Anda di halaman 1dari 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO


KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN
METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Christina Candra Aditya

NIM: 151414034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO


KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN
METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Christina Candra Aditya

NIM: 151414034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO


KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN
METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

Disusun oleh:

Christina Candra Aditya

NIM: 151414034

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

Eko Budi Santoso, S.J. S.Pd., Ph.D. Tanggal: 14 Juni 2019

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO


KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN
METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

Disusun oleh:
Christina Candra Aditya
NIM: 151414034
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 20 Juni 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : ..................

Sekretaris : ..................

Anggota I : ..................

Anggota II : ..................

Anggota III : ..................

Yogyakarta, 20 Juni 2019

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan ucapan penuh rasa syukur, saya mempersembahkan skripsi saya ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menemani dan menguatkan saya dalam setiap
langkah hidup saya.

2. Kedua orang tua saya, Edy Mulyono dan Endang yang selalu mendukung saya
baik motivasi, doa maupun materi dan menjadi tempat berkeluh kesah saya
selama proses pengerjaan skripsi.

3. Romo Eko Budi Santoso, S.J. S.Pd., Ph.D. sebagai dosen pembimbing saya.

4. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang


memberikan kesempatan bagi saya untuk berkuliah dan menyelesaikan kuliah
Program Sarjana serta memfasilitasi selama saya berkuliah di Universitas
Sanata Dharma.

5. Partner saya, Kevin yang selalu mendukung, memotivasi dan menghibur saya
selama proses pengerjaan skripsi.

6. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani saat pengerjaan skripsi dan juga
menjadi tempat saya berkeluh kesah.

Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetap nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur”. (Filipi 4:6)

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah

tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada

barangsiapa yang mengasihi Dia”. (Yakobus 1:12)

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai

kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”.(Matius 6:34)

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada

pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan

jalanmu”. (Amsal 3:5-6)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku”. (Filipi 4:13)

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah

dalam doa!”. (Roma 12:12)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juni 2019

Penulis,

Christina Candra Aditya

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Christina Candra Aditya

Nomor Induk Mahasiswa : 151414034

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO


KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN
METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10”
Dengan demikian, saya memberikan hak sepenuhnya kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas

dan mempublikasinya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 20 Juni 2019

Yang menyatakan,

Christina Candra Aditya

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Peramalan Curah Hujan
di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (Arima) Box-
Jenkins Menggunakan Software Eviews 10”. Tugas akhir ini sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian

tugas akhir ini. Tanpa pihak tersebut, peneliti tidak dapat menyelesaikan tugas akhir

ini dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak tersebut, yaitu:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Beni Utomo M.Sc sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

3. Romo Eko Budi Santoso, S.J. S.Pd., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsi

peneliti yang telah merelakan diri untuk meluangkan waktu, tenaga serta

pikiran untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan bekal kepada peneliti selama mengikuti

perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti selama

berkuliah di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata

Dharma.

6. Kedua orang tua, Bapak Silvester Edi Mulyono dan Ibu Endang Setyowati

yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada peneliti selama proses

penelitian skripsi ini.

7. Kornelius Septiawan Kevin Supriyanto yang sudah memberikan doa dan

dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2015 yang telah memberikan

semangat bagi peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini.

Tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Walaupun demikian, peneliti

berharap hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti lain.

Semoga tulisan ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ....................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
DAFTAR SIMBOL..................................................................................... xvi
ABSTRAK ................................................................................................. xvii
ABSTRACT ................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
F. Jenis Penelitian ................................................................................... 5
G. Sistematika Penelitian ........................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6


A. Konsep Hujan ..................................................................................... 6
B. Runtun Waktu .................................................................................. 11
C. Analisis Runtun Waktu .................................................................... 13
D. Metode Autoregrresive Integrated Moving Averagre (ARIMA) ..... 14

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tahap-Tahap Peramalan ARIMA .................................................... 17


F. Penelitian yang Sejenis .................................................................... 33

BAB III METODE KEGIATAN ................................................................. 35


A. Objek Penelitian ............................................................................... 35
B. Metode dan Desain Penelitian.......................................................... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 35
D. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 36
E. Teknik Analisis Data pada Software EVIews 10.............................. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58


A. Statistik Deskriptif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko
Kec.Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta........................................... 58
B. Peramalan Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko
Kec.Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta........................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 73
A. Kesimpulan ...................................................................................... 73
B. Saran ................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 75


LAMPIRAN ................................................................................................. 77

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kec.Turi
Daerah Istimewa Yogyakarta ............................................................ 11
Tabel 2.2 Data Runtun Waktu Penjualan Sepeda Motor Honda
CBR150R, Yamaha R15 dan Suzuki GSX-R150 di Indonesia
pada Tahun 2017 .................................................................................12
Tabel 2.3 Nilai Ulangan Matematika Kelas 8A ..................................................13
Tabel 2.4 Daerah Penerimaan dan Estimasi Awal Beberapa Proses ...................23
Tabel 4.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kec.Turi
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005-2014 ...............................59
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok
Nongko, Kec.Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta ..............................59
Tabel 4.3 Uji Stasionaritas dengan Uji ADF.......................................................61
Tabel 4.4 Uji Stasionaritas dengan Uji PP ..........................................................63
Tabel 4.5 Uji Stasionaritas dengan Uji KPSS .....................................................64
Tabel 4.6 Nilai P-Value Masing-Masing Model ARIMA ..................................67
Tabel 4.7 Kesimpulan Kandidat Model ARIMA Tahap Estimasi Parameter .....68
Tabel 4.8 Nilai P-Value Masing-Masing Model .................................................69
Tabel 4.9 Uji Kenormalan Residual Model ARIMA .........................................69
Tabel 4.10 AIC dan SC pada Model MA(14) dan MA(22) ..................................71
Tabel 4.11`Data Peramalan Curah Hujan (mm) di Pos Hujan Ledok Nongko,
nnnnnnnnnDIY Tahun 2005-2015 .........................................................................71
Tabel 5.1 Hasil Peramalan Data Curah Hujan Tahun 2015 ................................73

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Curah Hujan Ekuatorial....................................................... 7


Gambar 2.2 Pola Curah Hujan Monsoon ........................................................ 8
Gambar 2.3 Pola Curah Hujan Lokal .............................................................. 9
Gambar 2.4 Pluviometer Standar .................................................................. 10
Gambar 2.5 Algoritma Sederhana Analisis Runtun Waktu .......................... 18
Gambar 2.6 Algoritma Tahap-Tahap Peramalan ARIMA ............................ 32
Gambar 3.1 Ikon Software EViews 10 .......................................................... 39
Gambar 3.2 Halaman Awal Software EViews 10 ......................................... 40
Gambar 3.3 Workfile Create EViews 10 ....................................................... 40
Gambar 3.4 Lembar Kerja EViews 10 .......................................................... 41
Gambar 3.5 Data Curah Hujan Telah Dimasukkan dalam Lembar Kerja
EViews 10 ................................................................................. 42
Gambar 3.6 Grafik Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko
Kec.Turi, DIY Tahun 2005-2014 .............................................. 42
Gambar 3.7 Workfile UNTITLED ................................................................ 43
Gambar 3.8 Tampilan Lembar Kerja curah_hujan ....................................... 43
Gambar 3.9 Membuka Lembar Kerja Unit Root Test ................................... 44
Gambar 3.10 Kotak Dialog Unit Root Test .................................................... 44
Gambar 3.11 Tabel Uji Stasionaritas dengan Uji ADF .................................. 45
Gambar 3.12 Tabel Uji Stasionaritas dengan Uji PP ...................................... 46
Gambar 3.13 Tabel Uji Stasionaritas dengan Uji KPSS ................................. 47
Gambar 3.14 Membuka Correlogram Specification....................................... 48
Gambar 3.15 Pilih Level pada Kotak Dialog Correlogram Specification ..... 48
Gambar 3.16 ACF dan PACF pada Correlogram ........................................... 49
Gambar 3.17 Membuka Equation Estimation................................................. 50
Gambar 3.18 Kotak Dialog Equation Estimation pada AR(1) ....................... 50
Gambar 3.19 Tabel Estimasi Parameter pada Model AR(1).......................... 51
Gambar 3.20 Kotak Dialog Equation Estimation pada MA(1) ........................ 52
Gambar 3.21 Tabel Estimasi Parameter pada Model AR(1)............................ 52

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.22 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(22) .......................... 53


Gambar 3.23 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(14) .......................... 53
Gambar 3.24 Tabel Uji Independensi Residual pada Model MA(22) .............. 54
Gambar 3.25 Tabel Uji Independensi Residual pada Model MA(14) .............. 54
Gambar 3.26 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(22) .......................... 55
Gambar 3.27 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(14) .......................... 55
Gambar 3.28 Kotak Dialog Workfile Structure ............................................... 56
Gambar 3.29 Kotak Dialog Forecast ................................................................. 57
Gambar 3.30 Grafik Forecasting&Actuals ....................................................... 57
Gambar 4.1 Diagram Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko
Kec.Turi, DIY ............................................................................. 58
Gambar 4.2 Penjelasan ACF dan PACF ......................................................... 65
Gambar 4.3 Grafik Data Aktual dan Data Peramalan Data Curah Hujan di
Pos Hujan Ledok Nongko, Kec.Turi, DIY Tahun 2005-2014 ..... 72

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 4.6 Tabel Hasil Uji Signifikansi Model ARIMA Menggunakan


Sofware EViews 10 ................................................................74
Lampiran 4.7 Tabel Hasil Uji Signifikansi Model ARIMA Menggunakan
Sofware EViews 10 ................................................................77

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SIMBOL

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝑍𝑡−𝑖 = data pada waktu 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝛼𝑡−𝑖 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

∅0 = konstanta model Autoregressive (AR)

∅𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada model Autoregressive (AR)

𝜃0 = konstanta model Moving Average (MA)

𝜃𝑖 = koefisien dari 𝛼𝑡−𝑖 pada model Moving Average (MA)

𝜀 = galat (error) pada uji stasionaritas

𝑘 = lag (baris pada Auto Correlation Function (ACF) dan pada Partial Auto

nnCorrelation Function (PACF))

𝑚 = lag maksimal pada ACF dan PACF

𝑟𝑘 = korelasi antara 𝑍𝑡 dan 𝑍𝑡−𝑘 pada Auto Correlation Function (ACF)

∅𝑘𝑘 = himpunan autokorelasi parsial untuk berbagai lag-𝑘 pada Partial Auto

nnCorrelation Function (PACF)

𝑟𝑘 (𝑒) = residual autokorelasi lag-k

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Christina Candra Aditya. 2019. Peramalan Curah Hujan di Pos Hujan Ledok
Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Metode
Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Box-Jenkins
Menggunakan Software Eviews 10. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa.


