2
Mata Kuliah : Biokimia dan Fisiologi Gizi
Dosen :
OLEH :
PENDAHULUAN
Malnutrisi lazim pada pasien dengan penyakit hati kronis, dengan 75% pasien
terkena dalam satu penelitian terhadap 300 pasien sirosis. Dari pasien tersebut, 21%
pasien anak A sudah menunjukkan malnutrisi sedang hingga berat. Asupan oral yang
buruk, sintesis protein yang tidak adekuat oleh hati, dan keadaan hipermetabolik pada
penyakit hati berkontribusi pada malnutrisi. Meskipun malnutrisi berdampak buruk pada
hasil pada pasien dengan penyakit hati kronis, itu mungkin tidak dikenali sampai akhir
perkembangan penyakit. Faktor Yang Berkontribusi Malnutrisi pada Penyakit Hati
Kronis: (a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, Rasa kenyang awal (asites) Anoreksia
(mual, muntah, perut kembung) Dysgeusia (defisiensi seng) Ensefalopati hati Diet
terbatas (protein rendah, natrium rendah, pembatasan cairan) Asupan alcohol. (b)
Perubahan metabolisme Keadaan hipermetabolik Peningkatan resistensi insulin
gluconeogenesis. (c) Malabsorpsi Shunting portosystemic (edema dinding usus, stasis
vena portal) Defisiensi asam empedu Pertumbuhan berlebih bakteri usus halus
Penilaian Gizi
Penatalaksanaan malnutrisi dimulai dengan identifikasi melalui penilaian status gizi
yang obyektif, namun seringkali sulit dilakukan pada pasien sirosis hipervolemik.
Pedoman European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN) terbaru
merekomendasikan menerapkan Penilaian Global Subjektif (SGA)
1. Sejarah
Perubahan berat badan
Dalam 6 bulan terakhir
Dalam 2 minggu terakhir Perubahan pola makan
Jika berubah, durasi perubahan
Jika asupan berkurang, ciri diet: padat suboptimal, cairan penuh, hipokalorik,
kelaparan
Gejala muncul> 2 minggu
Tidak ada, mual, muntah, diare, anoreksia
Status fungsional
Tidak ada disfungsi
Jika disfungsi, durasi (minggu) dan derajat (bekerja suboptimal, rawat jalan,
terbaring di tempat tidur, gangguan spesifik)
Diagnosis primer dan adanya stres metabolik Tidak
ada stres, rendah, sedang, tinggi
2. Pemeriksaan fisik
Hilangnya trisep dan lemak subkutan dada Pengosongan otot paha depan dan deltoid
Asites, Edema pergelangan kaki, Edema sakral
3. Peringkat Penilaian Global Subyektif
A 5 Bergizi baik B 5 Gizi buruk C 5 Gizi buruk
Pengukuran antropomorfik (yaitu, ketebalan lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah)
untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko mengalami malnutrisi dan untuk mengukur
malnutrisi dengan analisis impedansi bioelektrik. Beberapa tujuan variabel yang
digunakan dalam penilaian nutrisi adalah penggunaan yang terbatas pada pasien dengan
penyakit hati kronis, karena proses penyakit itu sendiri mempengaruhi nilainya (yaitu,
albumin, berat badan ideal). Metode penilaian nutrisi yang ideal pada pasien dengan
penyakit hati akan mencakup pengukuran subjektif dan obyektif.
Untuk tujuan ini, modifikasi SGA untuk memasukkan variabel obyektif telah
dikembangkan, seperti Royal Free Hospital-Global Assessment dan Royal Free Hospital-
Nutritional Prioritizing Tool. Meskipun menjanjikan dalam hal penilaian gizi yang lebih
baik, masing-masing membutuhkan validasi lebih lanjut.8 Selain itu, tes samping tempat
tidur lainnya, tes kekuatan genggaman, mungkin merupakan prediktor yang lebih baik
dari komplikasi pada pasien malnutrisi dengan sirosis.9