KEPERAWATAN ANAK I
“Asuhan Keperawatan Anak Dengan Diare”
Anggota Kelompok 5 :
1. Gimelina Letsoin 12114201190094
2. Gloria Sahertian 12114201190096
3. Jerzy Tamtelaihitu 12114201190124
4. Junevia Putirulan 12114201190130
5. Lidovina Frans 12114201190145
6. Metresya Souhoka 12114201190185
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatnya kami Kelompok 5 dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak I oleh dosen pengamppuh, yaitu
Ns. M. Siauta, S.Kep., M.Kep..
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
TINJAUAN UMUM
A. Pengertian
Diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi
lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare akut
berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama ≥14
hari (WHO, 2009)
Diare adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya
dengan konsistensi yang lebih encer. Diare merupakan gangguan buang air
besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender (Riskesdas,
2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari
biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang airnbesar
yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes, 2016).
B. Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain itu penyebab lain
diare adalah malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada sistem gastrointestinal. Faktor penyebab diare, antara lain :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral merupakan infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral
sebagai berikut :
Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Polomyelitis)
Adeno-virus, Rotavirus, Astovirus, dan lain-lain.
Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides);
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas
homini); jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral merupakan infeksi diluar alat pencernaan makanan
seperti: otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa, maltose, dan
sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa)
4
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan: dimana makanan basi, beracun, atau adanya alergi
terhadap makanan. Hal ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh
makanan itu sendiri.
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar). Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya diare, yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan
b. Menggunakan botol susu
c. Menyimpanan makanan masak pada suhu kamar
d. Air minum tercemar dengan bakteri tinja
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang
tinja, atau sebelum menjamaah makanan.
C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang di temukan pada anak dengan diare adalah:
1. Anak cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meningkat
3. Nafsu makan menurun
4. Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah, dan lama
kelamaan menjadi asam (karena banyak asam laktat yang keluar)
5. Anus dan daerah sekitarnya lecet
6. Muntah
7. Berat badan menurun
8. Dehidrasi. Dehidrasi ini terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik,
penderita belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus.
b. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit
menurun, UUB cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan
dalam (kusmoul), penderita jatuh pada pre syok/syok.
c. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek,
kesadaran turun (apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat,
nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.
D. Patofisiologi
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena
faktor infeksi dimana proses ini diawali dengan masuknya mikroorganisme ke
dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi perubahan
5
dalam kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam
mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan adanya toksis
bakteri maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus
akibatnya sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit meningkat.
Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran cairan
dan elektrolit ke dalam usus yang dapat meningkatkan rongga usus sehingga
terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan peristaltic
yang mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang kemudian terjadi
diare.
DIARE
MK: Intoleransi
Anus lecet aktivitas
6
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diare adalah:
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet cilinic
test bila terdapat toleransi glukosa
c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
d. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan
PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa
gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
f. Pemeriksaan elektronik terutama kadar natrium, kalium dan fosfat dalam
serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
g. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuatitatif, terutama pada penderita diare
kronik.
F. Penatalaksanaan
1) Pembenaan cairan
Pembenaan cairan pada pasien diare dangan memperhatikan darajat
dehidrasinya dengan keadaan umum.
a. Bila dehidrasi masih ringanBerikan minum sebanyak-banyaknya, 1
gelas setiap kali setelahpasien defekasi. Cairan harus mengandung
eletrolit, seperti oralit.Bila tidak ada oralit dapat diberikan larutan gula
garamdenan 1 gelas air matang yang agak dingindilarutkan dalam 1
sendok teh gula pasir dan 1 jumput garam dapur. Jika anak terus
muntah atau tidak mau minum sama sekali perlu diberikan melalui
sonde. Bila pemberian cairan per oral tidak dapat dilakukan, dipasang
infus dengan cairan Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas
persetujuan dokter). Yang penting diperhatikan adalah apakah tetesan
berjalan lancar terutama pada jam-jam pertama karena diperlukan
untuk segera mengatasi dehidrasi
b. Pada dehidrasi berat
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat. Untuk mengetahui
kebutuhan sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang
masuk tubuh dapat dihitung dengan cara:
Jumlah tetesan per menit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set
infus yang dipakai). Berikan tanda batas cairan pada botol infus
waktu memantaunya.
