Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL

‘’Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Dengan Distosia Bahu ’’

Disusun Oleh :

Nama : IMTINAN NABILAH

Lokal/NIM : 2A/194210365

Dosen : Hasrah Murni, S.Si.T., M.Biomed

PRODI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: ‘’Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Dengan Distosia Bahu’’. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di D-III Kebidanan Bukittingi
Poltekkes Kemenkes RI Padang. Pada penulisan makalah ini, penulis telah banyak
mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih
kepada Ibu Hasrah Murni, S.Si.T., M.Biomed. selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dan rekan-
rekan yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan
Allah SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan dengan pahala yang
berlipat ganda.Aamiin.

Makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan


maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk untuk kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Bukittinggi , 05 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II. ISI
2.1 Konsep dasar teoritis ` 3
2.2 Pengumpulan Data 7
2.3 Interpretasi Data 14
2.4 Diagnosa dan masalah potensial 14
2.5 Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan 14
2.6 Rencana asuhan 14
2.7 Pelaksanaan 15
2.8 Evaluasi 16
2.9 Pendokumentasian asuhan 16
BAB III.Penutup
3.1 Kesimpulan 20
3.2 Saran 20
Daftar Pustaka 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitaian yang dilakukan di Afrika dan negara berkembang lainnya


menunjukkan bahwa penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan kurangnya
tenaga kesehatan yang terampil dalam membantu proses persalinan sehingga hal
tersebut menjadi penyebab utama kematian ibu pada daerah tersebut. Dengan
demikian, perawatan intra-partum yang meliputi persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terampil sangat penting untuk mengurangi angka kematian pada ibu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu tidak mau meminta pertolongan


tenaga penolong persalinan terlatih untuk memberikan asuhan selama persalinan dan
kelahiran bayi dengan alasan, bahwa tenaga penolong tersebut tidak benar-benar
memperhatikan kebutuhan/kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu dalam
persalinan dan kelahiran bayi. Alasan lain yang juga berperan adalah bahwa sebagian
besar fasilitas kesehatan memiliki peraturan dan prosedur kurang bersahabat dan
menakutkan bagi para ibu.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:


1) Konsep dasar teoritis ; pengertian, prevalensi, patofisiologi, gejala klinis,
komplikasi, penatalaksanaan awal
2) Pengumpulan Data
3) Interpretasi data
4) Diagnosa dan masalah potensial
5) Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan
6) Rencana asuhan
7) Pelaksanaan
8) Evaluasi
9) Pendokumentasian asuhan

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuannya adalah:


1) Mampu memahami Konsep dasar teoritis ; pengertian, prevalensi,
patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, penatalaksanaan awal
2) Mampu memahamiPengumpulan Data
3) Mampu memahami Interpretasi Data
4) Mampu memahami Diagnosa dan masalah potensial
5) Mampu memahami Tindakan segera,kaloborasi dan rujukan
6) Mampu memahami Rencana asuhan
7) Mampu memahami Pelaksanaan
8) Mampu memahami Evaluasi
9) Mampu memahami Pendokumentasian asuhan

2
BAB II

ISI

2.1 Konsep dasar teoritis ; pengertian, prevalensi, patofisiologi, gejala klinis,


komplikasi, penatalaksanaan awal.

A. Pengertian

Distosia bahu adalah suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan,


bahu anterior tidak dapat lewat di bawah simfisis pubis. Kondisi ini
merupakan kegawatdaruratan obstetri karena bayi dapat meninggal jika tidak
segera dilahirkan.

B. Prevalensi

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Purwandari, Atik,


dkk (2014: 46), sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau
kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di
Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian
ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran.

C. Patofisiologi

Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang


menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang
bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah
rambut pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu
depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan
putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan
terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

3
D. Gejala klinis

Adapun tanda dan gejala dari distosia bahu adalah:

1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi.


Namun, pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat
mengalami putar paksi luar yang normal.

2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan
besar. Begitu juga dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga
mengalami obesitas.

3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak
berhasil melahirkan bahu.

4. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva

5. Dagu tertarik dan menekan perineum

6. Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap


perineum sehingga tampak masuk kembali ke dalam vagina.

Tanda distosia bahu yang harus diamati penolong persalinan adalah:

1. Kesulitan melahirkan wajah dan dagu

2. Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali
(turtle sign)

3. Kegagalan paksi luar kepala bayi

4. Kegagalan turunnya bahu

4
E. Komplikasi

1. Infeksi intrapartum Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan
janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. bakteri
di dalam cairan amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion
sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada
janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi adalah konsekuensi serius
lainnya. Pemeriksaan serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri
vagina ke dalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan,
terutama apabila dicurigai terjadi distosia.

2. Ruptur uteri Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya


serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan
pada mereka dengan riwayat seksio sesaria. Apabila disproporsi antara
kepala janin dan panggul sedemikian besar sehingga kepala tidak cakap dan
tidak terjadi penurunan, segmen bawah uterus menjadi sangat terengang yang
kemudian dapat menyebabkan ruptur.

3. Cincin retraksi patologis Cincin ini sering timbul akibat persalianan yang
terhambat, disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah
uterus. Pada situasi semacam ini, cincin dapat terlihat jelas sebagai suatu
indentasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturya segmen bawah
uterus.

F. Penatalaksanaan

a. Tatalaksana Umum

 Minta bantuan tenaga kesehatan lain, untuk menolong persalinan dan


resusitasi neonatus bila diperlukan. Bersiaplah juga untuk kemungkinan
perdarahan pascasalin atau robekan perineum setelah tatalaksana.

 Lakukan manuver McRobert. Dalam posisi ibu berbaring telentang,


mintalah ia untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya. Mintalah bantuan 2 orang asisten
untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada.

5
 Mintalah salah seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan
ke arah lateral bawah pada daerah suprasimfisis untuk membantu
persalinan bahu.

 Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi,


lakukan tarikan yang mantap dan terus menerus ke arah aksial (searah
tulang punggung janin) pada kepala janin untuk menggerakkan bahu
depan di bawah simfisis pubis.

Manuver McRobert Penekanan Suprasimfisis

Perhatian! Langkah tatalaksana distosia bahu selanjutnya harus


dilakukan oleh penolong yang terlatih.

b. Tatalaksana Khusus

 Jika bahu masih belum dapat dilahirkan:

 Buatlah episiotomi untuk memberi ruangan yang cukup untuk


memudahkan manuver internal.

 Pakailah sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan


tangan ke dalam vagina pada sisi punggung bayi.

 Lakukan penekanan di sisi posterior pada bahu posterior untuk


mengadduksikan bahu dan mengecilkan diameter bahu.

 Rotasikan bahu ke diameter oblik untuk membebaskan distosia bahu.

 Jika diperlukan, lakukan juga penekanan pada sisi posterior bahu


anterior dan rotasikan bahu ke diameter oblik

6
 Jika bahu masih belum dapat dilahirkan setelah dilakukan tindakan di
atas:

 Masukkan tangan ke dalam vagina.

 Raih humerus dari lengan posterior, kemudian sembari menjaga


lengan tetap fleksi pada siku, pindahka lengan ke arah dada. Raih
pergelangan tangan bayi dan tarik lurus ke arah vagina. Manuver ini
akan memberikan ruangan untuk bahu anterior agar dapat melewati
bawah simfisis pubis.

 Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, terdapat
manuver-manuver lain yang dapat dilakukan, misalnya kleidotomi,
simfisiotomi, metode sling atau manuver Zavanelli. Namun
manuvermanuver ini hanya boleh dikerjakan oleh tenaga terlatih.

Meraih humerus dari lengan posterior dan memindahkan lengan tersebut ke


arah dada.

2.2 Pengumpulan Data

A. Data Subjektif

Nama istri : Hani mutia Nama suami : Joshua


Umur : 24 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Minang Suku : Minang
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasila : Rp 1.500.000, - Penghasilan : Rp 5.000.000,-
n
Alamat : Bukittinggi Alamat : Bukittinggi

1. Keluhan utama

7
Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan mengeluh mules pada perut bagian bawah
menjalar ke punggung serta keluar lendir bercampur darah sejak pukul 21.00 WIB.

