Anda di halaman 1dari 10

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158

ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org


© Copyright 2014

STRATEGI SINGAPORE TOURISM BOARD DALAM MENINGKATKAN


KUNJUNGAN WISATAWAN ASAL INDONESIA KE SINGAPURA
PASCA KRISIS GLOBAL TAHUN 2008

Pebri Ariyanto1
NIM: 0802045180

Abstract

The purpose of this research is to explain about Singapore Government


Strategies and efforts after global crisis in 2008 in increasing tourism visits
especially from Indonesia through Singapore Tourism Board (STB). Singapore
Tourism Board is a government agency that handling tourism sector. Crisis in
2008 has led to decline in the tourist arrivals, so that the government has
launched several programs to solve the problem. The programs are BOOST
(Building On Opportunities to Strengthen Tourism), micro site and city brand
“Your Singapore” and also has opened representative offices of STB in many
countries in this case is in Indonesia. The results of this research are there has
been an increasing number in tourist arrivals from Indonesia and also
Singapore received many awards for tourism industry. It indicates that STB has
been succees to manage tourism industry sector.

Keywords: Tourism of Singapore, Singapore Tourism Board, Global Crisis,


Government Strategy

Pendahuluan
Republik Singapura ialah sebuah negara di Asia Tenggara yang terletak di ujung
Semenanjung Malaysia, berbatasan dengan Johor Darul Takzim (Malaysia) dan
Kepulauan Riau (Indonesia). Negara ini terletak 137 km dari garis khatulistiwa
yang terdiri atas pulau utama (Pulau Singapura) dan sekitar 50 pulau kecil yang
mengelilinginya. Posisi yang begitu strategis membuat negara ini memiliki
pelabuhan yang sangat ramai dan menjadi pusat perdagangan dunia sehingga
Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki sektor ekonomi yang
berkembang pesat (Agus Suryana, 2005: 49).

Disamping itu, pemerintah Singapura juga mengelola sektor industri pariwisata


dalam memajukan perekonomian negara. Hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Singapura setiap
tahunnya yang sudah tentu membantu meningkatkan perekonomian negara. Hal

1
Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Soasial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: pebriariyanto3@yahoo.co.id
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158

ini tidak lepas dari peran pemerintah Singapura yang terus dan selalu mencari cara
untuk meningkatkan pariwisata di negara tersebut.

Industri pariwisata Singapura dikelola oleh dewan pariwisata Singapura yang


disebut dengan STB (Singapore Tourism Board). STB merupakan badan
pemerintah yang berada di bawah naungan departemen perindustrian dan
perdagangan Singapura. Misi utamanya adalah mengkordinasi usaha-usaha
promosi Singapura. Badan ini bertujuan untuk mengembangkan berbagai bidang
yang dianggap dapat memajukan perekonomian Singapura yaitu dari sektor
pariwisata, sektor pendidikan dan sektor kesehatan serta menjadikan sektor-sektor
tersebut sebagai brand image dari Singapura sehingga para wisatawan akan
menjadikan Singapura sebagai destinasi utama dalam berwisata. Jangkauan kerja
STB sangat luas, badan ini memiliki 22 kantor regional dan dua kantor pemasaran
di lima benua (www.swamajalah.com).

Sebagai bukti yang paling konkrit mengenai keberhasilan pemerintah Singapura


dalam menjalankan industri pariwisata adalah dengan semakin meningkatnya
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya Indonesia ke Singapura.
Berdasarkan data statistik laporan tahunan pariwisata Singapura, kunjungan
wisatawan dari Indonesia terus meningkat yakni pada tahun 2004 berjumlah
sekitar 1.765 juta kunjungan, pada tahun 2005 berjumlah 1,813 juta kunjungan,
pada tahun 2006 berjumlah 1.922 juta kunjungan dan pada tahun 2007 berjumlah
1.962 juta kunjungan. Namun pada tahun 2008, Pariwisata Singapura mengalami
kemunduran dikarenakan oleh krisis Global yang melanda banyak Negara di dunia
yang mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan sekitar 200 ribu kunjungan
yakni menjadi 1.765 juta kunjungan dan sampai tahun 2009 mengalami penurunan
hingga 20 ribu kunjungan dengan jumlah 1.745 juta kunjungan (Singapore
Tourism Board, 2009: 19-21).

