Disusun Oleh :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat hidayah dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan Judul “MENJADI MANUSIA
PANCASILA BAGI PEMUDA GUNA MEMBANGUN RASA NASIONALISME DAN
UPAYA BELA NEGARA DI ERA GLOBALISASI DAN PANDEMI COVID-19 ”
dapat terselesaikan dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman serta keluarga yang
telah membantu dan mendorong kami sehingga kesulitan-kesulitan yang ada dapat
terselesaikan. Kami menyadari Makalah ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan.
Kami selaku penyusun Makalah meminta kritik dan saran yang bisa menyempurnakan atau
melengkapi Makalah kami sehingga Makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
a. Latar Belakang............................................................................. 4
b. Rumusan Masalah........................................................................ 6
c. Tujuan ...........................................................................................7
d. Manfaat .........................................................................................7
A. Kesimpulan....................................................................................20
B. Saran............................................................................................ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jiwa patriotisme adalah sesuatu yang penting yang harus diklaim oleh negara
Indonesia terlepas dari bahaya Ketahanan Nasional di masa Golabisasi. Globalisasi bukan
hanya ujian, namun selain kesempatan untuk kehidupan yang berbeda dalam berbagai
bagian dunia. Globalisasi dapat memengaruhi kehidupan publik dan negara baik secara
lugas maupun secara bundaran. Globalisasi tentunya mempengaruhi kehidupan sebuah
bangsa termasuk Indonesia. Efek globalisasi mengingat efek positif dan negatif untuk
berbagai zona aktivitas publik, politik, keuangan, dan sosial yang akan berdampak pada
jiwa memahami estimasi patriotisme negara. Karena kemajuan suatu negara digambarkan
oleh jiwa patriotisme penduduknya. Banyak lagi usia bumbui saat ini bertanya dan
memahami bahwa estimasi Pancasila belum diaktualisasikan di usia muda Indonesia,
khususnya di masa terdepan. Sejujurnya, jika dilihat dari sisi yang dapat diverifikasi, usia
muda Indonesia memiliki pekerjaan vital khususnya yang ditemukan mengenai
pertempuran hingga Indonesia bebas.
4
Penduduk adalah individu yang dalam setiap kasus tinggal dalam pertemuan (zoon
politicon) yang menunjukkan individu sosial (homo politicus) sama seperti bagian dari
manajer keuangan (homo economicus), seperti dalam penjelasan dan rasa hidup dalam
pertemuan adalah untuk mencapai kesejahteraan Bersama. Sebagai individu yang berpikir,
itu tergantung pada kepercayaan, rasa, rasa, dan karsanya seseorang akan memiliki
perspektif tentang kehidupan yang akan menjawab masalah yang diidentifikasi dengan
dengan hidupnya. Sebagai penduduk dalam kehidupan berkumpul, yang di Indonesia
hipotesis di negara, masyarakat, dan ekspres, masing-masing akan membuat perubahan
sesuai dengan sudut pandang hidupnya sehingga pandangan dibentuk jalani pertemuan.
Dalam kehidupan antara pertemuan, jika tidak ada menggabungkan pertemuan, setiap
individu dari pertemuan yakin bahwa kehidupan pertemuannya adalah fakta sejauh yang
dapat dipikirkan oleh individu, sehingga cara berpikir tentang kehidupan berkumpul yang
dirujuk dari perspektif pengumpulan tentang kehidupan
Jiwa patriotisme adalah sesuatu yang penting yang harus diklaim oleh negara
Indonesia terlepas dari bahaya Ketahanan Nasional di masa Golabisasi. Globalisasi bukan
hanya ujian, namun selain kesempatan untuk kehidupan yang berbeda dalam berbagai
bagian dunia. Globalisasi dapat memengaruhi kehidupan publik dan negara baik secara
lugas maupun secara bundaran. Globalisasi tentunya mempengaruhi kehidupan sebuah
bangsa termasuk Indonesia. Efek globalisasi mengingat efek positif dan negatif untuk
berbagai zona aktivitas publik, politik, keuangan, dan sosial yang akan berdampak pada
jiwa memahami estimasi patriotisme negara. Karena kemajuan suatu negara digambarkan
oleh jiwa patriotisme penduduknya. Banyak lagi usia bumbui saat ini bertanya dan
memahami bahwa estimasi Pancasila belum diaktualisasikan di usia muda Indonesia,
khususnya di masa terdepan. Sejujurnya, jika dilihat dari sisi yang dapat diverifikasi, usia
muda Indonesia memiliki pekerjaan vital khususnya yang ditemukan mengenai
pertempuran hingga Indonesia bebas.
5
cepat dengan "membajak" Sukarno ke Rengasdengklok karena tidak akan dipengaruhi
oleh Jepang di sekitar saat itu. Mengingat kesempatan pertempuran negara yang
direkayasa oleh semakin mudanya usia, menunjukkan bahwa sekitar saat itu semangat
zaman yang lebih muda telah menanamkan estimasi Pancasila yang bermasyal yang
mendasari keyakinan negara. Memberikan estimasi Pancasila dalam semangat zaman yang
lebih muda saat ini sangat vital, dengan alasan bahwa dengan semangat Pancasila negara
Indonesia tidak akan mudah terpengaruh oleh cara hidup dan filsafat berbagai negara.
Juga, di masa maju, cara hidup berbagai negara tidak diragukan lagi dapat
memiliki semangat zaman yang lebih muda, akibatnya semakin muda usia sekarang harus
mematuhi kualitas dan karakter Pancasila. Penduduk adalah individu yang dalam setiap
kasus tinggal dalam pertemuan (zoon politicon) yang menunjukkan individu sosial (homo
politicus) sama seperti bagian dari manajer keuangan (homo economicus), seperti dalam
penjelasan dan rasa hidup dalam pertemuan adalah untuk mencapai kesejahteraan
Bersama. Sebagai individu yang berpikir, itu tergantung pada kepercayaan, rasa, rasa, dan
karsanya seseorang akan memiliki perspektif tentang kehidupan yang akan menjawab
masalah yang diidentifikasi dengan dengan hidupnya. Sebagai penduduk dalam
kehidupan berkumpul, yang di Indonesia hipotesis di negara, masyarakat, dan ekspres,
masing-masing akan membuat perubahan sesuai dengan sudut pandang hidupnya
sehingga pandangan dibentuk jalani pertemuan. Dalam kehidupan antara pertemuan, jika
tidak ada menggabungkan pertemuan, setiap individu dari pertemuan yakin bahwa
kehidupan pertemuannya adalah fakta sejauh yang dapat dipikirkan oleh individu,
sehingga cara berpikir tentang kehidupan berkumpul yang dirujuk dari perspektif
pengumpulan tentang kehidupan
B. Rumusan Masalah.
Dari uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
6
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui pentingnya peran nila-nilai Pancasila pada generasi muda di era
modern guna membangun rasa nasionalisme .
D. Manfaat.
4. Mengetahui perbedaan kepribadian dan jiwa nilai-nilai Pancasila yang tertanam pada
generasi muda Indonesia pada masa perjuangan dan pada generasi muda di era
modern.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai premis Negara Indonesia, dalam arti yang dapat diverifikasi adalah
konsekuensi pemikiran dan penghapusan oleh para penulis express (The Founding
Fathers) untuk menemukan pendirian atau traksi yang kuat untuk dasar negara Indonesia
yang otonom. Sebagai negara yang baru saja otonom, Indonesia membutuhkan filosofi
atau pendirian dalam keadaan wajar. Sejak tahun-tahun setelah Indonesia memperoleh
otonomi ada dua benteng yang signifikan, koalisi barat dengan progresivisme industrialis
dan aliansi timur dengan komunis sosialisnya. Negara Indonesia telah secara efektif
mendefinisikan dan memutuskan Pancasila sebagai perspektif tentang kehidupan negara
dan premis negara yang dikonsesi sejak 18 Agustus 1945. Sebelum dikonsesi, pada
pertemuan BPUPKI pada 29 Mei-1 Juni 1945 terdapat beberapa rekomendasi fundamental
negara dari penulis tanah air. Ada tiga penyelenggara negara dengan rekomendasinya,
secara spesifik: Bapak Muhammad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dan
setelah itu ide-ide disiapkan kembali oleh Komite Kecil yang terdiri dari delapan individu,
antara lain. Ir. Soekarno sebagai pengurus dengan individu dari Bung Hatta, Soetardjo
Kartohadikusoemo, K.H. Wachid Hasyim, A.A Maramis.
