Anda di halaman 1dari 5

Ujian Akhir Semester

Hari/Tanggal : senin,5 Juli 2021


Mata Kuliah : Hukum Bisnis Dan Akuntansi Forensik
Dosen : Prof, Dr, Haryono Umar, Ak, MSc, CA
Nama Mahasiswa/i : Febrian Jonathan
NIM : 023152000063

Soal 1.

1. Jelaskan perbedaan dan persamaan akuntan forensic dengan audit forensik

Jawab:
Perbedaan Antara Akuntansi Forensik dan Audit

Akuntansi forensik dan audit memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Misalnya, tujuan laporan
keuangan audit adalah untuk memungkinkan auditor melakukan penelaahan independensi dan kemudian
menyatakan pendapat. Auditor hanya akan memberikan keyakinan memadai atas laporan keuangan. Namun,
akuntansi forensik biasanya melakukan penyelidikan atas laporan keuangan dan menghitung kerugian yang
mungkin terjadi. Mereka tidak akan mengeluarkan pendapat. Auditor biasanya diharuskan memiliki CPA
untuk memungkinkan mereka menandatangani laporan audit. Tapi, akuntan forensik biasanya membutuhkan
CPA dan CFE. Dengan adanya forensic audit yang menggabungkan audit akunting, teknologi informasi dan
juga hukum, maka forensic audit dalam bentuk investigasi dan forensic due dilligence (FDD) mengambil
langkah lebih maju dalam melihat rekam jejak dari dokumen dan datadata yang ada di dalam korporasi – hal
ini tidak didapatkan dari audit akunting biasa dan di sinilah forensic audit berhasil menjawab kekurangan dari
metode audit konvensional yang ada. Forensic audit memiliki efektifitas and efisiensi yang tinggi dalam
perihal penyingkapan fraud.Laporan audit biasanya memang digunakan untuk dukungan hukum namun
laporan akuntansi forensik biasanya digunakan sebagai laporan ahli untuk menangani kasus hukum dan
bersifat baku.

2. Apa saja unsur-unsur fraud yang terdapat dalam kasus tersebut, jelaskan

Jawab:

Dalam Kasus PT Garuda Indonesia, ada beberapa unsur fraud yaitu: Terdapat salah saji, Kesengajaan atau
tanpa perhitungan, Menimbulkan kerugian, menguntungkan pelaku ataupihak lain yang terkait dengan pelaku.

Yang dimana Sejumlah standar telah dibentuk sebagai bagian dari International Financial Report Standard
(IFRS) yang dahulu dikenal dengan nama Internasional Accounting Standards (IAS). Saat ini ada 4 macam
standar akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan telah ada
1 (satu) acuan standar yang dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Standar yang
telah ditetapkan ini banyak dipakai oleh kebanyakan entitas, baik oleh pihak swasta maupun lembaga negara,

Jika akhirnya laporan keuangan Garuda Indonesia disampaikan ulang, dan terbukti adanya selisih dari
pernyataan awal yang mencatatkan laba Rp 11,5 Miliar dan dirubah menjadi rugi Rp 2,4 Triliun, atau
rekayasa akuntansinya adalah sejumlah Rp 2,411,5 Triliun. Maka secara logis dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan Garuda Indonesia tak memenuhi kaidah-kaidah yang telah menjadi acuan secara nasional
dan internasional, dan hal ini merupakan perbuatan yang memalukan rakyat, bangsa dan negara Indonesia,
tidak hanya Presiden Republik Indonesia. Pelanggaran rekayasa laporan keuangan ini telah membuat publik
tidak memperoleh informasi keuangan dengan benar, obyektif dan faktual serta tak menggambarkan kondisi
yang ada, Direksi Garuda Indonesia (berdasarkan keberatan 2 (dua) orang Komisaris) jelas sudah melakukan
pelanggaran hukum berupa penipuan. Persoalan pokok kejahatannya bukan pada penipuannya secaea
langsung, akan tetapi adalah pada tanggung jawab Direksi atas penyediaan informasi keuangan berupa
laporan keuangan yang akuntabel dan memenuhi Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku Sesuai Pasal 66
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan:

Pertama, diireksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh dewan komisaris dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku perseroan berakhir. Kedua, laporan tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya: (a), Laporan keuangan yang terdiri
atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut, Tentu saja proses audit yang telah dilakukan adalah
bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan pihak ketiga atau yang berkepentingan, seperti lembaga
keuangan, investor dan pemerintah dalam membaca laporan keuangan perusahaan. Artinya, audit diperlukan
untuk memperkecil kesempatan penipuan, pencurian dan kesalahan yang mungkin terjadi.

3. Jelaskan bentuk-bentuk fraud

Jawab:

Fraud triangle adalah teori yang dikembangkan oleh Donald R Cressey dalam mengamati penyebab
terjadinya kecurangan. Disebut dengan fraud triangle adalah karena dalam proses kecurangan yang terjadi,
ada tiga tahap penting yang memengaruhi seseorang untuk melakukan kecurangan. Analisis fraud triangle
memiliki tiga tahapan untuk mendeteksi penyebab kecurangan pada seorang pekerja. Tahapan tersebut adalah
tekanan, peluang, dan pembenaran. Ketiga tahapan fraud triangle adalah sifatnya saling berkaitan. Artinya,
seorang pekerja tidak akan memiliki kesempatan jika tidak mendapat dorongan atau tekanan untuk berbuat
curang.

1. Tekanan atau Pressure

Tekanan atau pressure ini berhubungan dengan niat seseorang dalam melakukan kecurangan.
Seseorang yang melakukan fraud pasti memiliki motivasi atau dorongan tersendiri. Misalnya saja seorang
karyawan telah menggelapkan dana perusahaan dan digunakan untuk memenuhi gaya hidup yang tinggi.
Masalah finansial pribadi adalah salah satu tekanan yang paling besar untuk mendorong seseorang
melakukan fraud.
2. Peluang atau Opportunity

Peluang adalah kesempatan seorang pekerja untuk melakukan tindakan kecurangan. Kesempatan
untuk melakukan fraud biasanya disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

1. Kontrol dari perusahaan yang masih lemah;

2. SOP yang berjalan tidak kondusif;

3. Adanya multijob pada seorang karyawan;

4. Situasi kerja kurang kondusif.

Internal control memegang peran yang sangat penting untuk mencegah adanya peluang fraud pada
bisnis Anda. Internal control pada perusahaan bisa bersifat preventif atau reaktif. Salah satu cara
preventif adalah melakukan audit pada periode tertentu pada setiap divisi. kedua, Anda bisa
menerapkan regulasi yang ketat namun tetap berpusat pada kepentingan karyawan. Hal ini dilakukan
agar karyawan disiplin dan juga tetap nyaman bekerja dengan Anda.

Langkah reaktif, adalah proses whistleblowing. Langkah ini memang jarang dilakukan karena
sangat berisiko adanya gesekan pada tubuh organisasi perusahaan bahkan tindak kejahatan yang lebih
serius. Langkah reaktif lainnya adalah melakukan pembinaan dan juga surat peringatan kepada
karyawan bersangkutan.

3. Pembenaran (Rationalize)

Ketika tindakan fraud telah terdeteksi, biasanya pelaku akan memberikan alasan yang rasional
sebagai bentuk pembelaan diri. Rasionalisasi ini terjadi untuk menjadikan kesalahan yang terjadi adalah
tindakan yang wajar dilakukan. Contoh alasan yang sering digunakan pelaku fraud adalah, alibi gaji yang
diberikan tidak sesuai dengan keuntungan yang sudah diterima perusahaan. Hingga saat ini, fraud adalah
sebuah kesalahan yang menjadi masalah penting bagi internal bisnis.

Diamond Fraud

Fraud diamond model diperkenalkan oleh Wolfe & Hermanson (2004) sebagai versi ekstensi dari
Fraud Triangle. Model ini menambahkan “capability” sebagai faktor risiko fraud keempat.
Capability/competence berarti kemampuan karyawan untuk mengabaikan internal control,
mengembangkan strategi penyembunyian (concealment), dan mengendalikan situasi sosial untuk
keuntungan pribadinya sendiri. Wolfe & Hermanson (2004) percaya sebagian besar fraud tidak akan
terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat mengimplementasikan rincian fraud.

Ada berbagai bentuk fraud dalam akuntansi. Secara umum, fraud akan selalu terjadi, jika tidak ada
deteksi dan upaya pencegahan. Ada beberapa upaya dan perspektif dalam meninjau dan mendeteksi
kecurangan, salah satunya adalah perspektif fraud diamond yang pertama kali diciptakan oleh Wolfe
& Hermanson (2004). Teori fraud diamond memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang
berdampak pada keputusan individu untuk melakukan penipuan. Unsur-unsur fraud diamond antara
lain:

1.Pressure, yaitu adanya insentif/ tekanan/ kebutuhan untuk melakukan penipuan.

