OSMK-Sofiani Safitri-2A
OSMK-Sofiani Safitri-2A
“OSMK”
DOSEN:
DI SUSUN:KELAS II KELOMPOK 7
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT . yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini. Selanjutnya
shalawat serta salam penulis limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia menuju ilmu pengetahuan dan keimanan.
Kabupaten solok,12,september2020
Penulis
A.Anfis Telinga
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah peradangan pada mukosa telinga tengah dan
ruang mastoid yang berlangsung lebih dari 3 bulan ditandai dengan adanya perforasi pada
membran timpani dan keluarnya cairan secara terus menerus atau hilang timbul dari liang
telinga. Otitis media supuratif kronis merupakan salah satu penyakit terbanyak di dunia
terutama di negara berkembang. Keterlambatan diagnosis dan penatalaksanaan berakibat
munculnya komplikasi yang dapat meningkatkan angka kematian. Komplikasi dapat terjadi
karena adanya infeksi, inflamasi, jaringan granulasi dan pembentukan kolesteatom yang terus
menerus. Komplikasi OMSK ini terdiri dari komplikasi intrakranial dan intratemporal
(ekstrakranial).
Mikroorganisme juga berperan besar dalam kejadian OMSK, baik bakteri aerob maupun
anaerob. Penyebab terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, Staphylococcus
aureus, Proteus mirabilis. Dalam hal ini, perkembangan antibiotik turut berperan dalam
menekan angka kejadian OMSK
Otitis media supuratif kronis dibedakan atas dua yaitu OMSK tanpa kolesteatom dan
OMSK dengan kolesteatom. Otitis media supuratif kronis tanpa kolesteatom disebut juga
tipe aman. Pada tipe aman peradangan terjadi pada mukosa dan tidak mengenai tulang.
Perforasi membran timpani terletak di sentral. Tipe ini jarang menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Otitis media supuratif kronis yang disertai dengan kolesteatom disebut juga tipe
bahaya. Perforasi membran timpani letaknya marginal atau di atik. Sebagian besar
komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK dengan kolesteatom ini.
Kolesteatom sendiri merupakan suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel
(keratin). Deskuamasi ini terbentuk terus menerus dan menumpuk sehingga kolesteatom
semakin besar. Banyak teori yang menjelaskan tentang patogenesis terbentuknya kolesteatom
diantaranya teori invaginasi, migrasi, metaplasi dan implantasi. Kolesteatom dapat
menyebabkan penekanan organ dan destruksi tulang di sekitarnya sehingga terjadi
komplikasi.
C.Etiologi OSMK
Pada OMSK bakteri penyebab dapat berupa bakteri aerob ( pseudomonas, aeruginosa,
escherichia col, S. Aureus, streptoccocus pyogenes, progeus mirabilis, klebsiella species) dan
bakteri aerob (bacteroides, peptostreptoccocus, proprionibacterium). Bakteri tersebut
ditemukan di kulit liang telinga namun dapat berpolimerisasi karena trauma, inflamasi
Komala serasi atau kelembaban yang tinggi. bakteri tersebut dapat masuk ke dalam telinga
tengah melalui perforasi yang kronis. P. Aeruginosa merupakan bakteri yang memiliki
kemampuan destruksi struktur telinga tengah dan mastoid yang progresif karena toksin dan
enzim yang dihasilkan.
1. Lingkungan
Prevalensi OMSK Pada beberapa negara dipengaruhi oleh kondisi sosial ,ekonomi,
suku, tempat tinggal yang padat, kebersihan dan nutrisi yang buruk.
2. Riwayat otitis media sebelumnya
Secara umum dikatakan otitis media kronik merupakan kelanjutan dari otitis media
akut atau otitis media dengan evolusi, dengan keadaan tersebut apabila tidak
mendapatkan penanganan yang tepat maka akan mengakibatkan otitis media kronik.
3. Infeksi
Infeksi pada omsk tersering dikarenakan oleh bakteri diantaranya yaitu pseudomonas
aeruginosa, stafilokokus aerus, dan proteus.
4. infeksi saluran nafas atas
Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme secara normal berada di dalam
telinga tengah sehingga memudahkan penumbuhan bakteri.
5. Autoimun
Penderita dengan penyakit autoimun mudah terkena penyakit OMSK.
6. Gangguan fungsi tuba eustachii
Pada omsk di mana tuh sering tersumbat oleh edema, pada telinga yang inaktif
berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi Tuba eustachius dan
umumnya menyatakan bahwa tubuh tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif
menjadi normal.
Menurut I Samosir (2018) faktor-faktor yang menyebabkan otitis media supuratif menjadi
kronis sangat majemuk, beberapa diantaranya:
1.Gejala klinis
D.Manifestasi Klinis
E.Patofisiologi
Penyebab endogen misalnya gangguan silia pada tuba, deformitas palatum, atau
gangguan otot-otot dilatator tuba. Penyebab eksogen misalnya infeksi atau alergi yang
menyebabkan inflamasi pada muara tuba.13,17 Mayoritas OMSK merupakan kelanjutan atau
komplikasi otitis media akut (OMA) yang mengalami perforasi. Namun, OMSK juga dapat
terjadi akibat kegagalan pemasangan pipa timpanostomi (gromet tube) pada kasus otitis
media efusi (OME).
Perforasi membran timpani gagal untuk menutup spontan, sehingga mudah terjadi
infeksi berulang dari telinga luar atau paparan alergen dari lingkungan. Keadaan ini
menyebabkan otorea yang persisten.12,13 Infeksi kronis ataupun infeksi akut berulang pada
hidung dan tenggorokan dapat menyebabkan gangguan fungsi tuba eustakhius sehingga
kavum timpani mudah mengalami gangguan fungsi hingga infeksi dengann otorea terus-
menerus atau hilang timbul.
F.faktor resiko
1. Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya otitis media.
Misalnya:
2. Anak-anak di usia 6 bulan sampai 2 tahun rentan terhadap infeksi telinga, karena
ukuran dan bentuk tuba eustachius dan sistem imun yang masih berkembang.
3. Anak-anak yang ditempatkan di penitipan anak. Mereka di kategori ini lebih rentan
terserang pilek dan infeksi telinga daripada anak-anak yang tinggal di rumah.
4. Pemberian makan bayi. Si Kecil yang minum dari botol, terutama saat berbaring,
cenderung rentan terhadap infeksi telinga daripada bayi yang disusui oleh ibunya
(dengan payudara).
5. Kebiasaan merokok atau paparan asap rokok.
6. Bekerja di tempat dengan banyak polusi.
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada pasien OMSK yang dicurigai mengalami
komplikasi. Diantaranya pemeriksaan laboratorium darah dan tomografi komputer.
Tomografi komputer dapat dilakukan dengan cepat dan sangat terpercaya dalam menilai
telinga tengah, pneumatisasi air sel mastoid dan adanya komplikasi ke intrakranial.
Pemeriksaan penunjang lain yang biasa dilakukan adalah pungsi lumbal, untuk menilai
adanya meningitis. Pungsi lumbal biasanya dilakukan setelah pemeriksaan laboratorium
darah dan tomografi komputer yang menggambarkan adanya komplikasi ke intrakranial.
Pungsi lumbal ini menjadi kontra indikasi pada pasien dengan abses otak dan empiema
subdural.
1.Meningitis
Meningitis merupakan komplikasi intrakranial yang paling banyak terjadi pada pasien
OMSK. Angka kematian akibat meningitis bakterialis cukup tinggi, antara 5-18,75%
terutama pada pasien usia tua dengan meningitis pneumokokus.
Meningitis dapat terjadi melalui ekstensi langsung melewati tulang yang erosi,
saluran yang sudah terbentuk sebelumnya atau melalui darah (hematogen). Gejala utama
meningitis adalah sakit kepala berat, demam tinggi, fotofobia dan perubahan status mental.
Tingkat kesadaran pasien dapat berbeda tergantung derajat penyakit. Pada kasus yang berat
biasanya terjadi penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan kaku kuduk
yang dapat disertai dengan tanda Kernig dan Brudzinski. Pemeriksaan funduskopi terkadang
memperlihatkan edema papil.
2.Pungsi lumbal
Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi,
tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi superimpose
otitis media supuratif eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya
tromboplebitis vaskuler.
Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi
sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus
eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes
otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type
maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.
I.ASKEP OMSK
I.Pengkajian fokus
1. Sakit telinga
2.ketajaman pendengaran
3.Tinitus
4.Suara bergema
5. Vertigo
kriteria:
Rasional
4.Mempercepat penyembuhan membran timpani yang pecah dan mencegah infeksi lebih jauh
A. DIAGNOSA
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan hantaran udara/suara yang diterima
menurun
Ds : Klien mengatakan pendengarannya berkurang sejak dua bulan yang lalu
Do : telinga kanan klien tampak ada penumpukan cairan dan klien tampak
kebingungan apa yang dibicarakan oleh dokter dan perawat.
INTERVENSI
INTERVENSI
Shinta, dkk. 2020. Sistem indra T.H.T.K.L Dan Mata. Singapore. Elsevier. Diakses melalui
https://books.google.co.id/books?
id=zCD3DwAAQBAJ&pg=PA330&dq=manifestasi+klinis+pada+pasien+OMSK&hl=id&sa=X&ved=2ahU
KEwjJo6Km6d7rAhWUeX0KHXwRB84Q6AEwAHoECAMQAg
Jenny Tri Yuspita Sari1, dkk. 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. Otitis Media Supuratif Kronis Tipe
Kolesteatom dengan Komplikasi Meningitis dan Paresis Nervus Fasialis Perifer. Padang