Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/292612440

Estimasi Kinerja Sistem Produksi Ekonomi Dengan Fungsi Produksi Berbasis


Entropi (Performance Estimation of Economic Production System Using
Entropy-based Production Function)

Conference Paper · October 2015

CITATIONS READS

0 1,353

2 authors:

Dadang Ahmad Suriamihardja Amiruddin Haddadd


Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
63 PUBLICATIONS   57 CITATIONS    11 PUBLICATIONS   95 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Future Tsunami for Sulawesi's Waters View project

Thermodynamic analysis on the process of evaporation and condensation in lower atmosphere View project

All content following this page was uploaded by Dadang Ahmad Suriamihardja on 02 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

Estimasi Kinerja Sistem Produksi Ekonomi


Dengan Fungsi Produksi Berbasis Entropi
D.A. Suriamihardja* dan Amiruddin
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin
*Email: dahmaduh@gmail.com
ABSTRAK
Suatu sistem ekonomi produksi senantiasa berupaya menemukan suatu proses yang paling boleh
jadi mendapatkan surplus terbesar. Para akhli ekonomi-mikro terkemuka telah memformulasi suatu
fungsi produksi yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu sistem ekonomi produksi. Penting
bagi seorang perencana untuk menghitung terlebih dahulu kinerja dari sejumlah faktor produksi.
Entropi merupakan pendekatan bermanfaat untuk menghitung kinerja suatu produksi ekonomi
terlebih dahulu sebelum suatu keputusan diambil. Dalam tulisan ini, formulasi entropi yang
dimaksud diturunkan melalui perata-rataan sejumlah microsates. Penelusuran ulang sejumlah
formula yang digunakan didiskusikan untuk memetik kemudahan dalam pemahaman sebagai
keluaran dari tulisan ini.
Kata Kunci: entropi, fungsi produksi, sistem ekonomi produksi, surplus

I. PENDAHULUAN ulang (recycle) ataupun menggunakannya (reuse)


kembali.
Latar Belakang
Annila dan Salthe (2009), peneliti dalam bidang
Aturan dalam ekonomi menentukan sejumlah
pilihan sumberdaya yang terbatas untuk banyak biosains yang menaruh perhatian dalam bidang
alokasi. Sehingga memilih sumberdaya yang ekonomi, menyebutkan bahwa: (1) aktivitas
paling efisien untuk sejumlah alokasi tertentu ekonomi dapat dipandang sebagai proses evolusi
akan menjadi suatu pekerjaan pelik dalam yang diatur dengan hukum termodinamika kedua;
pengambilan keputusan dari suatu aturan (2) dalam prosesnya, seperti energi mengalir
ekonomi yang dianut. Sudah barang tentu tidak sepanjang saluran yang mungkin, dari kerapatan
semua alokasi yang diinginkan akan terpenuhi
oleh sejumlah sumberdaya yang tersedia. Paling tinggi menuju kerapatan rendah; (3) begitu pula
tidak pekerjaan sudah dapat diselesaikan dengan entropi, sebagai ukuran kebolehjadian logaritmik,
suatu metode yang dianggap paling memadai. mengkuantifikasi rute sistem evolusi menuju
Setelah suatu pilihan berhasil diputuskan, keadaan yang paling bolehjadi. Ketiga proses itu
kemudian berlanjut kepada proses pembuatan merupakan azas distribusi energi dan produksi
sejumlah barang dan jasa dalam suatu unit sistem entropi maksimum yang menjadi dasar untuk
produksi.
menjelaskan sejumlah hukum dan aturan dalam
Proses pengubahan sejumlah input, seperti jasa bidang ekonomi dari sudut pandang
tenaga kerja dan jasa penyedia modal, bahan termodinamika.
mentah, energi, teknologi, dan informasi diproses
dalam suatu unit sistem produksi menjadi Tishin dan Baklitskaya (2008) telah menangkap
sejumlah output. Secara alami, selama proses isyarat kesesuaian antara masalah ekonomi
tersebut berlangsung tidak semua energi dan dengan termodinamika. Misalnya dengan
materi termanfaatkan, tetapi sebagian energi akan membandingkan antara formula kesejahteraan
terlesap, sebagian materi akan menjadi limbah,
dari Pareto dengan potensial energi dari distribusi
dan berujung pada pembesaran entitas entropi.
Suriamihardja (2008, 2014) mengungkapkan Boltzmann-Gibbs-Maxwell. Menurut Pareto
bahwa karena umat manusia telah dianugerahi jumlah fraksi orang yang memiliki uang di antara
pengetahuan untuk menggunakan materi dan 𝐷 − 12∆𝐷 dan 𝐷 + 12∆𝐷 adalah:
energi secara efisien, maka upaya untuk
exp( −𝐷⁄𝐷𝑎 )
menemukan teknologi proses yang efisien ∆ℱ = 𝐷𝑎
∆𝐷 (1)
merupakan dambaan yang sungguh-sungguh
untuk mereduksi (reduce) masalah limbah materi Besaran 𝐷𝑎 adalah nilai rata-rata pendapatan per
dan lesapan energi, baik dengan cara mendaur tahun. Formula Pareto ini serupa dengan fraksi
molekul gas yang bersuhu T, dan memiliki

18
D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

potensial energi antara 𝐸𝑝 − 12∆𝐸𝑝 dan 𝐸𝑝 + sejak lama dikenal dalam bidang ekonomi.
1
∆𝐸𝑝 , yang ditulis serupa, seperti: Penulisan topik ini termotivasi karena begitu
2
gencar banyak fisikawan meneropong dan
∆ℱ =
exp( −𝐸𝑝 ⁄𝑘𝑇)
∆𝐸𝑝 (2) menghampiri masalah ekonomi melalui ‘jendela’
𝑘𝑇 entropi, kemudian gayung bersambut banyak
Huruf k menyatakan tetapan Boltzmann. ekonom yang juga menanti untuk disapa.
Makalah ini disusun dengan metode penulisan
Berdasar pada kesesuaian ini, kemudian Tishin yang berurutan secara logis agar dapat
dan Baklitskaya (2008) mengungkapkan juga melengkapi beragam pengertian dan pemahaman
bahwa ketika molekul-molekul bertumbukan, gagasan transdiciplinary study antara bidang
sejumlah energi mekaniknya beralih dari satu fisika dan bidang ekonomi. Pembahasan akan
berada di antara termodinamika (makro) dan
molekul ke molekul lainnya, tetapi secara total
termodinamika statistik (mikro), seperti halnya
energi mekanik tersebut tidak mengalami pada bidang ekonomi topik bahasan terbagi ke
perubahan. Aturan serupa dapat berlangsung pada dalam ekonomi mikro dan makro.
interaksi di antara pembeli dan penjual barang
II. TEORI DASAR
atau jasa. Setelah transaksi uang penjual
bertambah, sedangkan uang pembeli berkurang, Hukum-hukum Ekonomi Berbasis
tetapi jumlah uang secara total tidak berubah. Termodinamika
Sebagai gantinya pembeli mendapatkan jasa atau Suatu unit sistem produksi memproses materi dan
barang dari penjual. energi dari bentuk input menjadi bentuk output
Pasangan Chatterjee dan Cakraberti (2007) dan dalam suatu siklus metabolisme ekonomi dapat
juga pasangan Banerjee and Yakovenko (2009) dijelaskan dengan hukum pertama dan kedua
memberikan contoh pemahaman tentang termodinamika, dan kemudian Mimkes (2000,
keseimbangan uang di antara sejumlah agen yang 2002, 2003, 2006) mengembangkan kedua
bertransaksi dalam suatu sistem. Misalnya pada hukum itu menjadi hukum pertama dan kedua
saat tertentu, masing-nasing agen i memiliki uang bagi ekonomi. Suriamihardja (2014) telah
sejumlah mi. Agen-agen tersebut melakukan menggunakan kedua hukum ekonomi ini untuk
transaksi satu sama lain, sebagai hasilnya terdapat mendiskusikan makna keberlanjutan kuat (strong
Δ𝑚 uang yang beralih dari agen i ke agen j, yang sustainability) dan keberlanjutan lemah (weak
dinyatakan dengan persamaan berikut: sustainability) dari suatu metabolisme ekonomi.
Keberlanjutan kuat berlangsung apabila didukung
𝑚𝑖 (𝑡) → 𝑚́𝑖 (𝑡 + 1) = 𝑚𝑖 (𝑡) − ∆𝑚 oleh keberlimpahan sumberdaya alam, dan
} (3) keberlanjutan lemah apabila hanya didukung oleh
𝑚𝑗 (𝑡) → 𝑚́𝑗 (𝑡 + 1) = 𝑚𝑗 (𝑡) + ∆𝑚
perkembangan teknologi proses.
Jumlah uang yang beredar di antara dua agen i dan Mimkes (2003, 2006) menggunakan hukum
j, sebelum dan sesudah transaksi tidak berubah,
pertama termodinamika untuk mempelajari siklus
sehingga berlaku:
suatu unit produksi ekonomi, yaitu:
𝑚𝑖 (𝑡) + 𝑚𝑗 (𝑡) = 𝑚́𝑖 (𝑡 + 1) + 𝑚́𝑗 (𝑡 + 1) (4)
∮ 𝑑𝑄 = ∮ 𝑑𝐸 − ∮ 𝑑𝑊 (5)
Tujuan dan Metode Penulisan
dan karena energi dalam 𝑑𝐸 (modal dalam
Makalah ini bertujuan pada umumnya untuk ekonomi) adalah suatu differensial eksak, maka
menelesuri ulang berbagai pemahaman dan cara untuk satu siklus ∮ 𝑑𝐸 = 0. Sedangkan, ∮ 𝑑𝑄
pandang para penulis pionir dalam bidang
dan ∮ 𝑑𝑊 merupakan differensial tak eksak,
ekonofisika atau ekonotermodinamika yang telah
berkembang pesat terutama 10 tahun terakhir ini. maka dalam satu siklus tidak bernilai nol.
Secara khusus penulis akan menyoroti formulasi Berdasar nilai-nilai satu siklus pada persamaan
fungsi produksi yang diturunkan dari formulasi (5), maka surplus dari suatu metabolisme
entropi menurut Boltzmann-Gibbs-Maxwell ekonomi berbentuk:
dengan fungsi produksi dari Cobb-Douglas yang