2.Opportunity, yaitu situasi yang membuka peluang untuk memungkinkan fraud.

3.Rationalization, yang merupakan sikap atau karakter yang menyebabkan individu melakukan
fraud secara rasional yang memungkinkan mereka untuk secara sadar dan sengaja melakukan
tindakan tidak jujur.

4.Capability, adalah kemampuan individu yang memainkan peran utama mengenai apakah fraud
dapat benar-benar terjadi. Dimana harus memiliki kemampuan untuk melihat celah untuk
melakukan fraud sebagai peluang dan untuk mengambil keuntungan secara terus-menerus.

Menurut (Wolfe & Hermanson, 2004), opportunity membuka pintu bagi penipuan (fraud), dan
incentive serta rationalization dapat menarik orang ke arahnya. Namun, berdasarkan fraud diamond
theory, orang tersebut juga harus memiliki competence/ capability untuk mengenali apakah ada pintu
terbuka sebagai peluang untuk memanfaatkannya.

Wolfe dan Hermanson (2004) dalam penelitiannya memberikan 6 (enam) kategori individu dengan
kapabilitas (capability) untuk melakukan fraud:

1.Posisi atau jabatan individu dalam organisasi membuka kesempatan untuk melakukan fraud yang
tidak dapat dieksploitasi oleh posisi atau jabatan lain.

2.Individu yang cukup ahli untuk memahami dan mengeksploitasi kelemahan pengendalian
internal

serta menggunakan posisi, jabatan, atau akses otorisasi bagi keuntungan terbesar individu tersebut.

3.Individu yang memiliki ego dan tingkat percaya diri tinggi bahwa mereka tidak akan terdeteksi
atau individu yang dapat dengan mudah bernegosiasi untuk keluar dari masalah jika ketahuan.

4.Individu yang sukses melakukan fraud merupakan individu yang dapat memaksa orang lain
untuk melakukan atau menutupi tindakan fraud.

5.Individu yang sukses melakukan fraud dapat berbohong secara efektif dan konsisten.

6.Individu yang sukses melakukan fraud dapat mengendalikan stress dengan sangat baik.

4. Factor apa yang mendorong pelaku melakukan fraud tersebut, jelaskan

Jawab:

5. Jelaskan tahapan audit forensik

Jawab:
Identifikasi Masalah : Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman awal.
Dari kasus apa yang sedang diungkapkan. Melakukan pemahaman awal ini bertujuan supaya
mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup. Dengan begitu, proses audit bisa dilakukan
tepat sasaran.

b.Pembicaraan dengan klien : Pembicaraan atau wawancara dengan klien ini merupakan tahapan
terpenting dalam proses akuntansi forensik. Dalam tahap ini akuntan akan melakukan wawancara
dengan klien. Terkait kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta metodologi audit.

Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien. Mengapa tahap ini
penting? Karena dengan keduanya punya titik kesepahaman yang sama, proses penyelesaian kasus
akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.

c.Pemeriksaan Pendahuluan : Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang
dihadapi, tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim. Setelah
diadministrasikan, maka akan dihasilkan konsep temuan. Konsep temuan ini kemudian akan
dikomunikasikan bersama tim audit serta klien.

d.Pengembangan Rencana Pemeriksaan : Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan
bukti serta melakukan analisa atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor
akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud
dan pelaku fraud tersebut.

e.Penyusunan Laporan : Terakhir adalah proses penyusunan laporan. Tahap ini auditor akan
mengeluarkan semacam laporan yaitu laporan audit forensik. Ada beberapa poin yang harus
dituliskan di dalam laporan ini yaitu ;

• Kondisi, yaitu apa saja hal-hal yang benar-benar terjadi di lapangan.

• Kriteria, yang merupakan apa saja standar yang digunakan saat melaksanakan kegiatan.

• Simpulan, menjelaskan tentang keseluruhan inti dari proses audit.

Itu tadi sekilas tentang akuntansi forensik. Seputar pengertian, tugasnya, serta tahapan-tahapan
penting dalam prosesnya. Silahkan dimanfaatkan untuk sumber referensi bagi yang belum paham
tentang istilah bidang akuntansi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai