Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal.

54-60
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING


(GUIDED INQUIRY) DILENGKAPI LKS UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 BANYUDONO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Hanifah Setiowati1*, Agung Nugroho C.S 2, dan Widiastuti Agustina ES2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, HP: 081329023054, e-mail: anc_saputro@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas
XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada materi pokok kelarutan dan hasil kali
kelarutan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1
SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data berasal dari siswa dan
guru. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kajian dokumen, angket, dan
tes. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) dilengkapi LKS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada
materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun
pelajaran 2014/2015. Pada siklus I, ketercapaian aktivitas belajar siswa sebesar 52% dan pada
siklus II meningkat menjadi 80%. Peningkatan prestasi belajar untuk aspek pengetahuan pada
siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 56% dan pada siklus II meningkat menjadi 84%,
untuk aspek sikap dengan kategori sangat baik sebesar 72% pada siklus I meningkat menjadi
92% pada siklus II. Sedangkan untuk aspek keterampilan hanya dilakukan pada siklus I dengan
persentase ketercapaian sebesar 100%.

Kata Kunci : penelitian tindakan kelas, inkuiri terbimbing, aktivitas belajar, prestasi belajar,
kelarutan dan hasil kali kelarutan

PENDAHULUAN keagamaan, pengendalian diri,


Pendidikan merupakan aspek kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
yang sangat penting dalam serta keterampilan yang diperlukan
pembangunan bangsa karena dari dirinya, masyarakat, bangsa dan
aspek pendidikan inilah karakter suatu negara. Amanah tersebut bermaksud
bangsa dibentuk dan dikembangkan. agar pendidikan tidak hanya membentuk
Berdasarkan pasal 1 UU Nomor 20 insan Indonesia yang cerdas, namun
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan juga berkepribadian atau berkarakter.
Nasional dinyatakan bahwa pendidikan Pembaharuan dalam berbagai
adalah usaha sadar dan terencana bidang pendidikan senantiasa dilakukan
untuk mewujudkan suasana belajar dan untuk mewujudkan tercapainya tujuan
proses pembelajaran agar peserta didik pendidikan nasional. Namun untuk
secara aktif mengembangkan potensi mencapai tujuan tersebut, masih
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual terdapat banyak masalah yang dihadapi

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 54


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 54-60

oleh pendidikan di Indonesia yang Berdasarkan hasil wawancara


disebabkan oleh mutu pendidikan yang dengan guru dan siswa yang didukung
masih rendah. oleh dokumen hasil belajar siswa kelas
Pemerintah mengembangkan XI MIA SMA Negeri 1 Banyudono
kurikulum, bahan ajar, model menunjukkan bahwa proses
pembelajaran, dan sistem pembelajaran kimia masih belum
evaluasi/penilaian menuju standar berjalan secara optimal dan siswa
nasional dan internasional dalam rangka kurang bisa menyerap materi yang
meningkatkan mutu pendidikan di disampaikan oleh guru. Selanjutnya
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dirangkum permasalahan yang
dilakukan pemerintah untuk mencapai terjadi di SMA Negeri 1 Banyudono
tujuan tersebut adalah dengan adalah sebagai berikut : 1) Guru masih
mengembangkan Kurikulum 2013 sering menggunakan metode
melalui Kementerian Pendidikan dan konvensional (ceramah) dalam kegiatan
Kebudayaan. belajar-mengajar sehingga
Berdasarkan Permendikbud mengakibatkan siswa cenderung pasif,
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar 2) Siswa mengalami kesulitan dalam
Proses, model pembelajaran yang memahami konsep yang disampaikan
diutamakan dalam implementasi oleh guru karena keterlibatan siswa
Kurikulum 2013 adalah model dalam kegiatan pembelajaran masih
pembelajaran inkuiri (Inquiry Based rendah sehingga menyebabkan prestasi
Learning), model pembelajaran belajar siswa rendah, dan 3) Salah satu
discovery (Discovery Learning), model materi pembelajaran yang sulit dipahami
pembelajaran berbasis proyek (Project adalah materi kelarutan dan hasil kali
Based Learning), dan model kelarutan karena pada tahun ajaran
pembelajaran berbasis permasalahan 2013/2014 diperoleh bahwa ketuntasan
(Problem Based Learning). belajar siswa tidak lebih dari 51,72%.
SMA Negeri 1 Banyudono Keberhasilan proses belajar
merupakan salah satu sekolah mengajar salah satunya dipengaruhi
menengah atas yang berada di oleh ketepatan dalam pemilihan model
kabupaten Boyolali dan menjadi sekolah pembelajaran. Metode pembelajaran
percontohan kurikulum 2013. yang digunakan masih berpusat pada
Berdasarkan hasil observasi di SMA guru atau teacher centered learning
Negeri 1 Banyudono melalui wawancara (TCL). Metode pembelajaran TCL
dengan guru kimia diperoleh informasi menyebabkan siswa menjadi kurang
bahwa dalam menyampaikan mata antusias dan cenderung pasif dalam
pelajaran kimia, guru masih mengikuti pelajaran. Proses
menggunakan metode yang pembelajaran dalam Kurikulum 2013
konvensional seperti ceramah, sehingga menuntut adanya partisipasi aktif dari
pembelajaran masih berpusat pada guru seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar
yang dapat mengakibatkan aktivitas berpusat pada siswa (student centered),
belajar dan prestasi belajar siswa sedangkan guru sebagai motivator dan
menjadi rendah karena siswa cenderung fasilitator agar suasana kelas lebih
pasif, kurang kreatif dalam memecahkan hidup.
masalah, dan partisipasi siswa dalam Permasalahan-permasalahan
pembelajaran rendah. tersebut di atas merupakan masalah di
Prestasi belajar siswa untuk dalam proses pembelajaran yang dapat
mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 diselesaikan dengan Penelitian
Banyudono masih rendah. Berdasarkan Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan
data nilai ulangan harian kimia pada untuk memperbaiki dan meningkatkan
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan praktik pembelajaran di kelas secara
tahun pelajaran 2013/2014 dapat berkesinambungan. Siklus demi siklus di
diketahui bahwa ketuntasan belajar dalamnya harus mencerminkan
kelas XI MIA 1 sebesar 51,72% dan perbaikan demi perbaikan yang dicapai
kelas XI MIA 2 sebesar 42,86%. [1].

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 55


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 54-60

Salah satu model yang Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran


dianjurkan dalam implementasi 2014/2015.
kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
METODE PENELITIAN
inquiry). Siswa melalui bimbingan guru
Penelitian ini dilaksanakan di
akan mendapatkan pengalaman
kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1
penemuan konsep dengan model inkuiri
Banyudono Boyolali pada tahun
terbimbing. Adanya keterlibatan siswa
pelajaran 2014/2015, yang beralamat di
dalam kegiatan belajar-mengajar dapat
Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.
membantu mengembangkan konsep
Penelitian ini merupakan Penelitian
sains yang telah mereka kuasai dengan
Tindakan Kelas (PTK) yang
memecahkan permasalahan yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dimana
memerlukan cara untuk berpikir ilmiah
masing-masing siklus terdapat empat
dan kerja ilmiah [2].
tahapan yaitu 1) perencanaan 2)
Model pembelajaran inkuiri
pelaksanaan 3) observasi dan 4) refleksi
terbimbing efektif membantu guru dalam
[6]. Subjek dalam penelitian ini adalah
memotivasi siswa untuk mengajukan
siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1
pertanyaan yang merupakan bagian
Banyudono Boyolali tahun ajaran
penting dari pembelajaran berbasis
2014/2015. Sumber data adalah siswa
penyelidikan. Selain itu, dengan model
dan guru.
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
Teknik pengumpulan data
rasa percaya diri siswa dan dapat
melalui observasi, wawancara, kajian
meningkatkan prestasi belajar siswa [3].
dokumen, angket, dan tes. Data-data
Alat bantu pengajaran yang
dari hasil penelitian diolah dan dianalisis
berorientasi pada pendekatan
secara deskriptif kualitatif. Teknik
keterampilan proses diperlukan untuk
analisis kualitatif mengacu pada model
mendukung model pembelajaran inkuiri
analisis Miles dan Huberman [7]. Teknik
terbimbing. Lembar Kerja Siswa (LKS)
analisis data secara kualitatif mengacu
merupakan media yang biasanya berisi
pada model analisis yang dilakukan
petunjuk dan langkah-langkah bagi
dalam tiga komponen yaitu reduksi data,
siswa untuk menyelesaikan suatu tugas
penyajian data, dan penarikan
[4]. Petunjuk dan langkah kerja yang
kesimpulan serta verifikasi.
terdapat pada lembar kerja siswa akan
Teknik yang diperlukan untuk
membantu siswa mengembangkan
memeriksa validitas data yang
keterampilan proses siswa.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Keterampilan proses dapat berupa
triangulasi. Triangulasi adalah teknik
keterampilan observasi, interpretasi,
pemeriksaan keabsahan data yang
klasifikasi, prediksi, berkomunikasi,
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
berhipotesis, merencanakan percobaan,
data itu untuk keperluan pengecekan
menerapkan konsep serta keterampilan
atau sebagai pembanding terhadap data
mengajukan pertanyaan. Penerapan
itu [8]. Teknik triangulasi yang
LKS berbasis inkuiri dapat
digunakan adalah triangulasi teknik
meningkatkan hasil belajar siswa dan
pengumpulan data, yaitu dengan cara
menumbuhkan karakter siswa [5].
mengecek data kepada sumber yang
Berdasarkan latar belakang
sama dengan teknik yang berbeda.
pemasalahan di atas, maka peneliti
Metode pengumpulan data dalam
melakukan penelitian tindakan kelas
penelitian ini melalui teknik observasi,
untuk meningkatkan aktivitas dan
wawancara, kajian dokumen atau arsip,
prestasi belajar siswa khususnya pada
angket, dan tes prestasi.
materi pokok kelarutan dan hasil kali
kelarutan dengan menerapkan model
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran inkuiri terbimbing
Perencanaan tindakan pada
dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS)
siklus I meliputi penyusunan instrumen
berbasis inkuiri di kelas XI MIA SMA
pembelajaran dan instrumen penilaian.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 56


