Pada kasus tersebut tentunya Pt zaing kuliner harus melaporkan usahaanya meskipun
mereka hanya menyetorkan makanan setiap sebulan . Kemudian Jasa catering merupakan
jenis jasa yang termasuk ke dalam objek PPh Pasal 23. Pengenaan tarif atas jasa tersebut
sebsar 2% dari jumlah bruto jika Wajib Pajak yang telah dipotong memiliki NPWP.
Sementara bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif 100% lebih
tinggi. Peraturan tersebut disampaikan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK
03/2015 Pasal 1 Ayat 6. Sementara jika mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 18/PMK 010/2015 tentang Kriteria Jasa Boga atau Katering yang Termasuk
Dalam Jenis Jasa yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai, Jasa Boga atau Katering yang
Termasuk Dalam Jenis Jasa yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Penjualan makanan
atau minuman yang dilakukan melalui tempat penjualan seperti toko, kios, dan lain
sebagainya untuk menjual makanan serta minuman, baik penjualan secara langsung maupun
tidak langsung. Sedangkan penjualan yang tidak termasuk ke dalam jasa boga atau katering,
akan dikenakan PPh Pasal 22 jika penerima penghasilan bertransaksi dengan pemungut Pajak
Penghasilan Pasal 22. Dan dengan ini perusahaan PT zaing harus mendapatkan NPWP.
B. ya karena Kemudian Jasa catering merupakan jenis jasa yang termasuk ke dalam objek
PPh Pasal 23. Pengenaan tarif atas jasa tersebut sebsar 2% dari jumlah bruto jika Wajib Pajak
yang telah dipotong memiliki NPWP. Sementara bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki
NPWP akan dikenakan tarif 100% lebih tinggi.
C. Jika PT zaing mendaftarkan NPWP maka mereka harus wajib untuk membayarkan pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tentunya pT zaing harus menaati segaka aturan
mengenai peerpajakan yang telah diatur leh hukum perpajakan negara.