Anda di halaman 1dari 1

PENGALAMAN SEKOLAH FAVORIT DAN ZONASI SEKOLAH

Hiruk pikuk zonasi mengakibatkan banyak sekolah, guru, orang tua terlebih
siswa menjadi baper gak ketulungan. Terutama mereka yang merasa sangat layak masuk
ke sekolah favorit namun karena terkendala lokasi rumah, tidak berada dalam radius
yang disyaratkan, lalu gagal memasuki sekolah pilihan. Gundah gulana, macam orang
putus cinta, serasa dunia mau kiamat saja. Padahal loh tanpa masuk sekolah favorit dia
masih bisa bersekolah sesuai jenjang yang seharusnya. Kalau yang diinginkan kompetisi
dengan anak pinter okelah, tidak ada jaminan bahwa di sekolah yang masuk zona wajib
peserta didiknya pandai semua. Lebih jauh tentang peserta didik di sekolah favorit yang
kebanyakan diisi kalangan menengah ke atas ini teman saya, Tuan Ed, begitu saya biasa
memanggil menuturkan hasil investigasinya.

Fakta di lapangan, Seorang gubernur dalam pidato sambutan penganugerahan


pengawas dan guru berprestasi pernah menyampaikan bahwa, di SMA favorit itu
banyak anak pejabat yang sesungguhnya tidak pintar banget tapi bisa masuk karena
koneksi. Ini diketahui setelah beliau sudah jadi gubernur berdasarkan informasi dari
stafnya. Untungnya pada masa lalu anak pak gubernur tidak mau masuk sekolah negeri.
Malah minta masuk sekolah swasta, jika wkt itu anak pak gub juga masuk ke SMA
favorit itu, bisa jadi dapat dituduh menitipkan anaknya.. Sistem zonasi baik bagi guru
yang mengajar di Sekolah favorite, atau sekolah pinggiran masing-masing akan
merasakan sensasinya sendiri. Guru yang profesional akan segera berbenah. Tak hanya
berhasil mengajar anak favorit namun juga mampu menjadikan mereka yang
terpinggirkan menjadi favorit. Sehingga diharapkan semua sekolah, semua siswa bisa
menyandang gelar favorit. Inilah sebetulnya tantangan bagi tenaga pengajar dengan
berlakunya sistem zonasi ini.

Anda mungkin juga menyukai