Krisis global ini berawal pada negara adidaya Amerika Serikat (AS) yang dimulai
dari macetnya kredit perumahan di Amerika Serikat yang merupakan salah satu
sentrum bagi perekonomian dunia. Krisis di tahun 2008 terjadi akibat tidak
seimbangnya sektor keuangan dengan sektor produksi karena adanya praktek
monopoli sumber daya ekonomi oleh korporasi besar dan negara maju terhadap
negara miskin. Modal untuk pembangunan hanya dimiliki oleh sekelompok
korporasi besar dan negara tertentu saja, sementara negara miskin harus dengan
cara berutang untuk mendapatkan dana pembangunan dengan kewajiban
menjalankan seluruh persyaratan negara maju.

Krisis yang dipicu oleh sektor perumahan itu menyebabkan krisis ekonomi yang
lebih parah karena krisis tahun 2008 terjadi di AS dan Eropa yang menjadi pusat
keuangan dunia. Hampir seluruh produk keuangan berasal dari AS kemudian
dijual ke negara-negara di seluruh dunia. Kredit perumahan kelas dua di AS
sebagai awal terjadinya krisis, dibeli oleh berbagai negara yang percaya bahwa
daya tahan ekonomi AS jauh lebih kuat dari negara lainnya, karena AS memiliki
sumber daya keuangan yang sangat besar. Namun kenyakinan tersebut salah
seiring dengan macetnya kredit perumahan. Pembelian produk keuangan oleh

150
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)

berbagai negara inilah yang menjadikan krisis tahun 2008 memiliki dampak yang
sangat luas, tidak hanya AS tapi juga di banyak negara lainnya. Kisis di tahun
2008 berawal dari krisis keuangan, berkembang ke krisis perbankan, menjadi
krisis ekonomi.

Dampak dari permasalahan inipun meluas secara Global dengan alasan:


1. Tata keuangan global yang berporos ke AS.
2. Sistem ekonomi dan perdangangan global.
3. Sistem politik dunia didominasi AS. (www.indoprogress.com).

Secara finansial, ekonomi dan politik, Indonesia menjalankan sistem yang


ditawarkan AS. Mulai dari pasar modal pro pasar, dana pembangunan yang
bersumber dari utang luar negeri, industri yang berbasis ekspor, hingga
melahirkan kebijakan-kebijakan ekonomi pro pasar. Dengan sistem ekonomi
seperti ini, tidak heran jika Indonesia terkena imbas krisis tahun 2008. Jika dana
pembangunan di sebuah negara bersumber dari luar, tidak dapat dihindari
pembangunan tersebut rentan terhadap krisis baik yang bersumber dari dalam
negeri maupun luar negeri.

Secara umum kondisi perekonomian Indonesia sebagai dampak langsung yang


dirasakan akibat krisis tahun 2008, antara lain:
- Tingginya pengangguran dan angka PHK akibat menurunya produksi ekspor
(akibat ketergantungan pasar luar)
- Bertambahnya beban utang luar negeri (sebagai konsekuensi stimulus fiscal
untuk penyelamatan krisis)
- Banyak kasus perampasan tanah akibat proyek-proyek infrastruktur (untuk
menjaga daya beli konsumen)
- Tingginya angka kekerasan akibat konflik agrarian
- Terabaikannya pelayanan publik akibat dana lebih digunakan untuk
penyelamatan perbankan
- Masyarakat semakin miskin akibat penggunaan sumber daya keuangan untuk
penyelamatan korporasi

Hal tersebut diatas tentu mengalihkan perhatian seluruh negara beserta masyarakat
dunia termasuk Indonesia. Praktis masing-masing negara pada akhirnya sibuk
membenahi diri dan mengantisipasi terjadinya dampak yang lebih parah dari krisis
ekonomi Global tersebut. Kemudian berdampak pula pada minat masyarakat akan
kebutuhan tersier, salah satunya berlibur ke luar negeri. Hal tersebut juga terjadi
pada masyarakat Indonesia yang menjadi enggan untuk berkunjung ke Singapura.
Kondisi ini menjadi alasan terjadinya penurunan jumlah wisatawan asal Indonesia
yang berkunjung ke Singapura.

Kerangka Dasar Teori


1. Industri Pariwisata
Jika digambarkan mengenai istilah, “industri” adalah sesuatu yang dikerjakan dan
membawa hasil dari produksi tersebut, bisa berupa barang dan/atau jasa. Istilah
tersebut didasarkan oleh penggolongan standar bidang industri, hal ini

151
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158

menunjukkan bahwa industri tidak hanya termasuk didalam area manufaktur


tradisional dari pertambangan dan konstruksi (agrikultur, kehutanan dan
perikanan, transportasi, komunikasi, energi listrik, gas dan pelayanan kesehatan),
tetapi juga termasuk dalam pelayanan perdagangan ritel, grosir dan keuangan,
asuransi dan layanan pemerintah. Hal tersebut adalah maksud industri digunakan
dalam istilah “Industri Pariwisata”, industri terlibat dalam pariwisata karena dalam
pariwisata juga dapat menghasilkan barang dan/atau jasa yang dapat terlibat dalam
proses pembuatan barang mentah atau setengah jadi, mempunyai pekerja dalam
jumlah besar ataupun kecil yang secara otomatis akan menjadi buruh secara
intensif. Suatu organisasi dapat memiliki kepemilikan sektor umum ataupun
pribadi dan akan menghasilkan keuntungan (Elspeth An Frew, 2000).

Segala kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan, harus dapat dipenuhi oleh
pemerintah sebagai pegendali sektor tersebut. Dengan demikian, perlu adanya
kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam pariwisata. Mulai dari
perencanaan liburan, transportasi yang akan digunakan, akomodasi, objek wisata
seperti kuliner dan hiburan (restaurants), perbelanjaan, hingga pengalaman yang
akan didapatkan oleh wisatawan selama berlibur ke suatu negara. Jika dikaitkan
dengan industri pariwisata yang terjadi di Singapura, melalui STB, pemerintah
telah melaksanakan sesuatu yang seharusnya dilakukan pada sektor pariwisata
disebuah negara. STB telah membangun industri pariwisata dalam lingkungan
internal yakni objek-objek wisata baik pendidikan, kesehatan maupun bisnis dan
hiburan. Untuk jenis-jenis objek wisata tersebut, pemerintah melalui STB telah
melakukan koordinasi dengan instansi dan organisasi terkait, diantaranya adalah
travel agent, retailer tiket, industri penerbangan, transportasi kelautan dan darat,
akomodasi dan penyediaan pemandu wisata juga informasi mengenai tempat-
tempat yang akan dikunjungi oleh para wisatawan melalui Singapore Visitor
Center (United Nations, 2007:3)

2. Diplomasi Bisnis
Dalam diplomasi bisnis, segala sesuatu menjadi lebih menantang ketika transaksi
bisnis tertentu melintasi beberapa budaya. Katakan saja sebuah tim dari divisi
yang berbeda pada perusahaan internasional bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah pada sebuah produk baru. Memimpin dan menjadi anggota dari sebuah
team memerlukan interaksi dari orang lain yang memiliki latar belakang budaya
dan bahasa yang berbeda. Team tersebut biasa bertemu secara langsung atau
berkomunikasi melalui video dan panggilan konferensi. Grup tersebut mungkin
memiliki sebuah tujuan bersama untuk memulainya, akan tetapi anggota-
anggotanya mungkin tidak setuju dengan cara mencapai tujuan tersebut.

Pada kasus lain, perwakilan bisnis dari perusahaan berbeda dan lembaga
pemerintah mungkin perlu bekerja bersama untuk menyelesaikan sebuah masalah,
bernegosiasi untuk sebuah persetujuan atau membuat kunci untuk suatu
keputusan. disini, anggota kelompok tidak seharusnya memulai pekerjaan dengan
tujuan bersama. Tentu saja mempunyai kepentingan pribadi yang sangat berbeda.
Dalam mengungkapkan segala kepentingan dan perbedaan perspektif mungkin
akan menjadi lebih sulit karena dari hambatan budaya untuk komunikasi yang

152
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)

efektif seperti halnya perbedaan budaya dalam hal ini suatu posisi perlu untuk
menegaskan dan memutuskan salah satu tujuan.
Pebedaaan budaya menimbulkan tantangan terhadap sumber daya manusia dan
organisasi pembangunan, khususnya yang mendukung perusahaan multi nasional
(London Manuel, 1999: 134).

Mereka mendisain proses untuk memilih dan membuat badan eksekutif dan
tanggung jawab global. Badan eksekutif tersebut dapat bergerak melintasi batas
Negara dan atau mengatur team yang tersebar diberbagai wilayah. Agen
perubahan dapat juga sepakat dengan team internasional seperti yang mereka
pimpin atau para hadirin dalam pemilihan komite, penilaian dari eksekutif
multinasional dan membangun program kepemimpinan dengan para siswa dari
seluruh dunia. Bagian ini mempertimbangkan nilai–nilai budaya yang mendasari
perbedaan nasional dan membahas implikasi dari nilai-nilai perbedaan tersebut
agar menjadi bisnis diplomat yang efektif didalam situasi internasional. Bagian ini
juga mendefinisikan maksud dari sensitifitas budaya. Pada akhirnya hal tersebut
mempertimbangkan prinsip, Penyelesaian diplomatik dan taktik dalam aturan
internasional.

Terkait dengan industri pariwisata, diplomasi bisnis merupakan sebuah cara yang
dilakukan oleh pemerintah Singapura untuk mewujudkan kepentingan yang
dijalankan dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam dunia Internasional.
STB menjalankan diplomasi bisnis dengan memperhatikan nilai-nilai budaya yang
ada di negara yang menjadi sasaran untuk melakukan promosi pariwisata. Dalam
hal ini, STB harus mampu menyesuaikan lingkungan yang ada di Indonesia untuk
menciptakan suatu strategi yang mampu menyerap lebih banyak wisatawan asal
Indonesia mengingat negara tersebut merupakan negara terbanyak yang
mengunjungi Singapura setiap tahunnya.

Metode Penelitian
Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang
bersifat deskriptif. Merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran umum
tentang strategi industri pariwisata Singapura dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan asal Indonesia ke Singapura pasca krisis global tahun 2008. Tipe
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang
bersifat deskriptif, jenis penelitian yang memberikan gambaran umum tentang
strategi industri pariwisata Singapura dalam meningkatkan kunjungan wisatawan
asal Indonesia ke Singapura pasca krisis global tahun 2008. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Yaitu berasal
dari Buku atau Literatur, Artikel, situs-situs resmi mengenai kedua negara, situs-
situs Lembaga Penelitian, dan situs-situs resmi lainnya yang berhubungan dengan
tema dan pokok bahasan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengkaji permasalahan dalam
penelitian ini adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan
(Library Research) dan observasi yaitu mengumpulkan, mempelajari dan
menganalisa data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan

153
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158

ataupun yang tidak diterbitkan, buku-buku ilmiah, artikel, surat kabar, majalah,
internet, serta berbagai macam media lainnya yang berhubungan dengan pokok
yang dibahas juga penelitian yang dilakukan secara langsung di lapangan.

Hasil Penelitian
Strategi pemerintah Singapura dalam rangka meningkatkan kembali kunjungan
wisatawan asal Indonesia pasca krisis ekonomi global tahun 2008 dilakukan
dengan strategi ruang lingkup Internal dan Eksternal. Strategi internal dijalankan
dengan program khusus pemerintah Singapura melalui program BOOST (Building
On Opportunities to Strengthen Tourism). Sedangkan strategi diplomasi bisnis
(eksternal) dijalankan lewat Microsite YourSingapore yang dibuat khusus untuk
mengakses informasi mengenai pariwisata Singapura dan juga melalui
Representatif Offices of Singapore Tourism Board (kantor perwakilan STB).
Keterkaitan yang saling menguntungkan diantara keduanya tersebut adalah
dimana strategi internal melalui BOOST ikut membantu pendanaan terhadap para
pelaku bisnis pariwisata yang ada diluar Singapura dan untuk pengembangan fitur
yang ada pada situs website Yoursingapore. Sementara strategi eksternal yang
dilakukan dengan berdiplomasi dalam bidang bisnis khususnya pariwisata ikut
membantu mempromosikan pariwisata demi kemajuan industri pariwisata
Singapura itu sendiri.

Tindakan di bawah BOOST termasuk kampanye pemasaran taktis, serta


peningkatan skema bantuan pengembangan kerja sama dengan para pemimpin
mitra industri pariwisata. Peluncuran dan rencana program BOOST itu sendiri
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Minat Wisatawan dengan mengarahkan wisatawan sampai ke
Singapura
b. Peningkatan dukungan pendanaan untuk bisnis
c. Meningkatkan pertumbuhan dan kinerja pariwisata
d. Warga Singapura ikut menjadi "duta pariwisata”
e. Meningkatkan Kemitraan demi Masa Depan dengan bekerja sama untuk
membangun sektor pariwisata yang lebih kuat.

Selain program BOOST sebagai strategi utama untuk menanggulangi dampak


buruk terhadap sektor pariwisata Singapura yang disebabkan oleh krisis global,
STB juga melakukan strategi pendukung dengan memperbanyak fitur dan
pelayanan melalui microsite www.yoursingapore.com. Situs ini diperbaharui
dengan menambah pilihan bahasa menjadi 10 bahasa yang terdapat pada situs
tersebut. Pengunjung situs mengakses informasi pariwisata dengan menggunakan
berbagai bahasa diantaranya adalah bahasa Inggris Global, Australia, Cina,
Indonesia, Jepang, Malaysia, India, Inggris, Vietnam dan Korea. Pemerintah
Singapura juga meng-upgrade dalam bahasa Indonesia dengan mengkhususkan
kepada para wisatawan yang ingin berkunjung ke Singapura. Terdapat informasi
mengenai berbagai tempat wisata, hiburan dan lainnya berdasarkan event
berhadiah yang akan di selenggarakan di Indonesia.

154
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)

Untuk strategi STB dalam melakukan promosi keluar negeri, melalui kantor-
kantor cabang yang ada diseluruh benua dan banyak negara merupakan Direct
Business Diplomacy. Secara khusus kantor perwakilan yang ada di Indonesia
diberikan bantuan dana yang berasal dari program BOOST untuk
menyelenggarakan event di Indonesia. Salah satu event tersebut adalah kontes
foto yang diadakan melalui situs-situs jejaring sosial dimana kontes ini
diperuntukkan kepada masyarakat Indonesia. Pemenang diberikan hadiah berupa
paket perjalanan gratis ke Singapura. Secara tidak langsung, pemenang tersebut
ikut menjadi duta untuk mempromosikan pariwisata Singapura. Setelah
melakukan perjalanan ke Singapura, pemenang tersebut akan diundang ke radio-
radio untuk menceritakan pengalamannya selama berada di Singapura. Semua
biaya penyelenggaraan acara tersebut didukung oleh dana BOOST secara khusus.
Setiap tahunnya, Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengunjungi
Singapura. Hal ini menjadi begitu penting untuk diperhatikan oleh pemerintah
Singapura, untuk itu STB juga melakukan inovasi-inovasi baru dengan
meluncurkan program BOOST sebagai strategi khusus dalam menanggulangi
dampak penurunan jumlah wisatawan mancanegara khususnya Indonesia yang
disebabkan oleh krisis global secara tidak langsung.

