Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

“Tindakan perkusi pada bayi,anak dan remaja”

DI SUSUN

OLEH

Kelompok 3 :

1. regina awawata 2. Justivita kerjapy

3. metresya souhoka 4. Selfonsina larwuy

5. ledya silawanebessy 6. Elisabeth Siahaya

7. Evelin leivitar 8. Norita rometna

9. Rosalina layan 9. Tina Jacob

10. anggelin warikry 11. Denres salmau

11. felmi sawelet 12. Gabriel palijama

Kelas : B

Mata kuliah : keperawatan anak

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN

UKIM 2020
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/
gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan
getaran/ gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut
dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan
kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan,
semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling resonan. Pada pemeriksaan perkusi, kita akan
mendengar beberapa bunyi suara yaitu :

1. Sonor adalah suara perkusi jaringan normal


2. Redup adalah suara perkusi jaringan lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada
pneumonia
3. Pekak adalah suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung,
perkusi daerah hepar
4. Hipersonor adalah suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya
daerah cavena paru, klien asma kronik

A. Pemeriksaan fisik perkusi pada bayi yaitu :

Untuk anak dibawa 1tahun :

 black blow :
 letakkan bayi pada lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah.
 berikan lima pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian
belakang bayi (Interskapula).

Jika tidak ada perubahan atau masih tersedak maka langka kedua adalah :

 Chest Thrusts :
 balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan 5 pijatan dada dengan menggunakan 2 jari,
satu jari dibawah garis yang menghubungkan kedua papila mamae (sama seperti
melakukan pijat jantung).

Jika makanan atau benda tersebut belum keluar maka buka mulut bayi kemudia periksa
apakah benda atau makanan yang tersedak itu sudah bisa dijangkau untuk di keluarkan atau kah
belum. Jika belum maka lakukan hal yang tadi berulang-ulang hingga benda atau makanan
tersebut keluar sambil mencari pertolongan dari tim medis atau dokter
B. Pemeriksaan fisik perkusi pada Anak yaitu :

1. Pemeriksaan kepala dilakukan dengan cara dapat dilakukan secara langsung dengan
menggunakan satu jari/tanpa bantalan jari lain, atau secara tidak langsung dengan
menggunakan 2 jari/bantalan jari lain. Jangan mengetok terlalu keras karena dinding
thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil. Tentukan : Batas paru-jantung, Batas
paru-hati : iga VI depan, dan Batas diafragma : iga VIII – X belakang.
2. Pemeriksaan abdomen meliputi mendengar suara timpani. Dilakukan untuk menentukan
udara dalam usus, atau adanya cairan bebas/ascites.

C. Pemeriksaan fisik perkusi pada Remaja yaitu :

1. Pemeriksaan wajah meliput patognomonis untuk tetani, yaitu dengan melakukan ketokan
ringan pada cabang nervus fasialis, tepat atau sedikit di bawah arkus zigomatikus (di
depan liang telinga luar), yang akan menimbulkan kontraksi atau spasme otot-otot fasialis
(sudut mulut, ala nasi sampai seluruh muka) pada sisi yang sama. Ini disebabkan
kepekaan berlebihan dari nervus fasialis.

2. Pemeriksaan dada meliputi rkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari
tengah, tangan kanan pada jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding
dada celah interkostalis. Perkusi dindng thorak bertujuan untuk mengetahui batas jantung,
paru, serta suara jantung maupun paru. Suara paru normal yang didapat dengan cara
perkusi adalah resonan atau sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau kurang resonan
suara perkusi terdengar bleg, bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi paru seperti
pneumonia, pekak atau datar terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus adanya cairan
rongga pleura, perkusi hepar dan jantung . hiperesonan/tympani suara oerkusi pada
daerah berongga terdapat banyak udara seperti lambung, pneumothorax dan coverna paru
terdengar dang, dang, dang. Batas paru hepar : di ICS 4 sampai ICS ke 6. Batas atas kiri
jantung ICS 2-3.

3. Pemeriksaan paru meliputi Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi


pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis
suara perkusi antara lain suara perkusi normal: Resonan (sonor): bergaung, nada rendah.
Dihasilkan pada jaringan paru normal. Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau
paru. Timphany : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara. Kemudian ada juga
Suara perkusi abnormal Hipperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan
resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara . Flatness : sangat
dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat didengar oleh perkusi daerah
paha, dimana area seluruhnya berisi jaringan.

4. Pemeriksaan abdomen meliputi perkusi dilakukan untuk melihat distribusi gas intra
abdomen, kemungkinan adanya massa, serta ukuran hepar dan lien serta organ lainnya.
Terdapat beberapa organ khusus yang diperiksa pada pemeriksaan fisik abdomen, seperti
hepar, lien, dan ginjal. Perkusi dilakukan pada keempat kuadran abdomen dengan melihat
area yang timpani maupun pekak. Bunyi timpani disebabkan karena adanya gas pada
traktus gastrointestinal, sedangkan bunyi pekak dapat disebabkan oleh adanya cairan,
massa atau pembesaran organ, maupun feses. Perkusi pada bagian infero-anterior arcus
costae sebelah kanan dapat ditemukan pekak karena adanya hepar, sedangkan di sebelah
kiri akan ditemukan timpani pada area gaster dan fleksura lienalis. Perkusi dilakukan
dengan mengekstensikan jari tengah telapak tangan kiri (pleximeter) pada permukaan
bagian abdomen yang mau diperkusi, dengan jari tengah kanan difleksikan (perkusor)
sambil diketuk berulang di sendi interphalangeal distal pada pleximeter.

Anda mungkin juga menyukai