Karena Indonesia dikelilingi oleh lautan maka di banyak daerah memiliki potensi
curah hujan yang tinggi. Ketika musim hujan, curah hujan yang tinggi tersebut
mengakibatkan bencana banjir pada daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu,
peneliti berpendapat bahwa ketepatan dalam memperkirakan curah hujan menjadi
sesuatu yang penting untuk menghindari kerugian material maupun hilangnya jiwa
manusia akibat bencana tersebut. Salah satu metode peramalan yang dapat
digunakan adalah metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)
seperti yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model terbaik yang dibentuk dari
data curah hujan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 dan untuk memprediksi
curah hujan pada tahun 2015 di Pos Hujan Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka.
Ada empat tahap yang dilakukan pada peramalan menggunakan metode
ARIMA, yaitu identifikasi model, estimasi parameter, verifikasi model, dan
peramalan. Berdasarkan tahapan-tahapan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan
bahwa model ARIMA terbaik dari data curah hujan dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2014 di Pos Hujan Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah model MA(14). Grafik yang terbentuk dari data aktual dan data
peramalan menunjukkan kemiripan. Pada hasil peramalan tahun 2015, curah hujan
tertinggi akan terjadi pada bulan Agustus dengan perkiraan sebesar 240 milimeter.
Sedangkan pada bulan Maret, September, Oktober, November, dan Desember, data
peramalan menunjukkan bahwa tidak ada hujan. Rata-rata curah hujan pada tahun
2015 yang diamati dari Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah 84,25 milimeter.

Kata kunci: Data curah hujan, ARIMA, Runtun Waktu

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Christina Candra Aditya. 2019.Rainfall Forecasting at Ledok Nongko Rain
Post, Turi District, Special Region of Yogyakarta with Autoregressive
Integrated Moving Average (ARIMA) Box-Jenkins Method using EViews 10
Software. Unergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program,
Department of Mathematics and Sciences Education, Faculty of Teacher
Training and Education, Sanata Dharma University.

Indonesia is an archipelago that located in the equator. Because Indonesia is


surrounded by oceans, in many areas there is a high potential for rainfall. During
the rainy season, the high rainfall can cause a flood in these areas. Therefore, the
researchers argue that the accuracy in estimating rainfall is important to avoid
material losses and loss of human lives due to the disaster. One of the forecasting
methods that can be used is Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)
method as used in this research.
The purposes of this research are to obtain the best model rainfall data from
2005 to 2014 and to forecast rainfall in 2015 at Ledok Nongko Rain Post, Turi
District, Special Region of Yogyakarta. The type of research is library research.
There are four steps to forecast using ARIMA method, that are model
identification, parameter stimation, model verification and forecasting. Based on
the steps, researchers concluded that the best ARIMA’s model of rainfall data from
2005 to 2014 at the Ledok Nongko rain post, Turi District, Special Region of
Yogyakarta is MA(14). Graph from actual data an forcasting data is similarities.
The results of forecasting in 2015 are the highest rainfall will occur on August with
an estimate of 240 milimeters and on march, September, October, November and
December, data forecasting show that there is no rain. The average rainfall in 2015
at Ledok Nongko post rain, Turi District, Special Region of Yogyakarta is 84,25
milimeters.

Keywords: Rainfall data, ARIMA, Time Series

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah

khatulistiwa. Karena Indonesia dikelilingi oleh lautan maka di banyak daerah

memiliki potensi curah hujan yang tinggi. Ketika musim hujan, curah hujan

yang tinggi tersebut mengakibatkan bencana banjir pada daerah-daerah

tersebut. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa ketepatan dalam

memperkirakan curah hujan menjadi sesuatu yang penting untuk menghindari

kerugian material maupun hilangnya jiwa manusia akibat bencana tersebut.

Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi

secara horisontal yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (𝑚𝑚). Curah

hujan satu milimeter adalah banyaknya air hujan yang tertampung dalam suatu

tempat yang datar dengan luasan 1 meter persegi dan setinggi satu milimeter.

Curah hujan juga diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul pada

tempat yang datar yang dihitung di saat air hujan tidak menguap, tidak meresap

dan tidak mengalir. Salah satu aspek yang mempengaruhi curah hujan adalah

ketinggian daerah. Karena Indonesia memiliki ketinggian daerah yang

berbeda-beda, maka bervariasi pulalah angka curah hujan di Indonesia.

Selain dipengaruhi oleh ketinggian lokasi, aspek lain yang kini

mempengaruhi curah hujan adalah pemanasan global. Pemanasan global

menjadi penyebab kacaunya periode musim hujan dan musim kemarau. Hal ini

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berakibat pada sulitnya memprediksi kapan dimulainya musim hujan dan

musim kemarau. Hal itu berakibat langsung pada sistem pola tanam dan

produksi pertanian serta persediaan pangan. Data curah hujan termasuk dalam

kategori data runtun waktu. Data runtun waktu merupakan barisan data hasil

observasi yang dilakukan pada waktu tertentu. Curah hujan masuk ke dalam

data runtun waktu karena data curah hujan merupakan data yang dapat

diobservasi dan observasi tersebut dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Penelitian ini dilakukan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Turi di Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan daerah yang memiliki potensi unggulan dalam komoditi pertanian

salak pondoh. Waktu tanam bibit salak pondoh adalah pada awal musim

penghujan. Para petani salak di Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

seringkali mengalami gagal panen akibat hujan, seperti contohnya pada berita

di antaranews.com hari Jumat tanggal 21 Juni 2013, petani salak di daerah Turi

mengalami gagal panen akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi dalam

beberapa waktu yang menyebabkan proses penyerbukan tidak optimal. Oleh

sebab itu, peneliti memandang perlu adanya metode matematika untuk

mengantisipasi terjadinya kejadian-kejadian alam yang ekstrim. Peneliti

merasa perlu adanya metode matematika untuk melakukan analisis frekuensi

curah hujan.

Untuk melalukan peramalan curah hujan, peneliti menggunakan

metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Box-Jenkins.

Metode ARIMA Box-Jenkins banyak digunakan dalam peramalan-peramalan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena ARIMA memiliki sifat yang fleksibel (mengikuti pola data), memiliki

tingkat akurasi peramalan yang cukup tinggi dan cocok digunakan untuk

meramal sejumlah variabel dengan cepat, sederhana, akurat karena hanya

memerlukan data historis untuk melakukan peramalannya. Peramalan dalam

penelitian ini juga dibantu oleh software EViews 10. EViews merupakan

program berbasis Windows yang dapat digunakan untuk ekonometrika data

runtun waktu atau data time series, membuat model peramalan, statistik

inferensial yang sederhana, analisis deskriptif bahkan analisis multivariat.

Penelitian ini akan membuat model untuk peramalan curah hujan tahun

2015 berdasarkan data curah hujan tahun 2005 sampai dengan 2014 dari Pos

Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

menggunakan software EViews 10.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah-masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model ARIMA terbaik yang dibentuk dari data curah hujan dari

tahun 2005-2014 di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Bagaimana prediksi curah hujan pada tahun 2015 di Pos Hujan Ledok

Nongko, Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model ARIMA yang digunakan adalah model Box-Jenkins dengan

menggunakan software EViews 10.

2. Model ARIMA hanya digunakan untuk memprediksi curah hujan di Pos

Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2015.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk:

1. Mendapatkan model ARIMA terbaik yang dibentuk dari data curah hujan

dari tahun 2005-2014 di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Memprediksi curah hujan pada tahun 2015 di Pos Hujan Ledok Nongko,

Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebgai berikut:

Informasi prediksi curah hujan sangat bermanfaat dalam berbagai bidang,

misal bidang perhubungan. Informasi mengenai curah hujan dapat membantu

pilot untuk mengambil tindakan selama proses penerbangan. Bidang lainnya

adalah bidang pertanian, agar para petani dapat memprediksi pola tanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penyusunan tugas akhir

yaitu studi pustaka. Studi pustaka yaitu jenis penelitian dengan mempelajari

buku atau jurnal ilmiah yang membahas mengenai topik tertentu. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian studi pustaka dengan mempelajari buku dan

jurnal ilmiah yang membahas mengenai curah hujan dan metode ARIMA Box-

Jenkins serta pengaplikasiannya menggunakan software EViews 10.

G. Sistematika Penelitian

Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang

membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

serta jenis penelitian. Pada bab II, didiskusikan konsep-konsep dasar yang

dipakai dalam penelitian ini, yaitu tentanng curah hujan, data runtun waktu,

analisis data runtun waktu, dan metode Autoregressive Integrated Moving

Average (ARIMA) serta tahap-tahapnya. Pada bab III, peneliti membicarakan

objek, metode, dan desain penelitian serta teknik pengolahan data, waktu dan

tempat penelitian. Pada akhir bab ini, peneliti mendiskusikan teknik analisis

data metode ARIMA dengan menggunakan software EViews 10. Bab IV

mendeskripsikan hasil penelitian. Akhirnya, kesimpulan penelitian dan saran

untuk penelitian berikutnya dituliskan dalam bab V.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Hujan

1. Pengertian Curah Hujan

Hujan adalah peristiwa jatuhnya butiran-butiran air dalam bentuk

cair atau padat menuju bumi (Hestiyanto, 2006). Banyak sedikitnya hujan

yang turun ke bumi disebut curah hujan dan dihitung dengan mengukur air

yang ditampung pada sebuah permukaan yang datar seluas satu meter

persegi. Dengan demikian curah hujan satu milimeter (1 𝑚𝑚) adalah

banyaknya air hujan yang tertampung dalam suatu tempat yang datar

dengan luasan 1 meter persegi (1𝑚2) setinggi satu milimeter. Dalam

pengukuran curah hujan, diasumsikan bahwa air hujan yang terkumpul

pada tempat yang datar tersebut tidak menguap, tidak meresap, dan tidak

mengalir.

Besarnya curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

arus udara, besar kecilnya perairan atau daratan, intensitas panas matahari,

ketinggian tempat, dan pengaruh polusi asap pabrik serta kendaraan

bermotor. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya, maka kuantitas hujan

pun akan semakin rendah karena suhu yang rendah akan mengurangi

penguapan di tempat tersebut. Karena Indonesia memiliki ketinggian

daerah yang berbeda-beda, maka bervariasi pulalah curah hujan di

Indonesia.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pola Curah Hujan di Indonesia

Berdasarkan faktor-faktor yang menentukan curah hujan, maka

curah hujan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga pola (Hestiyanto,

2006) yaitu Pola Ekuatorial, Pola Monsoon dan Pola Lokal.

a. Pola Ekuatorial ialah pola hujan yang terjadi di sekitar khatulistiwa.

Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk

bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret

dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks yaitu saat posisi matahari

berada di ekuator. Pola ini ditemukan di daerah Nangroe Aceh

Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Kalimantan

Tengah.

Gambar 2.1 Pola Curah Hujan Ekuatorial


(https://1.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvA05HkCI/A
AAAAAAAA0Y/_futhEswmHU/s1600/equatorial+type.jpg)

b. Pola Monsoon ialah pola hujan yang ditentukan oleh monsoon barat

dan monsoon timur. Tipe curah hujan ini bersifat unimodial atau satu

puncak musim hujan yang terjadi karena monsoon barat. Monsoon


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

barat mengakibatkan musim hujan pada wilayah tersebut sedangkan

monsoon timur mengakibatkan musim kemarau. Pola ini terdapat di

daerah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB),

Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan dan Sulawesi

Selatan.

