit


BAB ( Buang Air Besar) Toilet Toilet
1. Tempat pembuangan 1x sehari 2x sehari
2. Frekuensi (waktu) Tidak ada Tidak ada
3. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. batpencahar Tidak ada
BAK ( Buang Air Kecil) Toilet
1. Tempat pembuangan Saat ingin BAK Toilet
2. Frekuensi (waktu) Normal Setelah minum
3. Warna dan bau Normal Normal
4. Volume Tidak ada Normal
5. Kesulitan Tidak ada

D. Istirahat tidur

Kondisi sebelum sakit saat sakit


1. Jam tidur - Anakjarangtidursiang Anakmerasaterganggukarena
-Siang - batuk

12
-Malam Anaktidursaatsudahmengant -
2. Polatidur uk Anakmerasaterganggukarena
3. Kebiasaan Baik batuk
sebelum tidur Main -Terganggu
4. Kesulitantidur Saatlaparmaupunhaus -
Saatbatuk
E. Olahraga

kondisi sebelum sakit saat sakit


1. Program olah raga Jalanpagiataupunlaripagi -
1 minggusekali
2. Jenisdanfrekuensi Merasabugar -
3.
-
Kondisisetelaholahraga
F. Personal Hygiene

Kondisi sebelum sakit saat sakit


1. Mandi Mandisendiri/denganbantuan Denganbantuan orang
- Cara orang tua tua

- Frekuensi 2x sehari
- Alatmandi Gayung&sabun 2x sehari
2. Cucirambut Gayung&sabun
- Frekuensi
- Cara 3 harisekali
3. Gunting kuku Sendiri/bantuan orang tua 5 harisekali
- Frekuensi Denganbantuan orang
- Cara Seminggusekali tua
4. Gosokgigi Bantuan orang tua
- Frekuensi
- Cara Seminggusekali
2x sehari Denganbantuan orang
Menggosoksendiri tua

2x sehari
Menggosoksendiri
G. Aktivitas/ Mobilitas Fisik

Kondisi sebelum sakit saat sakit


1. Kegiatansehari-hari Baik Terganggu
2. Pengaturanjadwalharian Baik Terganggu
3.Penggunaanalat Bantu Tidakada Tidakada
aktifitas Tidakada Tidakada
4.Kesulitanpergerakantubuh

Pemeriksaan Fisik

13
1. Keadaan umum : Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran
compomentis, anak tampak batuk-batuk dan tampak sesak.
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Denyut nadi : 85 x/menit
c) Suhu : 37,8°C
d) Pernapasan : 37x/mnt
4. Antropometri:

a.Berat Badan : 37 kg

b.Tinggi Badan : 110 cm

5. Sistem pernapasan.
a) Hidung : Inspeksi : ukuran proporsional, secret (+), bulu hidung normal,
rhinorea (-), perdarahan (-), lesi (-), pernapasan cuping hidung
(-).

Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-).

b) : Inspeksi : M. Sternokleidomastoideus simetris, kontraksi (-), deviasi


trakea (-), pembesaran tiroid (-), pembesaran limfe (-), pembesaran vena jugularis (-), eritema
(-).

Palpasi :posisi trakea pada garis tengah, pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran
limfe (-).

c) Dada :

 Bentuk dada : dinding dada tampak simetris


 Gerakan dada : baik

d) Suara napas : terdengar bunyi bronkovesikuler, ronkhi (+)

e) Clubing finger : batuk

6. Sistem Cardiovasculer.

a. Conjunctiva : normal

b. Tekanan vena jugularis : meningkat

c. Ukuran jantung : cepat

d. Suara jantung : irama jantung terdengar beraturan.

7. Sistem Pencernaan.

a. Sklera : baik

14
b. Mulut : baik

c. Gaster : baik

e. Abdomen : tidak tampak adanya pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan.

f. Anus : baik

8. Sistem Indra.

> Mata : Inspeksi : Posisi simetris, alis sejajar, daerah orbita normal, kelopak mata
normal, bulu mata normal, konjungtiva anemis -/-, ikterik -/-, perdarahan -/-, iris simetris,
warna hitam, reflex

pupil (+), akomodasi normal ki/ka.

Palpasi : edema (-), nyeri (-).

> Hidung : tampak simentris dan tidak ada pernafasan cuping idung

> Telinga : Inspeksi :posisi sejajar, proporsional, simetris, otorea (-), kemerahan
(-), battle sign (-),

serumen (-), tidakkotor.

Palpasi :tekstur lembut, nyeri tekan (-), pembengkakan (-).