19
D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

𝐵 𝐴
− ∮ 𝑑𝑊 = ∆𝑄 = ∫𝐴 𝑑𝑄 − ∫𝐵 𝑑𝑄 > 0 (6) Surplus ekonomi dalam pengertian Saslow (1999)
diuraikan menjadi:
Nilai surplus bergantung pada kualitas lintasan
proses pengintegrasian, teknologi proses yang 𝑑Ψ = 𝑇𝑑𝑆 − 𝑀𝑑𝜆 − 𝑁𝑑𝑝 (7)
digunakan, managemen yang dikenakan, dan Pada ruas kiri 𝑑Ψ adalah surplus Marshallian,
bentuk aturan yang dipatuhi. Hukum pertama suku pertama 𝑇𝑑𝑆 pada ruas kanan adalah surplus
termodinamika dalam satu siklus ini menjadi Veblenian (Thorstein Veblen) berkaitan dengan
hukum pertama ekonomi, yaitu: ‘waktu senggang’ tenaga kerja karena
Suatu siklus produksi ekonomi penggunaan teknologi, suku kedua – 𝑀𝑑𝜆 disebut
memberikan suatu surplus (∆𝑄). surplus keuangan yang berkaitan dengan efisiensi
manajemen keuangan berkat upaya spesialisasi
Dengan memelihara surplus ∆𝑄 > 0 untuk
produksi, dan suku ketiga −𝑁𝑑𝑝 disebut surplus
jangka waktu yang lama akan membuat suatu
Smithian (Adam Smith) yang berkaitan dengan
sistem produksi ekonomi dapat memiliki
perubahan pola konsumsi barang-barang
keberlanjutan. Selain surplus harus bernilai
ekonomi. Dari perbandingan kedua pengertian
positif, agar suatu sistem produksi ekonomi
tentang surplus, maka surplus dalam pengertian
terjamin berkinerja baik, maka perlu
Mimkes (2003) menurut persamaan (6) adalah
pengendalian oleh nilai efisiensi ℰ yang besar
suku pertama dari pengertian surplus menurut
melalui hubungan ℰ = ∆𝑄⁄𝐸 . Saslow (1999) pada persamaan (7), yaitu
Noorman (1995) pengguna hukum kedua Veblenian surplus.
termodinamika dalam bidang ekonomi
Fungsi Produksi
menyatakan bahwa dalam suatu sistem tertutup
entropi cenderung menuju nilai maksimum (∆𝑆 > Untuk penyederhanaan pemahaman tentang
0), sedangkan entropi merupakan ukuran energi fungsi produksi digunakan formulasi dari Brown
yang tidak dapat digunakan, sehingga hukum ini (1968) yang menjelaskan dalam bukunya bahwa
akan membatasi efisiensi energi yang dapat menurut teori neoklasik output (Q) dari suatu unit
ditransformasikan. Karena semua proses ekonomi produksi dinyatakan dalam fungsi produksi
dan biologi tunduk pada hukum termodinamika, Cobb-Douglas dengan melibatkan dua faktor
maka struktur semesta akan berubah baik oleh produksi, N (ukuran jasa tenaga kerja) dan K
lesapan energi maupun transformasi materi. (ukuran jasa modal) dituliskan seperti berikut:
Mimkes (2003, 2006) berdasarkan telaahan 𝑄 = 𝐴𝑁 𝛼 𝐾𝛽 (8)
Mimkes, Fründ, dan Willis (2002) kemudian
merumuskan hukum kedua ekonomi berdasarkan Dalam persamaan itu, A, , , adalah tetapan yang
hukum kedua termodinamika seperti berikut: akan ditentukan secara empiris. Produksi marjinal
dari tenaga kerja dan modal, masing-masing
Fungsi produksi suatu siklus produksi dituliskan sebagai berikut:
ekonomi adalah ∆𝑆 = ∮(𝑑𝑄 ⁄𝑇) > 0.
𝜕𝑄 𝑄 𝜕𝑄 𝑄
=𝛼 dan = 𝛽 (9)
Secara matematik 𝑑𝑆 (fungsi produksi) adalah 𝜕𝑁 𝑁 𝜕𝐾 𝐾