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 54-60

Instrumen pembelajaran pada penelitian tugas diskusi. Selain itu, masih terdapat
ini adalah silabus dan Rencana beberapa siswa yang malu untuk
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). bertanya kepada teman maupun kepada
Silabus yang digunakan pada penelitian guru tentang materi yang belum
ini adalah silabus dari sekolah yang dimengerti. Secara umum, pelaksanaan
disusun oleh negara sesuai dengan pembelajaran tindakan dengan model
kurikulum 2013. Berdasarkan silabus, inkuiri terbimbing pada siklus I telah
peneliti bersama dengan guru berjalan dengan baik. Interaksi antara
pengampu mata pelajaran kimia siswa dengan siswa dalam kelompok
merencanakan kegiatan pembelajaran maupun interaksi antara siswa dengan
pada siklus I selama lima kali pertemuan guru terlihat cukup baik selama proses
(10 JP). Penyampaian materi selama 8 pembelajaran berlangsung.
JP dan evaluasi siklus I selama 2 JP. Model pembelajaran inkuiri
Pembelajaran didesain dengan terbimbing merupakan model
menggunakan model inkuiri terbimbing pembelajaran yang berpusat pada
dilengkapi LKS. siswa, dimana siswa dituntut untuk lebih
Instrumen penilaian yang aktif dalam membangun
disusun dalam penelitian ini digunakan pengetahuannya sendiri sedangkan
untuk mengukur aktivitas dan prestasi guru hanya berperan sebagai motivator
belajar siswa. Instrumen penilaian dan fasilitator. Penerapan model
prestasi belajar untuk aspek pembelajaran inkuiri terbimbing
pengetahuan dalam bentuk soal objektif memberikan kesempatan kepada siswa
tipe pilihan ganda, sedangkan penilaian untuk lebih aktif dalam kegiatan
aspek sikap dan aktivitas belajar dalam pembelajaran guna mengembangkan
bentuk angket dan observasi. konsep yang telah dimiliki sebelumnya
Sementara instrumen untuk mengukur sehingga diperoleh pembelajaran yang
aspek keterampilan berupa lembar bermakna [9]. Selain itu, siswa dituntut
observasi. Semua instrumen tersebut untuk menemukan konsep sendiri
diuji validitasnya terlebih dahulu dengan bimbingan guru sehingga siswa
sebelum digunakan untuk mengambil akan lebih paham terhadap konsep
data. Ujicoba instrumen penilaian aspek materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
pengetahuan dilakukan dengan 2 paket LKS yang digunakan merupakan LKS
soal yang berisi 20 soal pada setiap berbasis inkuiri yang berfungsi untuk
paketnya. Instrumen pengetahuan menggantikan/ meminimalisir peran
selanjutnya diujicobakan untuk guru dalam kegiatan pembelajaran. LKS
mengetahui reliabilitas, daya pembeda, yang diberikan bertujuan untuk
dan tingkat kesukaran soal. Angket mempermudah siswa dalam
sikap dan interaksi sosial juga menemukan konsep sehingga siswa
diujicobakan untuk mengetahui dapat lebih memahami konsep-konsep
reliabilitasnya. yang ada pada materi kelarutan dan
Kegiatan pembelajaran yang hasil kali kelarutan.
telah direncanakan oleh peneliti Berdasarkan hasil refleksi dari
kemudian diterapkan di kelas XI MIA 1 siklus I maka dilakukan perencanaan
SMA Negeri 1 Banyudono tahun ajaran untuk pelaksanaan tindakan pada siklus
2014/2015. Pelaksanaan tindakan pada II. Pembelajaran siklus II dilakukan
siklus I mulai dilaksanakan pada tanggal untuk memperbaiki proses
28 April sampai 7 Mei 2015. pembelajaran materi kelarutan dan hasil
Pengamatan terhadap siswa dilakukan kali kelarutan dengan model inkuiri
selama proses pembelajaran terbimbing dilengkapi LKS. Materi yang
berlangsung. Saat kegiatan diberikan difokuskan pada indikator
pembelajaran berlangsung, masih yang belum tuntas pada siklus I. Namun
terdapat beberapa siswa yang kurang siswa perlu diingatkan kembali dengan
aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. sekilas keseluruhan indikator yang telah
Mereka cenderung menunggu teman dipelajari agar siswa dapat mengingat
sekelompoknya untuk menyelesaikan seluruh materi.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 57