9. Sistem saraf

1. Fungsi serebral

a) Status mental : baik

b) Kesadaran : normal

c) Bicara : baik tetapi disertai batuk

2. Fungsi cranial

a) Nervus I (Olfactorius) : penghidu : baik

b) Nervus II (Opticus) : Penglihatan : baik

c) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)

- Gerakan bola mata : baik

- Pupil : baik

15
d) Nervus V (Trigeminus)

- Sensibilitas / sensori : - Refleks dagu/ Motorik : baik

- Refleks cornea : baik

e) Nervus VII (Facialis)

- Sensorik, otonom, motorik : - Gerakan mimik : baik

-Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan/anterior: kurang baik karena disertai


batuk

f) Nervus VIII (Acusticus)Fungsi pendengaran .: baik

g) Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus) - Refleks menelan : - Refleks


muntah :

- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang/posterior :

- Suara : serak serak

h) Nervus XI (Assesorius) : untuk mengerakan bahu (baik)

i) Nervus XII (Hypoglossus) : untuk gerakan lida (baik)

3. Fungsi motorik: membawa implus dari otak atau sumsum tulang belakang menuju
efektor (otak atau kelenjar dalam tubuh)

4.Fungsi sensorik : menghantarkan implus dari alat indera menuju ke otak

5.Fungsi cerebelum : menyempurnakan sinyal dari otak besar ke otot dan membuat
gerakan tubuh menjadi lebih akurat

6.Refleks : gerakan yang di lakukan baik

10. Sistem Muskulo Skeletal

1. Kepala: Inspeksi :Posisi kepala tegak, proporsional, bentuk kepala sesuai, rambut
lurus, tersebar merata dan terpotong pendek.

Palpasi :tidak ada benjolan, tidak ada krepitasi dan deformitas, nyeri tekan tidak ada,
kulit kepala lembab.

2. Vertebra: baik

3. Pelvis : baik

4. Lutut : baik

16
5. Kaki : baik

6. Tangan : baik

11. Sistem integumen

1. Rambut : baik

2. Kulit :. Tampak kemerahan

3. Kuku : baik

12. Sistem Endokrin

1. Kelenjar thyroid : lemas

2. Ekskresi urine : baik

3. Suhu tubuh : 378°C

4. Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut

13. Sistem perkemihan

1. Laki-laki.

a.Keadaan glas penis : uretra.........baik, kebersihan.......baik

b.Testis sudah turun..........

c.Pertumbuhan rambut.......: baik kumis.......,belum ada jangggut.........,tidak ada


ketiak........, belum ada pertumbuhan jagun......belum ada..,perubahan
suara.........normal.

14. Sistem Imun

1. Tidak ada riwayat alergi makanan dan cuaca. Tidak ada

2.Penyakit akibat perubahan cuaca yang ekstrim: tidak ada

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

A. (0 – 6 Tahun )

Dengan menggunakan DDST

1.Motorik kasar : pada usia 9 bulan anak sudah mulai merangkak

2.Motorik halus : pada usia 9 bulan anak sudah mulai aktif untuk memegang barang/
benda yang di pegangnya

3. Bahasa : umur 1 tahun anak mulai aktif untuk berbicara dan memahami apa yang
di sampaikan oleh orang sekitar/ibu.
17
4. Personal social : B. 6 Tahun ke atas.

1.Perkembangan kognitif

2Perkembangan psikoseksual

3.Perkembangan psikososial

Test Diagnostik

1. Laboratorium : positif

2. USG whole abdomen Kesan : adanya infeksi pada paru anak

Data Fokus

1. Nama Pasien : An. D

2. No.Rekam Medik :

3. Ruang Rawat : Anak

Data Subjektif Data Objektif


 Ibu mengatakan anak  Saat dikaji pasien mengalami
mengalami batuk terus batuk, sesak, dan anoreksia
menerus TTV :
 Ibu mengatakan anaknya - TD : 110/70 mmHg
tidak mau makan - R : 37x/menit
- S : 37,80C
- N : 85x/menit

 Bunyi suara ronchi


 Berat badan menurut
 Mukosa bibir kering
 Anoreksia (+)

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Sekresi yang tertahan Ketidakefektifan jalan napas
Ibu
mengatakan
anak
mengalami
batuk terus

18
menerus
DO :
pasien
mengalami
batuk, sesak,
dan anoreksia
TTV :
- TD :
110/
70
mm
Hg
- R:
37x/
meni
t
- S:
37,80
C
- N:
85x/
meni
t
Bunyi suara
ronchi

DIAGNOSA

1. ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d sekresi yang tertahan

2. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan kriteria Hasil Intervensi


1 Ketidakefektifan Setelah diberikan tindakan manajemen jalan napas:
bersihan jalan napas keperawatan selama 3x24 1. posisikan pasien untuk
b/d sekresi yang jam diharapkan memaksimalkan ventilasi
tertahan kebersihan jalan napas
efektif 2. instruksikan bagaimana
dengan kriteria hasil : agar bisa melakukan batuk
 Batuk berkurang efektif
 TTV dalam
keadaan normal 3. buang sekret dengan
 Tidak ada bunyi memotivasi pasien untuk
suara ronchi melakukan bantuk atau
menyedot lendir

