Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN DAN CARA BERFIKIR SISTEM

“ System Thinking”

OLEH
KELOMPOK
6

NAMA STAMBUK
BESSE NURJANNAH J1A118131
SOFWAH ANRIZQA AISYAH A. J1A118166
TONI ALVID WIJAYA J1A118
AJI MUSTOFA J1A118
SHAFIRA RIZMAYANTI J1A118

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDAR
I 2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berfikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena
dengan tidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Dalam berfikir
sistem ini, juga dapat dilihat adanya satu kesatuan yang terdiri dari komponen-
komponen seperti atasan, bawahan, klega, dan pihak terkait lainnya. Namun
perlu disadari bahwa satu bagian komponen tidak akan dapat berdiri sendiri
dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, interaksi, kerja sama, dan
komunikasi yang baik antarkomponen, antarpimpinan, bawahan, kolega, dan
yang lainnya, mutlak dibutuhkan.
Dilihat dari manfaat pemikiran sistemik, pemikiran sistemik sangat
penting untuk diterapkan dalam dunia kesehatan. Masukan (input) dalam
pelayanan kesehatan adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Hasil pelayanan kesehatan mencakup status kesehatan masyarakat
dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
Dalam perspektif pendekatan sistem, sistem sosial tidak bisa dipahami
dengan menguraikan bagian-bagian masalah satu persatu. Menguraikan
bagian-bagian sistem sosial dapat menghilangkan jati diri sistem yang terletak
pada interaksi antar bagian-bagian tersebut. Berpikir sistem bukan dengan
menguraikan yang kompleks menjadi lebih sederhana, tetapi melihat dari jarak
yang lebih jauh sehingga keterkaitan yang kompleks antar subsistem dapat
terlihat. Elemen-elemen sistem merupakan bagian-bagian yang berinteraksi
dalam hubungan timbal balik, merespons satu sama lain dalam konteks peran-
peran. Interaksi (Reciprocity) berarti komunikasi antara satu bagian
dengan bagian yang lain. Interaksi berarti kedua pihak saling mempengaruhi
ketika berinteraksi satu sama lain. Berpikir sistem (system thinking) berbeda
dengan berpikir sistematik (systematic thinking) dan berpikir sistemik
(systemic thinking). Sehingga penulis berinisiatif untuk membahas materi
tentang system thinking.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa manfaat dari system thinking?
2. Apa komponen pemikiran sistem?
3. Apa saja ciri-ciri berfikir sistem?
4. Apa saja indikator penilaian berfikir sistem?
5. Apa saja nilai yang terkandung dalam cara berfikir sistem?
6. Bagaimana system thinking dikatakan sebagai sebuah pendekatan?
7. Bagaiaman paradigma system thinking ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat dari system thinking
2. Untuk mengetahui komponen pemikiran sistem
3. Untuk mengetahui ciri-ciri berfikir sistem
4. Untuk mengetahui indikator penilaian berfikir sistem
5. Untuk mengetahui nilai yang terkandung dalam cara berfikir sistem
6. Untuk mengetahui system thinking dikatakan sebagai sebuah pendekatan
7. Untuk mengetahui paradigma system thinking
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling bekerjasama
dengan menjalankan fungsinya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan.
Sehingga bila salah satu komponen tersebut tidak berfungsi, maka tatanan
tersebutakan tidak berfungsi dan tidak akan bisa mencapai tujuan yang
diinginkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem merupakan seperangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu
rangkaian komponen yang saling berhubungan.
Menurut L. James Havery, sistem merupakan prosedur logis dan rasional
untuk melakukan atau merancang suatu rangkaian komponen yang berkaitan satu
dengan yang lainnya.
Soemanto (2006: 31) mendefinisikan bahwa Berpikir mempunyai arti
yaitu meletakkan hubungan antarbagian pengetahuan yang diperoleh manusia.
Adapun yang dimaksud pengetahuan disini mencakup segala konsep, gagasan,
dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia. Berpikir merupakan
proses yang dinamis yang menempuh tiga langkah berpikir yaitu, pembentukan
pengertian, pembentukan pendapat dan pembentukan keputusan.
Dalyono (2007: 224) mengemukakan berpikir termasuk aktivitas belajar,
dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang
menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu.
Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar
manusia dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih
menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksidapat
dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubahsistem
secara efektif.
Menurut Peter Singe, system thinking adalah suatu kerangka kerja untuk
melihat keseluruhan proses, melihat hubungan saling keterkaitan dan mengenali
pola-pola daripada melhat potret terpotong-potong yang statis.
Pemikiran sistem, adalah konseptual kerangka kerja untuk suatu
organisasi. Itu adalah disiplin yang terdiri dari keterkaitan berbagai bagian dari
organisasi. Berbagai departemen dan divisi organisasi saling tergantung pada
tingkat kemahiran "(Senge, 2006, hal. 7).
Inti dari disiplin pemikiran sistem terletak pada pergeseran pikiran:
1. melihat hubungan timbal balik daripada sebab-akibat linear rantai, dan
2. melihat proses perubahan daripada foto
BAB 3
PEMBAHASA
N

3.1 Manfaat System Thinking


Ilmu berpikir sistem dapat dianalisa setiap masalah dalam penugasan
secara ilmiah, tepat guna dan berhasil guna (efektif dan efesien). Manfaat dari
System thinking antara lain:
a. Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang
mempengaruhi kinerja.
b. Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem
c. Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama.
d. Fenomena dasar yang berkembang dengan memerhatikan
interaksi dariberbagai yang berkaitan.

3.2 Komponen Pemikiran Sistem


Ada beberapa komponen untuk pemikiran sistem, yang kami uraikan
dalam buku / ringkasan lengkap. Ini termasuk:
1) Melihat lingkaran sebab akibat (termasuk antar-hubungan dan proses
perubahan);
2) Melihat struktur berulang atau arketipe sistem, khususnya, 3 komponen
kunci yang membentuk arketipe sistem:
a) Memperkuat (atau memperkuat) umpan balik
b) Menyeimbangkan (atau menstabilkan) umpan balik, dan
c) Penundaan. Misalnya, umpan balik penguat adalah mesin pertumbuhan
yang memperkuat perubahan kecil / tindakan untuk membentuk
lingkaran setan atau berbudi luhur, seperti ini:
3) Menggunakan Pembelajaran Generatif melalui Sistem Berpikir. Kami
tidak dapat mengatasi masalah yang tidak kami lihat. Begitu kita melihat
struktur penuh di mana kita beroperasi, kita dapat bekerja atau
mengubahnya. Dalam buku / ringkasan lengkap, kami menjelaskan
beberapa arketipe umum yang mendasari sebagian besar masalah
manajemen (termasuk "batas pertumbuhan" dan "menggeser beban").
3.3 Ciri-Ciri Berfikir Sistem
1. Sebuah sistem pasti memiliki tujuan
2. Sebuah sistem pasti memiliki variabel-variabel (sub-sistem) yang
membangun sistem tersebut melalui sebuah mekanisme keterkaitan
tertentu.
3. Sebuah sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang berbeda dengan ciri-
ciri kumpulan komponennya.
4. Sebuah sistem selalu dalam keadaan terbuka.
5. Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multi-dimensi:
a. Dimensi Waktu
b. Dimensi Ruang Geografis
c. Dimensi Perspektif
d. Dimensi Ruang Lingkup Sistem
e. Dimensi Ciri Berpikir Sistem

3.4 Indikator Penilaian Berfikir Sistem


Menurut Tobing dan Fitriati 2019 indikator penilaian berpikir system
1. Keberhasilan satu unit kerja mempengaruhi unit kerja lain
2. Suatu unit kerja tidak dapat berhasil tanpa dukungan unit kerja lain
3. Dampak yang akan terjadi sebelum melakukan sesuatu
4. Mengetahui penyebab timbulnya masalah dalam pekerjaan
5. Mampu memilah-milah masalah yang timbul dalam unit kerja
6. Mengetahui adanya hubungan antara masalah yang dihadapi diri sendiri
dengan masalah yang dihadapi rekan sekerja menyadari masalah yang
ditimbulkan satu unit kerja dipengaruhi oleh unit kerja lain
7. Menggunakan reaksi orang lain untuk memperbaiki tindakan sendiri
8. Mampu menggambarkan hubungan antara masalah unit kerja sendiri
dengan unit kerja lain

3.5 Nilai yang terkandung dalam cara berfikir sistem


1. Menghargai bagaimana model mental mempengaruhi cara pandang kita
2. Mengubah perspektif untuk melihat leverage point baru
3. Melihat pada kesalingtergantungan ( interdependencies )
4. Merasakan dan menghargai kepentingan jangka panjang dan lingkungan
5. Memperkirakan yang biasanya tidak diperkirakan
6. Berfokus pada struktur yang membangun dan menyebabkan
perilaku system
7. Menyadari bagian yang tersulit tanpa tendensi untuk menyelesaikannya
dengan tergesa-gesa
8. Mencari pengalaman
9. Menggunaakan bahasa pola dasar dan analogi untuk mengantisipasi
perilaku dan kecendrungan untuk berubah.