2. Tanda-tanda persalinan
Kontraksi uterus sejak tanggal 25 Januari 2021 jam 21.00 WIB
Kekuatan : kuat
Lokasi ketidaknyamanan : perut bagian bawah, menjalar ke punggung
Pengeluaran per vaginam
Lendir darah : ya
Air ketuban : tidak
Darah : tidak ada
3. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : 12 tahun
b) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 22 April 2020
c) Siklus Menstruasi : teratur
d) Lama Menstruasi : 7 hari
Banyak Perdarahan : 3-4 kali ganti pembalut/ hari
e) Keluhan Terkait Menstruasi
Nyeri Haid : tidak ada
Fluor Albus : tidak ada
f) Perkiraan Taksiran Persalinan : 29 Januari 2021

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a) ANC
Frekuensi : 5 kali teratur
Tempat : Bidan
b) Gerakan Janin dalam 24 jam : 10x/12 jam
c) Tanda Bahaya Yang Timbul : tidak ada
d) Keluhan Umum Tentang Kehamilan Sekarang: -
e) Jenis Kelamin Bayi Yang Diinginkan : apa saja yang penting selamat
f) Kehawatiran –Kekhawatiran Khusus : tidak ada

g) Imunisasi TT
Imunisasi TT 1 : iya

8
Imunisasi TT 2: iya
Imunisasi TT 3 : iya
Imunisasi TT 4 : iya
Informasi yang pernah didapat: pola makan selama hamil (makan sedikit
dan sering serta makan makanan tinggi kalori tinggi protein), tanda bahaya
selama kehamilan (adanya perdarahan, ketuban pecah, gerakan janin
berkurang, pusing hingga pandangan kabur, bengkak pada wajah dan
tangan) dan tanda-tanda persalinan
h) Terapi yang didapat beserta dosisnya : Fe 1 tablet/hari , B complex 1
tablet/hari.
5. Riwayat Kehamilan,Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Perk Ke Lahir Pen Tempa Bayi Jenis Riwayat Hidu


a ha olo t Persalinan Persalin p
win mil ng Persali an/Nifas Umu
an an -nan (HPP) r
Ater Pre- Abortu Jen BB Spt Tind
ke
m Matu s is L akan
r (gr)
- - - - - - - - - - - - -

6. Riwayat Kontrasepsi

Ibu menyatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

7. Riwayat Kesehatan/Penyakit Yang Pernah Diderita Sekarang Dan Dahulu


 Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan, seperti : DM,
Asma
 Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit menular, seperti : TBC,
Hepatitis, Penyakit Menular Seksual, (HIV AIDS) dll
 Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, malaria
 Ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi panggul
 Ibu tidak pernah menderita keputihan
8. Riwayat Operasi
Ibu tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

9. Riwayat Kesehatan Keluarga

9
 Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit
keturunan , seperti: DM, Asma
 Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit
menular, seperti : TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual dll
 Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang memiliki keturunan
kembar
 Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang mengalami sindrom
Down
10. Riwayat Sosial
a) Status Perkawinan
Menikah Berapa Kali : 1 kali
Lama Menikah : 2 tahun
b) Respon Ibu Dan Keluarga Terhadap Kehamilan : senang
c) Dukungan Keluarga : keluarga sangat mendukung
d) Pengambil Keputusan Dalam Keluarga : Suami
e) Kekerasan Dalam Rumah Tangga : Tidak ada
f) Adat Yang Dipercaya : Tidak ada
g) Gizi Yang Dikonsumsi Dan Kebiasaan Makan
 Sebelum Hamil
Pola Makan : 3x/hari, keluhan (-)
Variasi Makanan : Porsi sedang, nasi, lauk : tahu, tempe,
ikan, daging, sayur : bayam, kangkung,
buah (pisang,pepaya,apel).
Minum : ± 8 gelas belimbing sehari
 Saat Hamil
Pola Makan : 3x/hari, keluhan (-)
Variasi Makanan : Porsi sedang, macam : nasi, sayur
(kangkung, bayam), lauk-pauk (tempe,
tahu, ikan), buah (pisang,papaya,apel)
nasi, lauk : tahu, tempe, ikan, daging,
sayur : bayam, kangkung.
Minum : ± 10 gelas belimbing sehari

