Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

PEMBAHASAN

Diagnosis gizi buruk pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan status gizi. Pasien tersebut memiliki gejala

berupa berat badan yang kurang. Pasien dirujuk dari kader di dekat rumah karena

berat badan yang kurang. Ibu pasien tidak pernah membawa pasien ke posyandu

dekat rumah untuk ditimbang. Keluhan berat badan yang kurang dialami pasien sejak

bayi baru lahir.

Menurut ibu pasien, pasien sulit untuk naik berat badannya, dan juga sering

sakit seperti batuk, pilek, dan demam. Pasien tidak diberikan ASI Eksklusif karena

minum susu formula sejak pasien lahir. Pasien juga tidak di imunisasi dasar. Riwayat

berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

terhadap kejadian gizi buruk pada pasien, dikarenakan bayi yang mengalami BBLR

akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang matangnya organ, menyebabkan

gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi saat balita.

Pada pengukuran status antropometri menurut BB/U pasien berada di bawah

garis hitam yang artinya pasien berstatus gizi buruk. Terdapat beberapa masalah pada

kasus ini yang masih perlu dikaji untuk penyelesaian masalahnya. Metode yang

dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah pada kasus ini adalah diagram

tulang ikan atau fish bone.

66
67

Fish Bone

Sosio ekonomi Lingkungan


keluarga Dan Sarana
Kurang edukasi dari
Pendapatan keluarga tenaga kesehatan, kader
pasien kurang cukup- terlambat mendeteksi
Kemampuan pemenuhan
gizi keluarga minimal.
Gizi buruk
Bayi lahir premature
dan BBLR sehingga Pasien tidak mendapatkan
sering menderita sakit ASI eksklusif, dan
imunisasi
Biologi dan Kurang pendidikan
Orangtua terkait tumbuh
Genetik Pengetahuan pasien kembang anak
dan keluarga sangat
kurang mengenai
kesehatan

MATRIKS URUTAN PRIORITAS MASALAH

NO Masalah U S G Total
1 Lingkungan dan Sarana 4 4 4 12

(Kurang Edukasi dari Nakes dan kader)


2 Pengetahuan pasien dan keluarga sangat kurang 5 5 5 15

mengenai kesehatan
3 Sosio ekonomi keluarga 5 5 4 14
4 Biologi dan Genetik 5 4 5 14
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang,

2=kecil, 1=sangat kecil)

MATRIKS CARA PEMECAHAN MASALAH

No Masalah Pemecahan masalah

.
68

1. Lingkungan dan Sarana Kader posyandu dan puskesmas harus

Kesehatan melakukan penimbangan balita setiap bulan di

posyandu serta mencatat dam memantau hasil

penimbangan pada KMS, kader melakukan

kunjungan rumah untuk memantau

perkembangan kesehatan balita didaerah

sekitarnya, memberikan penyuluhan gizi dan

konseling diet KEP berat/Gizi buruk kepada

keluarga pasien.

Kebijakan Pimpinan Puskesmas Terhadap

Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk

Pada Balita melalui berkoordinasi lintas

program dan lintas sektoral


2. Pengetahuan pasien dan Memberikan informasi, penyuluhan, dan

keluarga sangat kurang edukasi kepada keluarga pasien tentang

mengenai kesehatan kesehatan, dalam hal ini mengenai gizi buruk,

penyebab, dan pencegahannya, imunisasi,

MPASI, pertumbuhan dan perkembangan bayi

dan balita.

Edukasi pasien unuk mengikuti penyuluhan

kesehatan dan rutin ke posyandu


3. Sosio ekonomi keluarga Memberikan informasi kepada keluarga untuk
69

makan makanan sehat dengan sayuran yang

dapat ditanam sendiri, daging dan telur dari

hewan peliharaan.

Advokasi kepada pihak terkait memberikan

dukungan terhadap permasalahan ekonomi

keluarga pasien.
4. Biologi dan genetik Edukasi kepada keluarga agar memberikan

makanan bergizi dan suplemen untuk

meningkatkan daya tahan tubuh pasien agar

tidak mudah terserang penyakit

Edukasi kepada keluarga pasien untuk

melakukan pemeriksaan rutin ANC, penyulit

dalam kehamilan, dan penyulit dalam

persalinan apabila hamil berikutnya.

Faktor pendidikan Ibu erat kaitannya dengan

pengetahuan Ibu mengenai gizi sehingga akan

berakibat terhadap buruknya pola asuh balita

Upaya preventif

Upaya preventif diperlukan agar tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk:

1. Pemberian ASI Eklusif sampai usia bayi 6 bulan

2. Makan makanan bervariasi dengan pola gizi seimbang


70

3. Tindakan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Lingkungan yang sehat dan

bersih dapat mencegah timbulnya penyakit

4. Mengadakan penjaringan aktif dan pasif yaitu dengan jalan menemukan kasus

balita gizi buruk melalui pemeriksaan antropometri seperti berat badan dan

tinggi badan secara rutin dengan di wilayah kerjanya, dengan pengukuran berat

badan dan melihat tanda-tanda klinis.

5. Promosi kesehatan mengenai gizi buruk kepada pasien dan keluarganya

tentang penyebab dan pencegahanya.

Upaya Kuratif

1. Penderita gizi buruk diharapkan mendapatkan makanan bergizi seimbang dan

penerapan PHBS untuk mencegah infeksi

Anda mungkin juga menyukai