Perhatikan tanda vital : denyut nadi, pernapasan, suhu.
7
Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering,
encer atau sudah berubah konsistensinya.
Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah
bibir dan selaput lendir mulut kering.
Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan
lunak atau secara realimentasi.
2) Diatetik
Pembenaan makanan dan minum khusus pada klien dangan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Memberikan ASI
b. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori
protein,vitamin,mineral dan makanan yang bersih
3) Obat-obatan
a. Obat anti sekresi
b. Obat anti sparmolitik
c. Anti biotic
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Klien
Nama / Nama Panggilan : An. A
Tempat Tanggal Lahir : Ambon , 09 Mei 2014
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : -
Alamat : Benteng
Tanggal Masuk : 13 April 2021
Tanggal Pengkajian : 14 April 2021
Diagnosa Medik : Diare
b. Orang Tua (Ayah)
Nama Ayah : Tn. B
Usia : 36 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Kristen
Alamat : Benteng
c. Orang Tua (Ibu)
Nama Ibu : Ny. G
Usia : 33 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Kristen
Alamat : Benteng
d. Saudara Kandung
Nama Saudara : An. J
Usia : 3 Tahun
Hubungan : Adik
Status Kesehatan : Sehat
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Klien An.A dibawah ke Rumah sakit dengan keluhan BAB encer
yang dialami sejak pertama 5 kali dalam kurun waktu 5 hari yang lalu
sebelum masuk ke Rumah sakit di selingi muntah kali sejak 5 kali
selama 5 hari. sebelum masuk ke Rumah sakit hilang timbul. Pasien
rewel dan juga batuk pilek
9
b. Sebelumnya
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami sakit
seperti ini sebelumnya
c. Keluarga
1) Penyakit Keluarga
Keluarga An. A tidak memiliki penyakit menular dan menurun
10
2) Genogram
3. Riwayat Imunisasi
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi
1. BCG 6 bulan Membentuk abses 1-2
bulan
2. DPT (I, II, III, IV) 3, 4, 5 bulan Demam 1 hari
3. Polio (I, II, III, IV) 3, 4, 5 bulan Tidak ada reaksi
4. Campak 9 bulan Demam 1 hari
5. Hepatitis 0 bulan Tidak ada reaksi
11
5. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
1) Pertama Kali Disusui : Umur 2 minggu
2) Cara Pemberian : Menyusui
3) Lama Pemberian : Sampai berusia 1 tahun
b. Pemberian Susu Formula
Ibu mengatakan An. A diberikan susu formula sejak berusia 4-12
bulan.
