Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum wr wb.

Selamat siang bapak dan ibu, perkenalkan nama saya deddy setyawan,
lulusan dari program studi pendidikan matematika di universitas jember pada tahun 2022. Bisa
lulus dari prodi tersebut seakkan menjadi impian yang tidak perbah terpikirkan sebelumnya,
mengingat saya terlahir dari lingkungan yang kebnayakan dari mereka tidak menyukai
matematika. Mereka beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yng sulir, penh rumus, dan
angka. Jadi melihatnya saja sudah membuat pusing. Jadi wajar jika mereka tidak menyukainya.
Mindset itu tertanam juga dalam diri saya sedari masih kesil. Namun mindset saya ternatng
matematika berubah 180 serajat karena slaah seorang guru matematika bernama bapak irwan
legianto. Beliau mengajar matematika, namun anehnnya cara mengajar dia membuat materi itu
tidak terasa sulit untuk di pahami. Malah menyenangkan saya rasa. Sejak saat itu, saya mulai
menyukai matematika, seakan dari yang awlanya benci menjadi cinta eaaaaa. Rasa suka tersebut
membuat saya malah ingin mempelajari matematika lebih dalam lagi. Pernah ada di suatu masa,
saya belajar materi yang belum dipelajari di kelas. Sejak saat itu juga, saya juga sering
memberika tutor sebaya kepada teman teman saya baik saat sekolah ataupun di luar sekolah.
Khususnya di rumah, Pada awalnya kegiatan tutor sebaya saya lakukan hanya bermodal kertas
kosong dan bullpen. Namun ortu saya yang melihat hal ersebut, membelikan diri saya papan dan
kapur tulis sendiri agar kegiatan turtor sebaya bisa berjalan lebih optimal dan efektif. Kegiatan
tersbeut berlagsung sampai jenjang SMA. Sampai pada akhirnya, saya berhasil lulus dari jenjang
SMA. Pada saat itu, saya peru memutuskan langkah selanjutnya dari kisah hudip saya. Impan
saya pada waktu itu adlaah igin menjadi sosok seperti bapak irwan yang membawamatematika
menjadi maple yang mudah untuk di pelajari sehingga mindset matematika bisa turut berubah.
Jadi saya memutuska untuk melanjutkan studi saya di jenjang S1 dengan mengambil jurusan
pendidikan matematika. Namun, awal perkuliahan tidak berlajan selancar itu.

Saya bertemu dengan banyak mahasiswa pendidikan matematika dari berbagai daerah dan latar
belakang serta alasan mereka mengambil jurusan ini. Ada yang ingin menjadi guru karena
ortunya juga guru, mau jadi guru atau tidak, liat kesempatan yang ada dsb. Namun sebagai lagi
berpikiran untuk tidak menjadi seorang guru atau berkecimpung di dunia pendidikan. Pikiran
saya bertanya taynya “mengapa kok tdak ingin menjadi seorang guru?”. Setelah saya tanyakan
kepada mereka, alasan umum yang dilontarkan oleh mereka adalah “gaji guru kecil, banyak
pekerjaan lebih ringan dari mereka dnegan gaji besar”. Saya yang mendengar hal itu merasa
sedih mengingat di jurusan FKIP sendiri masih ada yang berpikirn seperti itu. Namun, hal itu
yang membuat saya ingin berkontribusi lebih lanjut di dunia pendidikan. Jadi bukan semacam
“oh, yasudah. Masih banyak yang mau jadi guru walau seperti oyi kok”. Saya kemudian mencari
tau lebih lanjut, terkaut gaji guru yang kecil. Penyabab gahi guru di Indonesia itu kecil jika
dibandingkan dengan Negara tetangga sekalipun adalah apresiasi masyarakat yang cenderung
rendah terhadap profesi guru. Hal ini berbeda dari Negara tetangga seperti finlandia dan korsel
yang sangat memandang tinggi profesi guru, karena guru sendiri adalah sosk yang nantinya
membentuk anak didik menjadi generasi masa depan. Guru secara umum saja diremehkan dan
kurang di anggap, apalagi guru matematika.Buhhh, sudah dah kelar. Oleh arena itu, impian saya
dari yang awalnya ingin megubah mindset matematika masyarakat Indonesia, impian saya kini
berkembang untuk bisa mengubah mindset masyarakat terkait dengan profesi guru. Menurut saya
hal ini adalah urgensi dunia pendidikan saat ini. Karena dtautkan jika terus di remehkan, maka
guru hanya akan menjadi profesi yang asal menyampaikan saja. Bahkan guru diluar keahliannya
juga kerap kita temukan di beberapa sekolah. Parahnya jika hal ini terus berlanjut, guru akan
menjadi profesi yang semua orang bisa mebgambilnya tanpa perlu ahli di bidangnya. Terlebih
lagi, banyak isu isu pendidikan yag mulai bertebaran di masyarakat yang harus di jawab dengan
tepat dan efisien. Ditakukan jika salah dalam menanggapinya, anggapan mayarakat akan
pendidikan akan semain buruk. Namun untuk bisa megunbah mindset masyarakat tentang
pendidikan juga perlu di sertai dengan peningkatan kualitas guru. Namun, dengan kemampua
saya saat ini belum mampu untuk ikut serta dalam penigkatan kualitas guru dan calon guru atau
abhkan di dunia pendidikan. Oleh karena itu, saya ingin kembali menempuh pendidikan ke
jenjang selanjutnya yaitu S2- Magister pendidikan matematika dengan beasiswa lpdp. Besar
harapan saya untuk bisa menajdi bagian dari awardee lpdp sehingga impian saya bisa segera
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai