Anda di halaman 1dari 2

Jawaban :

Benthem membawa Krisis sosial yang menghasilkan ilmu baru yakni sosiologi.
Berpangkal pada postulat bahwa alam telah menempatkan manusia di bawah perintah dua tuan
yang berkuasa yaitu kesenangan dan sengsara. Sesuatu yang baik atau jahat dari suatu tindakan
harus diukur dari kuantitas kesenangan atau sengsara yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut
dan konsep ini biasanya mengorbankan pihak tertentu seperti buruh. Pada kasus diatas Kepala
Daerah mengambil keputusan pada filsafat ulitiarianisme hal ini terlihat dari adanya 2 pilihan
yang mana salah satunya harus dikorbankan yakni antara pilihan investasi dari para investor
yang akan membawa dampak positif bagi para pekerja dengan terbukanya lapangan pekerjaan
serta meningkatkan pendapatan kota. Namun disamping itu memang harus ada yang dikorbankan
dan menimbulkan kesengsaran dengan baku mutu udara yang menjadi buruk dan menjadi banjir.
Jika dilihat memang taman yang membutuhkan dana pemeliharaan yang tinggi bertolak belakang
dengan biaya karcis yang tinggi. Disini pertimbangan pemerintah jelas mengarah pada adanya
pemasukan pendapatan kota dan terserapnya tenaga kerja namun perlu dikorbankan hilang nya
paru paru kota yang mengakibatkan banjir. Pada pemikiran utility terlihat jelas tidak adanya
implementasi dari pasal 33 UUD 1945 tentang perekonomian dan kesejahteraan social ayat 3
yang mana dalam hal ini ada yang dikorbankan sedangkan pada pasal 33 sangat bertentangan
yakni pasal 33 tidak memperbolehkan adanya korban. Alangkah baiknya dalam pengambilan
keputusan tidak tergesa-gesa dan dipikirkan matang-matang serta dilihat kondisinya.
Menurut pemikiran Benthem Tugas pemerintah adalah meningkatkan kebahagiaan
masyarakat dengan memperbesar kesukaan yang dapat dinikmati masyarakat dan memungkinkan
terciptanya keamanan dengan mengurangi sengsara dan keamanan lah yang diprioritaskan. Dan
pemerintah harus berjuang untuk mencapai 4 tujuan, yakni subsistensi, kelimpahan, persamaan
dan keamanan bagi msyarakat. Terlihat terdapat pemikiran Benthem yang diadaptasi pada zaman
orde baru yakni terdapat trilogy pembangunan stabilitas sosial politik, pertumbuhan dan
pemerataan hanya saja benthem tidak membawa terkait ekonomi. Meskipun memang nyata nya
merugikan namun dengan adanya investor, tenaga kerja banyak terserap. Tetapi seadil apapun,
jika tidak imbang akan menghasilkan ketidakadilan. Tugas hukum disini yakni memberi
perlindungan dan sebagai intervensi. Ada sektor sektor yang pemerintah harus campur tangan
dibidang yang dilindungi contohnya yakni berdasarkan justice and fairness. Hal hal yang
dikorbankan untuk menyelamatkan pihak tertentu yang tentu saja harus dipikirkan. Hal tersebut
pasti menimbulkan perasaan bersalah, Setidaknya dalam pengambilan keputusan haruslah
equitability, meskipun terkesan tidak seimbang namun hal ini diwajarkan, tidak ada sebuah
persamaan karena kondisinya tidak sama maka perlu adanya equitability campur tangan untuk
melindungi yang lemah.
Kepala Daerah tersebut sebenarnya sudah equitability pada putusannya karena telah
memperbesar kemanfaatan bagi para tenaga kerja yang dapat memperoleh kerja, mengurangi
pengangguran dan meningkatkan pendapatan asli di kota tersebut. Karena meskipun terkesan
tidak seimbang namun hal ini harus diwajarkan, karena tidak ada sebuah persamaan dan
kondisinya tidak sama. Namun perlu diingat bahwa pelestarian alam juga penting dimasa yang
akan datang untuk keberlangsungan umat manusia, filsafat utility ini sebenarnya memang
mengerikan, Jadi menurut saya selain kemanfaatan dibidang ekonomi sebaiknya kepala daerah
tersebut juga memikirkan matang-matang dan tidak terburu-buru karena jika kota yang
berkembang tidak dibarengi dengan sumber daya alam yang dilestarikan maka dimasa yang
akan datang akan banyak timbul korban yakni tidak akan ada kemanfaatan bagi masyarakat
dimasa yang akan datang. Sehingga apabila memang tidak bisa equality namun setidaknya dapat
equitability.

Anda mungkin juga menyukai