1. Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi dispenea, kelelahan,
adema ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat
badan, hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
Monitor intake dan output cairan
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapoan
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro-BNP)
Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas
Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
2. Terapeutik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
1. Observasi
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
Monitor intake dan output cairan
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapoan
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas
Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
2. Terapeutik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
POLA NAPAS
HIPERVOLUMIA
EVALUASI HARI 1
S:
1. Pasien masih mengeluh sesak napas dan dada kadang terasa sakit
2. Pasien mengeluh merasa lemas
O:
1. Pasien nampak sesak
2. Pasien nampak lemah danpucat
3. RR: 27x/menit
4. Kedalaman napas dangkal dengan fase ekspirasi memanjang
5. TD: 110/78 mmHg
6. Map : 74 mmHg
7. HR: 112 x/menit teraba lemah
8. Nampak Oedem anasarka
9. Urin/7 jam 800 cc
A: masalah keperawatan belum teratasi
1. Kekuatan nadi 3
2. Takikardi 3
3. Lelah 3
4. Edema 2
5. Dispneau 3
6. Pucat 3
7. Tekanan darah 4
P:
1. Monitor tekanan darah
2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor saturasi oksigen
4. Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi
nyeri)
5. Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
6. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
7. Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan makanan
tinggi lemak)
8. Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%
9. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
P:
Hipervolumia
S:
1. Pasien mengeluh sesak napas
2. Pasie mengeluh adanya bengkak
O:
1. RR: 27x/menit
2. HR: 112x/ment teraba lemah
3. TD : 110/76 mmHg
4. Urin 800 cc/7 jam
5. Balance cairan positif/7 jam
Intake:
Obat 45 cc
Minum 700 cc
Infus 20 tpm : 20x3x7 :420 cc
AM : 50 cc ( 5cc x 70 kg/7 jam)
Output:
Urin 800cc
IWL 306
Muntah 0 cc
BAB 50cc
Intake-output
1215- 1156
+ 59
S:
1. Pasien masih mengeluh sesak napas dan dada kadang terasa sakit berkurang
2. Pasien mengeluh merasa lemas berkurang
O:
1. Pasien masih nampak sesak
2. Pucat berkurang
3. RR: 25x/menit
4. Kedalaman napas dangkal dengan fase ekspirasi memanjang
5. TD: 115/79 mmHg
6. Map : 82 mmHg
7. HR: 113 x/menit
8. Nampak Oedem anasarka berkurang
9. Urin/7 jam 750 cc
A: masalah keperawatan belum teratasi
1. Kekuatan nadi 4
2. Takikardi 4
3. Lelah 4
4. Edema 3
5. Dispneau 3
6. Pucat 4
7. Tekanan darah 4
P:
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor intake dan output cairan
4. Monitor saturasi oksigen
5. Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi
nyeri)
6. Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
7. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
8. Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94
9. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
P:
Hipervolumia
S:
1. Pasien masih mengeluh kadang sesak napas
O:
1. RR: 25x/menit
2. HR: 113x/ment teraba lemah
3. TD : 115/79 mmHg
4. Nampk udem anasarka
5. Urin 750 cc/7 jam
6. Balance cairan positif/7 jam
Intake:
Obat 45 cc
Minum 650 cc
Infus 20 tpm : 20x3x7 :420 cc
AM : 50 cc ( 5cc x 70 kg/7 jam)
Output:
Urin 755cc
IWL 306
Muntah 0 cc
BAB 50cc
Intake-output
1165- 1111
+ 54