FAKULTAS KESEHATAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah amat kuliah
keperawatan anak terkait dengan: ”Asuhan keperawatan tbc pada anak”.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca serta
memenuhi tugas matakuliah kepeawatan anak. Namun terlepas dari itu, penulis memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun, demi terciptannya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Manifestasi klinis
d. Patifisiologi
e. Pemeriksaan penunjang
f. Penatalaksanaan
a. Pengkajian
b. Analisa data
c. Diagnosa keperawatan
d. Intervensi
e. Implementasi
f. Evaluasi
3
BAB I
TINJAUAN UMUM
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah batang aerobik tahan asam
yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultra violet, dengan ukuran
panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um. Yang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis
kompleks adalah:
Mycobakterium tuberculosis
Varian asian
Varian african I
Varian asfrican II
Mycobakterium bovis
Mycobacterium cansasli
Mycobacterium avium
Mycobacterium intra celulase
Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium malma cerse
Mycobacterium xenopi
4
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang
disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
D. PATOFISIOLOGI
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari
sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel
pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang
dari 5 mikromilimeter.
Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel.
Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit ( biasanya sel T ) adalah
imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang
diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai
reaksi hipersensitifitas (lambat).
5
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai
unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cendrung tertahan dihidung
dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit ( Dannenberg 1981 ). Setelah
berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau dibagian
atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit
polimorfonuklear tampak didaerah tersebut dan memfagosit bakteria namun tidak
membunuh organisme ini. Sesudah hari-hari pertama leukosit akan digantikan oleh
makrofag . Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumonia akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak
ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit atau
berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limposit. Reaksi ini butuh waktu 10-20 hari.
Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa
disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi
disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang
berbeda.Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang
akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Respon lain yang
dapat terjadi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas kedalam
bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding
kavitas akan masuk kedalan percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat terulang
lagi kebagian paru lain atau terbawa kebagian laring, telinga tengah atau usus.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan
meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen brokus dapat
menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapt dekat dengan perbatasan
bronkus rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi
mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat dengan tanpa gejala dalam
waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus sehingge menjadi
peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.
Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam
jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenis penyeban ini
disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen
biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier.Ini
terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme
yang masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar keorgan-organ lainnya.
6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) .Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2). Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah)
positif untuk basil asam cepat.
3) .Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm)
terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu
dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi
bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat
diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
4). Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5). Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB
dapat masuk rongga area fibrosa.
6). Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
7). Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.
8). Elektrolit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex
;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat
tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
9). Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen
sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit
pleural (TB paru kronis luas).
F. PENATALAKSANAAN
1. Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3
bulan.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap
2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan
terapi. Therapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan
dengan jenis :
INH.
Rifampicin.
Ethambutol
7
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9
bulan.
Rifampicin.
Isoniazid (INH).
Ethambutol.
Pyridoxin (B6).
BAB II
8
ASUHAN KEPERAWATAN
Biodata
A. IdentitasKlien
Nama : An.D
Umur : 7 Tahun
Pendidikan : SD
1. Ayah
a. Nama : Tn.P
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumberpenghasilan : Wiraswasta
2. Ibu
a. Nama : Ny.S
b. Usia : 35 Tahun
9
c. Pendidikan : SMA
A. Pertumbuhan Fisik
B. PerkembanganTiap tahap
10
Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Riwayat Psikososial
Riwayat Spiritual
Reaksi Hospitalisasi
11
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : Karena anak batukterus-menerusdan
disertai secret, sehingga anak kelelahan dan bertambah parah, akhirnya ibu membawa
anak kerumah sakit terdekat
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Orang tua merasa khawatir dengan kondisi
anaknya
- Apakah orang tua selalu berkunjung :Iya
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : Orang tua
Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
B. Cairan
D. Istirahat tidur
12
-Malam Anaktidursaatsudahmengant -
2. Polatidur uk Anakmerasaterganggukarena
3. Kebiasaan Baik batuk
sebelum tidur Main -Terganggu
4. Kesulitantidur Saatlaparmaupunhaus -
Saatbatuk
E. Olahraga
- Frekuensi 2x sehari
- Alatmandi Gayung&sabun 2x sehari
2. Cucirambut Gayung&sabun
- Frekuensi
- Cara 3 harisekali
3. Gunting kuku Sendiri/bantuan orang tua 5 harisekali
- Frekuensi Denganbantuan orang
- Cara Seminggusekali tua
4. Gosokgigi Bantuan orang tua
- Frekuensi
- Cara Seminggusekali
2x sehari Denganbantuan orang
Menggosoksendiri tua
2x sehari
Menggosoksendiri
G. Aktivitas/ Mobilitas Fisik
Pemeriksaan Fisik
13
1. Keadaan umum : Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran
compomentis, anak tampak batuk-batuk dan tampak sesak.
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Denyut nadi : 85 x/menit
c) Suhu : 37,8°C
d) Pernapasan : 37x/mnt
4. Antropometri:
a.Berat Badan : 37 kg
5. Sistem pernapasan.
a) Hidung : Inspeksi : ukuran proporsional, secret (+), bulu hidung normal,
rhinorea (-), perdarahan (-), lesi (-), pernapasan cuping hidung
(-).
Palpasi :posisi trakea pada garis tengah, pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran
limfe (-).
c) Dada :
6. Sistem Cardiovasculer.
a. Conjunctiva : normal
7. Sistem Pencernaan.
a. Sklera : baik
14
b. Mulut : baik
c. Gaster : baik
e. Abdomen : tidak tampak adanya pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan.
f. Anus : baik
8. Sistem Indra.
> Mata : Inspeksi : Posisi simetris, alis sejajar, daerah orbita normal, kelopak mata
normal, bulu mata normal, konjungtiva anemis -/-, ikterik -/-, perdarahan -/-, iris simetris,
warna hitam, reflex
> Hidung : tampak simentris dan tidak ada pernafasan cuping idung
> Telinga : Inspeksi :posisi sejajar, proporsional, simetris, otorea (-), kemerahan
(-), battle sign (-),
9. Sistem saraf
1. Fungsi serebral
b) Kesadaran : normal
2. Fungsi cranial
- Pupil : baik
15
d) Nervus V (Trigeminus)
3. Fungsi motorik: membawa implus dari otak atau sumsum tulang belakang menuju
efektor (otak atau kelenjar dalam tubuh)
5.Fungsi cerebelum : menyempurnakan sinyal dari otak besar ke otot dan membuat
gerakan tubuh menjadi lebih akurat
1. Kepala: Inspeksi :Posisi kepala tegak, proporsional, bentuk kepala sesuai, rambut
lurus, tersebar merata dan terpotong pendek.
Palpasi :tidak ada benjolan, tidak ada krepitasi dan deformitas, nyeri tekan tidak ada,
kulit kepala lembab.
2. Vertebra: baik
3. Pelvis : baik
4. Lutut : baik
16
5. Kaki : baik
6. Tangan : baik
1. Rambut : baik
3. Kuku : baik
1. Laki-laki.
A. (0 – 6 Tahun )
2.Motorik halus : pada usia 9 bulan anak sudah mulai aktif untuk memegang barang/
benda yang di pegangnya
3. Bahasa : umur 1 tahun anak mulai aktif untuk berbicara dan memahami apa yang
di sampaikan oleh orang sekitar/ibu.
17
4. Personal social : B. 6 Tahun ke atas.
1.Perkembangan kognitif
2Perkembangan psikoseksual
3.Perkembangan psikososial
Test Diagnostik
1. Laboratorium : positif
Data Fokus
2. No.Rekam Medik :
ANALISA DATA
18
menerus
DO :
pasien
mengalami
batuk, sesak,
dan anoreksia
TTV :
- TD :
110/
70
mm
Hg
- R:
37x/
meni
t
- S:
37,80
C
- N:
85x/
meni
t
Bunyi suara
ronchi
DIAGNOSA
INTERVENSI KEPERAWATAN
19
Mengeluarkan
sekret tanpa
bantuan
2 Ketidakseimbangan setelah diberikan tindakan manajemen nutrisi:
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 1. lakukan atau bantu pasien
kebutuhan tubuh b/d jam diharapkan terkait dengan perawatan
anoreksia keseimbangan kebutuhan mulut sebelum makan
nutrisi adekuat
dengan kriteria hasil: 2. tawarkan makanan ringan
Berat badan yang padat gizi
meningkat
Napsu makan 3. monitor kalori dan asupan
meningkat makanan
4. monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
20
dengan memotivasi A: masalah teratasi
pasien untuk sebagian
melakukan bantuk
atau menyedot P: intervensi di lanjutkan
lendir
sabtu 1.Memposisikan S: ibu mengatakan batuk
23-09-2021 pasien untuk anak berkurang
memaksimalkan
ventilasi O: TTV :
- TD : 100/60
2.Menginstruksikan mmHg
bagaimana agar bisa - R : 37x/menit
melakukan batuk - S : 36,60 C
efektif -
N : 80x/meniT
3. Membuang sekret
dengan memotivasi A: masalah teratasi
pasien untuk
melakukan bantuk P: intevensi dihentikan
atau menyedot
lendir
2 Ketidakseimbangan kamis 1. lakukan atau S: Ibu mengatakan anak
nutrisi kurang dari 21-09-2021 bantu pasien terkait tidak mau makan
kebutuhan tubuh b/d dengan perawatan
anoreksia mulut sebelum O: -Berat badan menurun
makan mukosa bibir kering
-Anoreksia (+)
2. tawarkan
makanan ringan A: masalah belum
yang padat gizi teratasi
4. monitor
kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan
jumat 1. lakukan atau S: Ibu mengatakan anak
22-09-2021 bantu pasien terkait sudah ada keinginan
dengan perawatan untuk makan
mulut sebelum
makan O: -Berat badan mulai
naik
2. tawarkan - mukosa bibir mulai
makanan ringan membaik
yang padat gizi -Anoreksia (-)
21
3. monitor kalori A: masalah teratasi
dan asupan makanan sebagian
4. monitor
kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan
CATATAN PERKEMBANGAN
P: intevensi dihentikan
sabtu Ketidakseimbangan 1. lakukan atau bantu pasien S: Ibu mengatakan
23- nutrisi kurang dari terkait dengan perawatan napsu makan anak
09- kebutuhan tubuh b/d mulut sebelum makan meningkat
22
2021 anoreksia
2. tawarkan makanan ringan O: -Berat badan
yang padat gizi meningkat
mukosa bibir normal
3. monitor kalori dan asupan -Anoreksia (-)
makanan
A: masalah teratasi
4. monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan P: intervensi dihentikan
kenaikan berat badan
23