Gambar 2.2 Pola Curah Hujan Monsoon


(https://2.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvAhJRiKI/AAA
AAAAAA0Q/pENHZUUxk6Q/s1600/monsoon+type.jpg)

c. Pola Lokal ialah pola hujan yang wilayahnya memiliki distribusi

hujan bulanan kebalikan dengan pola monsoon. Pola lokal dicirikan

oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan) tetapi

bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsoon. Pola ini terdapat

di daerah Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.3 Pola Curah Hujan Lokal


(https://3.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvAAD8vGI/AAA
AAAAAA0I/ZgKK8FHFbsM/s1600/local+type.jpg)

3. Pengaruh Curah Hujan

Karena curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun pada suatu

tempat, maka besar kecilnya curah hujan pasti akan berpengaruh pada

tempat tersebut atau sekitarnya. Misalnya, curah hujan yang tinggi di

daerah Bogor akan mengakibatkan banjir di Kota Jakarta. Curah hujan

yang tinggi di daerah Bandung, akan mengakibatkan banjir di Bandung

bagian selatan. Sebaliknya, rendahnya curah hujan pada suatu kawasan

akan mengakibatkan kawasan tersebut mengalami kekeringan.

Tinggi rendahnya curah hujan tidak hanya berpengaruh pada

sedikit atau banyaknya persediaan air di suatu daerah. Curah hujan juga

memiliki pengaruh yang lebih luas. Misalnya, rendahnya curah hujan tidak

hanya mengakibatkan kekeringan, tetapi lebih dari itu, bisa menyebabkan

bencana kebakaran hutan yang memiliki akibat sangat luas. Kekeringan

juga mengakibatkan rendah produk pertanian. Hal yang sama juga berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

jika curah hujan terlalu tinggi. Bencana alam seperti banjir, longsor, dan

gagal panen juga terjadi karena curah hujan yang terlalu tinggi.

4. Metode Pengukuran Curah Hujan

Alat yang dipergunakan untuk mengukur jumlah curah hujan

disebut pluviometer atau penakar hujan (rain gauge). Beberapa jenis satu

alat penakar hujan diperlihatkan dalam gambar 2.4. Seperti telah dibahas

di depan, angka-angka pada penakar hujan tersebut menunjukkan

ketinggian curah hujan dalam milimeter, yang berarti ketinggian air hujan

yang tertampung pada bidang datar 1 meter persegi dengan tinggi 1

milimeter.

Gambar 2.4 Pluviometer Standar


(https://id.wikipedia.org/wiki/Pluviometer)

Pengukuran curah hujan biasanya dilakukan pada pukul 07.00

waktu setempat. Karena dalam pengukuran tidak selalu didapatkan angka

bulat, maka harus dilakukan pembulatan dengan cara pembulatan ke

bawah jika kurang dari 0.5 milimeter dan pembulatan ke atas jika lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dari atau sama dengan 0.5 milimeter (Tjasyono, 1999). Dengan demikian,

data curah hujan selalu merupakan bilangan bulat. Sebagai ilustrasi, Tabel

2.1 berikut menyajikan curah hujan rerata bulanan di Ledok Nongko

Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2014.

Tabel 2.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan


Ledok Nongko, Kec. Turi Tahun 2014
Banyaknya Curah
Bulan
Hujan (mm)
Januari 338
Februari 362
Maret 202
April 259
Mei 125
Juni 171
Juli 91
Agustus 3
September 0
Oktober 3
November 448
Desember 190
Jumlah Curah
Hujan 2.192
dalam 1 tahun

B. Runtun Waktu

Dalam pembahasan bagian A telah didiskusikan data curah hujan pada

suatu kawasan. Data pada Tabel 2.1 merupakan himpunan observasi curah

hujan selama tahun 2014 di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Data-data tersebut disebut dengan data runtun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

waktu (time series). Jadi, runtun waktu didefinisikan sebagai barisan hasil

observasi yang dilakukan pada waktu tertentu (Box, et al., 2016: 1). Semua

bentuk hasil observasi yang dinyatakan sebagai sebuah barisan berdasarkan

urutan waku tertentu bisa dikatakan sebagai data runtun waktu. Menurut Box

et. al., himpunan data tersebut bisa berupa data harian, bulanan, atau tahunan,

misal banyaknya kecelakaan lalu lintas bulanan atau perubahan reaksi kimia

yang diobservasi setiap jam. Data runtun waktu bisa termasuk dalam bidang

ekonomi, bisnis, teknik, ilmu alam (khususnya meteorologi dan geofisika),

juga ilmu-ilmu sosial. Tabel 2.2 berikut menyajikan data penjualan sepeda

motor Honda CBR150R, Yamaha R15, dan Suzuki GSX-R150 di Indonesia

pada tahun 2017.

Tabel 2.2 Data Runtun Waktu Penjualan Sepeda Motor Honda


CBR150R, Yamaha R15, dan Suzuki GSX-R150 di Indonesia Pada
Tahun 2017
Honda CBR 150 Yamaha R15 Suzuki GSX-R150
Jan-17 7.513 2.116 1.552
Feb-17 7.568 2.268 4.128
Mar-17 5.591 1.697 1.954
Apr-17 5.139 5.820 1.633
Mei-17 7.241 8.474 3.897
Jun-17 4.062 2.932 3.779
Jul-17 6.338 4.656 3.622
Agu-17 6.497 5.837 2.371
Sep-17 7.613 6.250 2.317
Okt-17 6.053 5.530 1.497
Nov-17 4.942 2.375 927
Des-17 3.662 2.791 1.323
Jan-18 4.642 5.061 2.330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua data hasil observasi bisa

dikategorikan sebagai runtun waktu. Tabel 2.3 berikut, yang merupakan nilai

ulangan sebuah kelas, diurutkan dari nilai tertinggi, bukan merupakan data

runtun waktu.

Tabel 2.3 Nilai Ulangan Matematika


Kelas 8A
Nama Nilai
Akbar 100
Budi 100
Chika 98
Dodi 96
Ema 96
Fani 90
Gita 84
Hana 82
Ian 80

C. Analisis Runtun Waktu

Dalam tabel 2.1 diberikan data curah hujan selama tahun 2014 di Pos

Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta. Data-

data tersebut tidak hanya disimpan sebagai data laporan saja. Data-data tersebut

bisa digunakan untuk memprediksi curah hujan pada waktu-waktu yang akan

datang. Tentu saja, semakin banyak data yang pernah tercatat akan membantu

untuk mendapatkan sebuah model yang baik untuk meramalkan curah hujan.

Proses ini biasa disebut sebagai analisis runtun waktu. Dengan demikian,

analisis runtun waktu, menurut Box et.al (2016), adalah pengolahan data

runtun waktu untuk melakukan prediksi pada waktu yang akan datang. Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

runtun waktu bisa diaplikasikan pada beberapa bidang, misalnya untuk

meramalkan curah hujan atau meramalkan penjualan sebuah produk.

Peramalan suatu data runtun waktu memiliki empat tipe atau pola yaitu

pola horizontal, pola trend, pola musiman dan pola siklis (Hanke dan Wichren,

2005: 158). Pola horizontal adalah peramalan yang dilakukan pada kejadian

tidak terduga dan bersifat acak tetapi kemunculannya dapat mempengaruhi

fluktuasi data runtun waktu. Selanjutnya, adalah pola trend yang digunakan

dalam peramalan jangka panjang dapat berupa kenaikan maupun penurunan.

Pola musiman adalah peramalan yang dilakukan pada data yang terjadi secara

periodik dalam kurun waktu tahunan, triwulan, kuartalan, bulanan, mingguan

maupun harian. Sedangkan pola siklis merupakan fluktuasi dari data untuk

waktu yang lebih dari satu tahun. Data runtun waktu yang berkaitan dengan

curah hujan termasuk dalam pola periodik.

D. Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

Ada beberapa analisis runtun waktu yang dipergunakan untuk

memperkirakan data pada waktu yang akan datang. Pemilihan metode analisis

runtun waktu salah satunya ditentukan oleh pola data (horizontal, trend,

musiman atau siklis). Metode paling sederhana adalah dengan analisis regresi.

Metode analisis regresi biasanya cocok untuk data trend. Namun, metode

tersebut tidak mencukupi untuk analisis data runtun waktu yang kompleks.

Salah satu metode yang banyak dipakai dalam peramalan dikembangkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Box dan Jenkins yang diberi nama metode Autoregressive Integrated Moving

Average (ARIMA).

ARIMA adalah salah satu metode analisis data runtun waktu yang

diperkenalkan pada tahun 1930-1940 oleh insinyur mesin Norbert Wiener

(Nau, 2014). Pada tahun 1970an dua statiskawan George Box dan Gwilym

Jenkins mengembangkan metode tersebut pada bidang bisnis dan ekonomi.

Metode ini sekarang dikenal dengan nama Model Box-Jenkins. Tujuan dari

metode ARIMA adalah menentukan hubungan statistik yang baik antar

variabel yang diramal dengan historis variabel-variabel tersebut. ARIMA

sangat baik untuk peramalan jangka pendek namun kurang baik dalam

peramalan jangka panjang karena biasanya akan cenderung flat

(mendatar/konstan). ARIMA merupakan analisis data dependen karena untuk

melakukan peramalan ARIMA menggunakan data masa lalu (𝑍𝑡−1) dan data

sekarang (𝑍𝑡 ) untuk menghasilkan ramalan jangka pendek yang akurat.

Bentuk umum dari ARIMA adalah ARIMA(p,d,q). Tiga unsur dalam

ARIMA(p,d,q) adalah AR(p), I(d) dan MA(q), dimana p,d,q merupakan

bilangan bulat tidak negatif. Nilai p merupakan derajat autoregresi (lags of the

stationarized series), nilai d merupakan derajat integrasi (series which needs to

be differenced to be made stationary) dan nilai q merupakan kesalahan

perkiraan (lags of the forecast errors). ARIMA(p,d,q) memiliki tiga klasifikasi

model yaitu AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q).

Berikut ini merupakan beberapa contoh bentuk khusus dari persamaan

AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q):


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

1. Autoregressive Model (AR(p))

𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + ∅2 𝑍𝑡−2 + ⋯ + ∅𝑝 𝑍𝑡−𝑝 + 𝛼𝑡

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝑍𝑡−𝑖 = data pada waktu 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

∅0 = konstanta model Autoregressive (AR)

∅𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada model Autoregressive (AR)

Bentuk khusus dari persamaan Autoregressive Model (AR(p)), antara lain:

a. Model AR(1): 𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + 𝛼𝑡

b. Model AR(2): 𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + ∅2 𝑍𝑡−2 + 𝛼𝑡

c. Model AR(3): 𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + ∅2 𝑍𝑡−2 + ∅3 𝑍𝑡−3 + 𝛼𝑡

d. Model AR(4): 𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + ∅2 𝑍𝑡−2 + ∅3 𝑍𝑡−3 + ∅4 𝑍𝑡−4 + 𝛼𝑡

2. Moving Average Model (MA(q))

𝑍𝑡 = 𝜃0 + 𝛼𝑡 − 𝜃1 𝛼𝑡−1 − 𝜃2 𝛼𝑡−2 − ⋯ − 𝜃𝑞 𝛼𝑡−𝑞

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝛼𝑡−𝑖 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

𝜃0 = konstanta model Moving Average Model (MA(q))

𝜃𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada Moving Average Model (MA(q))


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Bentuk khusus dari persamaan Moving Average Model (MA(q)), antara

lain:

a. Model MA(1): 𝑍𝑡 = ∅0 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1

b. Model MA(2): 𝑍𝑡 = ∅0 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1 − 𝜃2 𝛼𝑡−2

c. Model MA(3): 𝑍𝑡 = ∅0 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1 − 𝜃2 𝛼𝑡−2 − 𝜃3 𝛼𝑡−3

d. Model MA(4): 𝑍𝑡 = ∅0 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1 − 𝜃2 𝛼𝑡−2 − 𝜃3 𝛼𝑡−3 − 𝜃4 𝛼𝑡−4

3. Autoregressive Moving Average (ARMA(p,q))

𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + … + ∅𝑝 𝑍𝑡−𝑝 + 𝛼𝑡 − 𝜃1 𝛼𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞 𝛼𝑡−𝑞

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝑍𝑡−𝑖 = data pada waktu 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

𝛼𝑡−𝑖 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

∅0 = konstanta model Autoregressive (AR)

∅𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada model Autoregressive (AR)

𝜃𝑖 = koefisien dari 𝛼𝑡−𝑖 pada model Moving Average (MA)

Bentuk khusus dari persamaan Moving Average Model (MA(q)), antara

lain Model ARMA(1,1): 𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1

E. Tahap-Tahap Peramalan ARIMA

Jika digambarkan dengan sebuah gambar secara sederhana, maka

tahap-tahap peramalan ARIMA diperlihatkan pada Gambar 2.5 di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Ada Model Yang Memenuhi Tidak Ada Model Yang Memenuhi

Gambar 2.5. Algoritma Analisis Runtun Waktu

Adapun penjelasan dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi Model

Pada tahap identifikasi model, ada dua uji yang dilakukan yaitu uji

stasionaritas dan uji korelasi. Data dikatakan stasioner jika fluktuasi data

berada di sekitar rata-rata nilai yang konstan dan variansi data dari waktu

ke waktu mempunyai fluktuasi yang tetap atau konstan. Stasioner atau

tidaknya data dapat dilihat dengan grafik yang terbentuk. Namun, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

lebih pastinya ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan

menggunakan ADF (Augmented Dickey-Fuller), PP (Philips-Perron) dan

KPSS (Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin).

a. ADF (Augmented Dickey-Fuller)

ADF adalah pengembangan versi pengujian Dickey-Fuller. Uji ini

dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Enders,

1995):
𝑛

∆𝑍𝑡 = 𝛼0 + 𝛼1 𝑍𝑡−1 + ∑ 𝛼𝑖 ∆𝑍𝑡−1 + 𝜀𝑡


𝑖=1

Keterangan:

𝛼𝑖 = parameter (𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛)

𝑡 = waktu trend variabel

𝜀 = galat (error)

Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji ADF

(Augmented Dickey-Fuller) adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

𝐻𝑎 = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

c) Menentukan nilai statistik uji

Nilai |𝐴𝐷𝐹| dan nilai |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

d) Menentukan Wilayah Kritis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

|𝐴𝐷𝐹| < |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

e) Menghitung nilai statistik uji

f) Kesimpulan

b. PP (Philips-Perron)

Pengujian ini diperkenalkan oleh Philips dan Perron dengan membuat

beberapa modifikasi pada t-statistic dan Dickey-Fuller.

Persamaannya adalah (Enders, 1995):

∆𝑍𝑡 = 𝛼0 + 𝛼1 𝑍𝑡−1 + 𝜀𝑡

Keterangan:

𝛼0 , 𝛼1 = parameter

𝑡 = waktu trend variabel

𝜀 = galat (error)

Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji PP (Philips-

Perron) adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

𝐻𝑎 = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

c) Menentukan nilai statistik uji

Nilai |𝑃𝑃| dan nilai |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

d) Menentukan Wilayah Kritis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

|𝑃𝑃| < |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

e) Menghitung nilai statistik uji

f) Kesimpulan

c. KPSS (Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin)

KPSS juga dapat digunakan untuk menguji stasioner atau

nonstasioner data, dengan persamaan (Pani, 2010):

𝑍𝑡 = 𝛼0 + 𝜀𝑡

Keterangan:

𝛼0 = parameter

𝑡 = waktu tren variabel

𝜀 = galat

Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji KPSS

(Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

𝐻𝑎 = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

3) Menentukan nilai statistik uji

Nilai |𝐾𝑃𝑆𝑆| dan nilai |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

4) Menentukan Wilayah Kritis

|𝐾𝑃𝑆𝑆| > |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

5) Menghitung nilai statistik uji

6) Kesimpulan

Jika uji stasionaritas menemukan bahwa data belum stasioner,

maka harus dilakukan differencing. Differencing merupakan transformasi

data dimana data sekarang (𝑍𝑡 ) dikurangi dengan data sebelumnya (𝑍𝑡−1 )

sehingga mendapatkan data yang baru. Jika data yang baru sudah stasioner

maka diperoleh d=1 yang artinya untuk memperoleh data yang stasioner

diperlukan satu differencing. Jika pada differencing pertama data belum

stasioner, maka perlu dilakukan differencing kedua (d=2), ketiga dan

seterusnya hingga data menjadi stasioner. Jika data sudah stasioner tanpa

differencing maka nilai d=0. Banyaknya differencing pada uji

stasioneritas ini nantinya akan berpengaruh pada I(d) di ARIMA(p,d,q).

Jika data sudah stasioner, maka selanjutnya akan dilakukan uji

korelasi. Uji Korelasi dilakukan dengan cara menentukan ACF dan PACF

seperti berikut.

a. Auto Correlation Function (ACF)

ACF atau korelasi antara 𝑍𝑡 dan 𝑍𝑡−𝑘 dinotasikan dengan 𝑟𝑘 . Secara

matematis sebagai berikut (Cryer, 2008):

∑𝑛𝑡=𝑘+1(𝑍𝑡 − 𝑍̅)(𝑍𝑡−𝑘 − 𝑍̅)


𝑟𝑘 =
∑𝑛𝑡=1(𝑍𝑡 − 𝑍̅)2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

b. Partial Auto Correlation Function (PACF)

PACF dinotasikan dengan {∅𝑘𝑘 ; 𝑘 = 1,2,3, … } yaitu himpunan

autokorelasi parsial untuk berbagai lag-k yang secara matematis dapat

dituliskan sebagai berikut:

𝑟𝑘 −∑𝑘−1
𝑗=1 ∅𝑘−1,𝑗 𝑟𝑘−𝑗
∅𝑘𝑘 =
1−∑𝑘−1
𝑗=1 ∅𝑘−1,𝑗 𝑟𝑗

dan,

∅𝑘𝑗 = ∅𝑘−1,𝑗 − ∅𝑘𝑘 ∅𝑘−1,𝑘−𝑗 untuk 𝑗 = 1,2, … , 𝑘 − 1

Jika sudah ditentukan nilai ACF dan PACFnya maka maka

langkah-langkah selanjutnya adalah menetapkan kandidat model AR, MA,

ARMATabel 2.4 menunjukkan daerah penerimaan dan estimasi awal

beberapa proses menurut Soejoeti(1987: 5), yaitu:

Tabel 2.4 Daerah Penerimaan dan Estimasi Awal Beberapa Proses

Proses ACF PACF

AR(1) −1 < 𝑟1 < 1 ∅0 = 𝑟1


11 11111 1
∅10 =
11111
−1 < 𝑟1 < 1
AR(2) 1 11 1111
111 < (𝑟2 + 1) ∅20 =
1 11111

̅̅̅̅̅̅̅̅̅1
1111111 1
∅0 =
MA(1) −0,5 < 𝑟1 < 0,5 111

11
∅0 =
ARMA(1,1) 2𝑟1 |𝑟1 | < 𝑟2 < |𝑟1 | 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

11√11 11
∅0 = dengan
1
𝑏 = 1 − 2𝑟2 + ∅11
dan tandanya dipilih
untuk menjamin
|∅0 | < 1

Model AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q) memiliki persamaan umum

sebagai berikut:

a. Model Autoregressive atau AR(p)

AR(p) adalah model linear yang paling dasar untuk proses yang

stasioner. Persamaan umum AR(p) adalah sebagai berikut:

𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + ∅2 𝑍𝑡−2 + ⋯ + ∅𝑝 𝑍𝑡−𝑝 + 𝛼𝑡

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝑍𝑡−𝑖 = data pada waktu 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡 , 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

∅0 = konstanta model Autoregressive (AR)

∅𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada model Autoregressive (AR)

b. Persamaan umum MA(q) adalah sebagai berikut:


𝑍𝑡 = 𝜃0 + 𝛼𝑡 − 𝜃1 𝛼𝑡−1 − 𝜃2 𝛼𝑡−2 − ⋯ − 𝜃𝑞 𝛼𝑡−𝑞

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝛼𝑡−𝑖 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

𝜃0 = konstanta model Moving Average (MA)

𝜃𝑖 = koefisien dari 𝛼𝑡−𝑖 pada model Moving Average (MA)

c. Model Autoregressive Moving Average atau ARMA(𝑝, 𝑞)

Model ini merupakan gabungan dari AR(p) dan MA(q). Bentuk umum

dari model ARMA(𝑝, 𝑞) adalah sebagai berikut:

𝑍𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 + … + ∅𝑝 𝑍𝑡−𝑝 + 𝛼𝑡 − 𝜃1 𝛼𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞 𝛼𝑡−𝑞

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

𝑍𝑡−𝑖 = data pada waktu 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

𝛼𝑡−𝑖 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

∅0 = konstanta model Autoregressive (AR)

∅𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada model Autoregressive (AR)

𝜃𝑖 = koefisien dari 𝛼𝑡−𝑖 pada model Moving Average (MA)

Jika untuk menstasionerkan data diperlukan differencing maka

model yang dipakai adalah ARIMA (p,d,q) dengan persamaan sebagai

berikut:

𝑍𝑡 = ∅1 𝑍𝑡−1 + ∅2 𝑍𝑡−2 + ⋯ + ∅𝑝 𝑍𝑡−𝑝 + 𝛼𝑡 + 𝜃1 𝛼𝑡−1 + ⋯

+ 𝜃𝑞 𝛼𝑞−1

Keterangan:

𝑍𝑡 = data pada waktu 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

𝑍𝑡−𝑖 = data pada waktu 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

𝛼𝑡−𝑖 = error pada periode 𝑡 − 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑞

𝛼𝑡 = error pada periode 𝑡, 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

∅0 = konstanta model Autoregressive (AR)

∅𝑖 = koefisien dari 𝑍𝑡−𝑖 pada model Autoregressive (AR)

𝜃𝑖 = koefisien dari 𝛼𝑡−𝑖 pada model Moving Average (MA)

2. Estimasi Parameter

Setelah identifikasi model, langkah selanjutnya yang dilakukan

adalah mengestimasi parameter atau taksiran model. Pada langkah ini akan

dipilih model yang terbaik atau paling efisien untuk parameter-parameter

dalam model. Model yang terbaik adalah model yang memiliki jumlah

kuadrat kekeliruan (error) minimum. Setelah itu, asil estimasi diuji apakah

signifikan atau belum dengan membandingkan p-value dengan 𝛼.

Jumlah kuadrat kekeliruan (error) persamaan time series analog

persamaan jumlah kuadrat error pada regresi linear sederhana (Sembiring,

2003). Adapun persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut:

𝑦̂𝑖 = 𝛼 + 𝛽𝑥𝑖 ; 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛

Sedangkan persamaan jumlah kuadrat error regresi linear

sederhana adalah sebagai berikut:

𝑛 𝑛

𝐽 = ∑ 𝑒𝑖 2 = ∑(𝑦𝑖 − 𝑦̂𝑖 )2 ; 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛


𝑖=1 𝑖=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Sedangkan persamaan jumlah kuadrat error time series adalah

sebagai berikut:

𝑍̂𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1

Jika pada persamaan regresi sederhana 𝑥𝑖 diganti dengan 𝑍𝑡−1, 𝛽

diganti dengan ∅1 , 𝑦𝑖 diganti dengan 𝑍𝑡 dan 𝛼 diganti dengan ∅0 , maka

persamaan menjadi:

𝑍̂𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 ; 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛

Kemudian jika pada persamaan jumlah kuadrat error regresi linear

sederhana 𝑦𝑖 diganti dengan 𝑍𝑡 dan 𝑒𝑖 diganti dengan 𝛼𝑡 , maka persamaan

menjadi:
𝑛 𝑛

𝐽 = ∑ 𝛼𝑡 2 = ∑(𝑍𝑡 − 𝑍̂𝑡 )2 , 𝑡 = 1,2,3, … , 𝑛


𝑡=1 𝑡=1

Dengan mendistribusikan persamaan 𝑍̂𝑡 = ∅0 + ∅1 𝑍𝑡−1 ke

persamaan 𝐽 = ∑𝑛𝑡=1 𝛼𝑡 2 = ∑𝑛𝑡=1(𝑍𝑡 − 𝑍̂𝑡 )2, maka persamaan baru yang

diperoleh adalah:
𝑛 𝑛

𝐽 = ∑ 𝛼𝑡 = ∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )2
2

𝑡=1 𝑡=1

Meminimumkan kuadrat error berarti menurunkan ∅0 dan ∅1 pada

persamaan.

a. Menurunkan ∅0

𝜕𝐽
=0
𝜕∅0
𝑛
𝜕
∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )2 = 0
𝜕∅0
𝑡=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

2 ∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )(−1) = 0


𝑡=1

−2 ∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 ) = 0
𝑡=1

∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 ) = 0
𝑡=1

𝑛 𝑛 𝑛

∑ 𝑍𝑡 − ∑ ∅0 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 = 0
𝑡=1 𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛

∑ 𝑍𝑡 − 𝑛∅0 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 = 0
𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛

𝑛∅0 = ∑ 𝑍𝑡 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1
𝑡=1 𝑡=1

∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 − ∅1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1


∅0 =
𝑛

∅0 = 𝑍̅𝑡 − ∅1 𝑍𝑡−1
̅

b. Menurunkan ∅1

𝜕𝐽
=0
𝜕∅1
𝑛
𝜕
∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )2 = 0
𝜕∅1
𝑡=1

2 ∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )(−𝑍𝑡−1 ) = 0


𝑡=1

−2 ∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )(𝑍𝑡−1 ) = 0


𝑡=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

∑(𝑍𝑡 − ∅0 − ∅1 𝑍𝑡−1 )(𝑍𝑡−1 ) = 0


𝑡=1

∑(𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 − ∅0 𝑍𝑡−1 − ∅1 𝑍𝑡−1 2 ) = 0


𝑡=1

𝑛 𝑛 𝑛

∑ 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 − ∅0 ∑ 𝑍𝑡−1 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 2 = 0


𝑡=1 𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛 𝑛
∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 − ∅1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1
∑ 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 − ( ) ∑ 𝑍𝑡−1 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 2 = 0
𝑛
𝑡=1 𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1
∑ 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 − ( ∑ 𝑍𝑡−1 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 ) − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 2 = 0
𝑛 𝑛
𝑡=1 𝑡=1 𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛
∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1
∑ 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 − + ∅1 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 2 = 0
𝑛 𝑛
𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛
∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 2 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1
∅1 − ∅1 ∑ 𝑍𝑡−1 = − ∑ 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 +
𝑛 𝑛
𝑡=1 𝑡=1

𝑛 𝑛
∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1
∅1 ( − ∑ 𝑍𝑡−1 2 ) = − ∑ 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 +
𝑛 𝑛
𝑡=1 𝑡=1

∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1


− ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 𝑍𝑡−1 +
∅1 = 𝑛 𝑛
𝑛
∑𝑡=1 𝑍𝑡−1 ∑𝑡=1 𝑍𝑡−1
𝑛 − ∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡−1 2

Pada tahap ini, nilai koefisien-koefisien pada masing-masing

model yang diduga menjadi model terbaik akan diuji signifikasinya

dengan langkah-langkah hipotesis sebagai berikut:

1) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

𝐻0 = parameter tidak signifikan

𝐻𝑎 = parameter signifikan

2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

3) Menentukan nilai P-value

4) Menentukan Wilayah Kritis

𝑃 − 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼

5) Kesimpulan

Jika 𝑃 − 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak, yang artinya parameter

signifikan.

3. Verifikasi Model

Pada tahap verifikasi model dilakukan dua uji yaitu uji

independensi residual dan uji kenormalan residual.

a. Uji Independensi Residual

Uji ini dilakukan untuk mendeteksi independensi antar residual.

Dapat dilihat dari ACF dan PACF residual. Independensi residual

dapat juga dilihat pada kerandoman residual. Kerandoman residual

dapat diuji dengan uji statistik seperti di bawah ini.


𝑚
𝑟𝑘 2 (𝑒)
𝑄 = 𝑛(𝑛 + 2) ∑
𝑛−𝑘
𝑛=1

Langkah-langkah uji hipotesis pada independensi residual adalah

sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

1) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = residual adalah acak

𝐻𝑎 = residual tidak acak

2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

3) Menentukan nilai P-value

4) Menentukan Wilayah Kritis

𝑃 − 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼

5) Kesimpulan

Jika 𝑃 − 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak, yang artinya residual acak.

b. Uji Kenormalan Residual

Hal ini dilakukan dengan cara melihat nilai MSE (Mean Squared

Error) dari model lain yang memiliki kemungkinan cocok dengan

data. Jika nilai MSE (Mean Squared Error) hampir sama maka pilih

model yang paling sederhana (prinsip parsimony). Tetapi, jika terjadi

perbedaan yang cukup besar, maka dipilih model dengan MSE (Mean

Squared Error) yang terkecil. Adapun rumus MSE (Mean Squared

Error) adalah sebagai berikut:

∑(𝑍𝑡 − 𝑍̂𝑡 )2
𝑀𝑆𝐸 =
𝑛
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

4. Peramalan atau forecasting

Peramalan atau forecasting adalah perkiraan yang akan terjadi pada

waktu yang akan datang. Peramalan atau forecasting merupakan salah satu

unsur yang sangat penting dalam mengambil keputusan sebab efektif tidaknya

suatu keputusan juga didasarkan pada peramalan. Pada peralaman ada dua jenis

data yaitu data training dan data testing. Data training yaitu peramalan dengan

menggunakan data aktual. Sedangkan, data testing yaitu peramalan yang tidak

menggunakan data aktual tetapi menggunakan data training untuk melakukan

peralaman. Kedua jenis data ini nantinya akan digunakan dalam peramalan atau

forecasting. Algoritma tahap-tahap peramalan ARIMA disajikan pada Gambar

2.6.

Gambar 2.6 Algoritma Tahap-Tahap Peramalan ARIMA


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Jika data yang diolah menghasilkan model yang memenuhi semua tahap-tahap

peramalan ARIMA, maka model tersebut merupakan model terbaik.

Selanjutnya adalah melakukan peramalan dengan menggunakan persamaan

umum model terbaik yang disesuaikan dengan nilai p,d atau q.

F. Penelitian yang Sejenis

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dengan judul “Verifikasi Model ARIMA Musiman

Menggunakan Peta Kendali Moving Range (Studi Kasus: Kecepatan Rata-

Rata Angin di BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Semarang” oleh Kiki

Febri Azriati, Abdul Hoyyi dan Moch. Abdul Mukid. Dalam penelitian ini,

Azriati, Hoyyi dan Mukid menentukan model ARIMA musiman yang dapat

digunakan untuk peramalan kecepatan rata-rata angin di wilayah Pelabuhan

Tanjung Mas Semarang pada tahun 2014. Mereka menggunakan data rata-

rata kecepatan angin di wilayah tersebut mulai bulan Januari 2008 sampai

dengan bulan Desember 2013.

2. Penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode ARIMA dalam Meramal

Pergerakan Inflasi” oleh Hartati tahun 2017. Dalam penelitian ini, Hartati

menggunakan metode Autoregressive Integrated Moving Average

(ARIMA) untuk mendapatkan model peramalan terhadap inflasi di

Indonesia. Data yang digunakan adalah data inflasi dari bulan Februari 2011

sampai dengan Februari 2016.

3. Penelitian dengan judul “Model Autoregrresive Moving Average (ARMA)

untuk Prediksi Curah Hujan di Kabupaten Semarang-Jawa Tengah-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Indonesia” oleh Adi Nugroho dan Bistok Hasiholan Simanjuntak

menggunakan data curah hujan di Kabupaten Semarang mulai Januari 2002

hingga Desember 2013, Nugroho dan Simanjuntak menentukan model

ARIMA (6,0,3) untuk memprediksi curah hujan tahun 2014.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE KEGIATAN

A. Objek Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan di

Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan Turi di kota Daerah Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2005-2014. Dari data tersebut akan dibuat peramalan

data curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan Turi di kota Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode literatur. Metode literatur yaitu metode penelitian yang

informasi-informasi untuk penelitian tersebut diperoleh dari membaca buku,

referensi, jurnal ilmiah dan berbagai sumber ilmiah lainnya. Informasi-

informasi tersebut digunakan untuk memberikan landasan teoritis dan mencari

pemecahan dari berbagai permasalahan yang diajukan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari database online

Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG) secara khusus untuk

Pos Hujan di Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

tahun 2005-2014. Data tersebut seanjutnya diolah dengan tahap-tahap ARIMA

Box-Jenkins dan menggunakan software EViews 10.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari hingga bulan Mei 2019.

Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019.

2. Tempat Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari database online

BMKG.

E. Teknik Analisis Data pada Software EViews 10

Data curah hujan yang telah disusun berdasarkan interval waktu,

kemudian dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Identifikasi Model. Pada tahap ini peneliti akan melakukan uji

stasionaritas dan uji korelasi terhadap data yang ada. Pertama-tama, data

dimasukkan ke dalam lembar kerja software EViews 10. Kemudian data

akan dilakukan dua uji, yaitu sebagai berikut:

a. Uji stasionaritas. Uji stasionaritas pada EViews 10 dapat menggunakan

uji Augmented Dickey-Fuller (ADF), uji Philips-Perron (PP), uji

Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin (KPSS), uji Dickey-Fuller GLS

(ERS), uji Elliot-Rotthenberg-Stock Point-Optimal dan uji Ng-Perron.

Namun, pada penelitian ini digunakan tiga uji yaitu uji Augmented
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Dickey-Fuller (ADF), uji Philips-Perron (PP) dan uji Kwiatkowski-

Philips-Schmidt-Shin (KPSS) karena tiga uji tersebut merupakan uji

stasioner yang populer digunakan dalam peramalan menggunakan

metode ARIMA. Jika data belum stasioner, maka perlu dilakukan

differencing. EViews 10 dapat melakukan differencing maksimal

sebanyak dua kali. Jika data hasil differencing kedua belum stasioner,

maka sebaiknya dilakukan penggantian data.

b. Uji Korelasi. Jika data sudah stasioner maka dapat dilakukan uji

korelasi. Pada EViews 10, uji korelasi dilaksanakan dengan melihat

pola Autocorrelation Fumction (ACF) dan Partial Autocorrelation

Fumction (PACF) pada lag data. Pola Autocorrelation Fumction

(ACF) dan Partial Autocorrelation Fumction (PACF) pada lag data

inilah yang nantinya akan dipakai sebagai acuan dalam memilih

kandidat model ARIMA terbaik. Model ARIMA dapat berupa AR(p),

MA(q) ataupun ARMA(p,q). Pemilihan model AR(p), MA(q) ataupun

ARMA(p,q) disesuaikan dengan spesifikasi ACF dan PACF yang

terbentuk. Lampiran 5 menunjukkan spesifikasi ACF dan PACF pada

model AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2. Estimasi Parameter. Pada tahap ini, peneliti akan melakukan uji

signifikansi. Kandidat model ARIMA yang diperoleh pada tahap

identifikasi model akan diuji signifikansinya. Jika model tidak signifikan

maka model tersebut dieleminasi. Model ARIMA yang signifikan akan

diverifikisi pada tahap selanjutnya yaitu tahap verifikasi model. Namun,

jika pada tahap estimasi parameter, tidak ada model yang signifikan, maka

perlu diulangi lagi pada tahap identifikasi model yaitu saat menentukan

kandidat-kandidat model ARIMA. Signifikansi dapat dilihat dari nilai P-

Value dan nilai 𝛼. Jika nilai P-Value kurang dari 𝛼 maka parameter

signifikan. Begitu juga sebaliknya, jika nilai P-Value lebih dari 𝛼 maka

model tidak signifikan.

3. Verifikasi Model. Pada tahap ini, peneliti akan melakukan uji kenormalan

residual dan uji independensi residual. Pada software EViews 10, model

ARIMA dikatakan normal jika histogram yang terbentuk menyerupai

lonceng (kurva normal) dan nilai 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 lebih dari 𝛼. Sedangkan untuk

uji independensi residual, model ARIMA dikatakan independen jika garis-

garis Autocorrelation Fumction (ACF) dan Partial Autocorrelation

Fumction (PACF) seluruhnya sudah berada dalam garis Bartlet (garis

putus-putus). Garis Bartlet merupakan garis yang menunjukkan

homogenitas variansi data. Misal, PACF lag data ke-p berada dalam

interval garis Bartlet maka variansi pada lag data tersebut tidak homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Sebaliknya, jika PACF lag data ke-p terpotong dengan garis Bartlet maka

variansi pada lag data tersebut homogen, artinya terjadi pola musiman.

4. Peramalan atau forecasting. Pada tahap ini, peneliti akan melakukan

penambahan Range Data, yang mulanya dari tahun 2005 sampai dengan

tahun 2014, menjadi tahun 2005 sampai dengan tahun 2015. Model

ARIMA biasanya bagus untuk peramalan jangka pendek, dalam konteks

ini satu tahun setelah data aktual karena data runtun waktu hasil peramalan

ARIMA bersifat dependen terhadap data runtun waktu sebelumnya.

Maksud dari dependen adalah data ramalan bergantung pada data aktual

sebelumnya.

Berikut adalah tahap-tahap analisis data curah hujan dengan

menggunakan software EViews 10.

1. Identifikasi Model

a. Langkah-langkah input data ke software EViews 10

1) Aktifkan software EViews 10 yang sudah diunduh dan diinstal

sebelumnya.

Gambar 3.1 Ikon Software EViews 10


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

2) Pada kotak dialog EViews 10, klik Create a new EViews

workfile.

Gambar 3.2 Halaman Awal Software EViews 10

3) Kotak dialog Workfile Create akan muncul seperti pada tampilan

berikut.

Gambar 3.3 Workfile Create Software EViews 10

Pada tabel Frequency, kita dapat memilih bentuk waktu yang

sesuai dengan jenis data. Karena data curah hujan dihitung tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

bulannya maka pada tabel Frequency kita pilih Monthly dengan

awal bulan dan tahun data yang diperoleh pada bulan Januari tahun

2005 dan akhir tahun data pada bulan Desember tahun 2014. Maka

pada Start Date kita tulis 2005:01 dan pada End Date kita tulis

2014:12. Kemudian klik OK.

4) Pada Command kita klik “Data” lalu Enter. Kemudian akan

muncul lembar kerja seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.4 Lembar Kerja EViews 10

5) Langkah selanjutnya adalah masukkan data curah hujan yang

sudah kita peroleh.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Gambar 3.5 Data Curah Hujan Telah


Dimasukkan dalam Lembar Kerja EViews 10

b. Uji stasionaritas

1) Dengan Grafik

Klik View -> Graph -> Klik OK. Kemudian akan muncul

grafik data curah hujan.

Gambar 3.6 Grafik Data Curah Hujan di Pos Ledok


Nongko Kecamatan Turi, DIY Tahun 2005-2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

2) Dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF)

a) Klik Workfile UNTITLED

Gambar 3.7 Workfile Untitled

b) Klik data curah_hujan.

Gambar 3.8 Tampilan Lembar Kerja


curah_hujan

c) Klik view -> Unit Root Tests -> Standard Unit Root Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Gambar 3.9 Membuka Lembar Kerja Unit Root Test

d) Kemudian pada kotak dialog Unit Root Test, pilih

Augmented Dickey-Fuller pada Test Type dan pilih Level,

kemudian klik OK.

Gambar 3.10 Kotak Dialog Unit Root Test


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

e) Kemudian akan tampil uji stasioner dengan ADF seperti di

bawah ini.

Gambar 3.11 Tabel Uji Stasionaritas dengan


Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)

3) Dengan Philips-Perron (PP)

a) Klik view -> Unit Root Tests -> Standard Unit Root Test

(Lihat Gambar 3.8)

b) Kemudian pada kotak dialog Unit Root Test, pilih Philips-

Perron pada Test Type dan pilih Level, kemudian klik OK.

(Lihat Gambar 3.9)

c) Kemudian akan muncul uji sasioneritas dengan PP seperti

gambar di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Gambar 3.12 Tabel Uji Stasionaritas dengan


Uji Philips-Perron (PP)

4) Dengan Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin (KPSS)

a) Klik view -> Unit Root Tests -> Standard Unit Root Test.

(Lihat Gambar 3.8)

b) Kemudian pada kotak dialog Unit Root Test, pilih

Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin pada Test Type dan pilih

Level, kemudian klik OK. (Lihat Gambar 3.9)

c) Kemudian akan muncul Uji stasionaritas dengan KPSS seperti

gambar di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Gambar 3.13 Tabel Uji Stasionaritas dengan


Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin (KPSS)

c. Autocorrelation Fumction (ACF) dan Partial Autocorrelation

Fumction (PACF)

Langkah-langkah untuk menentukan nilai Autocorrelation Fumction

(ACF) dan Partial Autocorrelation Fumction (PACF) data dengan

menggunakan software EViews 10 adalah sebagai berikut:

1) Klik data curah_hujan -> klik view -> klik Correlogram.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Gambar 3.14 Membuka Correlogram Specification

2) Kemudian klik Level dan OK

Gambar 3.15 Pilih Level pada Kotak Dialog Correlogram


Specification
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

𝑁
Banyaknya lag data adalah dengan 𝑁 adalah banyaknya data.
4

Banyaknya data pada penelitian ini ada 120 sehingga banyaknya

lag adalah 30.

3) Maka akan muncul ACF dan PACF dari data curah_hujan.

Gambar 3.16 ACF dan PACF pada Correlogram

2. Estimasi Parameter

a. Untuk Model AR(1)

Langkah-langkah estimasi parameter untuk model AR(1) adalah

sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

1) Klik Quick -> Estimate Equation, maka muncul tampilan seperti

pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.17 Membuka Equation Estimation

2) Kerikkan curah_hujan AR(1) pada Equation Specification

kemudian klik OK.

Gambar 3.18 Kotak Dialog Equation Estimation pada AR(1)

3) Maka akan muncul estimasi parameter seperti gambar di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Gambar 3.19 Tabel Estimasi Parameter pada Model AR(1)

Untuk AR(p), cara analog.

b. Untuk Model MA(1)

Langkah-langkah estimasi parameter untuk model MA(1) adalah

sebagai berikur:

1) Klik Quick -> Estimate Equation, maka muncul tampilan seperti

pada Gambar 3.17.

2) Ketikkan curah_hujan MA(1) pada Equation Specification

kemudian klik OK.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Gambar 3.20 Kotak Dialog Equation Estimation pada


MA(1)

3) Maka akan muncul estimasi parameter untuk model MA(1) seperti

gambar di bawah ini:

Gambar 3.21 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(1)

Untuk MA(q), cara analog.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3. Verifikasi Model

a. Uji Kenormalan Residual

Langkah-langkah uji kenormalan residual adalah dengan klik View -

> Residual Diagnostics -> Histogram Normality Test.

Gambar 3.22 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(22)

Gambar 3.23 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(14)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

b. Uji Independensi Residual

Langkah-langkah untuk uji independensi residual adalah dengan klik

View -> Residual Diagnostics -> Correlogram Square Residual

kemudian masukkan lag lalu klik OK.

Gambar 3.24 Tabel Uji Gambar 3.25 Tabel Uji


Independensi Residual pada Independensi Residual pada
Model MA(22) Model MA(14)

Karena model MA(22) dan MA(14) masih memenuhi uji

kenormalan residual dan uji independensi residual, maka langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melihat Akaike Info

Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion (SC). AIC dan SC digunakan

untuk melihat error dalam model-model ARIMA. Model terbaik ialah

model ARIMA yang memiliki error terkecil, dengan kata lain memiliki

AIC dan SC yang lebih kecil. Dengan melakukan langkah-langkah yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

sama pada tahap estimasi parameter, maka diperoleh Gambar 3.26 dan

Gambar 3.27 sebagai berikut.

Gambar 3.26 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(22)

Gambar 3.27 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(14)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

4. Peramalan atau Forecasting

Langkah-langkah peramalan atau forecasting menggunakan

EViews 10, sebagai berikut:

a. Doube Click pada Range sehingga akan tampil kotak dialog Workfile

Structure dan gantilah End date sesuai dengan penelitian, kemudian

kiik OK.

Gambar 3.28 Kotak Dialog Workfile Structure

b. Selanjutnya, buka hasil estimasi parameter MA(14) kemudian klik

Forecast sehingga muncul kotak dialog Forecast. Pada Method pilih

Static forecast dan pada Output piih Forecast & Actuals. Kemudian

klik OK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Gambar 3.29 Kotak Dialog Forecast

c. Kemudian akan muncul grafik Forecasting & Actuals seperti gambar

di bawah ini.

Gambar 3.30 Grafik Forecasting & Actuals


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan

Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

Data penelitian ini adalah data curah hujan yang diamati dari Pos Hujan

Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dari bulan

Januari tahun 2005 sampai dengan bulan Desember tahun 2014. Agar lebih

jelas, data curah hujan disajikan dengan diagram di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko


Kecamatan Turi, DIY

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa curah hujan di Pos Hujan Ledok

Nongko Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami perubahan

setiap tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar

4.670 milimeter dan curah hujan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar

1.829 milimeter. Data curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan

Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta (7.64467 LS dan 110.35761 BT) pada tahun

2005 hingga tahun 2014 dituliskan secara lengkap pada Tabel 4.1 di bawah ini.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 4.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kec.Turi
Tahun 2005-2014
Tahun
Bulan
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 356 479 137 246 372 698 571 686 400 338
Februari 384 427 603 363 295 287 210 1053 514 362
Maret 203 223 335 341 192 366 560 551 448 202
April 337 447 652 308 375 232 339 421 339 259
Mei 48 247 116 85 176 464 427 329 373 125
Juni 64 0 44 64 48 249 0 39 222 171
Juli 84 0 7 0 0 55 0 10 195 91
Agustus 23 0 0 0 0 156 0 0 0 3
September 32 0 0 18 0 687 0 0 6 0
Oktober 53 0 76 300 50 541 191 86 180 3
November 210 46 507 679 254 439 1123 576 424 448
Desember 539 680 449 226 67 496 591 257 337 190
Jumlah CH
2333 2549 2926 2630 1829 4670 4012 4008 3438 2192
1 Thn

Keterangan
- Tidak ada hujan
0 Hujan kurang dari 0,5 mm
x Tidak ada data
Sumber: BMKG Yogyakarta
Stastistik deskriptif data curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko

Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2005 hingga tahun

2014 dituliskan dalam Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Statistik Deskripstif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok


Nongko Kecamatan Turi, DIY

Variabel Rata-Rata Minimum Maksimum


Jumlah Data

Curah Hujan 120 254,8917 0 1.123

Sumber: Data Diolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata per bulan curah hujan yang

dihitung dari Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan Turi, Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah 254,8917 milimeter. Dari tabel 4.1, kita dapat mengetahui

bahwa curah hujan tertinggi adalah 1.123 milimeter pada bulan November pada

tahun 2011 dan curah hujan terendah adalah kurang dari 0,5 milimeter terjadi

pada bulan Juni-Oktober tahun 2006, Agustus dan September tahun 2007, Juli

dan Agustus tahun 2008, Juli-September tahun 2009, Juni-September tahun

2011, Agustus dan September tahun 2012, Agustus tahun 2013 serta pada bulan

September tahun 2014.

B. Peramalan Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan Turi,

Daerah Istimewa Yogyakarta

Data yang digunakan sebanyak 120 data dari bulan Januari 2005 sampai

dengan bulan Desember 2014. Hasil dan pembahasan dari tahap-tahap ARIMA

adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi Model

a. Uji Stasionaritas

Penelitian ini melakukan uji stasionaritas dengan menggunakan

empat metode yaitu metode grafik, uji Augmented Dickey-Fuller

(ADF), uji Philips-Perron (PP) dan uji The Kwiatkowski, Philips,

Schmidt and Shin (KPSS). Sebenarnya ketiga uji stasionaritas tersebut

tidak perlu semua karena keempat metode ini merupakan metode yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

populer digunakan untuk menguji stasionaritas dalam peramalan

model ARIMA Box-Jenkins.

1) Metode grafik

Dari Tabel 4.2 dapat kita ketahui bahwa data curah hujan di

atas memiliki rata-rata atau mean 254,8917. Grafik curah hujan

memperlihatkan bahwa fluktuasi data berada di sekitar rata-rata

nilai yang konstan dan variansi data dari waktu ke waktu

mempunyai fluktuasi yang tetap atau konstan. Oleh sebab itu, jika

dilihat menggunakan metode grafik, data curah hujan di Pos

Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan data stasioner.

2) Dengan Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)

Tabel 4.3 berikut menunjukkan hasil uji stasionaritas dengan

menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF).

Tabel 4.3 Uji Stasionaritas dengan Uji Augmented Dickey-


Fuller (ADF)
Statistik t P-value
ADF (Augmented Dickey-
Fuller) −7,056284 0,0000

1% −3,488063
Nilai Kritik
5% −2,886732
McKinnon
10% −2,580281
Sumber: Data Diolah

Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji ADF

(Augmented Dickey-Fuller) adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

𝐻𝑎 = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

c) Menentukan Statistik Uji

Nilai |𝐴𝐷𝐹| = 2,886732

Nilai |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠| = 7,056284

d) Menentukan Wilayah Kritis

|𝐴𝐷𝐹| < |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

e) Menghitung Statistik Uji

Karena 2,886732 < 7,056284 maka 𝐻0 ditolak.

f) Kesimpulan

Jadi, dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan kesimpulan

bahwa data tersebut stasioner.

3) Dengan Uji Philips-Perron (PP)

Tabel 4.4 berikut menunjukkan hasil uji stasionaritas dengan

menggunakan uji Philips-Perron (PP).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 4.4 Uji Stasionaritas dengan Uji Philips-Perron (PP)


Statistik t P-value
PP (Philips-Perron)
−6,670497 0,0000

1% −3,486064
Nilai Kritik
5% −2,885863
McKinnon
10% −2,579818
Sumber: Data Diolah

Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji PP

(Philips-Perron) adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

𝐻𝑎 = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

c) Menentukan Statistik Uji

Nilai |𝑃𝑃| = 2,885863

Nilai |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠| = 6,670497

d) Menentukan Wilayah Kritis

|𝑃𝑃| < |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|

e) Menghitung Statistik Uji

Karena 2,885863 < 6,670497 maka 𝐻0 ditolak

f) Kesimpulan

Jadi, dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan kesimpulan

bahwa data tersebut stasioner.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

4) Dengan Uji The Kwiatkowski, Philips, Schmidt and Shin (KPSS)

Tabel 4.5 berikut menunjukkan hasil uji stasionaritas

dengan menggunakan uji The Kwiatkowski, Philips, Schmidt and

Shin (KPSS).

Tabel 4.5 Uji Stasionaritas dengan Uji The Kwiatkowski,


Philips, Schmidt and Shin (KPSS)
Statistik 𝒕
KPSS (The Kwiatkowski, Philips,
Schmidt and Shin) 0,133196

1% 0,739000
Nilai Kritik 5% 0,463000
McKinnon
10% 0,347000

Sumber: Data Diolah

Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji KPSS

(Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin) adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

𝐻𝑎 = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

c) Menentukan Statistik Uji

Nilai |𝐾𝑃𝑆𝑆| = 0,463000

Nilai |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠| = 0,133196

d) Menentukan Wilayah Kritis

|𝐾𝑃𝑆𝑆| > |𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐𝑠|


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

e) Menghitung Statistik Uji

Karena 0,463000 > 0,133196 maka 𝐻0 ditolak

f) Kesimpulan

Jadi, dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan kesimpulan

bahwa data tersebut stasioner.

b. ACF dan PACF

Berbentuk kurva Garis Bartlet


sinusoidal

Keterangan:

: lag- p yang terpotong dengan garis Bartlet


Gambar 4.2 Penjelasan ACF dan PACF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa model ARIMA data curah hujan

di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa

Yogyakarta diduga berupa model AR(p) atau MA(q). Model ARIMA

yang terbentuk diduga AR(p) atau MA(q) karena ACF berupa kurva

sinusoidal dan terpotong di beberapa lag q, sedangkan PACF belum

pasti ditentukan berbentuk kurva sinusoidal atau eksponensial tetapi

PACF terpotong di beberapa lag p. Penenliti tidak memasukkan

model ARMA(p,q) ke dalam kandidat model ARIMA karena jika kita

lihat pada Tabel 3.1, karakteristik ACF dan PACF pada model

ARMA(p,q) adalah keduanya berupa eksponensial, namun ACF pada

data curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

Daerah Istimewa Yogyakarta berupa kurva sinusoidal dan bukan

eksponensial.

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa PACF terpotong pada lag

ke 1, 5 dan 12. Sedangkan, ACF terpotong pada lag ke 1, 2, 5, 6, 7,

11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 23, 24, 25, 29, dan 30. Jadi yang diduga

model ARIMA adalah AR(1), AR(5), AR(12), MA(1), MA(2),

MA(5), MA(6), MA(7), MA(11), MA(12), MA(13), MA(14),

MA(17), MA(18), MA(19), MA(23), MA(24), MA(25), MA(29) dan

MA(30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

2. Estimasi Parameter

Langkah-langkah uji hipotesis pada tahap estimasi parameter adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Parameter tidak signifikan

𝐻𝑎 = Parameter signifikan

2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

3) Menentukan nilai statistik uji

Dari langkah-langkah uji signifikansi yang telah dilakukan pada bab

3, maka diperoleh nilai 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 dari masing-masing model

ARIMA seperti pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Nilai P-value Masing-Masing Model ARIMA


Model ARIMA P-value Model ARIMA P-value
AR(1) 0,0000 MA(13) 0,0000
AR(5) 0,0155 MA(14) 0,0000
AR(12) 0,0000 MA(17) 0,0940
MA(1) 0,0000 MA(18) 0,2091
MA(2) 0,0000 MA(19) 0,0607
MA(5) 0,2181 MA(22) 0,0000
MA(6) 0,2921 MA(23) 0,0000
MA(7) 0,1352 MA(24) 0,0001
MA(11) 0,0000 MA(25) 0,0000
MA(12) 0,0000
Sumber: Data Diolah

4) Menentukan Wilayah Kritis

𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼

5) Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel 4.7 Kesimpulan Kandidat Model ARIMA Tahap Estimasi Parameter


Model
P-value 𝜶 Keterangan Kesimpulan
ARIMA
AR(1) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
AR(5) 0,0155 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
AR(12) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(1) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(2) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(5) 0,2181 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(6) 0,2921 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(7) 0,1352 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(11) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(12) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(13) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(14) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(17) 0,0940 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(18) 0,2091 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(19) 0,0607 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(22) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(23) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(24) 0,0001 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(25) 0,0000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(29) 0,2240 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(30) 0,1797 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
Sumber: Data Diolah

Maka, diperoleh kandidat model ARIMA yang terbentuk adalah AR(1),

AR(5), AR(12), MA(1), MA(2), MA(11), MA(12), MA(13), MA(14),

MA(22), MA(23), MA(24) dan MA(25).

3. Verifikasi Model

Pada tahap ini akan dilakukan uji kenormalan residual dan uji

independensi residual.

a. Uji Kenormalan Residual


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Langkah-langkah uji hipotesis pada uji kenormalan residual adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻𝑎

𝐻0 = Data berdistribusi normal

𝐻𝑎 = Data tidak berdistribusi normal

2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

𝛼 = 0,05

3) Menentukan nilai 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒

Dari langkah-langkah uji kenormalan residual yang telah

dilakukan pada bab 3, maka diperoleh nilai 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 dari

masing-masing model ARIMA seperti pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Nilai P-value Masing-Masing Model ARIMA


Model ARIMA P-value Model ARIMA P-value
AR(1) 0,000000 MA(13) 0,002865
AR(5) 0,001802 MA(14) 0,051943
AR(12) 0,000000 MA(22) 0,081054
MA(1) 0,000000 MA(23) 0,000000
MA(2) 0,000000 MA(24) 0,000000
MA(11) 0,000148 MA(25) 0,000000
MA(12) 0,000000
Sumber: Data Diolah

4) Menentukan Wilayah Kritis

𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼

5) Kesimpulan

Tabel 4.9 Uji Kenormalan Residual Model ARIMA


Model
P-value 𝜶 Keterangan Kesimpulan
ARIMA
AR(1) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
AR(5) 0,001802 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

AR(12) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA


MA(1) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(2) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(11) 0,000148 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(12) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(13) 0,002865 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(14) 0,051943 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(22) 0,081054 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 Kandidat Model ARIMA
MA(23) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(24) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
MA(25) 0,000000 0,05 𝑃 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 Bukan Kandidat Model ARIMA
Sumber: Data Diolah

Maka, diperoleh kandidat model ARIMA yang terbentuk adalah MA(14)

dan MA(22).

b. Uji Independensi Residual

Setelah dilakukan beberapa tahap ARIMA Box-Jenkins, pada

tahap akhir ini didapatkan dua model ARIMA yaitu MA(14) dan

MA(22). Dari dua model tersebut akan dipiih satu model ARIMA

terbaik. ACF dan PACF pada model MA(14) dan MA(22) (Lampiran

2) menunjukkan bahwa semua lag sudah berada dalam garis Bartlet.

Hal ini menunjukkan bahwa residual telah acak.

Langkah selanjutnya adalah dengan menguji AIC dan SC (tingkat

error) pada model MA(14) dan model MA(22). Dari Uji Signifikansi

(Lampiran 3) diperoleh nilai AIC dan SC seperti Tabel 4.10 di bawah

ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel 4.10 AIC dan SC pada Model MA(14) dan MA(22)

Akaike Info Schwarz Criterion


Model ARIMA (SC)
Criterion (AIC)
MA(14) 14,02006 14,06652

MA(22) 14,21987 14,26633

Sumber: Data Diolah

Dari Tabel 4.10 di atas diperoleh model terbaik ARIMA adalah MA(14)

karena memiliki nilai AIC dan SC lebih kecil daripada MA(22). Maka,

dapat disimpulkan bahwa kandidat model terbaik adalah model MA(14)

dan model MA(22).

4. Peramalan

Dari tiga tahap yang telah dilalui yaitu tahap identifikasi model,

estimasi parameter dan verifikasi model, diperoleh model terbaik yaitu

model MA(14). Model MA(14) memiliki bentuk umum:

𝑍𝑡 = ∅0 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1 − ∅2 𝛼𝑡−2 − ⋯ − ∅14 𝛼𝑡−14

Jika dituliskan ke dalam bentuk data maka data seperti Tabel 4.11

di bawah ini.

Tabel 4.11 Data Peramalan Curah Hujan (milimeter) di Pos Hujan Ledok
Nongko, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005-2015
Tahun
Bulan
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jan 0 0 102 19 374 492 148 311 457 485 177
Feb 0 0 262 415 320 117 - 387 205 160 229
Mar 0 173 232 22 159 - 156 324 290 - -
Apr 0 186 207 217 - - 128 219 514 239 156
Mei 0 99 32 65 224 24 277 310 175 123 191
Jun 0 164 165 282 64 303 189 161 156 - 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Jul 0 23 94 59 14 - 332 115 15 154 2


Agu 0 31 - - - - - - - 51 240
Sep 0 41 - - - - 68 - - 140 -
Okt 0 11 - 73 63 113 127 31 112 73 -
Nov 0 16 - 10 58 33 526 - 196 67 -
Des 0 26 - 67 167 - 323 49 42 53 -
Sumber: Data Diolah

Jika grafik data peramalan dan aktual digabungkan, maka akan

menjadi seperti pada Gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 4.3 Grafik Data Aktual dan Data Peramalan Data Curah
Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kec. Turi, DIY Pada Tahun
2005-2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa:

1. Model yang sesuai untuk curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan

Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan metode ARIMA

Box-Jenkins adalah MA(14), dengan model:

𝑍𝑡 = ∅0 + 𝛼𝑡 − ∅1 𝛼𝑡−1 − ∅2 𝛼𝑡−2 − ⋯ − ∅14 𝛼𝑡−14

2. Hasil peramalan curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.1 Hasil Peramalan Data Curah Hujan Tahun 2015

Peramalan Curah Peramalan Curah


Bulan Bulan Hujan (mm)
Hujan (mm)
Januari 177 Juli 2

Februari 239 Agustus 240

Maret - September -

April 156 Oktober -

Mei 191 November -

Juni 16 Desember -

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan Tabel 5.1, hasil peramalan curah hujan pada bulan Januari sampai

dengan Desember 2015 dengan menggunakan model MA(14) mengalami

fluktuasi naik turun. Berdasarkan peramalan tersebut, pada bulan Maret,

September, Oktober, November, dan Desember 2015 tidak ada hujan. Data

peramalan ini mungkin berbeda dengan kenyataan. Perbedaan tersebut dapat

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perubahan iklim yang

disebabkan oleh faktor eksternal seperti ulah manusia. Peneliti tidak memiliki

data aktual curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015.

B. Saran

Pada penelitian ini, peneliti meramalkan data curah hujan di Pos Hujan Ledok

Nongko Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015

mengguanakan model ARIMA dan Software EViews 10. Adapun saran bagi

penelitian selanjutnya adalah:

1. Menggunakan data aktual sampai dengan tahun 2018.

2. Menggunakan data runtun waktu jenis lain untuk meramalkan banyaknya

mahasiswa yang diterima pada perguruan tinggi, meramalkan data penjualan

pada produk tertentu, meramalkan inflasi, meramalkan harga saham,

meramalkan valuta asing, atau meramalkan rata-rata kecelakaan per bulan.

3. Menggunakan metode peramalan yang lain selain ARIMA Box-Jenkins.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Amanasari, Maulida & Hendra Perdana. 2018. Penerapan Model Kalman Filter dalam

Memprediksi Curah Hujan Kabupaten Kubu Raya. Buletin Ilmiah Math Stat

dan Terapannya (Bimaster). Vol.07 No.3: 217-224.

Aroran, Auxilia Maria. 2017. Filter Kalman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Azriati, Kiki Febri Azriati, dkk. 2014. Verifikasi Model Arima Musiman

Menggunakan Peta Kendali Moving Range (Studi Kasus: Kecepatan Rata-

Rata Angin di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun

Meteorologi Maritim Semarang). Semarang: Universitas Diponegoro.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. http://dataonline.bmkg.go.id.

Diakses pada tanggal 16 Maret 2019.

Hartati. -. Penggunaan Metode ARIMA dalam Meramal Pergerakan Infasi.

Universitas Terbuka.

Hestiyanto, Y. 2006. Geografi 1 SMA kelas x. Jakarta: Yudhistira.

Manik, Tumiar Katarina. 2000. Analisis Deret Waktu Curah Hujan untuk Mengkaji

Perubahan Iklim di Daerah Tangkapan Air Propinsi Lampung. J Agromet.

Vol.23 No.1: 61-70.

Nugroho, Adi. 2014. Model Autoregrresive Moving Average (ARMA) untuk

Prediksi Curah Hujan di Kabupaten Semarang-Jawa Tengah-Indonesia.

Semarang

Subagyo, P. 1986. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Susilowati & Ilyas Sadad. -. Analisa Karakteristik Curah Hujan di Kota Bandar

Lampung. Lampung: Fakultas Teknik Program Studi Sipil Universitas

Bandar Lampung.

Wei, William W.S., 1990. Time Series Analysis: Univariate and Multivariate

Methods. Canada: Addison Wesley.

Welch, G. & Bishop, G. 2006., An Introduction to the Kalman Filter. North

Caroline: Department of Computer Science, University of North Carolina.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Lampiran 1. Hasil Uji Stasionaritas Menggunakan Software EViews 10

Uji Hasil

Augmented
Dickey-
Fuller
(ADF)

Philips-
Perron
(PP)

Kwiatkows
ki-Philips-
Schmidt-
Shin
(KPSS)

Lampiran 2. Hasil Uji Independensi Residual Menggunakan Software


EViews 10
Model MA(14) Model MA(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Lampiran 3. Tabel Hasil Uji Signifikansi Model ARIMA Menggunakan


Software EViews 10

Model
Hasil
ARIMA

AR(1)

AR(5)

AR(12)

MA(1)

MA(2)

MA(5)

MA(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

MA(7)

MA(11)

MA(12)

MA(13)

MA(14)

MA(17)

MA(18)

MA(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

MA(22)

MA(23)

MA(24)

MA(25)

MA(29)

MA(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Lampiran 4. Hasil Uji Kenormalan Residual Model ARIMA menggunakan


software EViews 10

Model Hasil
ARIMA

AR(1)

AR(5)

AR(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

MA(1)

MA(2)

MA(11)

MA(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

MA(13)

MA(14)

MA(22)

MA(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

MA(24)

MA(25)

Lampiran 5. Karakteristik ACF dan PACF pada model AR(p),


MA(q) dan ARMA(p,q)

ACF PACF

AR(p) Menurun secara


Terpotong pada lag p
eksponensial atau sinusoidal
Menurun secara
MA(q) Terpotong pada lag q eksponensial atau
sinusoidal
Menurun secara Menurun secara
ARMA(p,q) eksponensial eksponensial
(Diambil dari Wei,1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Anda mungkin juga menyukai