diferensial eksak, dibentuk dari diferensial tak Persamaan (9) memberikan makna bagi  dan ,
eksak 𝑑𝑄 dibagi dengan faktor intergrasi T. masing-masing sebagai elastisitas produksi
Saslow (1999) dan Mimkes (2003, 2006) parsial terhadap input jasa tenaga kerja dan input
menyebutkan bahwa T adalah ‘suhu ekonomi.’ jasa modal:
Dalam suatu masyarakat dengan sejumlah N 𝑁 𝜕𝑄 𝐾 𝜕𝑄
rumah tangga, maka T adalah modal rata rata per 𝛼= 𝑄 𝜕𝑁
dan 𝛽= 𝑄 𝜕𝐾
(10)
rumah tangga, atau standar hidup masyarakat
tersebut. Dalam suatu negara, T sepadan dengan Masing-masing tetapan pada persamaan (10)
GDP (Gross Domestic Product) percapita. dapat dibaca sebagai rasio persentase perubahan
pada input N dan input K terhadap pada

20
D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

persentase perubahan pada output Q. Jika 1 maka output Q akan naik di atas 10%
keduanya digabung, maka (+ ) menjadi rasio (economies of scales). Pengertian ini menguatkan
total persentase perubahan input N dan K terhadap bahwa fungsi produksi Cobb-Douglas mampu
memberikan spesifikasi terhadap derajat ‘returns
persentase perubahan pada output Q.
to scale.’
Kriteria neoklasik ke-1 mensyaratkan bahwa Yakovenko (2008) membahas fungsi produksi
kenaikan input harus memberikan kenaikan pula pada kondisi ‘constant returns to scale,’ yaitu
pada output, sehingga kedua produksi marjinal suatu agen (perusahaan) yang memproduksi
pada persamaan (8) harus bernilai positif. Selain barang sebanyak Q akan meminjam modal K
itu, parameter penting lainnya adalah elastisitas dari agen lain dan harus mengembalikannya
produksi secara parsial masing-masing dengan bunga hK, dan menyewa tenaga kerja
sebanyak N dengan upah w. Kemudian apabila
dinyatakan oleh:
produk sebanyak Q akan dijual ke sejumlah agen
𝜕2𝑄 𝜕 𝜕𝑄 𝛼(𝛼−1) 𝑄 dengan harga R, sehingga perusahaan akan
= ( )=
𝜕𝑁2 𝜕𝑁 𝜕𝑁 𝑁 𝑁 menerima laba sebesar 𝜋 (𝐾, 𝑁) = 𝑅𝑄(𝐾, 𝑁) −
} (11)
𝜕2 𝑄 𝜕 𝜕𝑄 𝛽(𝛽−1) 𝑄 𝑤𝑁 − ℎ𝐾. Agen-agen yang terlibat dalam
𝜕𝐾2
= ( )=
𝜕𝐶 𝜕𝐾 𝐾 𝐾 interaksi ini dipilih secara acak. Kurva
penawaran-permintaan secara agregat untuk
Kriteria neoklasik ke-2 mensyaratkan bahwa
produk ini diambil memiliki bentuk 𝑅(𝑄) =
kenaikan pada input (N dan K) akan membuat