c. Pola pemberian Nutrisi Setiap Tahun Sampai Saat Ini
Pada usia 0-4 bulan diberikan ASI
Pada 4-12 bulan diberikan ASI yang diselingi dengan susu formula,
dan bubur saring
Pada 12-24 bulan diberikan susu formula, dan bubur saring
ditambahkan telur
Pada saat ini diberikan susu UHT, dan nasi ditmbahkan lauk-pauk
6. Riwayat Psikososial
a. Tempat Tinggal
An. A tinggal bersama kedua orang tuannya
b. Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah cukup padat karena rumah terdapat dipinggir jalan
umum
c. Jarak Ke Tempat Sekolah Dan Tempat Bermain
Rumah tempat tinggal An. A dekat dengan sekolah, dan jauh dari
tempat bermain
d. Bahaya Di Rumah
Rumah tempat tinggal An. A tidak memiliki tangga yang berbahaya
e. Hubungan Antara Anggota Keluarga
Hubungan An. A dengan anggota keluarga lainnya baik
f. Pengasuh Anak
An. A diasuh oleh kedua orang tua
7. Riwayat Spiritual
a. Dukungan dalam keluarga
Dalam keluarga, mereka saling mendukung satu dengan yang lainnya
b. Kegiatan keagamaan
Dalam keagamaan, mereka selalu mengikuti ibadah bersama-sama
8. Reaksi Hospitalisasi
a. Pengalaman Keluarga Tenntang Sakit Dan Rawat Inap
1) Alasan Anak Dibawa Ke RS
12
An.A sudah 5 hari BAB encer
2) Perasaan Orang Tua
Takut, dan khawatir
3) Kunjungan
Orang tua dan saudara selalu mengunjungi An.A
4) Yang Tinggal Dengan Anak
Ibu
b. Pemahaman Anak Tentang Sakit Dan Rawat Inap
1) Mengapa Anak Dibawa Ke RS
AN.A mengatakan bahwa perutnya mual dan BAB terus menerus
2) Penyebab Sakit
An.A mengatakan tidak tau apa yang menyebabkan sakit
3) Perasaan Anak
An.A merasa lemas dan capek
9. Aktivitas Sehari-hari
a. Nutrisi
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera Makan Baik Menurun
2. Menu Makan Nasi Bubur
3. Frekuensi Makan 3x sehari dan selalu 3x sehari dengan
habis porsi setengah
4. Makan Pantangan - -
5. Cara Makan Makan sendiri Disuap
6. Ritual Saat Berdoa Berdoa
Makan
b. Cairan
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis Minuman Susu UHT, dan air Air putih
putih
2. Frekuensi Minum Susu UHT 2x sehari, 5-7 gelas
dan air putih 6-8
gelas
c. Eliminasi
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar)
1. Tempat WC WC
Pembuangan
2. Frekuensi 1-2x sehari 5x sehari
3. Konsistensi Padat Encer
4. Kesulitan - -
5. Obat Pencegah - -
BAK (Buang Air Kecil)
13
6. Tempat WC WC
Pembuangan
7. Frekuensi 3-4x sehari >4x sehari
8. Volume 1000cc 1000cc
9. Warna dan Jernih kekuningan Kuning pekat
Kejernihan
10 Kesulitan - -
d. Istirahat Tidur
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam Tidur
Siang Tidak teratur Terganggu, dan
tidak teratur
Malam 21.00 WIT Tidak teratur
2. Pola Tidur Teratur Tidak teratur
3. Kebiasaan Minum susu -
sebelum tidur
4. Kesulitan Tidur - Terganggu karena
BAB
e. Olahraga
