Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“EBP GASTRITIS”
Dosen Pengampu : Sri Lestari DA , S.Kp., Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
ADELYA SETYADEWI (P27220019098)
EMA PUJI RAHAYU (P27220019106)
MARETHA KURNIA T I (P27220019119)
VAZELLA PUTRI CEGAME (P27220019137)

Mata Kuliah : KDM


Kelas : 1A

DIV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURAKARTA
TAHUN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


Gastritis adalah penyakit yang kerap terjadi di masyarakat, tetapi penyakit ini sering
diremehkan oleh penderitanya. Gastritis merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada
mukosa lambung yang penyebabnya oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam
pola makan, seperti telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu
banyak bumbu dan pedas. Hal ini yang bisa mengakibatkan munculnya Gastritis.
Hal ini menyebabkan peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya akan merasa
perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal tersebut dibiarkan dan diabaikan
semakin lama akan memicu erosi lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat
menyebabkan bisul ( ulkus ) pada lambung dan peningkatan kanker perut.
Penyakit gastritis lebih dominan menyerang laki-laki daripada wanita. Laki-laki lebih
banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok. Faktor lain
yang berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit
maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stress.
Seperti halnya pada pasien Cici (18) berdomisili di kec.Mojosongo, Surakarta, yang
mengatakan bahwa, ia tidak mengerti tentang penyakit gastritis dan cara pencegahannya. Ia
juga mengatakan sering mengonsumsi makan pedas, asam dan sering makan tidak tepat
waktu, ada yang minum-minuman bersoda dan kopi sehingga menyebabkan rasa mual dan
kembung. Selain itu sering makan terlambat, tidak sarapan pagi dan jarang sekali
mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan nutrisi. Jika hal ini tidak ditangani
dengan baik akan berdampak buruk bagi kesehatan dan mengganggu aktivitas pasien.
B.   Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan masalah yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Gastritis ?
2. Apa saja jenis-jenis Gastritis ?
3. Apa penyebab terjadinya Gastritis ?
4. Apa akibat dari penyakit Gastritis?
5. Bagaimana cara mengatasi Gastritis?
6. Bagaimana cara mencegah Gastritis?

C.   Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang di ampu oleh Ibu Sri
Lestari DA, S.Kp., Ns., M.Kes.
 Memberikan informasi tentang penyakit Gastritis
 Melakukan evaluasi terhadap pasien dengan masalah penyakit Gastritis.

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah:
 Memahami masalah dan mencari solusi tentang penyakit Gastritis
 Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyakit Gastritis
 Menerapkan ilmu yang telah dikaji.
BAB II
PEMBAHASAN

A. GASTRITIS

1. Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung
yang penyebabnya oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola makan, seperti
telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan
pedas. Hal ini yang bisa mengakibatkan munculnya gastritis.

Pengertian Gastritis Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah definisi dari gastritis menurut ahlinya.

1. Suyono (2001)

Pengertian gastritis menurut Suyono adalah proses inflamasi pada lapisan


mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.

2. Mansjoer (2004)

Pengertian gastritis menurut Masjoer adalah inflamasi dari mukosa lambung.


Lebih lengkapnya gastritis adalah inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang.

3. Silvia A. Price (2005)

Pengertian gastritis menurut Silvia A. Price adalah suatu peradangan mukosa


lambung yang dapat bersifat akut, kronik atau lokal.

4. Suzanne C. Smeltzer (2001)

Pengertian gastritis menurut Suzanne C. Smeltzer adalah inflamasi mukosa


lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak teratur dan terkontrol. Gastritis atau
peradangan pada lambung merupakan gangguan yang biasa terjadi dengan
karakteristik terdapat anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual
dan muntah.

5. Brunner dan Suddarth (2000)


Pengertian gastritis menurut Brunner dan Suddarth adalah suatu peradangan mukosa
lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu
banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh
penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Jenis-jenis Gastritis

1. Gastritis Kronis

Gastritis kronis terjadi ketika lapisan perut meradang berulang kali dalam jangka
waktu yang lama. Ketika kondisi ini terjadi, lapisan perut kehilangan sel dan fungsi
pelindung sehingga lapisan perut terkikis secara perlahan dalam jangka waktu lama.
Gejala umum gastritis kronis meliputi nyeri perut bagian atas, kembung, muntah,
kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan. Meskipun iritasi lambung sering
terjadi, tidak semuanya mengacu pada gejala gastritis kronis.
Cara paling umum untuk mengobati gastritis adalah melalui pengobatan dan
perubahan pola makan. Tanpa pengobatan yang tepat, gastritis kronis dapat berlanjut
selama bertahun-tahun sehingga penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika
gejala gastritis kronis tetap ada.

2. Gastritis Akut

Penyebab paling umum gastritis akut adalah terlalu sering menggunakan obat-obatan
non-steroidal anti-inflamasi (NSAID) seperti ibuprofen, sodium naproxen, dan diklofenak.
Penyebab lain gastritis akut berupa penyalahgunaan alkohol, kortikosteroid, kemoterapi,
infark miokard, dan stres.
Gastritis akut dapat didiagnosis berdasarkan gejalanya, yakni melalui sampel jaringan
atau endoskopi. Jika dilihat melalui mikroskop, jaringan lambung yang terkena gastritis
akut tampak merah, meradang, dan mengandung pembuluh darah berlebihan (hiperemia).
Dalam kasus ringan, pengidapnya mungkin mengalami iritasi perut dan gangguan
pencernaan.
Pada kasus sedang hingga berat, pengidap dapat mengalami sakit perut bagian atas
(epigastrik), mual, hingga muntah darah. Meskipun tidak ada pedoman pengobatan khusus
untuk gastritis akut, obat-obatan dan atau perubahan gaya hidup dapat membantu
meringankan gejala.
3. Gastritis Atrofi

Gastritis atrofi atau biasa dikenal sebagai gastritis tipe A atau B, adalah subtipe dari
gastritis kronis. Perbedaan antara atrofi dan bentuk gastritis lainnya adalah kematian
kelenjar lambung dan penggantiannya dengan usus dan jaringan fibrosa. Perut diharuskan
mengeluarkan bahan kimia seperti asam klorida, pepsin, dan faktor intrinsik untuk
mencerna makanan. Pada pengidap gastritis atrofi, fungsi lambung terganggu karena sel-
sel yang diperlukan telah mati. Gastritis atrofi menyebabkan komplikasi kesehatan serius
seperti defisiensi zat besi. Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan seperti konsumsi
antibiotik, antasida, suplemen zat besi atau suplemen B12.

4. Gastritis Antral

Gastritis antral adalah bentuk peradangan lambung yang lebih jarang daripada
gastritis akut atau kronis. Jenis gastritis antral tergolong unik karena terjadi di bagian bawah
perut (antrum). Lansia lebih berisiko mengidap gastritis jenis ini. Gastritis antral dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, cedera lambung, atau obat-obatan. Gejala umum untuk jenis
gastritis ini adalah gangguan pencernaan. Selain itu, peradangan di perut dapat menyebabkan
beberapa pengidapnya merasakan sensasi terbakar di perut. Gastritis antral dapat diobati
dengan antasida atau antibiotik jika terdapat infeksi bakteri.

5. Gastritis Autoimun

Gastritis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru


mengidentifikasi sel lambung sebagai benda asing. Kondisi ini memengaruhi produksi
asam lambung dan menyerap Vitamin B12 yang mengakibatkan anemia. Gejala utama
gastritis autoimun adalah mual, muntah, perasaan kenyang di perut bagian atas, dan sakit
perut. Gastritis autoimun juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti
defisiensi folat, besi, dan vitamin B12.

6. Gastritis Erosif

Gastritis erosif menyebabkan timbulnya borok dan perdarahan di lapisan perut.


Dalam kasus yang parah, gastritis erosif menyebabkan ketidaknyamanan ekstrem setiap
kali mengonsumsi makanan. Gejalanya berupa muntah darah dan feses berwarna hitam.
Jenis gastritis ini paling sering disebabkan karena konsumsi obat-obatan seperti steroid,
NSAID, atau obat antiinflamasi. Penyakit ini juga dapat muncul karena kerusakan pada
lapisan perut akibat penyakit Crohn, infeksi dari bakteri E. coli, dan alergi makanan.

7. Gastritis Alkohol

Gastritis alkohol adalah gastritis yang disebabkan karena konsumsi alkohol dalam
jumlah berlebihan. Alkohol membatasi kemampuan lambung untuk menghasilkan asam
sehingga memicu terjadinya peradangan. Gejalanya berupa rasa sakit di daerah perut
bagian atas, kehilangan nafsu makan, muntah, atau kembung.

3. PENYEBAB GASTRITIS

Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding lambung tersusun
dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam
lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal
untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam
lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa
lambung.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung, adalah:

 Infeksi bakteri.
Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang cukup sering terjadi,
terutama di daerah dengan kebersihan lingkungan yang kurang baik. Bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi pada lambung dan menimbulkan gastritis, cukup banyak jenisnya.
Namun, yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori. Selain dipengaruhi faktor
kebersihan lingkungan, infeksi bakteri ini juga dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan.
 Pertambahan usia.
Seiring bertambahnya usia, lapisan mukosa lambung akan mengalami penipisan dan
melemah. Kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada lansia
dibandingkan orang yang berusia lebih muda.

 Berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol.


Minuman beralkohol dapat mengikis lapisan mukosa lambung, terutama jika
seseorang sangat sering mengonsumsinya. Pengikisan lapisan mukosa oleh alkohol
dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding lambung, sehingga
mengakibatkan terjadinya gastritis, terutama gastritis akut.

 Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri.


Obat pereda nyeri yang dikonsumsi terlalu sering dapat menghambat proses
regenerasi lapisan mukosa lambung, yang berujung pada cedera dan pelemahan
dinding lambung, sehingga lebih mudah mengalami peradangan. Beberapa obat
pereda nyeri yang dapat memicu gastritis jika dikonsumsi terlalu sering, adalah
aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
 Autoimun.
Gastritis juga dapat terjadi karena dipicu oleh penyakit autoimun. Gastritis
jenis ini disebut gastritis autoimun. Gastritis autoimun terjadi pada saat sistem imun
menyerang dinding lambung, sehingga menyebabkan peradangan.
Selain penyebab di atas, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami gastritis adalah:

 Penyakit Crohn.
 Infeksi virus.
 Kebiasaan merokok.
 Infeksi parasit.
 Refluks empedu.
 Gagal ginjal.
 Penggunaan kokain.
 Menelan zat yang bersifat korosif dan dapat merusak dinding lambung, misalnya obat
pembasmi hama

4. Pengobatan Gastritis
Pengobatan yang diberikan kepada pasien oleh dokter, tergantung kepada
penyebab dan kondisi yang memengaruhi terjadinya gastritis. Untuk mengobati
gastritis dan meredakan gejala-gejala yang ditimbulkan, dokter dapat memberikan
obat-obatan berupa:
 Obat antasida.
Antasida mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri) secara cepat,
dengan cara menetralisir asam lambung. Obat ini efektif untuk meredakan gejala-
gejala gastritis, terutama gastritis akut. Contoh obat antasida yang dapat dikonsumsi
oleh pasien adalah aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida.
 Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker).
Obat ini mampu meredakan gejala gastritis dengan cara menurunkan produksi
asam di dalam lambung. Contoh obat penghambat histamin 2 adalah ranitidin,
cimetidine, dan famotidine.
 Obat penghambat pompa proton (PPI).
Obat ini memiliki tujuan yang sama seperti penghambat histamin 2, yaitu
menurunkan produksi asam lambung, namun dengan mekanisme kerja yang berbeda.
Contoh obat penghambat pompa proton adalah omeprazole, lansoprazole,
esomeprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.
 Obat antibiotik.
Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, yaitu Helicobacter pylori. Contoh obat antibiotik yang dapat diberikan kepada
penderita gastritis adalah amoxicillin, clarithromycin, tetracycline, dan metronidazole.
 Obat antidiare.
Diberikan kepada penderita gastritis dengan keluhan diare. Contoh obat
antidiare yang dapat diberikan kepada penderita gastritis adalah bismut subsalisilat.
Untuk membantu meredakan gejala dan penyembuhan gastritis, pasien perlu
menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan. Pasien akan dianjurkan untuk membuat pola
dan jadwal makan yang teratur. Pasien yang sering makan dengan porsi besar, akan
dianjurkan untuk mengubah porsinya menjadi sedikit-sedikit, sehingga jadwal makan
menjadi lebih sering dari biasanya. Selain itu, pasien sebaiknya menghindari makanan
berminyak, asam, atau pedas, guna mencegah gajala gastritis bertambah parah.
Jika sering mengonsumsi minuman beralkohol, pasien akan dianjurkan untuk
mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan tersebut. Stres juga dapat menjadi
pemicu timbulnya kondisi ini. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk
mengendalikan tingkat stresnya, agar dapat membantu pemulihan.

5. Pencegahan Gastritis
Jika seseorang tahu apa yang menyebabkan gastritis, pendekatan yang paling
sederhana adalah menghindari penyebabnya. Aspirin dan alkohol adalah dua zat yang
paling banyak dokonsumsi yang menyebabkan gastritis. Alkohol harus dihindari jika
orang tersebut mengalami sakit perut dan mual setelah minum alkohol.
Yang utama dari pencegahan gastritis adalah menghindari hal-hal yang
mengganggu atau mengiritasi lapisan perut, di antaranya:
 Aspirin
 NSAID seperti ibuprofen (Motrin, Advil), naproxen (Naprosyn), atau asam
mefenamat
 Merokok
 Kafein
 Alkohol
Jika dokter telah memberi resep obat yang mampu memicu gastritis,
konsultasikan kepada dokter sebelum Anda menghentikan minum obat secara sepihak.
Pengobatan sangat penting bagi kesehatan pasien.
BAB III

A. Analisis Kasus

No Data Fokus Etiologi Problem


1. Ds :
 Klien mengeluh nyeri pada ulu
hatinya
 Ambang nyeri 8
DO :
 Klien terlihat meringis menahan
nyeri Nyeri akut Iritasi mukosa
 Klien tampak memegangi bagian lambung
bawah perutnya
 Klien tampak gelisah
TD : 130/80 mmHg
N : 84x/menit
Rr : 21x/menit
S : 36,5 ᵒC

2. Ds :
 Klien mengatakan tidak nafsu
makan
 Klien mengatakan mual dan
muntah 3x sehari
 Klien mengatakan sulit untuk Perubahan nutrisi Menurunnya nafsu
menghabiskan diit yang di kurang dari makan, mual,
berikan. kebutuhan tubuh muntah.
Do :
 Diit klien tidak habis
 Bb menurun dari 50kg menjadi
47kg

B . Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iritasi mukosa lambung
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurunnya nafsu makan, nual,
muntah.

C. Intervensi Keperawatan
No Dx. Kep Waktu Tujuan dan KH Intervensi TTD
.
1. Nyeri akut Setelak dilakukan tindakan O : Observasi
b/d iritasi keperawatan selama 3x24jam TTV kaji skala
mukosa nyeri pasien hilang dengan nyeri
lambung kriteria hasil : N : Berikan
1. Nyeri klien analgetik unruk
berkurang/hilang mengurangi
2. Skala nyeri 0 nyeri
3. Klien tampak rileks. E : Ajarkan
teknik distraksi
dan relaksasi
K : Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
analgetik.

2. Ketidak Setelah dilakukan tindakan O: Kaji adanya


seimbangan keperawatan selama 3x24jam alergi makanan
nutrisi diharapkan : N : Berikan
kurang dari 1. Nafsu makan klien makanan yang
kebutuhan membaik terpenuhi
b/d 2. Berat badan klien (sudah di
menurunnya menujukkan konsumsikan
nafsu peningkatan dengan ahli )
makan,mual 3. Menunjukkan perilaku E : Ajarkan
dan muntah mempertahankan pola pasien
nutrisi. bagaimana
membuat
catatan
makanan
harian
K : Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
pasien.
D. Implementasi Keperawatan
No Hari/Tanggal/Ja Dx. Kep Implementasi Respon TTD
m
1. Sabtu, Nyeri akut b/d  Mengobservasi S: Pasien
24/02/2019 iritasi mukosa mengatakan nyeri
lambung pada perut
O: TD= 150/80
mmHg
N= 84
kali/menit
 Mengobservasi RR= 22
nyeri px kali/menit
S= 36,3 oC

S: Pasien
 Mengajarkan mengatakan nyeri
teknik relaksasi berkurang
O: Pasien
memegang bagian
yang sakit

 Memberikan S: Pasien
analgetik mengatakn lebih
relaks
O: Pasien
berbaring setelah
duduk
 Berkolaborasi
dengan dokter
S:Pasien
mengatakan sudah
minum obat
O: Pasien minum
obat PCT

S: Pasien
mengatakan nyeri
berkurang
O: Dosis PCT 500
mg

2. Sabtu, Ketidakseimbangan  Mengobservasi S: Pasien


24/02/2019 nutrisi kurang dari TTV mengatakn nyeri
kebutuhan b/d berkurang
menurnnya nafsu O: TD=
makan, mual dan 150/80mmHg
muntah N= 84
kali/menit
 Memonitor intek RR= 22 kali
dan output cairan /menit
S= 36,3 oC

S: Paien
mengatakan mual
 Memberi makan dan muntah sudah
sedikit tapi sering berkurang
dalam keadaan O: Tempat muntah
hangat kosong

S: Pasien
mengatakan sudah
 Berkolaborasi mau makan yang
dengan dokter banyak
untuk pemberian O: Pasien
obat menghabiskan
porsi makan

S: Pasien
mengatakan mual
dan muntah sudah
berkurang
O:injeksi
ondancentron

E. Evaluasi
1. Evaluasi formatif
No Hari/Tanggal/Jam Dx. Kep Evaluasi TTD
1. Minggu, Nyeri akut b/d S: Pasien mengatakan nyeri
25/02/2019 iritasi mukosa sudah hilang
20.00 lambung O: TD = 110/80 mmhg
N = 84 kali/ menit
RR= 20 kali/ menit
S=36,8 oC
- Ekspresi wajah pasien
terlihat tenang
- Skala nyeri berkurang
dari 3-2
A: Masalah teratasi sebagian
P: Interverensi dilanjutkan
2. Sabtu, 24/02/2019 Ketidakseimbangan S: Pasien mengeluh mual
20.00 nutrisi kurang dari O: Pasien keadaannya cukup.
kebutuhan b/d Pasien terlihat ingin muntah
menurunnya nafsu A: Masalah teratasi sebagian
makan, mual dan P: Intervensi dilanjutkan
muntah

2. Evaluasi sonatif
No Hari/Tanggal/Jam Dx. Kep Evaluasi TTD
1. Minggu, Nyeri akut b/d S: Pasien mengatakan nyeri
25/02/2019 iritasi mukosa sudah hilang
20.00 lambung O: TD = 110/80 mmhg
N = 84 kali/ menit
RR= 20 kali/ menit
S=36,8 oC
A: Masalah teratasi
P: Interverensi selesai
2. Minggu, Ketidakseimbangan S: Pasien mengatakan sudah
25/02/2019 nutrisi kurang dari tidak mual dan muntah
20.00 kebutuhan b/d O: Pasien terlihat lebih nyaman
menurunnya nafsu dan membaik
makan, mual dan A: Masalah teratasi
muntah P: Intervensi selesai
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasipada lapisan mukosa dan submukosa lambung
dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobater pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti
trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus bebrapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis, gejala dan tanda-tanda penyakit ini sama antara satu sama lain.

B. Saran
Guna penyempurnaan makalah ini, kami dari kelompok 2 sangat mengharapkan kritik
dan serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/31017532/GASTIRIS_MAAG
https://www.academia.edu/11369932/Makalah_Askep_Gastritis
https://doktersehat.com/pencegahan-dan-prospek-gastritis/
https://hellosehat.com/penyakit/gastritis-adalah-radang-lambung/

Anda mungkin juga menyukai