Pada 22 Juni 1945, Komite Kecil pada saat itu mengadakan pertemuan dengan
badan penelitian. Dari pertemuan ini secara efektif membentuk kembali panitia sembilan
yang terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, Moh Yamin, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis,
K.H. Abdulkahar Muzakhir, K.H. Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosuyoso, dan H. Agus
Salim.In akhir Komite Sembilan mencapai kesamaan dalam membangun detail peluncuran
hokum esensial, yang dikenal sebagai "Piagam Jakarta". Dalam gagasan pembangunan
Piagam Jakarta yang terlihat seperti pancasila saat ini. Bagaimanapun, sebelum diatur dan
dikonfirmasi ada penyesuaian dalam prospektus utama dengan membatalkan kata-kata "...,
dengan komitmen untuk melakukan syariat Islam untuk kerabatnya" jadi hanya kata-kata
"Tuhan Yang Maha Esa" tetap ada. Perubahan itu terjadi karena respon dari Indonesia
Timur, di mana Kekristenan berkembang secara umum, Indonesia memiliki bermacam-
8
macam keyakinan, bukan hanya Islam terlepas dari bagian yang lebih besar. Dengan
mempertimbangkan bahwa agama Hindu dan Buddhisme pernah tak terbatas dengan bukti
kerajaan besar yang pernah tersisa di Nusantara. Komite Pendahuluan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945, sebagaimana dirujuk di atas dirakit dan disetujui
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang menggabungkan Pembukaan,
Batang Tubuh dan Penjelasan tentang tujuan otak di dalamnya. Dalam Pembukaan UUD
1945, terdapat bunyi Pancasila dalam petikan IV, menjadi spesifik: Allah umat manusia
yang kuat, adil dan memanusiakan umat manusia, Persatuan Indonesia, Umat dikendarai
oleh kesederitan dalam Musyawarah/Representasi, dan pemerataan sosial bagi setiap
individu Indonesia.
Sebagai negara Indonesia telah membuat titik bahwa cara berpikir atau filsafat negara
adalah filosofi Pancasila. Semuanya telah dipasang dalam estimasi Pancasila, termasuk
tujuan negara, standar negara, hingga aturan yang diusung. Lebih lanjut, Pancasila juga
merupakan kesan semangat dan karakter negara Indonesia. Sebagai perspektif tentang
kehidupan, Pancasila benar-benar telah menacurkan cukup lama dan membentuk sikap dan
gaya hidup masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai klan yang menempati tidak di
bawah 13.660 pulau di wilayah Indonesia4. Disinggung mengenai sebagai semangat dan
9
karakter negara, Pancasila juga memberikan idiosyncrasy yang negara Indonesia miliki
dan merupakan pembeda dari berbagai negara. Salah satu kualitas dalam sikap yang
dimiliki oleh negara Indonesia adalah disposisi ketahanan dan ada banyak atribut negara
Indonesia yang tercatat dalam estimasi Pancasila. Perspektif negara tentang kehidupan
termasuk itu adalah alasan bagi negara. Dalam estimasi Pancasila juga telah dimasukkan
quintessence tujuan negara Indonesia, salah satunya adalah memahami masyarakat yang
wajar dan makmur tergantung pada Pancasila. Ini dipasang dalam standar kelima yang
menggunakan "Ekuitas sosial untuk semua orang Indonesia". Bagian dari usia yang lebih
awet muda dalam memahami tujuan dan mimpi Pancasila sebagai aturan di tanah air
sangat vital terutama dalam membentuk jiwa patriotisme. Selanjutnya untuk memahami
apa saja kualitas dalam Pancasila, yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan
berlatih kualitas yang ada dalam standar Pancasila secara rutin sehari-hari.
10
Pertempuran selesai secara teritorial atau dilakukan perkembangan oposisi secara lokal,
misalnya, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, dan lainnya. Oposisi
semacam ini dipandang sebagai satu ton kekecewaan dan negara Indonesia telah
mengalami banyak kenakalan. Pada pertengahan 1900-an, perkembangan publik muncul
sebagai asosiasi politik. Asosiasi ini juga dipelopori oleh semakin mudanya usia yang
telah mendapatkan pendidikan lanjutan, termasuk pelatihan klinis, sekolah spesialis yang
dirayakan adalah STOVIA yang cocok di Jakarta. Understudies di STOVIA secara teratur
memperdagangkan pemikiran dengan pengganti yang berbeda tentang individu yang abadi
oleh imperialisme Belanda.
