PENGAWASAN
A. Analisa Kondisi dan Lingkungan Bagian Pengawasan
a. Kekuatan
1. Visi dan Misi perusahaan jelas serta citra perusahaan bagus.
2. Kedudukan Bagian Pengawasan langsung dibawah Direktur Utama, sangat menunjang sikap independen
dari organisasi yang diaudit.
3. Sebagian tenaga Staf Pengawasan memiliki pengetahuan ketrampilan dalam auditing dan mempunyai
integritas memadai sebagai auditor.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Pengawasan diberi wewenang oleh Direktur Utama untuk
memasuki semua unit kerja ( Cabang dan Bagian ) Perusahaan dan melihat asset, menghitung dan
mengevaluasi laporannya.
5. Saran-saran hasil pemeriksaan dimanfaatkan oleh manajemen untuk perbaikan.
6. Memiliki hubungan kerja yang baik dengan lembaga-lembaga lain.
7. Memiliki SOP (Standar Operasi dan Prosedur) dalam menunjang perusahaan.
8. Sumber Daya Manusia yang tersedia sebanyak 5 orang terdiri satu (1) orang Kepala Bagian; 2 (2) orang
Kepala Urusan dan dua (2) orang Staf dengan tingkat pendidikan :
S2 = 1 orang
S1 = 3 orang
DIII= 1 orang
9. Sarana penunjang komputer 5 buah, memperlancar pembuatan kertas kerja audit dan pelaporan audit di
Urusan Pengawasan serta memperlancar pembuatan laporan analisa resiko.
10. Bagian Pengawasan DAPENBUN sejak tahun 2006 sudah diakui sebagai Anggota Forum Komunikasi SPI
Perkebunan.
b. Kelemahan
1. Belum semua Staf Bagian Pengawasan mendapat pendidikan audit yang disyaratkan, kurang wawasan
teknis operasional, yang ada berlatar belakang ilmu non Keuangan/akuntansi dan belum adanya standar
kompetensi untuk pengawasan berbasis resiko di Dana Pensiun.
2. Perlunya menambah pengetahuan tentang pasar modal.
3. Jasa pemeriksaan masih parsial, belum membantu memecahkan masalah obyek secara keseluruhan.
4. Kurangnya sosialisasi mengenai fungsi/tugas Bagian Pengawasan sehingga belum semua auditee
memahami perlunya pemeriksaan.
5. Kemampuan Pemeriksa belum merata.
2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1. Untuk meningkatkan kemampuan Bagian Pengawasan tersedia Lembaga Pendidikan Bidang Pengawasan,
seperti PPAK STAN Selabintana, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Sucofindo Jakarta, LPP
Yogyakarta dan Magister Management (MM) Universitas Indonesia.
2. Untuk menambah pengetahuan bidang manajemen operasional seperti manajemen investasi, aktuaria
dan kepesertaan, manajemen sumber daya manusia, manajemen risiko dan lain-lain bisa bekerja sama
dengan Perguruan Tinggi setempat atau mengikuti paket-paket kursus tertulis dan seminar-seminar
seperti yang diselenggarakan UI, STAN, ADPI dan Konsultan Manajemen.
3. Bisa berdampingan dengan Kantor Akuntan Publik, Badan Pemeriksa Keuangan RI, Departemen
Keuangan RI dan Komite Audit dalam cara-cara dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan KAP, BPK dan
Departemen Keuangan RI, sehingga bisa diperoleh persamaan persepsi.
4. Adanya Forum Komunikasi Bagian Pengawasan dan Persatuan Auditor Internal Indonesia membantu
menambah wawasan, tukar pengalaman dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan auditing.
5. Daftar Penilaian Pegawai untuk menilai konduite karyawan Dana Pensiun Perkebunan, membantu
memotivasi kerja Staf Bagian Pengawasan.
6. Tersedia informasi pengawasan dari Koran, TV dan media lainnya.
7. Adanya kebijakan Pemerintah yang mengharuskan bagi Dana Pensiun untuk menerapkan Tata Kelola
yang baik dan prinsip-prinsip Good Pension Fund Governance (GPFG) merupakan modal dasar dan
sekaligus momentum yang tepat untuk mencetak blue print Dana Pensiun di Indonesia.
b. Hambatan
1. Accounting Treatment obyek audit masih belum seragam penerapannya.
2. Cost Structure obyek audit berbeda - beda
3. Bapepam LK baru menetapkan dan mendorong Dana Pensiun di Indonesia untuk menyusun Pedoman
Tata Kelola Dana Pensiun yang baik sebagaimana tertuang dalam KEP-136/BL/2006.
4. Dana Pensiun di Indonesia belum ada yang menerapkan Standart Komputers Auditor untuk digunakan
sebagai studi banding / maupun branchmarking.
B. Sasaran Pengawasan Tahun 2011
Dalam tahun 2011 Bagian Pengawasan menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran Umum
a. Membantu manajemen dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan perusahaan antara lain
penerapan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Republik Indonesia
tentang Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun.
b. Mencari peluang-peluang yang masih bisa dilakukan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan
kepuasan stakeholder.
c. Mendorong terwujudnya Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun Perkebunan yang dapat menjadi acuan bagi
Pendiri, Pemberi Kerja, dan Dewan Pengawas dan Pengurus maupun Staf Dana Pensiun Perkebunan.
d. Mewujudkan sistim pengendalian resiko yang efektif dengan menerapkan manajemen risiko sebagai satu
cara untuk membangun Tata Kelola DAPENBUN yang lebih baik dan profesional.
2. Sasaran Khusus
2.1. Bidang Keuangan dan Investasi
a. Memonitor temuan Kantor Akuntan Publik, Departemen Keuangan RI, dan hasil audit Bagian Pengawasan
yang lalu dimanfaatkan oleh manajemen dan benar-benar ditindak lanjuti oleh obyek pemeriksaan.
b. Sistim pengendalian akuntansi dan keuangan serta investasi supaya memadai dan berjalan sebagaimana
diperlukan dalam sistim informasi manajemen.
c. Kesadaran dan penerapan pengawasan melekat pada setiap tingkat manajemen supaya berjalan dengan
baik.
d. Sistim dan prosedur metoda kerja yang berlaku agar memadai sesuai kebutuhan pengendalian intern dalam
menjaga efisiensi, efektivitas.
e. Antisipasi terhadap timbulnya masalah yang akan mengarah pada pendapat eksternal auditor untuk
kualifikasi Laporan Keuangan Perusahaan.
f. Memastikan bahwa manajemen risiko investasi dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini
kemungkinan kerugian yang dialami akibat tidak kembalinya investasi yang ditanamkan baik investasi
pokok maupun hasilnya (return)
2.2. Bidang Operasional
a. Harta/Asset DAPENBUN telah terjamin keamanannya dari kerusakan, kehilangan, pencurian dan
pemborosan.
b. Kinerja masing – masing Cabang dan Bagian meningkat
c. Penggalian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan hasil usaha DAPENBUN.
d. Pengkajian ekonomis atas kerja sama perusahaan baik berbentuk KSO, BOT maupun kinerja anak
perusahaan
e. Pengecekan dan mengevaluasi secara independen dan acak terhadap kinerja pelaksanaan operasional.
f. Memperhatikan dan memperkirakan resiko-resiko yang mungkin dihadapi, hal ini untuk memperkecil
resiko investasi secara dini.
g. Memastikan akan kepatuhan terhadap arahan investasi Pendiri yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan Investasi.
h. Pengelolaan investasi diyakini adanya sistem pengawasan, pelaporan atas pelaksanaan investasi dan
adanya penyusunan portofolio yang baik sehingga diperoleh susunan investasi yang aman (resiko kecil),
terciptanya optimal investasi yang liquit dan fleksibel.
3. Evaluasi dan Analisa Sistim & Prosedur
a. Melakukan evaluasi, monitoring terhadap pelaksanaan sistim, prosedur dan metoda kerja, dan melakukan
penyempurnaan bila diperlukan.
b. Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap Manajemen Informasi Sistem DAPENBUN.
c. Melakukan analisa dan evaluasi dengan pendekatan resiko terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola
yang baik
C. Sasaran Pendidikan Auditor
Dalam tahun 2011 direncanakan masing – masing auditor mengikuti pendidikan berkelanjutan di YPIA 2 kali /
tahun, meliputi :
Pendidikan – lanjutan = 2 orang
Disamping pendidikan/kursus- kursus diatas akan diikuti pula seminar, lokakarya workshop dan lainnya yang
langsung/tak langsung berkaitan dengan bidang pengawasan
Workshop/Seminar berwawasan Internal audit = 5 orang
D. Strategi Pengawasan
1. Membentuk image auditee bahwa auditor berfungsi sebagai Konsultan, Katalis dan Watch dog ( bila
diperlukan )
2. Membentuk perilaku, sikap mental auditor yang baik, jujur dan dapat dijadikan teladan.
3. Membentuk budaya perusahaan yang berbasis pada penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Dana Pensiun yang
baik disetiap unsur yang tersebut dalam pengelolaan Aset-aset DAPENBUN.
4. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dimungkinkan adanya penyimpangan.
5. Mengevaluasi sistem dan prosedur secara periodik.
E. Kebijakan Pengawasan
Kebijakan pemeriksaan tahun 2011 terkait dengan urusan yang ada di Pengawasan, sehingga dalam kebijakan
tersebut menyangkut seluruh kebijakan Bagian SPI :
1. Cabang – cabang yang ada di luar pulau Jawa diperiksa 1 (satu) kali / tahun
2. Bagian Investasi yang mempunyai resiko keuangan tinggi 2 (dua) kali / tahun
3. Bagian lainnya diperiksa 1 (satu) kali / tahun
4. Setiap objek audit diperiksa oleh Tim Pemeriksa yang sama dalam satu tahun, supaya lebih menguasai
permasalahan.