3.6 System Thinking Sebagai Sebuah Pendekatan


Pendekatan System Thinking (Berfikir Sistem) adalah pendekatan yang
mengenali hubungan saling bergantung (interdependent) dan berkaitan
(interrelated) dari unsur-unsur dalam suatu sistem. Pada awalnya pendekatan
ini digunakan dalam ilmu biologi (1950 – 1960), yang kemudian diadaptasi
oleh ilmu sosial sebagai metode dalam memahami fenomena di dunia nyata.
Dalam pendekatan berfikir sistem dikenal adanya paradigma yang
menyatakan bahwa suatu perubahan (perilaku atau dinamika) dimunculkan
oleh suatu struktur (unsur-unsur pembentuk yang saling
bergantung/interdependent). Selanjutnya, hubungan unsur-unsur yang saling
bergantung itu merupakan hubungan sebab akibat umpan balik,
bukan hubungan sebab akibat searah dan merupakan proses yang berlanjut
(on going process) bukan potret-potret sesaat. (Senge, 1990 dalam
Tasrif, 2004).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyintesis sistem berpikir
dalam paradigma teoritis menyeluruh, yang meliputi ilmu-ilmu alam dan
manusia (Midgley,2005). Teori ini memahami sistem secara universal sebagai
proses terbuka untuk berubah melalui internal self-regulation dan atau
interaksi umpan balik dengan lingkungan.
Dalam pengertian yang paling sederhana, system thinking memberi
gambaran yang lebih akurat dari realitas, sehingga dapat bekerja semaksimal
mungkin untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini mendorong kita
untuk berpikir tentang masalah dan solusi dengan berpikir jauh ke depan.
System thinking dibangun di atas dasar kompleksitas, dinamis dan holistik.
Lingkungan sebagai sebuah sistem memiliki kompleksitas.
Kompleksitas kata dasarnya dari kata bahasa Inggris yakni, complex yang
berarti “rumit”. Sedangkan kompleksitas dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diberi arti kerumitan atau keruwetan. Guna memperoleh pengertian
dasar, para peminat studi kompleksitas memberi batasan bahwa kompleksitas
pada prinsipnya suatu keadaan antara keteraturan dan kesemrawutan (a
condition between order and chaos). Hal ini merupakan ciri utama dalam
sebuah sistem. Frederick Winslow Taylor (2004) mengatakan kompleksitas
menjadi sesuatu yang membantu para pemimpin saat ini dan pemimpin masa
depan untuk semakin memahami perkembangan teknologi, globalisasi, pasar,
perubahan budaya, dan lebih banyak lagi.
Selanjutnya, ciri system thinking berikutnya adalah holistik. Holistik
berasal dari holism, yang merupakan suatu paham bahwa suatu sistem tidak
bisa dipandang dari bagian-bagiannya saja. Sistem secara keseluruhan
mempengaruhi bagaimana bagian bekerja. Prinsip holisme sendiri diutarakan
Aristoteles “Keseluruhan lebih dari bagian dari anggota-anggotanya.” Suatu
sistem besar maupun kecil dapat dilihat secara holistik dengan menggunakan
helicopter view. Tools tersebut membantu seseorang memahami lingkungan
dengan menyeluruh dan spesifik.
Dengan memahami system thinking, maka perubahan dapat
dikendalikan oleh seseorang. Dunia yang semakin kompleks dan dinamis
dengan mudah diidentifikasi dan dikendalikan. System thinking memberikan
sebuah pendekatan baru dalam meciptakan putaran transformasi.
3.7 Paradigma System Thinking ( Berfikir Sistem )
Dalam paradigma berfikir sistem, hubungan sebab akibat yang
mempunyai polarisasi digambarkan dengan menggunakan anak panah yang di
bagian sebelah kiri atau kanan ujung runcingnya diberi tanda positif (+) atau
negatif (-). Anak panah bertanda positif dapat berarti sebab akan menambah
akibat atau sebab akan mempengaruhi akibat dalam arah perubahan yang
sama (pengaruh variabel yang lain terhadap akibat, jika ada, dianggap tidak
ada).
Arah perubahan yang sama berarti bahwa jika sebab meningkat (atau