11
Indonesia sebagai generator jiwa dan dorongan untuk dengan cepat memahami tujuan
otonomi yang dipelopori sejak 1908.
Berlanjut pada keputusan otonomi Indonesia pada tahun 1945, yang juga memiliki
pekerjaan di usia yang lebih muda. Ada perbedaan penilaian antara yang muda dan tua
pada saat itu. Pertemuan lama terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, dan silaturahmi awet
muda terdiri dari Syahrir, Sukarni dan lainnya. Akhirnya, perbedaan itu mendorong
penculikan Sukarno dan Hatta ke wilayah Rengasdengklok. Alasan untuk penjambret ini
adalah bahwa semakin muda usia membutuhkan deklarasi untuk dilakukan segera, dan
untuk dibebaskan dari dampak Jepang. Setelah otonomi Indonesia, semakin muda usia
juga diasumsikan pekerjaan yang signifikan dalam siklus progresif di Indonesia.
Menjelang selesainya permintaan lama Sukarno, pembangunan pengganti ini dikenal
sebagai kelas pengganti '66 dan beriktaut dengan asosiasi pembangunan lain yang berbeda
yang berlaku berkaitan dengan mengusir sistem Sukarno, dengan permintaan tritura (Tri
Gugatan Rakyat) yang berisi: biaya yang lebih rendah, membubarkan PKI, dan melakukan
perombakan biro.
12
ketahanan. Tanggung jawab inilah yang dapat bergabung bersama dan menjaga rasa
hormat negara dari kontras etnis, bagasa, etnis, ras, dan ketat yang berbeda. Oleh dengan
demikian, sebagai penduduk harus memiliki keakraban dengan tugas menanggung
tanggung jawab, dengan tujuan akhir untuk menaklukkan kegugupan patriotisme dengan
memeriksa kembali, memahami dengan jiwa tajah negara dan negara patriotisme.
Perhatian dan jiwa patriotisme dapat kembali berkelanjutan secara berbeda dan Upaya.
Mengenai instruksi sebagai instruktur atau pembicara, itu sangat baik mungkin menjadi
model untuk tidak belajar . Ajarkan dengan simpati, sungguh-sungguh dan tulus, untuk
membuat usia negara yang terhormat, setia, cerdas, berbakat dan prestasi yang luar biasa.
Sebagai pendidik dan pembicara instruktur umumnya dapat menyalahgunakan selanjutnya,
selidiki kemungkinan usia. Mereka bisa belajar benar-benar dan serius siap untuk bersaing
dengan kaum muda Negara yang berbeda di planet ini. Dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 3003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) telah mengklarifikasi
pentingnya instruksi, sekolah adalah pengerahan yang kognien dan dimaksudkan untuk
membuat langkah-langkah pembelajaran dan udara belajar sehingga siswa dapat secara
efektif membangun kemampuannya untuk memiliki kekuatan dunia lain yang ketat, diri,
karakter, pengetahuan, karakter terhormat, sama seperti kemampuan yang diharapkan
darinya, individu, negara dan negara.
Jelas disarankan dalam pengertian di atas meskipun hanya berwibawa kita juga dapat
melihat gagasan instruksi yang tujuan ekstremnya adalah jenis dedikasi kami untuk
Kekhawatiran patriotisme baru-baru ini jarang terhubung dengan pelatihan, terlepas dari
kenyataan bahwa program pendidikan sekolah kami telah berubah melalui menyampaikan
tiga sudut pandang yang signifikan termasuk adalah: intelektual, psikomotor dan
emosional. Ketiga kualitas ini juga akan memperkuat kita dalam mengambil gander di
pameran aftereffects dari kerangka pelatihan baru kami. Understudies tidak, pada saat ini
hanya terlibat intelektual saja, bagaimanapun semua masalah yang diidentifikasi dengan
peningkatan potensi kita sebagai individu. Hubungan antara patriotisme dan sekolah
adalah: Patriotisme adalah salah satu perspektif peduli kita terhadap negara dan Negara
yang kita itu adalah obsesi dan cinta kita untuk menjaga solidaritas Negara kita. Salah satu
pendekatan untuk menunjukkan bahwa pujaan adalah untuk tidak membiarkan penyusup
bangasa (orang luar) menyelesaikan permusuhan, serangan dan bahkan penyalahgunaan
negara kita baik sejauh ekonomi daerah, sosial maupun sosial. Menghitung yang terakhir
terjadi dan banyak dibahas adalah perpanjangan kawawsan di sekitar Ambalat (Sipadan
13
dan Ligitan) yang malaysia mengaku sebagai daeerah pasukannya. Sampai dengan
perebutan untuk keberuntungan kita warisan sosial yang paling penting dari pendahulu
kita yang umumnya kita ikuti sebagai cara hidup mereka. Pelatihan adalah salah satu hak
langsung yang harus kita dapatkan sebagai cara dipisahkan dari minimalisasi dan memiliki
pilihan untuk mengaitkan dengan iklim sosial. Salah salah satu penggunaan undang-
undang adalah perlakuan terhadap kerangka kerja rencana pendidikan KTSP (Satuan
Pendidikan Tingkat Pendidikan) yang objeknya adalah memberikan keistimewaan tata
kelola diri instruksi (bukan privatisasi yang mendorong penyalahgunaan dan
komersialisasi).
Hal ini akan lebih sederhana bagi understudies untuk menciptakan sesuai kemampuan
dan kapasitas latennya sangat relevan dengan iklim tempatnya tinggal. Pengukuran yang
berbeda juga dihubungi dalam kerangka sekolah umum, untuk spesifik tentang komponen
yang terkait dengannya, misalnya, understudies/students, instruktur dan yayasan instruktif
yang disetujui dalam Sekolah. Dari perspektif moneter, anak-anak muda negara Indonesia
secara konsisten menghargai dan berkenan dan tanpa malu-malu untuk melahap barang-
barang rumahan untuk kemajuan moneter Negara. Kepada otoritas negara dan daerah
swasta yang kaya, terus menyisihkan uang tunai juga, kelimpahannya di negaranya
sendiri, untuk Negara dan kemajuan negara.
14
YME. Agama-agama dan keyakinan ini telah menjadi budaya ke dalam negara yang
mengajarkan kita semua untuk saling menghormati di antara warga negara individu.
Kesadaran akan keinginan umat manusia adalah semangat yang percaya bahwa manusia
perlu konsisten berhubungan. Satu individu membutuhkan orang lain dan sebaliknya, pada
saat itu manusia harus diringled (H.A.W Wijaya 2000: 15). Keberadaan manusia tidak
dapat diisolasi dari hubungan dengan orang lain, tanpa kontak atau masyarakat individu
tidak dapat mengatasi masalahnya. Akibatnya, individu disinggung sebagai makhluk
sosial.
Dalam Sila ini dapat diberikan estimasi solidaritas di negara ini. Dimana solidaritas
tersebut menggabungkan: Ideologi, isu pemerintahan, keuangan, sosial sosial. Negara
Indonesia juga merupakan negara alternatif dari berbagai negara dan memiliki
idiosyncrasies sendiri. Tercermin dalam solidaritas Indonesia dengan perbedaan. Untuk
situasi ini juga perasaan patriotisme penting untuk membentengi solidaritas Indonesia.In
periode maju ini, menanam perasaan patriotisme di zaman yang lebih muda adalah faktor
utama dalam menjaga solidaritas dan solidaritas negara. Mengambil gander di sisi kronis
percakapan atas, bahwa kepastian untuk bergabung dengan Indonesia dan perasaan
patriotisme zaman muda masa lalu dapat dimanfaatkan sebagai sumber motivasi dan
inspirasi untuk mengarang perasaan patriotisme. Selanjutnya, semakin mudanya usia
sebagai pengganti tujuan pertempuran negara luar biasa yang disebut untuk
15
menyelamatkan dan membangun jiwa solidaritas disatukan oleh kesiapan untuk
kehilangan kepentingan publik dan mendorong perasaan etnis sebagai negara Indonesia di
mana pun itu bisa (H.Muzayin Ar, 1990: 27). Orang-orang Indonesia baru-baru ini
mengetahui pengaturan merenungkan dalam mengatasi masalah utamanya yang
mengkhawatirkan kepentingan dasar, yang belum menciptakan di zona pedesaan. Seperti
dalam penentuan kepala kota, daerah setempat melakukan konsultasi untuk memutuskan
kepala kota baru.
16
adil untuk kepentingan bantuan pemerintah reguler. Ekuitas di sini juga dapat diuraikan
sebagai pencapaian pergantian peristiwa yang merata. Pekerjaan otoritas publik dalam
perbaikan publik juga penting, terutama dalam penciptaan pengaturan dan pemberlakuan.
Demikian juga, bagian dari usia yang lebih muda, dengan melakukan tindakan yang
menguntungkan warga negara individu, tidak menyakiti kepentingan individu, dan tidak
dirancang kehidupan immoderate juga telah memahami pencapaian pemerataan ekuitas.
Dengan tindakan sila kelima ini oleh pertemuan yang berbeda akan dibatasi peristiwa
destitusi, hambatan, dan penganiayaan di Indonesia, peristiwa banyaknya pelecehan di
Indonesia juga karena tidak adanya pemerataan sila pelatihan. Pemerataan juga merupakan
karakter kehidupan negara yang telah diakuisisi oleh para pendahulu negara Indonesia dan
harus diciptakan dan dilindungi oleh usia yang lebih muda untuk merakit perasaan
patriotisme.
Ikhtiar menanamkan estimasi Pancasila seharusnya tidak terisolasi satu sama lain
dengan alasan bahwa itu adalah kebulatan yang sudah jadi. Ini tidak akan terasa berguna di
mata publik pada kesempatan off bahwa itu tidak dibayangkan dan dipoles dalam
keberadaan harian biasa secara tegas dan tergantung pada tanggung jawab. Tindakan
penghargaan Pancasila juga merupakan usaha bersama. Bagaimana pun, untuk tetap
masuk akal dan dapat diciptakan, pekerjaan di usia yang lebih muda sangat penting. Di
masa depan, tidak ada yang menyalurkan semua masyarakat mutakhir yang masuk ke
negara Indonesia selain pancasila. Hanya dengan pelatihan dan peghayatan Pancasila yang
dapat merakit jiwa patriotisme dan nasionalisme di zaman yang lebih awet muda.
Pancasila sebagai perspektif eksistensi negara Indonesia dengan tujuan yang kebobolan
dan diterima bersama untuk diakui dalam kegiatan, mentalitas, dan praktik masyarakat,
negara dan negara. Melalui tujuan rutin tersebut, negara Indonesia mengirimkan pross
perbaikan bagi masyarakat yang ber merata dan sejahtera. Bagaimanapun, dalam sistem
Orde Baru arah negara secara umum akan berubah menuju pergantian peristiwa moneter
industrialis dan adanya pertemuan militer yang secara umum akan menjadi diktator. Itu
semua seperti yang ditunjukkan oleh Penulis membuat tajuk kemajuan Pancasila ditutup.
Otoritas publik hanya menyoroti kemajuan moneter yang secara umum akan menjadi
pengusaha dan bermotor oleh agregat dan pertemuan yang tidak dikenal.
Sekitar saat itu, pekerjaan Pancasila tampak kabur. Dengan keterbatasan adnya
pada kesempatan berpikir, penilaian, dan berkumpul (afiliasi). Anak-anak muda yang
berjuang untuk takdir masyarakat secara umum akan dihindari. Hasil dari keadaan dan
17
kondisi ini menyebabkan semakin mudanya usia menjelang dimulainya perubahan pada
umumnya akan terhindar dari Pancasila. ( Hariyono 2014 :13). Semakin muda usia yang
dikandung menjelang akhir periode Orde Baru dan Reformasi tidak diragukan lagi
memiliki sisi otentik alternatif. Dalam setiap waktu yang bergerak pada usia yang lebih
muda benar-benar memiliki kesulitan dari berbagai kesempatan, dan tidak diragukan lagi
tidak dapat hidup dalam periode usia terakhir. Meskipun demikian, kualitas dalam
Pancasila dalam kehidupan bernegara dan bernegara harus dimanfaatkan sebagai sumber
ketebalan bagi semakin mudanya usia untuk menghadapi kesulitan hal-hal yang akan
datang. Pentingnya membuat Pancasila dan patriotisme di dalamnya berubah menjadi
bahan motivasi vital, mengingat fakta bahwa dalam periode lanjutan ini data dan
korespondensi terjadi secara tidak pasti dan ber tempat. Dengan tujuan bahwa semakin
muda usia cendrung sederhana untuk mendapatkan dampak asing, baik positif maupun
negatif. Pancasila dan patriotisme di sini dapat dimanfaatkan sebagai saluran dalam
memilah dampak asing sesuai estimasi terhormat negara Indonesia. Kesadaran akan usia
yang lebih awet muda tentang kualitas esensial yang diidentifikasi dengan Pancasila dan
Nasionalisme Indonesia sangat diperlukan di masa maju. Tentunya, kemungkinan di masa
terdepan ini adalah perkembangan usia muda yang tajam, kompleks dan terampil. Namun,
kami juga memahami bahwa jika ketiga sudut pandang ini tidak didirikan pada pendirian
yang kuat, itu akan menyakiti orang lain dan kepentingan negara. Pembentukan
kepribadian usia yang lebih awet muda harus tidak terobati dan terpancing oleh kerangka
harga pancasila.
18
masyarakat secara drastis terutama pada bidang pendidikan. Dengan diberlakukannya
pembatasan sosial berskala besar, seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem
dari rumah atau school from home. Beberapa minggu setelah penyebaran virus corona
pertama kali diumumkan, sekolah sudah mulai diliburkan dan pembelajaran dilakukan
secara daring. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan arahan
tentang belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh melalui surat edaran
Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020. Berikut sejumlah poin arahannya: Memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan. Memfokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Memberikan variasi
aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antarsiswa, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk memertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dari
rumah.
Meskipun kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah, pendidikan bela negara tidak
boleh luput dari materi pembelajaran bagi siswa. Pendidikan bela negara bertujuan untuk
membela negara yang didorong oleh rasa cinta terhadap tanah air. Para pejuang rela
berkorban dan pantang menyerah dalam membela negara. Bela negara diatur dalam Pasal
27 ayat (3) yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
Pembelaan Negara.” dan Pasal 23 ayat (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Sikap patriotisme dan
bela negara biasanya diajarkan kepada siswa di sekolah. Namun, dimasa pandemi Covid-
19 seperti ini sikap patriotisme dan bela negara oleh siswa tetap dapat diwujudkan
meskipun pembelajaran dilakukan dari rumah. Disiplin waktu dalam menghadiri kelas
online merupakan salah satu contoh sikap patriotisme yang dapat diamalkan oleh siswa.
Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum memulai pembelajaran via
meeting daring juga bisa dilakukan untuk memupuk rasa nasionalis dan cinta tanah air
siswa. Peran siswa dalam upaya bela negara melalui pembelajaran jarak jauh sangatlah
dibutuhkan. Tanpa adanya partisipasi dari siswa, kegiatan bela negara tidak dapat
dilakukan. Disisi lain, peran guru juga diperlukan untuk menunjang upaya bela negara
melalui pembelajaran daring. Guru berperan dalam membangun motivasi dan semangat
pelajar dalam upaya bela negara. Dengan adanya usaha bela negara, siswa diharapkan
memiliki sikap cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada pancasila dan
19
Undang-Undang Dasar 1945, dan memiliki semangat juang untuk mewujudkan cita-cita
bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila dan patriotisme yang bergantung pada penggambaran masa lalu adalah
aturan yang tidak dapat dipisahkan, khususnya dalam kehidupan negara dan kondisi
negara Indonesia. Pancasila dan patriotisme juga merupakan jiwa dan jiwa negara yang
disantik kembali oleh para penulis negara Indonesia dengan bagian dari usia yang lebih
awet muda. Sejarah menunjukkan bahwa sepanjang perjuangan negara Indonesia,
pekerjaan usia yang lebih muda dalam bergabung dengan negara untuk membebaskan
Indonesia sangat terlihat. Sekitar saat itu, semakin muda usia bisa diduga berbuah dalam
memajukan patriotisme dan memahami estimasi Pancasila. Mereka juga telah
menempatkan Pancasila sebagai alasan untuk memutuskan semua judul gerakan di
berbagai bagian kehidupan publik dan tanah air.
Tindakan kualitas yang terkandung dalam setiap aturan Pancasila menuju usia
yang lebih awet muda harus dimungkinkan dengan banyaknya latihan yang dicontohkan
dalam percakapan di atas. Pelatihan ini dapat bekerja dengan cara yang baik jika ada
tanggung jawab di usia yang lebih muda, dan ini menjadi signifikan dalam waktu lanjut
dan seharusnya tidak mungkin dalam beberapa hari, namun akan memakan waktu cukup
lama dengan alasan bahwa ia perlu mengalami perkembangan siklus. Pada periode saat
ini, kesulitan yang dilihat oleh usia yang lebih muda jauh lebih membingungkan daripada
masa lalu. Selanjutnya, tindakan Nilai-nilai Pancasila sangat vital. Terlepas dari menjadi
20
pendirian dalam menjalankan Pancasila juga dapat menjadi saluran dalam memisahkan
dampak yang tidak dikenal sesuai estimasi terhormat negara Indonesia.
B. Saran
Sebagian besar usia muda Orang Indonesia sebenarnya memiliki hati yang tidak
teraman dan akan solid untuk berjuang untuk negara Indonesia di kemudian hari. Anak-
anak muda secara konsisten memberikan kepercayaan. Dari kepercayaan itu mereka
bertempur (Hariyono 2014: 207). Idealnya usia muda Indonesia tidak diurus dengan segala
kemurahan hati masa depan, namun usia muda dengan jiwa Pancasila dan patriot secara
konsisten idealis untuk mencapai keyakinan terhormat negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ar, Muzayin. 1990. Ideologi Pancasila Bimbingan Ke Arah Penghayatan dan Pengamalan
Bagi Remaja. Jakarta : Golden Terayon Press.
Aktualisasi Pengamalan Pancasila dan UUD 1945 dalam Era Globalisasi. Jakarta. Universitas
Mercu Buana dan Lembaga Ketahanan Nasional.
Hariyono. 2014. Ideologi Pancasila : Roh Progresif Nasionalisme Indonesia. Malang : Intrans
Publishing.
Raillon, Francois. 1985. Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia. Jakarta : LP3ES
Ricklefs, M.C. 1989. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Press.
Widjaja, H.A.W . 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta :
Rineka Cipta.
21
Widdy Yuspita Widiyaningrum. 2019. Menumbuhkan Nilai Kesadaran Pancasila Di
Kalangan Generasi Muda: Kajian Teoritis. Jurnal JISIPOL. Volume 3(3). 69-78.
Anggraini, Devi & Fathari, Fauzal & Anggara, Jordi & Amin, Muhammad. (2020).
Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Milenial. Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan
Politik. 2. 11. 10.33474/jisop.v2i1.4945.
Citra, Yossi. (2018). Peran Pancasila Dalam Konflik Dan Sara. 10.31227/osf.io/m6fha.
Saifuddin, Achmad Fedyani. (2016). Strategi Sosial Budaya bagi Bela Negara, Suatu
Pendekatan Konseptual. Majalah Wira. Jakarta: Puskom Publik Kemhan
Siahaan, Timbul. (2016). Bela Negara dan Kebijakan Pertahanan. Wira. Majalah Wira.
Jakarta: Puskom Publik Kemhan. bansa Indonesia dewasa ini nyaris
Soepandji, Budi Susilo. (2012). Bangga Indonesia: Menjadi Komponen Cadangan Tanah Air.
Jakarta: Grasindo.
Soepandji, Kris Wijoyo & Muhammad Farid. (2018). Konsep Bela Negara dalam Perpektif
Ketahanan Nasional. Jurnal Hukum dan Pembangunaan. 48 (3) 436-456.
Sukadari, S. & Shodiq, A. K. (2015). Penelitian etnografi tentang budaya sekolah dalam
pendidikan karakter di sekolah dasar. Jurnal pembangunan pendidikan. 3(1), pp: 59-68
22
Tim edukasi perpajakan direktorat jendral pajak. (2016). Materi Terbuka Kesadaran Pajak
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan Rapublik
Indonesia.
23