PERCOBAAN
PENGULANGAN
ALPA
- Tidak menyampaikan SPT
- Menyampaikan SPT tidak benar /
TL / KET…
AKIBAT
Dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
SANKSI PIDANA
- Kurungan satu tahun
atau
- Denda dua kali
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
SENGAJA
Pasal 39
- Tidak mendaftarkan diri
- Tidak menyampaikan SPT
- Menyampaikan SPT tidak benar
- Memperlihatkan pembukuan palsu
- Tidak
menyelenggarakan/memperlihatkan/meminjam
kan pembukuan
- Tidak setor pajak yang dpotong dipungut
AKIBAT
Dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
SANKSI PIDANA
- Penjara enam tahun
atau
- Denda empat kali
PERCOBAAN
Pasal 39 ayat (3)
- Menyalahgunakan atau menggunakan
tanpa hak NPWP atau NPPKP
- Menyampaikan SPI dan/atau keterangan
yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap.
- Dalam rangka restitusi atau kompensasi
pajak
AKIBAT
Dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
SANKSI PIDANA
Pidana Penjara sekurang-kurangnya
dua tahun dan didenda setinggi-
tingginya empat kal Jumlah restitusi
yang dimohon dan/atau kompensasi
yang dilakukan oleh Wajib Pajak
Daluwarsa tindak pidana di bidang perpajakan
Pasal 40
Sejak
- saat terutangnya pajak
- berakhirnya masa pajak, bagian
tahun pajak atau tahun pajak yang
bersangkutan
Delik aduan
Pasal 41
SENGAJA
Tidak memenuhi kewajiban
merahasiakan segala sesuatu
yang diketahui/diberitahukan
kepadanya oleh Wajib Pajak
karena jabatannya (seperti
tersebut dlm pasal 30)
SANKSI
SANKSI
- Pidana Kurungan 1 tahun
- Pidana Kurungan 1 tahun
atau
atau
- Denda Rp. 2.000.000,-
- Denda Rp. 2.000.000,-
Pihak ke 3 yang dengan sengaja
- Tidak memberikan keterangan / bukti.
- Memberikan keterangan / bukti yang tidak benar
SANKSI
- Pidana penjara 1 tahun dan
- Denda Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah)
SANKSI
- Pidana penjara 3 tahun dan
- Denda Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah)
PELAKU TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Pejabat
Pasal 41
PPNS DJP
Pasal 44 ayat (1)
Pasal 43
(1)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 dan Pasal 39A, berlaku juga bagi
wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak, atau
pihak lain yang menyuruh melakukan, yang
turut serta melakukan, yang menganjurkan,
atau yang membantu melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan.
(1)
Direktur Jenderal Pajak berdasarkan
informasi, data, laporan, dan pengaduan
berwenang melakukan pemeriksaan bukti
permulaan sebelum dilakukan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan.
Pasal 44
(1)
Penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan hanya dapat dilakukan oleh
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang
diberi wewenang khusus sebagai penyidik
tindak pidana di bidang perpajakan.
Pasal 44B
(1
Untuk kepentingan penerimaan negara, atas
permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung
dapat menghentikan penyidikan tindak pidana
di bidang perpajakan paling lama dalam
jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal
surat permintaan.