menurun), pengaruhnya terhadap akibat akan menyebabkan akibat yang
meningkat (atau menurun pula). Sedangkan anak panah bertanda negatif
dapat berarti sebab akan mengurangi akibat atau sebab mempengaruhi akibat
dalam arah perubahan yang berlawanan (pengaruh variabel yang lain, jika
ada, dianggap tidak ada). Arah perubahan yang berlawanan berarti bahwa jika
sebab meningkat (atau menurun), pengaruhnya terhadap akibat akan
sebaliknya yaitu menyebabkan akibat yang menurun (atau meningkat).
Pendekatan berpikir sistem memiliki alat (tools) yang dikenal dengan
nama sistem archetype yang berguna untuk mengenali pola tingkah laku
sistem. Tiap archetype menggambarkan garis cerita dengan tema tersendiri,
pola tingkah laku secara khusus dapat digambarkan dan struktur sistem yang
unik dapat dilukiskan dengan diagram sebab akibat (causal loop
diagram/CLD).
Dalam paradigma berfikir sistem, struktur (sekumpulan lingkar sebab-
akibat) ini menentukan perilaku (behaviour atau dinamika) suatu fenomena.
Lingkar sebab-akibat positif akan menghasilkan suatu perilaku pertumbuhan
(growth) atau penurunan (peluruhan). Lingkar sebab akibat positif dikenal
juga sebagai tipe loop Reinforcing atau digunakan notasi “R”. Sedangkan
lingkar sebab-akibat negatif akan menghasilkan suatu perilaku pencapaian
tujuan (goal seeking) walaupun terkadang goal atau tujuan dalam lingkar itu
tidak tampak secara eksplisit. Lingkar sebab akibat negatif merupakan pula
suatu proses penyeimbangan (Balancing process) dengan menggunakan
notasi ”B”.
Tahapan selanjutnya setelah terbentuk diagram sebab-akibat adalah
dengan membuat perilaku beberapa unsur kunci dari struktur. Fenomena yang
tampak dan terlihat pada kejadian di dunia nyata merupakan peristiwa yang
bisa dilihat dan dirasakan. Peristiwa tersebut dalam perspektif waktu
kemudian akan menghasilkan pola perilaku (behaviour over time/BOT) yang
terbentuk dari struktur persoalan yang dibuat dalam bentuk diagram sebab
akibat (causal loop diagram/CLD). BOT berisikan perilaku variabel atau
unsur di masa lalu dan perkiraan perilaku variabel atau unsur di masa yang
akan datang apabila tidak melakukan suatu perubahan apapun (Sulistyowati,
2012).
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Keperawatan .( Desember, 2018 ). Makalah Berfikir Sistem. dikutip pada 24
November 2019 dari https://www.nursek3.my.id/2018/12/makalah-
berpikir-sistem.html
Indonesia dokumen. ( September, 2015 ). Makalah system thinking. dikutip pada
24 November 2019 dari https://dokumen.tips/documents/makalah-system-
thinking.html
CourseHero. ( 2016 ). Makalah system thingking. dikutip pada 24 November 2019
dari https://www.coursehero.com/file/22668717/Makalah-System-
Thinking/
Howie Inspiring. Pengertian Sistem secara umum dan menurut para Ahli. dikutip
pada 24 November 2019 dari https://howieandbelle.com/pengertian-
sistem/
http://digilib.unila.ac.id/1689/8/BAB%20II.pdf dikutip pada 24 November 2019.
Fauzia, Nura Suciati. System Thinking. dikutip pada 24 November 2019 dari
https://www.academia.edu/35186209/SYSTEM_THINKING
Admin Padamu. ( Oktober, 2017 ). Pendekatan System Thinking. dikutip pada 24
November 2019 dari https://www.padamu.net/pendekatan-system-thinking
Nggili, Ricky Arnold. ( 2016). Pendekatan System Thinking dalam
Kepemimpinan Transformasional. Jurnal Humaniora Yatasan Bina Darma.
Vol. 3 (2) : 169-183.
Feldman, Donna B. ( 2013 ). Senge's Fifth Discipline: A Model for School
Leadership. Cleveland Heights High School and Lakeland Community
College
Senge, P. M. (1990). The fifth discipline: The art and practice of the learning
organization. New York, NY: Currency Doubleday.

Anda mungkin juga menyukai