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program Olahraga Lari pagi -
2. Jenis dan Setiap pagi -
Frekuensi
3. Kondisi Setelah Segar -
Olahraga
f. Personal Hygiene
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
Cara Mandi sendiri Kadang dibantu
oleh ibunya
Frekuensi 2x sehari 1x sehari
Alat Mandi - -
2. Cuci Rambut
Frekuensi 3x seminggu 1x seminggu
Cara Dicuci sendiri Dibantu ibunya
3. Gunting Kuku
Frekuensi 1x dua minggu -
Cara Dipotong ibunya -
4. Gosok Gigi
Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
Cara Digosok sendiri Dibantu ibunya
g. Aktivitas/Mobilitas Fisik
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
14
1. Kegiatan Sehari- Bermain, dan Belajar -
hari
2. Pengaturan Teratur -
Jadwal
3. Pengaturan Alat - -
Bantu Aktivitas
4. Kesulitan - Terganggu karena
Pergerakan BAB
h. Rekreasi
No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan Saat Bersemangat Tidak bersemangat
Sekolah
2. Waktu Luang Bermain, dan belajar Istirahat
3. Perasaan Setlah Senang -
Rekreasi
4. Waktu Senggang Nonton bersama, dan -
Keluarga berkunjung ke
tempat wisata
5. Kegiatan Hari Bermain -
Libur
15
2) Suara Jantung : Normal
3) Capilary Refilling Time : ≤ 3 detik
g. Sistem Pencernaan
1) Sklera : Tidak ada icterus
2) Mulut : Mukosa mulut kering
3) Abdomen : Peristaltik usus 24 kali/menit
4) Anus : Tampak kemerahan
h. Sistem Indra
1) Mata : Bersih, dan simetris
2) Hidung : Tidak ada masalah penciuman
3) Telinga : Bersih, simetris, dan tidak ada kelainan
i. Sistem Saraf
1) Fungsi Cesebral : Normal
2) Fungsi Carnial : Normal
3) Fungsi Motorik : Normal
4) Fungsi Sensorik : Normal
5) Fungsi Cerebelum : Normal
6) Refleks : Normal
j. Sistem Muskuloselektal
1) Kepala : Normal
2) Vertebrata : Normal
3) Pelvis : Normal
4) Lutut : Normal
5) Kaki : Normal
6) Tangan : Normal
k. Sistem Integumen
1) Rambut : Pendek
2) Kuku : Pink
3) Kulit : Bersih
l. Sistem Endokrin
1) Kelenjar Thyroid : Pembengkakan (-)
2) Ekskiresi Urine :-
3) Suhu Tubuh : 37 ̊C
4) Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut
m. Sistem Perkemihan
Tidak ada gangguan
n. Sistem Reproduksi
Tidak ada kelainan
o. Sistem Imun
1) Tidak ada riwayat alergi
2) Titdak ada penyakit akibat perubahan cuaca yang ekstrim
16
11. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
a. Perkembangan Kognitif
An.A mampu mengingat, dan mampu mengambil keputusan
sesedrhana
b. Perkembangan Psikoseksual
An.A mampu melewati tahap perkembangan psikoseksualnya dengan
baik
c. Perkembangan Psikososial
An.A dapat bersosialisasi dengan baik
13. Terapi
a. IV Terpasang RL 18 TPM
Data Fokus
17
18
B. Analisa Data
C. Diagnosa
1. Diare berhubungan dengan infeksi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi
D. Intervensi
19
mengatakan infeksi gastrointestinal
anaknya BAB Kriteria hasil : R : Mengontrol;