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 54-60

Tahap perencanaan dari siklus II diperoleh hasil yang lebih baik.


disusun berdasarkan hasil refleksi dari Beberapa hal yang masih kurang pada
siklus I. Pembelajaran siklus II siklus I sudah mulai meningkat pada
dilaksanakan dalam 2 pertemuan siklus II. Salah satu diantaranya adalah
dengan alokasi waktu 2 JP untuk tiap hampir semua siswa dalam kelompok
pertemuan. Proses pembelajaran materi aktif dan antusias dalam diskusi
kelarutan dan hasil kali kelarutan kelompok. Siswa lebih percaya diri
dilaksanakan dalam 2 JP. Kemudian untuk menyampaikan pendapatnya
pada pertemuan selanjutnya dilakukan dalam diskusi dan kerjasama dalam
evaluasi pembelajaran untuk siklus II. kelompok juga meningkat. Selain itu,
Tindakan perbaikan dari siklus I siswa tidak sungkan lagi untuk bertanya
adalah pada saat pembelajaran di siklus kepada teman sekelompok atau
II, guru mendatangi tiap kelompok untuk bertanya kepada guru ketika ada materi
dapat memantau letak kekurangan yang belum dipahami. Siswa yang
siswa dalam memahami materi dan semakin aktif diharapkan dapat
mendorong siswa yang masih malu meningkatkan pemahaman siswa
bertanya apabila ada hal yang belum terhadap materi kelarutan dan hasil kali
jelas. Guru juga menegaskan kembali kelarutan yang diajarkan sehingga
bahwa harus ada kerjasama antar prestasi belajar siswa juga dapat
anggota kelompok sehingga semua meningkat.
siswa aktif dan mendapatkan Berdasarkan hasil prestasi
pemahaman materi secara menyeluruh. belajar siswa yang mencakup aspek
Selain itu, guru memberikan perhatian pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang lebih kepada siswa yang dapat dinyatakan bahwa penerapan
mengalami kesulitan dan siswa yang model pembelajaran inkuiri terbimbing
masih mendapatkan nilai di bawah KKM (guided inquiry) dapat meningkatkan
pada tes siklus I. prestasi belajar siswa. Hasil kajian
Data yang diperoleh dalam dokumen menunjukkan bahwa
penelitian adalah aktivitas dan prestasi ketuntasan belajar siswa pada materi
belajar siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan pada
kelarutan dan hasil kali kelarutan. Data tahun ajaran sebelumnya yaitu
penelitian mengenai aktivitas siswa 2013/2014 sebesar 51,72%. Setelah
secara ringkas dapat diketahui bahwa dilakukan tindakan pada siklus I
presentase ketercapaian aktivitas ketuntasan belajar siswa adalah 56%.
belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil ini belum mencapai target yang
Pada siklus I, siswa yang memiliki telah ditetapkan yaitu sebesar 70%.
aktivitas belajar tinggi sebesar 52% Selain itu dari 7 indikator kompetensi
sedangkan pada siklus II sebesar 80%. pada materi pokok kelarutan dan hasil
Hal ini menunjukkan bahwa secara kali kelarutan, masih terdapat 2 indikator
umum aktivitas siswa sudah cukup baik kompetensi belum mencapai target yang
dengan adanya peningkatan aktivitas telah ditetapkan yaitu menentukan pH
siswa dari siklus I ke siklus II. Data larutan dari harga Ksp-nya dan
aktivitas disajikan pada Tabel 1. memperkirakan terbentuknya endapan
berdasarkan harga Ksp. Setelah
Tabel 1. Ketercapaian Aktivitas Siswa dilakukan tindakan pada siklus II,
Siklus I dan Siklus II persentase ketuntasan belajar siswa
Capaian (%) meningkat menjadi 84%. Hasil ini telah
Kategori Siklus I Siklus II mencapai target yang ditetapkan pada
Tinggi 52% 80% siklus II yaitu sebesar 80%, dan semua
Sedang 48% 20% indikator kompetensi pada materi pokok
Rendah 0% 0% kelarutan dan hasil kali kelarutan telah
tercapai pada siklus II. Ketercapaian
Penerapan model inkuiri persentase aspek pengetahuan pada
terbimbing dilengkapi LKS pada siklus II siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
Tabel 2.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 58


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 54-60

Tabel 2. Ketercapaian Aspek aspek sikap mengalami peningkatan.


Pengetahuan Siswa Peningkatan aspek sikap siswa ini
Siklus I dan Siklus II disebabkan oleh penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
Kategori Capaian (%) dilengkapi LKS. Berdasarkan
Siklus I Siklus II pengamatan, kerjasama antar anggota
Tuntas 56 84 kelompok lebih baik karena setiap siswa
Tidak Tuntas 44 16 terlibat aktif dan bertanggungjawab
untuk ikut serta dalam diskusi kelompok.
Peningkatan prestasi belajar Siswa juga berani menyampaikan
siswa untuk aspek pengetahuan pendapatnya saat diskusi kelompok dan
disebabkan karena tindakan yang berani bertanya kepada guru apabila
dilakukan pada siklus II. Guru terdapat kesulitan dalam memahami
memberikan latihan soal terutama pada materi. Namun hal ini tidak mengurangi
2 indikator yang belum tercapai pada peran guru dalam membimbing siswa
siklus I sehingga siswa dapat menjadi selama proses pembelajaran
lebih paham mengenai materi tersebut. berlangsung. Guru tetap memantau
Selain itu, guru juga memotivasi siswa jalannya diskusi dan memberikan
untuk aktif berdiskusi dengan bimbingan jika sekiranya diperlukan.
kelompoknya terutama dalam Pada penelitian ini, prestasi
memberikan pendapat dan bertanya belajar aspek keterampilan tidak dapat
ketika ada yang belum dimengerti. dibandingkan antara siklus I dan siklus
Penilaian aspek sikap dilakukan II. Hal ini dikarenakan target
untuk mengukur sikap spiritual, ketercapaian untuk aspek keterampilan
kerjasama, jujur, disiplin, dan telah tercapai pada siklus I.
tanggungjawab. Pada siklus I, aspek Keterampilan yang dinilai adalah
sikap siswa yang termasuk kategori keterampilan siswa pada saat
sangat baik sebesar 72% dan siswa melakukan praktikum mengenai
dengan kategori baik sebesar 28%. perkiraan terbentuknya endapan
Sedangkan pada siklus II, siswa dengan berdasarkan harga Ksp. Nilai aspek
aspek sikap sangat baik sebesar 92% keterampilan juga sudah mencapai
dan siswa dengan kategori baik sebesar target yang ditentukan karena seluruh
8%. Peningkatan aspek sikap siswa siswa mendapatkan nilai antara A
ditunjukkan dengan bertambahnya hingga B- sehingga persentase
persentase atau jumlah siswa yang ketercapaian siswa aspek keterampilan
memiliki aspek sikap sangat baik. telah mencapai 100% dengan rata-rata
Peningkatan persentase aspek sikap capaian indikator sebesar 89,8%.
dengan kategori sangat baik dari siklus I Dalam penelitian tindakan kelas,
ke siklus II adalah sebesar 20%. penelitian dapat dinyatakan berhasil
Ketercapaian persentase aspek sikap apabila masing-masing indikator yang
siswa dapat dilihat pada Tabel 3. diukur telah mencapai target yang telah
ditetapkan. Apabila 75% dari jumlah
Tabel 3. Ketercapaian Aspek Sikap siswa telah mencapai batas tuntas,
Siswa Siklus I dan Siklus II maka pembelajaran dapat dilanjutkan
pada materi selanjutnya [10]. Penelitian
Kategori Capaian (%) ini dapat dikatakan berhasil karena
Siklus I Siklus II aktivitas belajar dan prestasi belajar
siswa yang mencakup aspek
Sangat Baik 72% 92%
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Baik 28% 8%
telah mencapai target yang telah
Cukup 0% 0% ditentukan dan lebih dari 75%.
Kurang 0% 0% Berdasarkan hasil tindakan dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan
Berdasarkan Tabel 3 dapat bahwa model pembelajaran inkuiri
dilihat bahwa persentase ketercapaian terbimbing dilengkapi LKS dapat

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 59


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 54-60

meningkatkan aktivitas dan prestasi Performance. Presented at the


belajar siswa pada materi kelarutan dan DLSU Research Congress 2014.
hasil kali kelarutan kelas XI MIA 1 SMA Philippines: De La Salle
Negeri 1 Banyudono tahun ajaran University, Manila
2014/2015.
[3] Banerjee, A. (2010). Teaching
KESIMPULAN Science Using Guided Inquiry as
Berdasarkan hasil penelitian the Central Theme: A Professional
yang dilakukan dapat disimpulkan Development Model for High
bahwa: School Science Teachers. FALL
1. Penerapan model pembelajaran Science Educator, 19(2), 1-9
inkuiri terbimbing (guided inquiry)
dilengkapi LKS dapat meningkatkan [4] Depdiknas. (2004). Pedoman
aktivitas belajar siswa pada materi Penyusunan Lembar Kerja Siswa
kelarutan dan hasil kali kelarutan dan Skenario Pembelajaran.
(ketercapaian aktivitas belajar pada Jakarta: Depdiknas
siklus I sebesar 52% meningkat
menjadi 80% pada siklus II), [5] Pamungkas, W. (2012).
2. Penerapan model pembelajaran Penerapan LKS Berbasis Inkuiri
inkuiri terbimbing (guided inquiry) Materi Kalor untuk Menumbuhkan
dilengkapi LKS dapat meningkatkan Karakter Siswa SMP Kelas VII
prestasi belajar siswa pada materi Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis
kelarutan dan hasil kali kelarutan Tidak Dipublikasikan, Universitas
(aspek pengetahuan 56% pada Negeri Semarang
siklus I meningkat menjadi 84%
pada siklus II, aspek sikap dengan [6] Arikunto, S. (2008). Penelitian
kategori sangat baik sebesar 72% Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
pada siklus I meningkat menjadi Aksara
92% pada siklus II, sedangkan
untuk aspek keterampilan hanya [7] Sugiyono. (2010). Metode
dilakukan pada siklus I dengan Penelitian Pendidikan Pendekatan
persentase ketuntasan sebesar Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
100%). Bandung: Alfabeta

UCAPAN TERIMAKASIH [8] Moleong, L.J. (2000). Metodologi


Penulis mengucapkan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
terimakasih kepada Ibu Budi Remaja Rosdakarya
Prasetyaningsih, S.Pd. M.Pd. selaku
Kepala Sekolah yang telah memberikan [9] Barthlow, M.J. (2011). The
izin penelitian di SMA Negeri 1 Effectiveness Of Process Oriented
Banyudono dan Ibu Magdalena Adam, Guided Inquiry Learning To
S.Pd. selaku guru kimia yang telah Reduce Alternate Conceptions In
mengijinkan penulis menggunakan Secondary Chemistry. Disertasi
kelasnya untuk penelitian di Negeri 1 Tidak Dipublikasikan, Liberty
Banyudono. University

DAFTAR RUJUKAN [10] Djamarah, S.B. & Zain, A. (2010).


[1] Suyadi. (2011). Panduan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Penelitian Tindakan Kelas. Rineka Cipta
Jogjakarta : DIVA Press

[2] Villagonzalo, E.C. (2014). Process


Oriented Guided Inquiry Learning:
An Effective Approach in
(QKDQFLQJ 6WXGHQWV¶ $FDGHPLF

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 60

Anda mungkin juga menyukai