𝑣 ⁄𝑄 𝜂 , dengan 𝑣 dan 𝜂 masing –masing adalah
penurunan pada masing-masing produksi
parameter. Secara tradisi perusahaan tersebut
marjinal (𝜕 2 𝑄⁄𝜕𝑁 2 ) dan (𝜕 2 𝑄⁄𝜕𝐾 2 ) atau
akan memaksimalkan laba dengan menggunakan
masing-masing pada persamaan (11) harus
fungsi produksi misalnya berbentuk 𝑄 =
bernilai negatif. Karena nilai dan  lebih kecil
𝑁 𝛼 𝐾 1−𝛼 , dan 𝛼 adalah suatu parameter. Secara
dari satu, maka kriteria kedua terpenuhi bagi
prosedur laba 𝜋 dapat diperoleh dengan
fungsi produksi Cobb-Douglas.
dimaksimalkan terhadap nilai-nilai K dan N.
Kriteria neoklasik ke-3 mensyaratkan bahwa Untuk bentuk kanonik 𝑄 = 𝑥 𝛼 (1 − 𝑥)𝛽 dapat
fungsi produksi Cobb-Douglas harus mampu dilihat pada Gambar 1.
memberikan spesifikasi tentang derajat ‘returns 0.5
to scale.’ Untuk memenuhinya, terlebih dahulu
perlu mengecek apakah (𝛼+ 𝛽) merupakan derajat 0.4
homogenitas dari fungsi produksi Cobb-Douglas.
Kenyataan ini segera tampak dengan 0.3
menggunakan teorema Euler dengan r sebagai
sebagai derajat homogenitasnya, yaitu:
0.2
𝜕𝑄 𝜕𝑄
𝑁 𝜕𝑁 + 𝐾 𝜕𝐶 = 𝑟 𝑄(𝑁, 𝐾) (12)
0.1
Dari persamaan (9) dan (12) diperoleh derajat
homegenitas fungsi produksi Cobb-Douglas 𝑟 =
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
(𝛼 + 𝛽). Nilai r tersebut akan dispesifikasi,
misalnya dengan kenaikan 10% pada input jasa Gambar 1. Kurva fungsi produksi Cobb-Douglas
N dan jasa C, maka fungsi produksi Q dinyatakan 𝑄 = 𝑥 𝛼 (1 − 𝑥)𝛽 , Q sumbu tegak, dan x sumbu
oleh: mendatar, untuk 𝛼 = 0.6, 𝛽 = 0.4 (miring ke kiri),
𝑄 = 𝐴 (1.1𝑁)𝛼 (1.1𝐾)𝛽 𝛼 = 𝛽= 0.5, (simetris), dan 𝛼 = 0.4, 𝛽 = 0.6
(miring ke kanan).
= 𝐴(1.1)𝛼+𝛽 𝑁 𝛼 𝐾𝛽 (13)
Pengembangan Distribusi Boltzman –
Dengan kenaikan 10% pada masing-masing
input, tampak bahwa produksi akan naik menjadi Gibbs – Maxwell
(1.1)𝛼+𝛽 . Sehingga dapat diambil pengertian Banerjee dan Yakovenko (2010) menyatakan
bahwa: jika (𝛼 + 𝛽) < 1, maka output X akan bahwa di antara sejumlah agen dalam suatu
naik di bawah 10% (diseconomies of scales); jika sistem tidak boleh ada produksi uang, para agen
(𝛼 + 𝛽) = 1, maka output akan naik 10% hanya boleh menerima dari dan mentransfernye
(constat returns of scales), dan jika (𝛼 + 𝛽) > ke agen lain. Sehingga sejumlah uang yang

