Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning) & Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL,
Problem Based Learning)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata kuliah

“ Model Pembelajaran II”

DISUSUN OLEH

Kelompok 1:

Putri Asia : 2119004

Andre Gustia : 2119014

Wilda Febriani :2119043

Dosen Pembimbing :

Muhammad Hafizh M.Pd.I

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

Tp : 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW yang
mengajarkan kepada umat manusia,menuntun pada kebenaran dan membawa kita dari alam
kegelapan menuju jalan terang benderang seperti saat sekarang ini. Adapun judul dari makalah
ini yaitu “Model Pembelajaran II”. Dalam menyelesaikan makalah ini,penulis dapat
mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pemakalah sangat berterima kasih
kepada Bapak Muhammad Hafizh M.Pd.I

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan penulis buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini,penulis mempersembahkan makalah ini dengan rasa terima kasihdan semoga
ALLAH SWT memberkahi makalah ini sehinnga bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1

C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning) ............................................. 2

B. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning).................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................... 10

B. Saran .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah antara guru sebagai pihak
pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono bahwa pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa
belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Berdasarkan
pengertian tersebut maka ada tiga aspek pentingdari proses pembelajaran tersebut yakni,
guru, siswa dan sumber belajar. Apabila salah satu dari ketiga aspek ada yang kurang, maka
proses pembelajaran tidak akan berlangsung. Oleh karena itu, pembelajaran dianggap sebagai
proses yang paling mendasar dalam pendidikan disekolah.

B. Rumusan masalah
1. Jelaskan tentang Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning) ?
2. Jelaskan tentang Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
2. Untuk mengetahui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Langsung (DL= Direct Learning)

Pembelajaran Langsung (DL= Direct Learning) Merupakan pengetahuan yang bersifat


informal dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika
disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Menurut Arend, Model pembelajaran
langsung adalah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melaksanakan sesuatu.1 Dan  pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang
sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. 

Pendapat lain tentang definisi model pembelajaran Direct Learning adalah model
pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku
dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: transformasi
dan keterampilan secara langsung, pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, materi
pembelajaran yang telah terstuktur, lingkungan belajar yang telah terstruktur, dan distruktur
oleh guru. 

1. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Direct Learning

Kelebihan :

a. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
b. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
c. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
d. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
1
Proyek DueLike Universitas Indonesia.(2002). Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning & Problem
BasedLearning. Depok: UI, Hlm 2

2
e. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
f. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
g. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran
(melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan
dan dan antusiasme siswa.
h. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa
yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi.
i. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan
lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu,
tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan
berpartisipasi dan dipermalukan.
j. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran
dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan
dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu
pengetahuan dihasilkan.
k. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam
memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang
menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-
hari.
l. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya
ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini.
m. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara
langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian
terkini.
n. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya
terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
o. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas
dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut.

3
p. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
q. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru
dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Keterbatasan:

a. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk


mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat.
Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih
harus mengajarkannya kepada siswa.
b. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
c. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
d. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran
ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.
e. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung,
dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan
keingintahuan siswa.
f. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
g. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran
langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.
h. Model pembelajaran langsung member siswa cara pandang guru mengenai bagaimana
materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.

4
i. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi
yang disampaikan.
j. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa
percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal
ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
k. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru
sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat
membuat siswa tidak paham atau salah paham.

l. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,


banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang
dimaksudkan oleh guru.2

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Direct Learning

a. Orientasi, sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong
siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: kegiatan pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran, memberikan penjelasan
mengenai kegiatan yang akan dilakukan, menginformasikan materi yang akan digunakan
dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran, dan menginformasikan
kerangka pelajaran.
b. Presentasi, pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-
konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: penyajian materi dalam
langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek,
pemberian contoh-contoh konsep, pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara
demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas, dan menjelaskan
ulang hal-hal yang sulit.
c. Latihan terstruktur, pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan.
Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon
siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar
dan mengoreksi respon siswa yang salah.
2
Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung, Hlm 51-53

5
d. Latihan terbimbing, pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan
oleh guru untuk menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini
peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
e. Latihan mandiri, pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini
dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90%
dalam fase bimbingan latihan.

B. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning)

Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar
siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam
tim. 3Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan
masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang
menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan
kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan
masalah yang harus dipecahkan..

1. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
a.  Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran  berbasis  masalah  ini  ditujukan  untuk  mengembangkan  keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
b.  Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani antara pembelajaran sekolah
formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-
aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah :

1. PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.


2. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog
dengan yang lain sehingga siswa secara bertahap dapat memi peran yang diamati
tersebut.

3
Albanese, M.A.& Mitchell,S.(1993). Problem  Based Learning 7-11

6
3. PBL melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya
tentang fenomena itu.

3.  Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)


Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa.Siswa harus dapat menentukan sendiri
apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan
guru.

3. Langkah PBL (Problem Based Learning) Dalam Proses Pembelajaran

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, siswa terlebih dahulu


diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian siswa diminta
mencatat masalah- masalah yang muncul.Setelah itu tugas guru adalah meransang siswa
untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada.Tugas guru adalah mengarahkan
siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari
mereka, memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan siswa, antara
lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar diluar kelas.Siswa  diharapkan  dapat  memperoleh
pengalaman  langsung  tentang  apa  yang sedang dipelajari.  Pengalaman  belajar  merupakan
aktivitas  belajar  yang  harus  dilakukan  siswa  dalam rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

Tahapan-tahapan Model PBL


FASE - FASE PERILAKU GURU
Fase 1 a. Menjelaskan tujuan pmbelajaran,
Orientasi Siswa kepada masalah menjelaskan logistik yang dibutuhkan
b. Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu siswa menedefinisikan dan
Mengorganisasikan siswa mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu dan informasi yang sesuai, melaksanakan
kelompok eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah

7
Fase 4 Membantu siswa dalam merencakan dan
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, model dan berbagi tugas dengan
teman
Fase 5 Mengevaluasi hasil belaar tentang materi
Menganalisa dan mengevaluasi proses yang telah dipelajari/meminta kelompok
pemecahan masalah presentasi hasil kerja

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar


yang dapat membantu siswa dalam mempelajariketerampilan dasar dan memperoleh

8
informasi yang dapat diajarkanselangkah demi selangkah. Model pengajaran langsung ini
dirancangkhusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur.

Problem Based Learning adalah Suatu pendekatan pengajaran yangmenggunakan


masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untukbelajar tentang cara berfikir kritis
dan keterampilan menyelesaikanmasalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensialdari materi pelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
karena siswamampu berfikir kritis, mempunyai keterampilan komunikasi dalam
kelompok,siswa lebih aktif dan berani untuk mengeluarkan pendapat di depan teman-
temannya.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat yang mana makalah ini masih berada di bawah kata
sempurna, meskipun demikian kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak
orang serta dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya

Daftar Pustaka

Albanese,  M.A.  &  Mitchell,  S..  (1993).  Problem  Based Learning:  a  Review  of  The
Literature  on Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine

9
Proyek   DUeLike   Universitas   Indonesia.(2002).   Panduan   Pelaksanaan   Collaborative  
Learning& Problem BasedLearning. Depok: UI

Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung : Lembaga


Penelitian IKIP Bandung

10

Anda mungkin juga menyukai