Anda di halaman 1dari 15

PENYELIDIKAN TANAH

A. Pengertian
Penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan karateristik
tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui
kekuata lapisan tanah dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk keperluan pondasi
bangunan, jalan, dll, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas
tanah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan
untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan
perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan
dibangun, Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman serta
dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi masih aman. Jadi penyelidikan tanah sangat
penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai dikerjakan. Dengan mengetahui
kondisi daya dukung tanah kita bisa merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan
gempa, yang pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan keamanan bila berada
didalam gedung. Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP),
Uji Boring, Uji Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil
dilapangan untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji
laboratorium. dengan menggunakan Test.

B.     Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah


Tujuan Penyeledikan Tanah Secara umum mencakup hal-hal berikut :
1. Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang
ditinjau.
2. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed).
3. Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras.
4. Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).
5. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang
sudah ada di sekitar lokasi yang ditinjau
6. Menentukan kapasitas daya dukung tanah.
7. Mengetahui kedalaman muka air tanah.
8. Memprediksi besar kecilnya penurunan yang akan terjadi.

1
9. Pada proyek jalan raya dan irigasi, penyelidikan tanah berguna untuk menentukan
letak-letak saluran, gorong-gorong, penentuan lokasi dan macam bahan timbunan

PENGGUNAAN HASIL PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN.

Hasil penyelidikan tanah di lapangan digunakan untuk :


1.    Struktur baru:
a.    Pemilihan jenis dan dalamnya pondasi.
b.    Penentuan daya dukung (bearing capacity) pondasi
c.    Untuk meramalkan penurunan pondasi
d.   Untuk mengetahui muka air tanah
e.    Untuk mengevaluasi tekanan tanah pada dinding,"abutment” jembatan.
f.     Untuk mengatasi masalah-masalah konstruksi.
g.   Untuk menentukan derajat kepadatan dari urugan("fill") di bawah
pelat,"pavement"dan dinding penahan tanah.
2.    Struktur yang sudah ada("Existing structures")
a.    Penyelidikan keamanan suatu struktur
b.    Meramalkan penurunan
c.    Menentukan cara-cara perbaikan jika struktur tersebut, tidak aman dan mengalami
penurunan berlebihan.
3.   "Highway"(Jalan) dan lapangan terbang("airfield")
a. Penentuan lokasi jalan.
b. Penentuan dan pemeilihan material untuk urugan dan perawatan "subgrade" jalan.
c. Perencanaan drainase, "culvert"(terowongan air).
d. Perencanaan potongan melintang jalan.
e. Perbaikan"subgrade"jalan.
f. Lokasi sumber material untuk pengurugan "base course" dan "wearing course" jalan.

C. Tahapan Penyelidikan Tanah


Penyelidikan tanah biasanya tebagi atas 3 (tiga) tahap, antara lain pengeboran atau
penggalian lubang uji, pengambilan contoh tanah, dan pengujian contoh tanah. Pengujian pun
dilakukan pada tanah terganggu (disturbed sample) dan tanah tidak terganggu (undisturbed
sample). Tanah yang diambil untuk sampel pengujian merupakan tanah asli, yaitu bebas dari
humus dan akar tumbuh-tumbuhan.

2
Ketelitian dalam pengujian tanah sangat diperlukan. Terutama dalam menentukan
muka air tanah, karena data yang diperoleh untuk merencanakan pondasi sangatlah
mempengaruhi perencanaan pondasi, dan dapat menyebabkan kesalahan dalam menganalisa
stabilitas tanah.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelidikan tanah yaitu dengan lubang
uji( Test-pit), Bor tangan (Hand Auger), Bor Cuci ( Wash Boring), Penyelidikan dengan
pencucian (Wash Probing), dan Bor Putar (Rotary Drill).
Penyelidikan dengan lubang uji bertujuan untuk mengetahu kondisi lapisan tanah
dengan teliti. Cara ini memungkinkan untuk mengidentifikasi tanah secara langsung,
mengetahui dengan jelas kepadatan dan kondisi air tanah di lapangan. Pengujian lubang uji
biasanya dilakukan pada tempat-tempat penting suatu bangunan, seperti pada letak kolom.
Bor tangan adalah pengujian sederhana dan relatif mudah dilakukan. Penyelidikan
dengan bor tangan sering digunakan pada proyek pembangunan jalan raya, rel kereta apai,
dan lapangan terbanga. Namun alat ini tidak dapat dilakukan pada tanah pasir. Bor tangan
dapat digunakan untuk penyelidikan maksimum mencapai kedalaman 10 meter.
Bor cuci dilakukan dengan penyemprotkan air sambil memutar-mutar pipa selubung.
Alat ini digunakan untuk mengambil sampel terganggu, dan tidak dapat digunakan pada jenis
tanah berbatuan. Penyelidikan dengan pencucian pada dasarnya sama dengan bor cuci,
namun tujuannya adalah untuk mengetahui pertemuan antara tanah lunak dengan tanah padat.
Penyelidikan seperti ini sering dilakuakan pada proyek pembangunan pelabuhan.
Bor putar atau alat yang sering disebut rotary drill ini dapat digunakan pada jenis
tanah apa saja. Alat ini dapat menyelidiki tanah padat dan berbatu hingga kedalaman 40
meter. Alat ini juga dapat digunakan pada tanah berpasir. Cara kerja alat ini yaitu dapat
digunakan dengan tanpa menggunakan pipa selubung (casing).

