Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS RELAKSASI NAFAS DALAM PADA LANSIA HIPERTENSI

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Siti Mukaromah ., M.Kep.Sp.Kom

Disusun Oleh:
Maria Novayana
P2002032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
Judul jurnal Pengaruh relakasasi nafas dalam terhadap skala nyeri kepala pada
pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas sawah lebar kota
bengkulu

Tahun 2019

Metode Metode: Penelitian ini menggunakan desain Pre Eksperimen dengan


pendekatan one-Group Pretest-posttest Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang pernah berobat di
Puskesmas Sawah Lebar tahun 2017 yang berjumlah 584
pasien.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
accidental sampling diperoleh sampel sebesar 41 responden.
Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan data primer (data
yang diperoleh langsung dari responden) dengan melakukan
pengukuran intensitas nyeri secara obyektif sebelum dan sesudah
teknik relaksasi nafas dalam menggunakan instrumen lembar
observasi dengan skala nyeri numeric rating scale (NRS). Teknik
pengolahan data menggunakan teknik analisis uji Wilcoxon sign rank
test

Latar belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun
di Indonesia (Anggraini dalam Roshifani, 2017). Hipertensi ditandai
dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran
atau lebih (Smeltzer & Bare, 2016; Naziah dkk, 2018)).

Nyeri kepala merupakan masalah yang sering dirasakan oleh penderita


hipertensi. Nyeri kepala ini dikatagorikan sebagai nyeri kepala
intrakranial yaitu jenis nyeri kepala migren diduga akibat dari
venomena vascular abnormal. Walaupun mekanisme yang sebenarnya
belum diketahui, nyeri kepala ini sering ditandai dengan sensasi
prodromal misal nausea, penglihatan kabur, auravisual, atau tipe
sensorik halusinasi (Hall& Guyton, 2014; Purwandari, 2018).

Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan


yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Nurman, 2017).
Hasil Di dapatkan rata-rata intensitas nyeri kepala sebelum dilaksanakan
latihan relaksasi nafas dalam adalah 4,37 (nyeri sedang), sedangkan
rata- rata sesudah dilakukan latihan relaksasi nafas dalam adalah 3,02
(nyeri ringan). Kategori respon nyeri tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain pengalaman masa lalu dengan nyeri,
ansietas, budaya, usia dan pengharapan tentang penghilang nyeri (efek
plasebo).Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu
posisi yang tepat, pikiran tenang, serta lingkungan yang tenang.

Kelebihan Bisa dilakukan setiap kali merasakan nyeri, stress, terlalu banyak
pikiran, dan pada saat merasa sakit kepala mudah dilakukan kapan
saja.

kekurangan Jarang klien mau mempraktekkan karena kurangnya kemauan untuk


melakukannya.

Kesimpulan terdapat pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap skala nyeri kepala
pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu jika Semakin sering mempraktekkan maka semakin banyak
manfaat yang didapat.

Judul jurnal Pengaruh tehnik relaksasi nafas dalam terhadap


penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di
wilayah kerja puskemas sidangkal

tahun 2020
metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian yang akan digunakan adalah bersifat one
group pre-post design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh seluruh pasien yang menderita
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal
dengan jumlah 137 orang dengan jumlah sampel
sebanyak 32 responden, diambil secara purposive
sampling. Uji statistik menggunakan uji wilcoxon.
Latar belakang Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami penigkatan tekanan darah diatas normal
dalam jangka waktu yang lama. Jika diukur dengan
tensimeter hasil pengukuran tekanan darahnya
menunjukkan 140/80 mmHg. Teknik non
farmakologi bisa di gunakan relaksasi merupakan
salah satu bentuk manajemen stres dalam upaya
melakukan modifikasi gaya hidup. Teknik relaksasi
(non-farmakologis) yang tepat adalah relaksasi otot
progresif, latihan autogenik, pernafasan dan
visualisasi. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan
salah satu terapi relaksasi yang mampu membuat
tubuh menjadi lebih tenang dan harmonis, serta
mampu memberdayakan tubuhnya untuk mengatasi
gangguan yang menyerangnya.
hasil Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sidangkal Kota Padang sidimpuan. Hal
ini dibuktikan dengan rata-rata tekanan darah MAP
sebelum diberikan terapi relaksasi nafas dalam yaitu
109,97 mmHg setelah diberikan terapi relaksasi nafas
dalam yaitu 105,06 mmHg. Terjadi penurunan
tekanan darah responden setelah diberikan terapi
relaksasi nafas dalam. Berdasarkan analisis statistik
menggunakan paired sample T-test dengantingkat
kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan α 5%
(0,05), didapatkan nilai ρvalue tekanan darah 0,001.
Hal ini berarti ada pengaruh terapi relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sidagkal Kota
Padang sidimpuan. Hasil penelitian terapi relaksasi
nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah baik itu
tekanan sistolik maupun diastolik. Kerja dari terapi
ini dapat memberikan pereganggan kardiopulmonari.
Kelebihan Tehnik relaksasi nafas dalam dapat digunakan
sebagai pendukung dari pengobatan non farmakologis
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien yang
menderita hipertensi.
kekurangan Masih banyak masyarakat belum mengetahui tentang
tehnik relaksasi nafas dalam dan juga kurang dalam
mengaplikasikannya

kesimpulan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia


melalui tehnik relaksasi nafas dalam dengan pvalue
yaitu 0,000. Bagi responden yangmengalami
hipertensi agar dapat melakukantehnik relaksasi nafas
dalam secara rutin dan dapat mengontrol tekanan
darahnya, sehingga dapat lepas dari ketergantungan
farmakologi.

DAFTAR PUSTAKA

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/view/833

http://jurnal.stikes-murniteguh.ac.id/index.php/ithj/article/view/63

Anda mungkin juga menyukai