Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

‘’Konsep Dasar Kewirausahaan’’

Disusun Oleh :

Nama : Imtinan Nabilah

Lokal/NIM : 3A/194210365

Dosen : Siti Khadijah S.SiT,M.Biomed

PRODI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: “Konsep Dasar Kewirausahaan’’. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah di D-III Kebidanan Bukittingi Poltekkes Kemenkes RI
Padang. Pada penulisan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,
dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih
kepada Ibu Siti Khadijah, S.Si.T., M.Biomed. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Kewirausahaan dan rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan
dengan pahala yang berlipat ganda.Aamiin.

Makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan


maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk untuk kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Bukittinggi , 03 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i

Daftar Isi......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan....................................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................... 2

2.1 Pengantar Kewirausahaan......................................................................................... 2

2.2 Manfaat Kewirausahaan............................................................................................ 4

2.3 Ciri-ciri Jiwa Kewirausahaan.................................................................................... 6

BAB III.Penutup ............................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 9

3.2 Saran......................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka................................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-
penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan
dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007 :18)
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,
unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha
(orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada
dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik)
sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang. Indonesia
entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan yang
tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup,
menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga
sulit diwujudkan.
Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan
utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi
mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Pengertian Kewirausahaan?
2. Bagaimanakah Manfaat Berkewirausahaan?
3. Bagaimanakah ciri-ciri jiwa kewirausahaan?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausahaan
2. Untuk mengetahui manfaat berkewirausahaan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri jiwa kewirausahaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

Secara etimologis, istilah wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Kata
“Wira” bermakna: berani, utama, atau perkasa. Sedangkan “usaha” bermakna kegiatan
dengan mengerahkan tenaga pikiran dan fisik untuk mencapai sesuatu maksud. Secara
terminologis, wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan
memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang
diidealkan.

Istilah wirausaha berdekatan dengan istilah wiraswasta, meski terdapat perbedaan.


Wiraswasta lebih fokus pada objek, sedangkan wirausaha lebih menekankan pada jiwa
dan semangat kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Jadi perbedaan
seorang wiraswasta dengan seorang wirausaha adalah wirausaha cenderung bermain
dengan risiko dan tantangan. Artinya, wirausaha lebih bermain dengan cara
memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswasta lebih cenderung
kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu
usaha tertentu. Seorang wirausaha bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun
wiraswastawan belum tentu seorang wirausaha.

Dalam bahasa Perancis, kata wirausaha adalah entrepreneur. Entre berarti


antara, prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang
baru. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti gobetween atau between-
taker yang bermakna perantara. Sebagai contoh pengertian go-between atau between-
taker adalah pada saat Marcopolo merintis jalur pelayaran perdagangan, di mana
Marcopolo setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari pengusaha.
Kontrak ini memberikan pinjaman dagang kepada Marcopolo dengan bagian
keuntungan sebesar 20% termasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung resiko
apapun sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung resiko besar.

Kewirausahaan suatu ilmu yng mengkaji tentang pengembangan dan


pembangunan semangat kreatifitas serta berani menanggung resiko terhadap pekerjaan
yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian mengambil resiko
sudah menjadi milik seorang wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap
jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini
harus dilihat sebagai bentuk proses menuju kewirausahaan sejati.

Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough1 “Wirausahawan


adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk

2
mendirikannya”. Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko, mereka
mencari peluang. Mereka menghargai proses adalah cenderung memiliki kesabaran,
dan seorang wiraushawan sejati memiliki kesabaran dalam menjalani setiap proses
menuju keberhasilan tersebut. Sehingga jika ada pendapat bahwa kegagalan adalah
awal dari kesuksesan maka kata-kata ini dipegang teguh oleh wirausahawan. Tanpa ada
kegagalan sulit bagi seseorang mengetahui dimana kelemahan yang ia miliki. Kadang
kala kita perlu belajar dari kesalahan, dan manusia diajarkan untuk tidak mengulangi
kesalahan yang sama di kemudian hari, karena jika ia mengulangi kesalahan yang sama
dikemudian hari maka artinya ia tidak belajar dari pengalaman atau menyia-nyiakan
pengalaman. Lebih jauh setiap kesalahan atau kegagalan harus dipelajari apa penyebab
itu terjadi. Karena dengan mempelajari setiap kesalahan atau kegagalan tersebut maka
ilmu bar uterus diperoleh. Sehingga sangat salah jika seseorang terus melangkah
kedepan dengan melupakan kesalahan yang ada, tanpa memperdulikan apa penyebab
itu terjadi. Kesempurnaan sebuah produk pada saat produk itu diciptakan lebih baik dari
produk sebelumnya. Kata-kata seperti ini menjadi kunci seorang wirausahawan.

Lebih jauh kita perlu memahami pengertian dari wiraswasta yang memiliki
hubungan dekat dengan istilah wirausahawan. Istilah wiraswasta ada yang
menghubungkannya dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa
sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,swa, dan
sta, masing-masing berarti wira adalah manusia unggul,teladan, berbudi luhur, berjiwa
besar, berani, pahlawan/ pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan watak; swa
artinya sendiri; dan sta artinya berdiri.

Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting kewirausahaan
sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang


dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda ( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

3
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat


didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
menghadapi risiko.

Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang


mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan
untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan,
(2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi
kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997).

2.2 Manfaat Berkewirausahaan

Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, dan
atau menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan
lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar.
Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausahawan sebaiknya mempertimbangkan
manfaat kepemilikan bisnis mikro, kecil, dan atau menengah.

Manfaat adanya para wirausaha, adalah sebagai berikut:

1. Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial


sesuai dengan kemampuannya.
2. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
3. Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak
melupakan perintah agama.
4. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut
diteladani.
5. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan.
6. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin,
tekun dan jujur dalam menjalani pekerjaan.
7. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoyafoya dan
tidak boros.

4
Manfaat Kewirausahaan Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian
menjadi lebih baik. Menurut Zimmerer dkk (2008) manfaat kewirausahaan yaitu:

1. Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri Memiliki usaha atau


perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para wirausaha
untuk mencapai apa yang penting baginya.
2. Peluang untuk Melakukan Perubahan Semakin banyak bisnis yang memulai
usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai
perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan
perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang
limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini
menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap
berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup
yang lebih baik.
3. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya Banyak orang menyadari bahwa
bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang menantang dan
tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan,
bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau
bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan
merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah
suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka
sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada
mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Peluang untuk Meraih Keuntungan Walaupun pada tahap awal uang bukan daya
tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor
motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis
tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang
menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya
(Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali
merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya.
Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri
pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima
dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran
penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta
kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial
dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai Hal yang didasarkan oleh
pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha
mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewirausahawan yang berhasil
memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan menyukai
pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi
pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya.

5
2.3 Ciri-ciri Jiwa Kewirausahaan
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam
Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada
hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor
dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh
Maslow (1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-
kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai
berikut (Suryana, 2003 : 33-34):
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang
diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pecapaian
keberhasilan sangat rendah.
2. Selalu Perspektif

Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan


lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan
peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah
orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki
pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya ( Suryana,2003 : 23).

Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda
dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang
yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan
masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari
suatu peluang.

6
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru
dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak
sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut
Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir
sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu
dari asalnya tidak ada. Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :

1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.

2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru

3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik

4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang
dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para
wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer
Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996,
baru menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs,
penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri
ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates,
pemilik mocrosoft yang juga manusia biasa.

5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad
yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan
digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki
tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia
tidak setengahsetengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan
tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-
sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti
menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang
wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan
tanggung jawab yang baik.

6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk


menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang
wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan
pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam pikrannya, dia dapat

7
mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang
wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di sekitarnya, mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada
knsumen.

7. Berani Mengambil Resiko

Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di


awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung
resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitugan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha selalu berani engambil resiko
yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk
terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata
atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya
( Suyana, 2003 : 14-15 ).

8. Selalu Mencari Peluang

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk


memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan serta
sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.

9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.


Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluangpeluang,
mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun
untuk orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial

Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah
kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus
memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha
dan sumer daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan
managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan
eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah memperhatikan uraian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa
dan kepuasan serta kebebasan pribadi. 
Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga diartikan sebagai
semua tindakan dari seseorang yang mampu memberikan nilai terhadap tugas dan
tanggung jawabnya.
Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil dalam
menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah memiliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak,
serta mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.
3.2 Saran
1. Saran bagi penulis
Sebaiknya penulis lebih meningkatkan wawasan mengenai kewirausahaan.
Sehingga, penulis sebagai generasi muda sekarang ini, setelah lulus dari ranah
perkuliahan, tidak hanya menjalankan profesi sesuai jurusan yang diampu saja,
namun juga dapat menciptakan usaha dan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
2. Saran bagi masyarakat
Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umum pun bisa diadakan sosialisasi
mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat bisa paham bagaimana cara
untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa membuka usahanya sendiri, otomatis
orang tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang masih
berstatus pengangguran. Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah
keuntungan dalam mengurangi jumlah pengangguran.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/09/11340991/urgensi.pendidikan.kewirausah
aan (11:34 WIB)

Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII

Siswoyo, B.B. 2009. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia


Akademik. FE UM.

https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/09/teori-kewirausahaan.pdf
( September 2012 )

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1962100119
91021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-Konsep_Kewirausahaan.pdf

Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT Penerbitan
dan Percetakan UNS (UNS Press)

10

Anda mungkin juga menyukai