19
 Mengeluarkan
sekret tanpa
bantuan
2 Ketidakseimbangan setelah diberikan tindakan manajemen nutrisi:
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 1. lakukan atau bantu pasien
kebutuhan tubuh b/d jam diharapkan terkait dengan perawatan
anoreksia keseimbangan kebutuhan mulut sebelum makan
nutrisi adekuat
dengan kriteria hasil: 2. tawarkan makanan ringan
 Berat badan yang padat gizi
meningkat
 Napsu makan 3. monitor kalori dan asupan
meningkat makanan

4. monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Diagnosa Hari/tanggal Implementasi evaluasi


o Keperawatan
1 Ketidakefektifan kamis 1.Memposisikan S: Ibu mengatakan anak
bersihan jalan napas 21-09-2021 pasien untuk masih batuk
b/d sekresi yang memaksimalkan
tertahan ventilasi O: TTV :
- TD : 110/70
2.Menginstruksikan mmHg
bagaimana agar bisa - R : 37x/menit
melakukan batuk
- S : 37,80C
efektif
- N : 85x/menit
3. Membuang sekret
A: masalah belum
dengan memotivasi
teratasi
pasien untuk
melakukan bantuk
P: intervensi dilanjutkan
atau menyedot
lendir
jumat 1.Memposisikan S: ibu mengatakan batuk
22-09-2021 pasien untuk anak mulai berkurang
memaksimalkan
ventilasi O: TTV :
- TD : 105/70
2.Menginstruksikan mmHg
bagaimana agar bisa - R : 37x/menit
melakukan batuk - S : 36,70 C
efektif -
N : 80x/meniT
3. Membuang sekret

20
dengan memotivasi A: masalah teratasi
pasien untuk sebagian
melakukan bantuk
atau menyedot P: intervensi di lanjutkan
lendir
sabtu 1.Memposisikan S: ibu mengatakan batuk
23-09-2021 pasien untuk anak berkurang
memaksimalkan
ventilasi O: TTV :
- TD : 100/60
2.Menginstruksikan mmHg
bagaimana agar bisa - R : 37x/menit
melakukan batuk - S : 36,60 C
efektif -
N : 80x/meniT
3. Membuang sekret
dengan memotivasi A: masalah teratasi
pasien untuk
melakukan bantuk P: intevensi dihentikan
atau menyedot
lendir
2 Ketidakseimbangan kamis 1. lakukan atau S: Ibu mengatakan anak
nutrisi kurang dari 21-09-2021 bantu pasien terkait tidak mau makan
kebutuhan tubuh b/d dengan perawatan
anoreksia mulut sebelum O: -Berat badan menurun
makan mukosa bibir kering
-Anoreksia (+)
2. tawarkan
makanan ringan A: masalah belum
yang padat gizi teratasi

3. monitor kalori P: intervensi dilanjutkan


dan asupan makanan

4. monitor
kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan
jumat 1. lakukan atau S: Ibu mengatakan anak
22-09-2021 bantu pasien terkait sudah ada keinginan
dengan perawatan untuk makan
mulut sebelum
makan O: -Berat badan mulai
naik
2. tawarkan - mukosa bibir mulai
makanan ringan membaik
yang padat gizi -Anoreksia (-)

21
3. monitor kalori A: masalah teratasi
dan asupan makanan sebagian

4. monitor P: intervensi dilanjutkan


kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan
sabtu 1. lakukan atau S: Ibu mengatakan napsu
23-09-2021 bantu pasien terkait makan anak meningkat
dengan perawatan
mulut sebelum O: -Berat badan
makan meningkat
mukosa bibir normal
2. tawarkan -Anoreksia (-)
makanan ringan
yang padat gizi A: masalah teratasi

3. monitor kalori P: intervensi dihentikan


dan asupan makanan

4. monitor
kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan

CATATAN PERKEMBANGAN

TGL Dx IMPLEMENTASI EVALUASI


Ketidakefektifan 1.Memposisikan pasien untuk S: ibu mengatakan
sabtu bersihan jalan napas memaksimalkan ventilasi batuk anak berkurang
23- b/d sekresi yang
09- tertahan 2.Menginstruksikan O: TTV :
2021 bagaimana agar bisa - TD : 100/60
melakukan batuk efektif mmHg
- R : 37x/menit
3. Membuang sekret dengan - S : 36,60 C
memotivasi pasien untuk -
melakukan bantuk atau N : 80x/meniT
menyedot lendir
A: masalah teratasi

P: intevensi dihentikan
sabtu Ketidakseimbangan 1. lakukan atau bantu pasien S: Ibu mengatakan
23- nutrisi kurang dari terkait dengan perawatan napsu makan anak
09- kebutuhan tubuh b/d mulut sebelum makan meningkat

22
2021 anoreksia
2. tawarkan makanan ringan O: -Berat badan
yang padat gizi meningkat
mukosa bibir normal
3. monitor kalori dan asupan -Anoreksia (-)
makanan
A: masalah teratasi
4. monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan P: intervensi dihentikan
kenaikan berat badan

23

Anda mungkin juga menyukai