Grafik 4.1 Kunjungan Wisatawan Asal Indonesia Pada


Tahun 2007-2011 (Pra dan Pasca Krisis Global)

3000000

2500000

2000000

1500000 Jumlah Kunjungan


Wisatawan
1000000

500000

0
2007 2008 2009 2010 2011

Sumber: Annual Report on Tourism Statistics 2010

Kunjungan wisatawan berdasarkan tujuan diklasifikasikan menjadi beberapa


bagian seperti berlibur, melakukan kegiatan bisnis, pengunjungi teman, MICE,
pendidikan dan lain-lain hampir setiap tahunnya kunjungan berdasarkan tujuan,
yang tertinggi adalah tujuan para wisatawan untuk berlibur, bisnis, mengunjungi
teman/relasi, MICE, sekolah dan tujuan lainnya. Data kunjungan wisatawan
berdasarkan tujuan diperoleh melalui Questioner yang diberikan kepada
wisatawan yang sedang berada dalam perjalanan menuju Singapura, seperti di
pesawat, kapal dan transportasi umum lainnya.

155
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158

Pada tahun 2007, jumlah wisatawan asal Indonesia yang datang ke Singapura
berjumlah 1.962.055. Penurunan kunjungan wisatawan asal Indonesia yang begitu
drastis ditunjukkan pada tahun 2008 dengan jumlah 1.765.429 kunjungan dan
kemudian menurun lagi ditahun 2009 dengan jumlah 1.745.330 kunjungan.
Penurunan kunjungan wisatawan tersebut ditanggulangi oleh STB melalui
strategi-strategi yang telah dilakukan. Strategi tersebut berjalan begitu efektif, hal
ini dibuktikan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara
khususnya asal Indonesia secara drastis di tahun 2010 dengan jumlah 2.305.149
kunjungan dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 2.592.222 kunjungan.

Kesimpulan
Dunia mengenal Singapura sebagai salah satu negara anggota Four Tigers of Asia
bersama dengan Hongkong, Korea Selatan dan Cina. Pertumbuhan negara ini
sangat cepat, khususnya dalam sektor perekonomian, perdagangan dan industri.
Sektor-sektor tersebut didukung oleh Industri pariwisata Singapura. Industri
pariwisata Singapura dikelola oleh pemerintah melalui Singapore Tourism Board.
Selain bertugas untuk mengelola Industri pariwisata, Singapore Tourism Board
juga mempromosikan bidang Pendidikan dan Kesehatan.

Pada tahun 2008 dan 2009 terjadi penurunan yang begitu drastis terhadap
kunjungan wisatawan yang datang ke Singapura. Hal ini terjadi karena krisis
ekonomi Global yang diawali dari mandatnya kredit perumahan yang terjadi di
Amerika Serikat. Krisis kemudian meluas dan memberi dampak terhadap banyak
negara di dunia termasuk Indonesia. Dilatar belakangi dari peristiwa tersebut,
Singapura mengalami dampak secara tidak langsung terhadap sektor pariwisata.
Minat para wisatawan manca negara menjadi berkurang karena masing-masing
negara yang terkena dampak secara otomatis menjadi sibuk untuk membenahi
perekonomian dalam negeri, khususnya Indonesia. Akibatnya terjadi penurunan
jumlah kunjungan wisatawan asal Indonesia yang pada tahun 2007 berjumlah
1.962.055 menjadi hanya 1.765.409 ditahun 2008 kemudian kembali terjadi
penurunan kunjungan wisatawan ditahun 2009 menjadi 1.745.330.

Dengan terjadinya penurunan jumlah kedatangan wisatawan asal Indonesia


tersebut, pemerintah menanggulangi dampak yang ditimbulkan pasca krisis global
ini dengan menjalankan strategi utama yaitu BOOST (Building On Opportunities
to Strengthen Tourism), juga strategi pendukung berupa pembuatan microsite dan
City Brand “Your Singapore” dan pengadaan kantor cabang STB di Indonesia.
Strategi-strategi tersebut merupakan strategi jitu yang telah dilakukan, hal ini
terbukti dari data kunjungan wisatawan asal Indonesia yang semakin meningkat
yakni dari 1.745.330 ditahun 2009 menjadi 2.305.149 di tahun 2010. Selain itu,
keberhasilan Singapore Tourism Board dalam menanggulangi dampak krisis
Global tahun 2008 juga ditandai dari banyaknya penghargaan yang diraih oleh
Industri Pariwisata Singapura.

156
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)

Daftar Pustaka

Buku
Agus Suryana. 2005. Profil Negara. Jakarta: Harapan Baru Raya.
Happy Marpaung dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung:
Alfabeta.
Manuel London, and Sessa, V. 1999. Selection of international Executives: An
Introduction and Annotated Bibliography. Greensboro, NC: Center for
Creative Leadership.
Mochtar Mas’oed. 2003. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
R, Kaku. 1995. Corporate Diplomacy: Principled Leadership for The Global
Community. Washington D.C: Center for Strategic and International Studies

Artikel Dalam Buku


Theobald, William F. 2005. “The Meaning, Scope, and Measurement of Travel
and Tourism” in Theobald, William F. (ed.) Global Tourism (third Edition).
Burlington, MA USA: Elsevier.

Laporan
Singapore Tourism Board. 2009. Annual Report on Tourism statistics 2009.
Singapore: Research and Incentives Division.
Smith, M. D dan Krannich, R. S. 1998. “Tourism Dependence and Resident
Attitudes”, Annals of Tourism Research.
United Nations. 2007. FDI in Tourism: The Development Dimension. New York
and Geneva: United Nations.

Skripsi dan Jurnal


Elspeth An Frew, Thesis in 2000, Industrial Tourism: A Conceptual and
Empirical Analysis, Faculty of Business, Victoria University of Technology
London Manuel, 1999, Principled Leadership and Business Diplomacy: A
Practical, Values-Based Direction for Management Development. New
York, Journal of Management Development.

Internet
10 Universitas Terbaik di Singapura, dalam http://m.hotcourses.co.id/study-in-
singapore/ choosing-a-university/10-universitas-terbaik-di-singapura/,
diakses pada tanggal 14 April 2013.
Dampak krisis global 2008 terhadap harga dan volume ekspor komoditi
perkebunan di Provinsi Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24562/4/Chapter%20I.pdf,
diakses pada tanggal 22 Juli 2013.
Membangun disain sebagai pilar untuk Singapore, dalam
http://www.bciasia.co.id/popup/print_
news.cfm?news_id=102830708688220, diakses pada tanggal 15 Maret
2013.

157
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158

Singapore Tourism Board Launches S$90 Million BOOST for Tourism Sector,
dalam http://app.stb.gov.sg/asp/common/print.asp?id=9663&type=2,
diakses pada tanggal 13 November 201
Singapura Favorit untuk Top International Meeting Country, dalam
http://swa.co.id/bussines-research/singapura-favorit-untuk-top-international-
meeting-country, diakses pada tanggal 18 Maret 2013.
Tempat Wisata Favorit di Singapore, dalam
http://www.wisatasingapura.sg/2010/04/05/tempat-wisata-favorit-di-
singapore, diakses pada tanggal 21 Maret 2013.
Uniquely Singapore, dalam
http://antontam.multiply.com/journal/item/9/Uniquely-Singapore-End-June-
Begin-July?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, diakses pada
tanggal 17 Maret 2013.
What Is Truly Unique to Singapore (Uniquely Singapore)?, dalam
http://www.askmelah.com /uniquely-singapore/, diakses pada tanggal 18
Maret 2013.

158

Anda mungkin juga menyukai