Tahapan lainnya dari penyelidikan tanah antara lain :


1. Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200m untuk tanah normal dan 50 s/d 100m untuk
tanah lunak.
2. Penyelidikan detil : jarak titik 15 s/d 25m untuk bangunan persegi dan 25 s/d 50m untuk
konstruksi memanjang.
3. Minimum titik penyelidikan pada tahap detil : 3 sampai 5 lokasi diatur pada pola teratur.
4. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan penting.
5. Sifat-sifat tanah dapat diperoleh dari uji coba didalam lubang bor atau melalui uji
laboratorium pada contoh tanah yang diperoleh dari pengeboran.Pengeboran untuk

3
penyelidikan tanah harus dilakukan dengan hati-hati dan sedapat mungkin menjaga
struktur asli tanah. Hasil uji didalam bor dan uji laboratorium sangat tergantung dari
kwalitas lubang bor atau contoh tanah yang diperoleh.

D.    Batasan Penyelidikan Tanah


Batasan penyelidikan tanah tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
1. Jenis Tanah Pendukung.
2. Variasi Lapisan Tanah.
3. Kondisi Air Tanah.
4. Jenis Proyek.
5. Informasi Lain yang tersedia.
Penyelidikan tanah yang lebih teliti dibutuhkan apabila :
1. Lapisan Tanah Pendukung Sangat Bervariasi.
2. Bangunan yang penting dan besar.
3. Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi kegagalan pondasi.
4. Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.

E. METODE PENYELIDIKAN TANAH YANG DIPERGUNAKAN:

1. Pemboran ("drilling")

2. Sumur Percobaan ("Test Pits")

3. Pengambilan contoh tanah("sampling")

4. Percobaan penetrasi ("Penetration Test")

5. Vane test.

1. PEMBORAN (Drilling)

Lubang-lubang bor (boreholes) hampir selalu merupakan bagian yang utama dari setiap

penyelidikan tanah. Ada bermacam-macam jalan untuk membuat lubang-lubang bor, yang

prinsip-prinsipnya dapat diutarakan sebagai berikut :

4
a) Bor Tangan (Hand Bores).

Bor tangan mempergunakan berbagai macam "auger" pada ujung bagian

bawah dari serangkaian setang-setang (rods) bor. Bagian atas dari rangkaian stang bor

ini mempunyai tangkai (handle) yang dipakai untuk memutar alat tersebut. Dalam

beberapa hal sering dipakai tripod (kaki tiga) dengan katrol dan tali yang dipakai

untuk mencabut kembali stang-stang dan auger-nya dari lubang bor tersebut. Dengan

mempergunakan tripod pemboran tangan mungkin dapat mencapai kedalaman sampai

15 meter. Tanpa menggunakan tripod biasanya pemboran-tangan hanya mencapai

kedalaman 8 sampai 10 meter. Bor tangan hanya dapat dilakukan dalam bahan-bahan

yang cukup lunak, terutama dalam lempung lunak (soft clay) sampai teguh) firm clay).

Adalah tidak mungkin untuk melakukan pemboran tangan dalam batuan lunak

(soft rock) atau dalam kerikil padat (dense gravel) dan sebagainya. Gambar L.1

menunjukkan bermacam-macam auger yang dipakai untuk melakukan pemboran-

tangan. Auger type "iwan" adalah yang paling umum.

Casing tidak biasa dipakai dalam pemboran-tangan, tetapi dapat juga dipakai

bila dipandang perlu. Misalnya untuk pemboran dalam bahan-bahan yang amat lunak

atau bahan-bahan yang lepas, yang akan mengalami keruntuhan, bila kita tidak

menggunakan casing. Juga apabila muka-air-tanah (water table) di tempat tersebut

amat tinggi, kita memerlukan pemakaian casing.

b) Pemboran dengan mesin (Machine Drilling)


Motor penggerak alat bor pada umumnya terdiri dari bagian-bagian berikut :

1. Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan kecepatan yang bisa di- tur, dan

dapat memberikan gaya ke bawah.

2. Pompa. untuk memompakan air pencuci (wash water) ke bawah, melalui bagian

dalam stang bor.

5
3. Roda pemutar (winches) dan derrick atau tripod untuk menaik dan menurunkan

stang-stang dan alat-alat bor ke dalam lubang.

Ada bermacam-macam alat bor (tools) yang dapat dipasang pada ujung ke bel

roda pemutar atau stang-stang bor. Dalam setiap hal, macam alat yang dipergunakan

disesuaikan dengan macam tanah dan maksud pembuatan lubang bor tersebut. Cara-

cara, dan macam alat-alat yang dipakai pada penggunaan alat-alat bor dengan motor

penggerak, dapat diutarakan secara ringkas seperti berikut :

1. Pemboran tumbuk (Percussion Drilling).

Pemboran-tumbuk dilakukan dengan memakai bermacarn-macam auger dan

alat-alat yang biasanya dikenal sebagai "cable tools". "Cable tools" ini diikatkan pada

ujung kabel dan diturunkan atau dijatuhkan ke bawah ke dalam lubang bor dengan

memakai roda pemutar dan tripod atau derrick. Pemboran tumbuk biasanya dilakukan

terhadap kerikil (gravels) dan pasir (sands) di mana tidak mungkin dipakai auger atau

core barrels.

2. Pemboran dengan air (Wash Boring).

Dalam bahan-bahan lunak atau yang lepas, kadang-kadang dilakukan wash

boring. Dalam hal ini, air dipompakan ke bawah melalui stang-stang bor ke alat

pemotong (cutting tools) atau pahat pemotong (cutting bit), dan air pemboran ini

mengangkut potongan-potongan atau hancuran tanah tersebut kembali keatas

permukaan tanah. Bahan-bahan -yang didapatkan ini bercampur dengan air, dan hal

ini tidak memungkinkan kita untuk mendapatkan-keterangan-keterangan yang dapat

dipercaya tentang keadaan asli dari hahan-bahan tersebut di dalam tanah. Karena itu,

wash boring tidak dianjurkan untuk dilakukan manakala kita membutuhkan catatan-

catatan yang tepat mengenai bahan-bahan yang dibor tersebut.

6
3. Flight Auger dan Core Cutters.

Untuk pemboran menembus bahan-bahan yang lunak atau bahan yang lepas,

seperti lempung lanau (silt), dan pasir kelanauan (silty sands), dipakai bermacam-

macam flight auger dan core cutters. Flight auger teristimewa baik dipakai bilamana

dibutuhkan kemajuan yang cepat. Walaupun tanah didapatkan tidak asli (disturbed),

tetapi tanah tersebut masih menunjukkan kadar air sebagaimana aslinya, karena pada

pemboran tersebut tidak dipakai pengaliran air. Core cutters dapat dipakai untuk

mendapatkan inti (core) yang sambung-menyambung dan dalam keadaan hampir asli

(undisturbed). Dalam bahan yang lunak core cutter dapat dengan mudah ditekan

langsung kedalam tanah tanpa diputar. Dalam bahan- bahan yang lebih keras mungkin

kedua-duanya harus dilakukan, yaitu dalam waktu yang bersamaan harus ditekan

sambil diputar.

2. SUMUR - SUMUR PERCOBAAN ( Trial Pits)

Sumur-sumur percobaan (trial pits) atau sumur-sumur penyelidikan adalah lubang-lubang

hasil penggalian dengan tangan dengan ukuran diameter kira-kira 1 sampai 1,5 meter, ini

dapat dilakukan, sampai suatu kedalaman tertentu, asalkan kohesi bahan yang digali masih

memungkinkan, dan permukaan air tanah di tempat tersebut masih lebih dalam daripada

dasar penggalian.