sejak 5 hari yang Fases berbentuk, perkembangan
lalu BAB kesehatan klien
Ibu klien Menjaga daerah Ajarkan pasien untuk
mengatakan sekitar rectal dari menggunakan obat
anaknya BAB 5 iritasi anti diare
kali sehari Tidak mengalami R : untuk membantu
DO: diare klien mengatasi
Nampak BAB Menjelaskan masalah
encer 3 penyebab diare dan Identifikasi faktor
Peristaltik 45 rasional tindakan penyebab dari diare
menit Mempertahankan R : untuk
Anak tampak turgor kulit mengetahui
lemah dan lemas penyebab diare oleh
BAB encer 5 hari klien
Mukosa bibir Monitor tanda dan
kering gejala diare
Turgor kulit R : mengetahui
kering tanda-tanda vital
TTV: klien
Nadi :138 Pantau frekuensi
kali/menit BAB
Pernapasan : R : ukur Output
30 kali/menit BAB klien
Suhu: 37 ̊C Monitor persiapan
makanan yang aman
R : untuk
mengetahui
perkembangan klien
2. Kerusakan integritas Setelah dilakukan Manajemen
kulit b/d ekskresi tindakan keperawatan Cairan/Elektrolit
DS: 3x24 jam diharapkan Anjurkan pasien
Ibu klien pasien tidak terjadi untuk menggunakan
mengatakan infeksi : pakaian yang
anaknya lemas Kriteria Hasil : longgar
Ibu klien Integritas kulit R : agar klien merasa
mengatakan yang baik bisa di nyaman
anaknya BAB 5 pertahankan Oleskan lotion atau
kali sehari (sensasi, minyak/baby oil
Ibu pasien elastisitas, pada daerah yang
mengatakan temperatur, kemerahan
kemerahan hidrasi, R : untuk
daerah pantat pigmentasi) memastikan kulit
DO: Tidak ada luka/lesi klien aman
Klien tampak pada kulit Monitor status
lemah dan lemas Perfusi jaringan nutrisi klien
20
Tampak baik R : untuk
kemerahan Menunjukan mengetahui pola
daerah anus pemahaman dalam nutrisi
BAB encer 5 hari proses perbaqikan Memandikan pasien
Mukosa bibir kulit dan dengan air hangat
kering mencegah R : agar klien merasa
Turgor kulit terjadinya cedera nyaman
kering berulang
IV Terpasang RL Mampu
18 TPM melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami.
21
E. Implementasi
N Hari/Tanggal
Diagnosa Implementasi Hasil
o
1 Diare Kamis, 15 Mengevaluasi S : klien
berhubunga April 2021 efek samping mengatakan bahwa
n dengan pengobatan klien sudah
infeksi terhadap mengetahui
gastrointestinal pengobatan
gastrointestinal
O : klien sudah
bisa mengerti
tentang efek
samping dari
gastrointestinal
Mengajarkan S : klien
pasien untuk mengatakan klien
menggunakan sudah paham
obat anti diare tentang
penggunaan obat
anti diare
O : klien sudah
bisa tahu cara
menggunakan obat
dengan baik
Mengidentifikasi S : klien
faktor penyebab mengatakan bahwa
dari diare klien sudah
mengetahui
penyebab diare
O : klien sudah
bisa mengetahui
penyebab diare
Memonitor tanda S : klien
dan gejala diare mengatakan bahwa
klien sudah
mengetahui tanda
dan gejala klien
O : klien sudah
bisa mengetahui
tanda dan gejala
klien
Memantau S : ibu klien
frekuensi BAB mengatakan bahwa
klien sudah bisa
BAB dengan lancar
O : klien sudah
bisa BAB Dengan
22
Baik
Memonitor S : klien
persiapan mengatakan bahwa
makanan yang klien sudah bisa
aman makan dengan baik
O : klien sudah
bisa makan dengan
baik
2. Kerusakan Kamis, 15 Menganjurkan S : klien
integritas April 2021 pasien untuk mengatakan kliean
kulit menggunakan sudah bisa pakai
berhubunga pakaian yang baju yang longgar
n dengan longgar O : klien sudah
ekskresi bisa pakai baju
yang longgar
Mengoleskan S : klien
lotion atau mengatakan bahwa
minyak/baby oil klien merasa
pada daerah yang nayaman saat
kemerahan menggunakan baby
oil
O: Klien merasa
nayman saat
menggunakan baby
oil/ minyak
Memonitor status S : Ibu klien
nutrisi klien mengatakan sudah
bisa memantau
status nutrisi klien
O : klien sudah
bisa mengatur pola
nutrisi dengan baik
Memandikan S : Klien
pasien dengan air mengatakan
hangat merasa nyaman
saat mandi air
hangat
O : klien merasa
nyaman saat mandi
air hangat.
F. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Diare berhubungan dengan S : Klien mengatakan masih buang air
infeksi encer dan frekuensi BAB 4x sehari
O : klien tampak lemas
A : Masalah tertasi sebagian
23
P : Intervensi 1,2,3,4 dan 5
dilanjutkan
2. Kekurasakan integritas kulit S : Klien mengatakan masih merasa
berhubungan dengan ekskresi perih ketika BAB
O : Luka masih tampak kemerahan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 1,2,3 dan 4.dilanjutkan
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada An. A didapatkan anak BAB 5 kali BAB encer
tidak berlendir ,anak demam nafsu makan berkurang anak malas.
2. Hasil pengkajian dan analisa data terdapat 2 diagnosa yang muncul pada
An. A yaitu, Diare berhubungan dengan proses infeksi, dan kerusakan
intregritas kulit berhubungan dengan eksresi atau sering BAB.
3. Intervensi keperawatan yang di rencanakan sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada An. A.
4. Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan selama lima hari dalam
bntuk SOAP.
25
DAFTAR PUSTAKA
26