21
D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

diedarkan dalam suatu sistem yang tertutup Tampak bahwa pengali Lagrange 𝜆2 = 1/𝑇.
bersifat kekal dan dinyatakan oleh: Melalui pernyataan bahwa 𝑆 = ln Ω, dengan dua
𝑀 = ∑𝑘 𝑚𝑘 𝑁𝑘 (14) pengali Lagrange yang sudah ditemukan, fungsi-
fungsi termodinamika dapat diturunkan seperti:
Nk adalah jumlah agen yang memiliki uang
sebesar mk. Jumlah total agen adalah sebanyak N 𝑀 = 𝑁𝑇 2 𝑑 ln 𝑍⁄𝑑𝑇, 𝑆 = 𝑁 ln 𝑍 + 𝑀⁄𝑇 dan
yang ditulis seperti: 𝑁 = ∑𝑘 𝑁𝑘 . Dalam kasus 𝐹 = −𝑁 ln 𝑍.
terjadi pemilikan uang secara merata, maka
Pernyataan 𝑆 = ln Ω ≅ N ln 𝑁 − ∑𝑘 𝑁𝑘 ln 𝑁𝑘
masing-masing agen akan memiliki uang sebesar
𝑀/𝑁, dalam termodinamika kondisi seperti ini bersama dengan 𝑁 = ∑𝑘 𝑁𝑘 dan kebolehjadian
biasa dikenal dengan istilah ekipartisi, tetapi tentu ∑𝑘 𝑝𝑘 = 1 akan memberi jalan kepada penurunan
sulit tercapai, sehingga kepemilikan akan fungsi produksi dalam ekonomi:
memenuhi suatu pendistribusian dengan
pencapaian entropi secara maksimum. Dalam 𝑁 𝑁
𝑆 = − 𝑁1 ln ( 𝑁1 ) − 𝑁2 ln ( 𝑁2 )…… (21)
kondisi seperti ini, konfigurasi kepemilikan uang
mk oleh sejumlah agen Nk akan mengikuti Alternatif-1. Dengan langkah pengaturan dan
distribusi Boltzmann-Gibbs-Maxwell, seperti: dengan melibatkan kebolehjadian: 𝑝𝑘 = 𝑁𝑘 /𝑁,
𝑁! maka entropi menjadi:
Ω= 𝑁1 !𝑁2 !𝑁3 ! …………..𝑁𝑘 !
(15)
𝑁 𝑝1 𝑁 𝑝2 𝑁 𝑝3
Nilai entitas entropi adalah logaritma dari Ω yaitu: 𝑆 = −𝑁 ln [( 𝑁1 ) ( 𝑁2 ) ( 𝑁3 ) …] (22)