Dalam lapisan yang sangat tidak rembes air (impermeable) mungkin kita dapat menggali

sampai di bawah ketinggian muka air tanah setempat.

Lubang-lubang percobaan mempunyai keuntungan, yaitu bahwa lubang-lubang ini akan bisa

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang susunan lapisan tanah, dan juga kita dapat

7
mengambil contoh yang berupa potongan-potongan yang besar dari dasar atau dinding lubang

galian tersebut.

Tujuan utama dari pembuatan lobang bor dan penggalian sumur percobaan ini adalah

untuk mengetahui apa sajakah jenis tanah yang ada, dan berapa tebal dari bermacam lapisan

tanah yang dijumpai tersebut. Sambil melakukan pengeboran atau penggalian, dibuat catatan

yang teliti tentang lapisan-lapisan yang dijumpai.

Catatan ini sebaiknya dibuat oleh orang yang terlatih dan berpengalaman dalam cara-

cara pembuatan catatan hasil pemboran (soil logging).

3. PENGAMBILAN CONTOH TANAH ( Soil Sampling ).

Sebagai lanjutan dari catatan-catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan tanah ini,

biasanya kita perlu melakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan mengenai sifat-sifat dari

lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya (water content), kekuatan (strength), daya

rembesan air, dan sebagainya. Penyelidikan ini biasanya dilakukan di laboratorium, dan

untuk kepentingan ini kita perlu mendapatkan contoh dari lubang bor atau lubang-lubang

percobaan, dan membawanya kembali ke laboratorium.

Contoh-contoh ini ada dua macam, contoh tidak asli (disturbed) dan contoh asli

(undisturbed).

a. Contoh tidak asli (Disturbed Samples).

Contoh tidak asli diambil tanpa adanya usaha usaha yang dilakukan untuk

melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh-contoh ini biasanya dibawa ke

laboratorium dalam tempat tertutup (kaleng atau kantong plastik) sehingga kadar airnya

tidak akan berubah. Bilamana tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan contoh-

contoh tersebut pada kadar airnya yang asli, maka contoh-contoh ini dapat diambil

terbuka. Contoh tidak asli ini dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak

8
memerlukan contoh asli (undistrubed samples), seperti ukuran butiran, Batas-batas

Atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya.

b. Contoh asli (Undisturbed Samples).

Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari

tanah yang ada padanya. Contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur,

kadar air (water content), atau susunan kimia. Contoh yang benar-benar asli (truly

undistrubed samples) tidaklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan

sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, maka kerusakan-kerusakan

terhadap contoh bisa dibatasi sekecil mungkin. Contoh asli dapat diambil dengan

memakai tabung-tabung contoh (sample tubes), core barrels, atau dengan mengambilnya

secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk bongkah-bongkah (block

samples).

c. Tabung Contoh (Sample Tubes)

Alat ini berupa silinder berdinding tipis yang disambung dengan stang-stang bor

dengan suatu alat yang disebut pemegang tabung contoh (sample tube holding device).

Alat ini terutama dipakai untuk lempung, yang lunak sampai yang sedang. Tabung

contoh ini dimasukkan ke dalam dasar lubang bor, dan kemudian ditekan atau dipukul

kedalam tanah asli yang akan diambil contohnya pada dasar lubang bor. Tabung-tabung

contoh yang biasanya dipakai di sini mempunyai diameter dalam antara 6 sampai 7 cm.

Derajat kerusakan contoh-contoh tanah yang diambil dengan menggunakan tabung-

tabung contoh ini tergantung pada beberapa hal berikut :

1. Keadaan dan ukuran tabung contoh.

a. Tebal dinding harus setipis mungkin.

9
Perbandingan luasnya jangan lebih dari 10%, yaitu :

(D0 2 – D1 2  )/ D1 2 < 10%

 Di mana D1 = diameter dalam tabung, D0 = diameter luar tabung

b. Permukaan dalam dan luar dari tabung harus licin.

c. Ujung-pemotong tabung harus cukup terpelihara, serta mempunyai bentuk dan

ukuran tertentu.

2. Cara Pelaksanaan.

Tabung dan contoh sebaiknya ditekan kedalam tanah secara langsung, dan jangan

dipukul. Ini biasanya hanya mungkin bila tersedia alat bor mesin (drilling rig).

3. Cara membuat dan membersihkan lubang bor.

Tanah pada dasar lubang bor harus betul-betul asli, dan sebelum tabung di-

masukkan, kotoran-kotoran serta lumpur yang ada harus terlebih dahulu di-

keluarkan dari lubang bor.

Setelah tabung contoh ditekan ke dalam tanah, hendaknya dibiarkan dulu selama

beberapa menit, dengan maksud untuk memberi kesempatan bagi terjadinya

pelekatan antara tanah dengan permukaan dinding tabung. Kemudian tabung

contoh ini diputar kira-kira 180°, untuk memotong tanah pada dasar tabung,

sebelum mencabutnya kembali. Setelah contoh diambil dari lubang bor, kemudian

tabung contoh tersebut ditutup dengan parafin pada kedua ujungnya, untuk

mencegah terjadinya pengeringan, dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk

diselidiki.

10
4. PERCOBAAN PENETRASI ( Penetration Test ).

Dengan menekan atau memukul berbagai macam alat ke dalam tanah, dan mengukur

besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan, kita dapat menentukan dalamnya

berbagai lapisan yang berbeda, dan mendapatkan indikasi mengenai kekuatannya.

Penyelidikan semacam ini disebut percobaan penetrasi, dan alat yang dipakai disebut

penetrometer. Karena hai ini tidak memberikan keterangan- keterangan tentang jenis

tanah, maka dalam pemakaiannya sebaiknya selalu dihubungkan dengan lubang bor.

Panyelidikan semacam ini terutama dipakai untuk mendapatkan keterangan pada titik-titik

atau tempat-tempat di antara lubang-lubang bor.

Penetrometer dapat dibagi menjadi dua macam utama, yaitu p penampang 10 cm2,

dan untuk kedua macam ini ujung ditekan ke bawah dengan suatu rangkaian stang dalam

dan casing luar. Pada macam standard, yang diukur hanya perlawanan ujung (nilai konis).

Ini dilakukan dengan menekan hanya pada stang dalam, yang segera akan menekan konis

tersebut ke bawah. Seluruh tabung luar tinggal diam. Gaya yang dibutuhkan untuk

menekan kerucut tersebut ke bawah diukur dengan suatu alat pengukur (gauge) yang

ditempatkan pada kerangka dongkrak dipermukaan tanah. Setelah pengukuran dilakukan,

konis, stang-stang dan casing luar dimajukan sampai ke titik (kedalaman) di mana

pengukuran berikutnya dilakukan dengan hanya menekan casing luarnya saja. Hal ini

secara otomatis akan mengembalikan konis tersebut pada posisi yang siap untuk

pengukuran berikutnya.

Pada penggunaan macam "friction sleeve", nilai konis dan hambatan

pelekat kedua-duanya diukur. Ini dilakukan dengan menekan stang dalam

seperti yang telah diterangkan dimuka. Pada permulaan hanya konis yang

ditekan ke bawah, dan dengan demikian hanya nilai konis yang diukur. Bila

konis telah digerakkan sejauh 4 cm maka dengan sendirinya ia akan mengait

11
"friction sleeve", dan konis beserta friction sleeve kemudian ditekankan ke

bawah bersama-sama sedalam 4 cm. Jadi nilai konis dan hambatan pelekat

diukur bersama-sama. Nilai hambatan pelekat didapatkan kemudian dengan

mengurangkan besarnya nilai konis dari nilai jumlah keseluruhan. Kemudian

dengan menekan hanya casing (selubung) luarnya saja, konis, friction sleeve,

dan stang-stang secara keseluruhan akan tertekan ke bawah samppai suatu

kedalaman dimana dilakukan pembacaan berikutnya. Hal ini secara otomatis

akan mengembalikan konis dan friction sleeve pada posisi yang siap untuk

pengukuran berikutnya. Pembacaan biasanya dilakukan setiap 20 cm.

Dengan alat sondir adalah mungkin untuk mencapai kedalaman 30 meter

atau lebih, bila tanah yang diselidiki benar-benar lunak. Ada dua macam

kerangka yang dipakai untuk menekan stang-siang ke bawah, yaitu alat yang

setengah-berat (medium weight) dan alat yang berat (heavyweight device).

Alat yang setengah berat dapat dipakai untuk pengukuran nilai konis

sampai 150 kg/cm2. Alat yang berat dapat mengukur besaran sampai 400

kg/cm2.Nilai konis digambar dalam kg/cm2 dan hambatan pelekat (skin friction)

digambar sebagai jumlah untuk kedalaman yang bersangkutan per cm keliling,

yaitu dalam kg/cm. Hambatan pelekat setempat kemudian diperoleh dari

kemiringan (gradien) dari kurva ini terhadap sumbu vertikal. Hasil alat sondor

memberikan gambaran yang baik mengenai kondisi tanah, walaupun tidak

memberikan keterangan mengenai terdiri dari apa sajakah tanah tersebut.

Dalam hal ini adalah mungkin untuk sekalian menentukan secara tepat

kedalaman dari bermacam-macam lapisan tanah yang dijumpai dengan alat

tersebut.

12
Alat sondir ini sangat cocok untuk keadaan di Indonesia, karena di sini

terdapat banyak lapisan lempung yang dalam dengan kekuatan yang rendah

sehingga tidak sulit ditembus dengan alat ini.

Sebaiknya dapat dimengerti dengan jelas bahwa nilai konis yang

diperoleh dengan alat sondir ini tidak dapat disamakan dengan daya dukung

tanah yang bersangkutan, Nilai konis merupakan suatu angka empiris, yang

mungkin dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat lain daripada

tanah tersebut. Misalnya nilai sondir pada lapisan pasir dapat dipakai sebagai

petunjuk mengenai kepadatan relatif (relative density) pasir tersebut.

a. Standard Penetration Test

Percobaan ini adalah suatu macam percobaan dinamis yang berasal dari

Amerika Serikat. Suatu alat yang dinamakan "split spoon sampler"

dimasukkan ke dalam tanah pada dasar lubang bor dengan memakai suatu

beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yang dijatuhkan

dari ketinggian 30 in (75 cm). Setelah "split spoon" ini dimasukkan 6 ini. (15

cm) jumlah pukulan ditentukan untuk memasukannya 12 in. (30 cm.)

berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut nilai N (N number or N value) dengan

satuan pukulan/kaki (blows per foot). Setelah percobaan selesai, split spoon

dikeluarkan dari lubang bor dan dibuka untuk mengambil contoh tanah yang

tertahan di dalamnya. Contoh ini dapat dipakai untuk percobaan klasifikasi

semacam Batas Atterberg dan ukuran butir, tetapi kurang sesuai untuk

percobaan lain karena diameter terlampau kecil dan tidak dapat dianggap

sungguh-sungguh asli.

13
Nilai "N" yang diperoleh dengan percobaan Standard Penetration Test

dapat dihubungkan secara empiris dengan beberapa sifat lain daripada tanah

yang bersangkutan. Hubungan-hubungan semacam ini dapat dilihat dalam

buku Soil Mechanic in Engineering Practice oleh Terzaghi dan Peck.

Umumnya hasil percobaan penetrasi statis seperti alat sondir lebih

dapat dipercaya daripada hasil percobaan dinamis seperti Standard

Penetration Test.

5. VANE TEST.

Percobaan yang disebut vane test adalah suatu cara untuk mengukur kekuatan geser

setempat pada tanah yang berbutir halus, yaitu lempung atau lanau. Alat vane dipasang pada

ujung stang-stang bor dan ditekan supaya masuk ke dalam tanah pada dasar lubang bor.

Setelah dimasukkan, vane diputar sehingga terjadi pergeseran pada suatu bidang tanah yang

berbentuk silinder.

Dengan alat pengukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang bekerja pada saat

terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi ini kita dapat menentukan kekuatan geser dari

tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan geser "undrained".

Momen torsi dapat ditentukan dengan menghitung momen perlawanan dari kekuatan

geser tanah, yaitu :

Alat vane ini sangat baik untuk menentukan kekuatan geser pada lapisan lempung yang

lunak, karena pengambilan contoh asli dari tanah semacam ini sering sangat sulit.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://el-mashud.blogspot.co.id/2011/10/penyelidikan-tanah.html
http://www.envi-c.com/2016/06/metode-penyelidikan-tanah-di-lapangan_20.html
http://imagebali.net/detail-artikel/963-teknik-penyelidikan-tanah-bangunan.php
http://www.ilmusipil.com/alat-penyelidikan-tanah
http://www.soiltest.sienconsultant.com/
http://www.testindo.com/article/70/uji-penyelidikan-tanah

15

Anda mungkin juga menyukai