h) Pola Istirahat

10
Istirahat Tidur Siang/Malam : Cukup,tidur malam 8 jam/hari, tidur
siang 1 jam
Gangguan Tidur : tidak ada
i) Pola Eliminasi
BAB : 1 x/ hari konsistensi lunak, keluhan(-)
BAK :  6x/hr, warna jernih, keluhan (-)
j) Beban Kerja Dan Aktivitas Sehari-Hari
Pekerjaan : karyawan swasta dan ibu rumah tangga
Aktivitas Dalam Bekerja : ibu melakukan kegiatan sebagai ibu
rumah tangga seperti menyapu,
mengepel, memasak dan mencuci baju.
k) Pola seksual
Frekuensi : 1 x/2 minggu
Keluhan : tidak ada
l) Kebiasaan Hidup Sehat, Merokok, Minum Minuman Keras, Penggunaan Obat
Terlarang( ibu dan keluarga yang lain)
Merokok : tidak pernah
Minum Alkohol : tidak pernah
Menggunakan Obat Terlarang : tidak pernah
m)Keadaan Psiko Sosio Spiritual/ kesiapan menghadapi proses persalinan

B. DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran dan Postur Tubuh: baik, lordosis
2. Keadaan umum : Composmentis
3. Antropometri
TB : 156cm
BB : Sebelum Hamil 57 kg - Saat Hamil 69 kg
LILA : 26 cm
4. Vital Sign
Tekanan Darah : 120/ 70 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Suhu : 36,6 ° C
Respirasi : 24 x / menit

11
5. Memeriksa Kepala Dan Leher
 Edema Pada Wajah : tidak ada
 Chloasma gravidarum : tidak ada
 Memeriksa Mata
Conjuctiva : tidak pucat
Sklera : tidak ikterus
 Memeriksa Gigi
Caries : tidak ada
Epulis : tidak ada
 Palpasi Leher
Pembesaran Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
Bendungan Vena Jugularis : tidak ada
Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada
6. Memeriksa Payudara
 Inspeksi
Kesimetrisan : simetris/ normal
Putting Payudara : menonjol
Kebersihan payudara : bersih
 Palpasi
Kolostrum Atau Cairan Lain : tidak ada
Massa Atau Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada
7. Memeriksa Abdomen
 Inspeksi
Bekas Luka Operasi : tidak ada
Linea Alba/Nigra : ada
Striae livide/albicans : tidak ada
Pembesaran : membujur
Bentuk : normal, tidak menggantung
 Palpasi Abdomen Untuk Mengetahui Letak, Presentasi, Posisi Dan
Penurunan Kepala Janin
Leopold I : TFU 2 jari dibawah processus xiphoideus, pada bagian
fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
(bokong)

12
Leopold II : pada bagian kiri perut ibu teraba bagian keras janin
seperti papan
(punggung)
Leopold III : bagian terbawah janin teraba bagian keras, bulat dan
tidak dapat
digerakkan (kepala), sudah masuk PAP
Leopold IV : divergen
TFU dalam cm : 36 cm

Perlimaan : 2/5
HIS : 10’. 3x. 30”
Sedang
TBJ : 3875 gram
 Auskultasi
DJJ : punctum maksimum di kuadran kiri bawah perut ibu
Frekuensi : 148x / menit
Keteraturan : regular
Intensitas : Kuat
8. Memeriksa Tangan Dan Kaki
 Inspeksi Dan Palpasi
Edema, Pucat Pada Kuku Jari : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Perkusi Reflek Patella : +/+
9. Anus
Hemoroid : tidak

Pemeriksaan Dalam
 v/v : lendir bercampur darah, tidak ada kondiloma, tidak odem, tidak varises,
tidak ada jaringan parut
 v/t : Perineum elastis, tidak ada kelainan di jalan lahir vagina, pembukaan 5
cm, effacement serviks 60 %, ketuban utuh, presentasi belakang kepala,
molase 0 UUK kiri depan, penurunan kepala di H-II
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

13
2.3 Interpretasi data
Diagnosa : G1P0Ab0, UK 37 minggu 1hari , janin tunggal hidup intrauterin,
presentasi belakang kepala, inpartu kala 1 fase aktif
Kebutuhan : Pelaksaan kala 1 fase aktif

Dukungan Keluarga

Pemberian rasa nyaman

Kebutuhan nutrisi

Penkes Tentang persalinan

2.4 Diagnosa dan masalah potensial


-
2.5 Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan
-
2.6 Rencana asuhan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
2. Siapkan obat dan peralatan untuk persalinan yang di butuhkan ( partus
set , heacting set, alat resusitasi )
3. Lakukan asuhan sayang ibu :
a) Berikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tidak khawatir
menghadapi persalinan.
b) Informasikan pada ibu mengenai proses persalinan dan batasan yang
diberlakukan.
c) Melakukan usapan pada abdomen dan punggung untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
d) Ajarkan cara bernafas yang benar saat terjadi kontraksi.
4. Anjurkan pada ibu untuk berjalan-jalan dan tidak terlalu sering tidur
telentang
5. Lakukan pemeriksaan Nadi ibu, memeriksa DJJ janin setiap 30 menit,
suhu tiap 2 jam, Tekanan darah tiap 4 jam
6. Anjurkan ibu untuk minum susu, teh, atau makan makanan yang cukup
gizi

14
7. Jelaskan pada ibu tentang kemajuan persalinan dan perubahan yang
terjadi.
8. Anjurkan pada ibu untuk banyak berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
2.7 Pelaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
2. Menyiapkan obat dan peralatan untuk persalinan yang di butuhkan ( partus
set , heacting set, alat resusitasi )
3. Melakukan asuhan sayang ibu :
a) Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tidak khawatir
menghadapi persalinan.
b) Menginformasikan pada ibu mengenai proses persalinan dan batasan
yang diberlakukan.
c) Melakukan usapan pada abdomen dan punggung untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
d) Mengajarkan cara bernafas yang benar saat terjadi kontraksi.
4. Menganjurkan pada ibu untuk berjalan-jalan tidak terlalu sering tidur
telentang
5. Melakukan pemeriksaan Nadi ibu, memeriksa DJJ janin setiap 30 menit,
suhu tiap 2 jam, Tekanan darah tiap 4 jam
6. Menganjurkan ibu untuk minum susu, teh, atau makan makanan yang cukup
gizi
7. Menjelaskan pada ibu tentang kemajuan persalinan dan perubahan yang
terjadi.
8. Menganjurkan pada ibu untuk banyak berdoa sesuai dg agama dan
kepercayaannya.

2.8 Evaluasi
1. Keadaan ibu sudah tenang

15
2. Kemajuan persalinan berlangsung lebih cepat
3. Ibu sudah mengkonsumsi satu mangkok sayur sop tanpa nasi ,meminum susu
juga memakan buah jeruk dan pear, makan roti, dan sudah minum dua gelas
air mineral.
2.9 Pendokumentasian asuhan

KALA I
S : Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan
O : 
 KU baik
 Kesadaran composmentis
 Tanda vital
 TD : 120/80 mmHg          
 Nadi    : 82 x/menit
  RR : 22 x/menit                
 Suhu   : 370 C
 DJJ 145 x/menit, teratur
 His 4 x dalam 10, teratur lamanya 45 detik
 v/v : keluar lendir bercampur darah, vulva dan sfingter ani membuka ,
perineum menonjol
 v/t : pembukaan 10 cm, eff 100 %, ketuban (-) jernih, presentasi
belakang kepala, UUK anterior, molase 0, hodge III,tidak teraba bagian
kecil janin
A :  G1P0A0 UK 37 minggu 1 hari, tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala,
inpartu kala II
P :
 Menginformasikan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
kondisi janin baik.
 Meminta keluarga untuk membantu ibu dalam posisi yang nyaman dan
memberikan minum pada saat ibu merasa lelah
 Membimbing ibu untuk meneran ketika ada dorongan untuk meneran
 Meminta ibu untuk bernafas biasa jika tidak ada kontraksi
 Memeriksa DJJ diantara kontraksi
 Menolong kelahiran kepala dengan perasat Ritgen.

16
KALA II
S       : Ibu merasa ingin mengejan serta ibu merasa lelah dan haus.
O      : 
 KU lemah dan pucat
 Kesadaran composmentis
 Tanda vital
 TD : 90/70 mmHg             
 Nadi    : 90 x/menit
 RR : 25 x/menit                   
 Suhu   : 36,80 C
 DJJ 150 x/menit, teratur
 His 4 x dalam 10, tidak teratur lamanya 45 detik
 Ibu meneran dengan baik, kepala sudah lahir tidak ada lilitan tali pusat
tetapi tidak melakukan putar paksi luar
A      :  G1P00A0 UK 37 minggu 1 hari inpartu kala II dengan distosia bahu
P :
 Memberikan infus RL 20 tetes per menit
 Melakukan tarikan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan
 Melakukan episiotomy mediolateral untuk memperluas jalan lahir
 Melakukan tekanan suprapubik untuk membantu bahu depan bebas dari
simpisis
 Melakukan Maneuver Mc Robert
 Bahu tetap tertahan setelah dilakukan Maneuver Mc Robert
 Melakukan maneuver Woods dengan posisi merangkak.
 Seluruh badan bayi lahir
KALA III

S       : Ibu merasa perutnya masih terasa mules


O :
 pemeriksaan pada ibu
 KU lemah dan pucat
 Kesadaran composmentis
 Tanda vital

17
  TD : 90/70 mmHg             
 Nadi    : 90 x/menit
 RR : 25 x/menit                   
 Suhu   : 36,80 C
 His 4x dalam 10, teratur lamanya 30 detik
 Pemeriksaan pada bayi
 As : 7-8
 Jenis kelamin bayi laki - laki
A      :  P1A0 inpartu kala III
P :
 Memberikan suntikan oksitosin 10 IU IM pada sepertiga paha kanan atas
bagian luar
 Memotong tali pusat bayi
 Meletakkan bayi pada dada ibu untuk kontak kulit dan IMD
 Melakukan penegangan tali pusat terkendali
 Melahirkan plasenta
 Melakukan massase fundus sampai kontraksi uterus baik
 Memeriksa kelengkapan plasenta baik sisi maternal maupun fetal
 Memeriksa laserasi pada perineum dan vagina
 Melakukan estimasi perdarahan
KALA IV
S     : Ibu merasa lelah dan pusing
O :
 KU lemah ,pucat
 Kesadaran composmentis
 Tanda vital
 TD : 90/70 mmHg             
 Nadi    : 88 x/menit
 RR : 25 x/menit                   
 Suhu   : 36,80 C
 His 3x dalam 10, teratur lamanya 30 detik
 Plasenta lahir lengkap
 Perdarahan 450 cc
 Laserasi derajat 3

18
A      :  P1A0 inpartu kala IV dengan laserasi derajat 3
P :
 Menambah jumlah tetesan infuse menjadi 40 tetes per menit
 Memantau kondisi bayi
 Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan bayi sekarang
 Merujuk ibu ke Rumah Sakit

19
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lama
lambatnya kemajuan persalinan. Secara umum, persalinan yang abnormal sering
terjadi apabila terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir.
Distosia bahu merupakan kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet
diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul,
atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang
sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu merupakan kejadian
dimanatersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
dilahirkan.

3.2 saran

Saran Diharapkan kepada ibu yang selama dalam masa kehamilan agar
melakukan kunjungan / pemeriksaan kehamilan, dengan tujuan untuk mengetahui
perubahan berat badan pada ibu dan bayi bertambah atau tidak sesuai dengan usia
kehamilan ataupun ibu yang mengalami riwayat penyakit sistematik. Agar
nantinya bisa didiagnosa apakah ibu bisa bersalin secara normal atau tidak
normal.

20
DAFTAR PUSTAKA

BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU DIFASILITAS KESEHATAN


DASAR DAN RUJUKAN. EDISI PERTAMA 2013.

Anda mungkin juga menyukai