𝑆 = ln Ω ≅ N ln 𝑁 − ∑𝑘 𝑁𝑘 ln 𝑁𝑘 . Nilai entropi
Suku dalam kurung siku dapat dinyatakan sebagai
ini harus bernilai maksimum dengan kendala 𝑁 =
fungsi produksi:
∑𝑘 𝑁𝑘 dan 𝑀 = ∑𝑘 𝑁𝑘 𝑚𝑘 . Untuk mencapai
1 𝑝
maksud itu, maka digunakan pengali Lagrange 𝜆1 𝑄1 = 𝑁 ∏𝑘 𝑁𝑘 𝑘 (23)
dan 𝜆2 dalam fungsi Lagrange ℒ = 𝑆̃ seperti
Alternatif-2. Entropi pada persamaan (22)
berikut:
diubah menjadi:
ℒ = 𝑆̃ = 𝑁 ln 𝑁 − ∑ 𝑁𝑘 ln 𝑁𝑘 𝑁 −𝑝1 𝑁 −𝑝2 𝑁 −𝑝3
𝑘 𝑆 = 𝑁 ln [( 𝑁1 ) ( 𝑁2 ) ( 𝑁3 ) …] (24)
− 𝜆1 ∑𝑘 𝑁𝑘 + 𝜆2 ∑𝑘 𝑚𝑘 𝑁𝑘 (16)
Fungsi produksi berbentuk:
Syarat maksimum 𝜕ℒ ⁄𝜕𝑁𝑘 = 𝜕𝑆̃⁄𝜕𝑁𝑘 = 0, −𝑝𝑘
maka diperoleh: 𝑄2 = 𝑁 ∏𝑘 𝑁𝑘 (25)
𝜕 Alternatif-3. Sebagaimana diungkapkan oleh
[∑𝑘 𝑁𝑘 {ln 𝑁𝑘 − 𝜆1 + 𝜆2 𝑚𝑘 }] = 0 (17)
𝜕𝑁𝑘 Mimkes, Frund, dan Willis (2002) fungsi
Menggunakan 𝑁 = ∑𝑘 𝑁𝑘 dan 𝑀 = ∑𝑘 𝑁𝑘 𝑚𝑘 produksi mengambil bentuk persis sama dengan
dalam persamaan (17) diperoleh: entropi:
𝑁 𝑄3 = − ∑𝑘 𝑝𝑘 ln 𝑝𝑘 (26)
𝜆1 = ln 𝑍 dan 𝑍 = ∑𝑘 𝑒 −𝜆2 𝑚𝑘 (18)
Ketiga alternatif masih menyisakan masalah bila
Suhu ekonomi 𝑇 = 〈𝑚〉 diformulasi melalui diperiksa dengan teorema Euler sehubungan
proses perata-rataan seperti berikut: dengan homogenitasnya. Komparasi bentuk kura
1 kanonik fungsi produksi Cobb-Douglas dengan
〈𝑚〉 = ∑ 𝑚 𝑒 −𝜆2 𝑚𝑘 (19)
𝑍 𝑘 𝑘
tiga alternatif dimaksud dapat dilihat pada
Pengali Lagrange 𝜆2 dapat diperoleh dari turunan Gambar 2.
pertama entropi terhadap jumlah uang M (sepadan
dengan energi dalam):
𝜕𝑆̃ 𝜕𝑆̃ 1
𝜕𝑀
= 𝜆2 ← (𝜕𝐸 ) = 𝑇
(termodinamika) (20)
𝑣

22
D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

2.0 P.H. Douglas pada tahun 1928, dan selanjutnya


melalui telaahan termodinamika statistik yang
1.5
memberikan basis stochastik.

1.0
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berhutang budi kepada berbagai pihak
0.5 yang telah membantu terlaksananya telaahan ini,
terutama kepada kelompok diskusi ekonomi
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 lingkungan, kelompok diskusi kebolehjadian dan
ketidakpastian proses alam, kelompok studi
Gambar 2. Kurva dengan Q sumbu tegak, dan x
analisis sistem dan pemodelan, dan kepada Dr
sumbu mendatar, untuk fungsi produksi Cobb-
Paharuddin yang telah membantu dalam
Douglas, 𝑄 = 𝑥 0.5 (1 − 𝑥)0.5 dan 𝑄3 = pekerjaan numerik.
−𝑥 ln 𝑥 − (1 − 𝑥) ln(1 − 𝑥) bersifat cembung
dan keduanya mencapai maksimum pada x = 0.5. REFERENSI
Sedangkan kura fungsi produksi 𝑄1 = 𝑥 𝑥 (1 − [1] Annila, A., Salthe, S., Economies Evolve by
𝑥)(1−𝑥) bersifat cekung dengan titik minimum Energy Dispersal, www.mdpi.com/journal/
pada x = 0.5, dan fungsi produksi 𝑄2 = entropy, Entropy, 11, 606-633; ISSN 1099-
4300, Open Access, 2009.
𝑥 −𝑥 (1 − 𝑥)−(1−𝑥) bersifat cembung dengan titik
[2] Banerjee, A., and Yakovenko, V.M.,
maksimum pada x = 0.5. Universal patterns of inequality, New
IV. KESIMPULAN Journal of Physics 12 (2010) 075032 (25pp),
Online at http://www.njp.org/, 2010.
Telah ditelusur ulang formulasi fungsi produksi [3] Brown, M., On the Theory and Measurement
yang merupakan output bagi suatu unit produksi of Technological Change, The Syndics of the
sebagai fungsi dari sejumlah faktor input seperti Cambridge University Press, pp. 31-
tenaga kerja, modal, teknologi, informasi dll. 37,1968.
[4] Chatterjee, A., and Chakraberti,B.K., Kinetic
Kurva kanonik yang paling mendekati fungsi
exchange models for income and wealth
produksi Cobb-Douglas adalah kurva entropi distributions, The European Physical Journal
yang dinyatakan oleh 𝑆 = − ∑𝑘 𝑝𝑘 ln 𝑝𝑝 , seperti B 60, 135–149, 2007.
yang telah dibahas oleh Mimkes, Frund, dan [5] Mimkes, J., Society as a Many Particle
Willis (2002). Tetapi masih memerlukan telaah System, Journal of Thermal Analysis and
lebih lanjut sehubungan dengan masalah Calorimetry, Volume 60, Issue 3, pp.1055-
1069, 2000.
homogenitas menurut teorema Euler dan
[6] Mimkes, J., Fründ, Th., and G. Willis,
spesifikasi derajat ‘returns to scales’ sebagai Lagrange statistics in systems/ markets with
kendali pada persentase kenaikan input terhadap price constraints: Analysis of property, car
kenaikan output. sales, marriage and job markets by
Boltzmann distribution and Cobb Douglas
Apabila fungsi produksi Q sudah diformulasi, function, Statistical Mechanics (cond-
maka produk sebanyak Q yang dijual ke mat.stat-mech); General Finance,
sejumlah agen dengan harga R akan memberi laba arXiv:cond-mat/0204234, 2002.
sebesar 𝜋 (𝐾, 𝑁) = 𝑅(𝑄) ∙ 𝑄(𝐾, 𝑁) − 𝑤𝑁 − [7] Mimkes, J., Concept of Thermodynamics in
ℎ𝐾. Jelas untuk memaksimumkan laba tersebut, Economic Systems, Physics Department,
University of Paderborn, Germany,
yaitu mencari selisih terbesar antar nilai jual unpublished, 2003.
(suku pertama ruas kanan) terhadap ongkos [8] Mimkes, J. A Thermodynamic Formulation
produksi (suku kedua dan ketiga pada ruas kanan) of Economics. Econophysics and
memerlukan bentuk fungsi 𝑅(𝑄) lewat survey Sociophysics: Trends and Perspectives.
permintaan pasar, dan 𝑄(𝐾, 𝑁) melalui telaah Bikas K. Chakrabarti, Anirban Chakraborti,
seperti yang telah dilakukan oleh C.W. Cobb dan Arnab Chatterjee (Eds.). WILEY-VCH

23
D.A. Suriamihardja dan Amiruddin / Prosiding SNF-MKS 2015

Verlag GmbH & Co. KGaA,Weinheim, [12] Suriamihardja, D.A., Understanding


2006. Economic Sustainability From
[9] Noorman, Klaas-Jan, Exploring Futures Thermodynamic Viewpoint, International
from an Energy Perspective: a Natural Conference on Sciences, 19-20 November,
Capital Accounting model study into the Hasanuddin University, Makassar, 2014.
long term economic development potential [13] Tishin, A.M. and Baklitskaya, O.B., Econo-
of the Netherlands, RijksUniversiteit thermodynamics, or the world economy
Groningen, Disertation, ISBN 90-367-0540- "thermal death" paradox,
1, 1995. http://istina.msu.ru/media/publications/articl
[10] Saslow, W.M. An economic analogy to e/7dc/ad8/964509/Tishin_and_Baklitskaya_
thermodynamics. Am. J. Physics, 67-121. lanl_2008.pdf.
December 1999. [14] Yakovenko, V.M., Econophysics, Statistical
[11] Suriamihardja, D.A., Analogi Hukum Mechanics Approach to, Econophysics
Termodinamika Dalam Interaksi Ekonomi Forum http://www.unifr.ch/econophysics/
dan Lingkungan, Konferensi BKPSL, 6-8 Department of Physics, University of
Agustus, Manado, 2008. Maryland, College Park, Maryland 20742-
4111, USA, 2008.

24

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai