Pebri Ariyanto1
NIM: 0802045180
Abstract
Pendahuluan
Republik Singapura ialah sebuah negara di Asia Tenggara yang terletak di ujung
Semenanjung Malaysia, berbatasan dengan Johor Darul Takzim (Malaysia) dan
Kepulauan Riau (Indonesia). Negara ini terletak 137 km dari garis khatulistiwa
yang terdiri atas pulau utama (Pulau Singapura) dan sekitar 50 pulau kecil yang
mengelilinginya. Posisi yang begitu strategis membuat negara ini memiliki
pelabuhan yang sangat ramai dan menjadi pusat perdagangan dunia sehingga
Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki sektor ekonomi yang
berkembang pesat (Agus Suryana, 2005: 49).
1
Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Soasial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: pebriariyanto3@yahoo.co.id
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158
ini tidak lepas dari peran pemerintah Singapura yang terus dan selalu mencari cara
untuk meningkatkan pariwisata di negara tersebut.
Krisis global ini berawal pada negara adidaya Amerika Serikat (AS) yang dimulai
dari macetnya kredit perumahan di Amerika Serikat yang merupakan salah satu
sentrum bagi perekonomian dunia. Krisis di tahun 2008 terjadi akibat tidak
seimbangnya sektor keuangan dengan sektor produksi karena adanya praktek
monopoli sumber daya ekonomi oleh korporasi besar dan negara maju terhadap
negara miskin. Modal untuk pembangunan hanya dimiliki oleh sekelompok
korporasi besar dan negara tertentu saja, sementara negara miskin harus dengan
cara berutang untuk mendapatkan dana pembangunan dengan kewajiban
menjalankan seluruh persyaratan negara maju.
Krisis yang dipicu oleh sektor perumahan itu menyebabkan krisis ekonomi yang
lebih parah karena krisis tahun 2008 terjadi di AS dan Eropa yang menjadi pusat
keuangan dunia. Hampir seluruh produk keuangan berasal dari AS kemudian
dijual ke negara-negara di seluruh dunia. Kredit perumahan kelas dua di AS
sebagai awal terjadinya krisis, dibeli oleh berbagai negara yang percaya bahwa
daya tahan ekonomi AS jauh lebih kuat dari negara lainnya, karena AS memiliki
sumber daya keuangan yang sangat besar. Namun kenyakinan tersebut salah
seiring dengan macetnya kredit perumahan. Pembelian produk keuangan oleh
150
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)
berbagai negara inilah yang menjadikan krisis tahun 2008 memiliki dampak yang
sangat luas, tidak hanya AS tapi juga di banyak negara lainnya. Kisis di tahun
2008 berawal dari krisis keuangan, berkembang ke krisis perbankan, menjadi
krisis ekonomi.
Hal tersebut diatas tentu mengalihkan perhatian seluruh negara beserta masyarakat
dunia termasuk Indonesia. Praktis masing-masing negara pada akhirnya sibuk
membenahi diri dan mengantisipasi terjadinya dampak yang lebih parah dari krisis
ekonomi Global tersebut. Kemudian berdampak pula pada minat masyarakat akan
kebutuhan tersier, salah satunya berlibur ke luar negeri. Hal tersebut juga terjadi
pada masyarakat Indonesia yang menjadi enggan untuk berkunjung ke Singapura.
Kondisi ini menjadi alasan terjadinya penurunan jumlah wisatawan asal Indonesia
yang berkunjung ke Singapura.
151
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158
Segala kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan, harus dapat dipenuhi oleh
pemerintah sebagai pegendali sektor tersebut. Dengan demikian, perlu adanya
kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam pariwisata. Mulai dari
perencanaan liburan, transportasi yang akan digunakan, akomodasi, objek wisata
seperti kuliner dan hiburan (restaurants), perbelanjaan, hingga pengalaman yang
akan didapatkan oleh wisatawan selama berlibur ke suatu negara. Jika dikaitkan
dengan industri pariwisata yang terjadi di Singapura, melalui STB, pemerintah
telah melaksanakan sesuatu yang seharusnya dilakukan pada sektor pariwisata
disebuah negara. STB telah membangun industri pariwisata dalam lingkungan
internal yakni objek-objek wisata baik pendidikan, kesehatan maupun bisnis dan
hiburan. Untuk jenis-jenis objek wisata tersebut, pemerintah melalui STB telah
melakukan koordinasi dengan instansi dan organisasi terkait, diantaranya adalah
travel agent, retailer tiket, industri penerbangan, transportasi kelautan dan darat,
akomodasi dan penyediaan pemandu wisata juga informasi mengenai tempat-
tempat yang akan dikunjungi oleh para wisatawan melalui Singapore Visitor
Center (United Nations, 2007:3)
2. Diplomasi Bisnis
Dalam diplomasi bisnis, segala sesuatu menjadi lebih menantang ketika transaksi
bisnis tertentu melintasi beberapa budaya. Katakan saja sebuah tim dari divisi
yang berbeda pada perusahaan internasional bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah pada sebuah produk baru. Memimpin dan menjadi anggota dari sebuah
team memerlukan interaksi dari orang lain yang memiliki latar belakang budaya
dan bahasa yang berbeda. Team tersebut biasa bertemu secara langsung atau
berkomunikasi melalui video dan panggilan konferensi. Grup tersebut mungkin
memiliki sebuah tujuan bersama untuk memulainya, akan tetapi anggota-
anggotanya mungkin tidak setuju dengan cara mencapai tujuan tersebut.
Pada kasus lain, perwakilan bisnis dari perusahaan berbeda dan lembaga
pemerintah mungkin perlu bekerja bersama untuk menyelesaikan sebuah masalah,
bernegosiasi untuk sebuah persetujuan atau membuat kunci untuk suatu
keputusan. disini, anggota kelompok tidak seharusnya memulai pekerjaan dengan
tujuan bersama. Tentu saja mempunyai kepentingan pribadi yang sangat berbeda.
Dalam mengungkapkan segala kepentingan dan perbedaan perspektif mungkin
akan menjadi lebih sulit karena dari hambatan budaya untuk komunikasi yang
152
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)
efektif seperti halnya perbedaan budaya dalam hal ini suatu posisi perlu untuk
menegaskan dan memutuskan salah satu tujuan.
Pebedaaan budaya menimbulkan tantangan terhadap sumber daya manusia dan
organisasi pembangunan, khususnya yang mendukung perusahaan multi nasional
(London Manuel, 1999: 134).
Mereka mendisain proses untuk memilih dan membuat badan eksekutif dan
tanggung jawab global. Badan eksekutif tersebut dapat bergerak melintasi batas
Negara dan atau mengatur team yang tersebar diberbagai wilayah. Agen
perubahan dapat juga sepakat dengan team internasional seperti yang mereka
pimpin atau para hadirin dalam pemilihan komite, penilaian dari eksekutif
multinasional dan membangun program kepemimpinan dengan para siswa dari
seluruh dunia. Bagian ini mempertimbangkan nilai–nilai budaya yang mendasari
perbedaan nasional dan membahas implikasi dari nilai-nilai perbedaan tersebut
agar menjadi bisnis diplomat yang efektif didalam situasi internasional. Bagian ini
juga mendefinisikan maksud dari sensitifitas budaya. Pada akhirnya hal tersebut
mempertimbangkan prinsip, Penyelesaian diplomatik dan taktik dalam aturan
internasional.
Terkait dengan industri pariwisata, diplomasi bisnis merupakan sebuah cara yang
dilakukan oleh pemerintah Singapura untuk mewujudkan kepentingan yang
dijalankan dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam dunia Internasional.
STB menjalankan diplomasi bisnis dengan memperhatikan nilai-nilai budaya yang
ada di negara yang menjadi sasaran untuk melakukan promosi pariwisata. Dalam
hal ini, STB harus mampu menyesuaikan lingkungan yang ada di Indonesia untuk
menciptakan suatu strategi yang mampu menyerap lebih banyak wisatawan asal
Indonesia mengingat negara tersebut merupakan negara terbanyak yang
mengunjungi Singapura setiap tahunnya.
Metode Penelitian
Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang
bersifat deskriptif. Merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran umum
tentang strategi industri pariwisata Singapura dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan asal Indonesia ke Singapura pasca krisis global tahun 2008. Tipe
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang
bersifat deskriptif, jenis penelitian yang memberikan gambaran umum tentang
strategi industri pariwisata Singapura dalam meningkatkan kunjungan wisatawan
asal Indonesia ke Singapura pasca krisis global tahun 2008. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Yaitu berasal
dari Buku atau Literatur, Artikel, situs-situs resmi mengenai kedua negara, situs-
situs Lembaga Penelitian, dan situs-situs resmi lainnya yang berhubungan dengan
tema dan pokok bahasan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengkaji permasalahan dalam
penelitian ini adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan
(Library Research) dan observasi yaitu mengumpulkan, mempelajari dan
menganalisa data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan
153
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158
ataupun yang tidak diterbitkan, buku-buku ilmiah, artikel, surat kabar, majalah,
internet, serta berbagai macam media lainnya yang berhubungan dengan pokok
yang dibahas juga penelitian yang dilakukan secara langsung di lapangan.
Hasil Penelitian
Strategi pemerintah Singapura dalam rangka meningkatkan kembali kunjungan
wisatawan asal Indonesia pasca krisis ekonomi global tahun 2008 dilakukan
dengan strategi ruang lingkup Internal dan Eksternal. Strategi internal dijalankan
dengan program khusus pemerintah Singapura melalui program BOOST (Building
On Opportunities to Strengthen Tourism). Sedangkan strategi diplomasi bisnis
(eksternal) dijalankan lewat Microsite YourSingapore yang dibuat khusus untuk
mengakses informasi mengenai pariwisata Singapura dan juga melalui
Representatif Offices of Singapore Tourism Board (kantor perwakilan STB).
Keterkaitan yang saling menguntungkan diantara keduanya tersebut adalah
dimana strategi internal melalui BOOST ikut membantu pendanaan terhadap para
pelaku bisnis pariwisata yang ada diluar Singapura dan untuk pengembangan fitur
yang ada pada situs website Yoursingapore. Sementara strategi eksternal yang
dilakukan dengan berdiplomasi dalam bidang bisnis khususnya pariwisata ikut
membantu mempromosikan pariwisata demi kemajuan industri pariwisata
Singapura itu sendiri.
154
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)
Untuk strategi STB dalam melakukan promosi keluar negeri, melalui kantor-
kantor cabang yang ada diseluruh benua dan banyak negara merupakan Direct
Business Diplomacy. Secara khusus kantor perwakilan yang ada di Indonesia
diberikan bantuan dana yang berasal dari program BOOST untuk
menyelenggarakan event di Indonesia. Salah satu event tersebut adalah kontes
foto yang diadakan melalui situs-situs jejaring sosial dimana kontes ini
diperuntukkan kepada masyarakat Indonesia. Pemenang diberikan hadiah berupa
paket perjalanan gratis ke Singapura. Secara tidak langsung, pemenang tersebut
ikut menjadi duta untuk mempromosikan pariwisata Singapura. Setelah
melakukan perjalanan ke Singapura, pemenang tersebut akan diundang ke radio-
radio untuk menceritakan pengalamannya selama berada di Singapura. Semua
biaya penyelenggaraan acara tersebut didukung oleh dana BOOST secara khusus.
Setiap tahunnya, Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengunjungi
Singapura. Hal ini menjadi begitu penting untuk diperhatikan oleh pemerintah
Singapura, untuk itu STB juga melakukan inovasi-inovasi baru dengan
meluncurkan program BOOST sebagai strategi khusus dalam menanggulangi
dampak penurunan jumlah wisatawan mancanegara khususnya Indonesia yang
disebabkan oleh krisis global secara tidak langsung.
3000000
2500000
2000000
500000
0
2007 2008 2009 2010 2011
155
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158
Pada tahun 2007, jumlah wisatawan asal Indonesia yang datang ke Singapura
berjumlah 1.962.055. Penurunan kunjungan wisatawan asal Indonesia yang begitu
drastis ditunjukkan pada tahun 2008 dengan jumlah 1.765.429 kunjungan dan
kemudian menurun lagi ditahun 2009 dengan jumlah 1.745.330 kunjungan.
Penurunan kunjungan wisatawan tersebut ditanggulangi oleh STB melalui
strategi-strategi yang telah dilakukan. Strategi tersebut berjalan begitu efektif, hal
ini dibuktikan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara
khususnya asal Indonesia secara drastis di tahun 2010 dengan jumlah 2.305.149
kunjungan dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 2.592.222 kunjungan.
Kesimpulan
Dunia mengenal Singapura sebagai salah satu negara anggota Four Tigers of Asia
bersama dengan Hongkong, Korea Selatan dan Cina. Pertumbuhan negara ini
sangat cepat, khususnya dalam sektor perekonomian, perdagangan dan industri.
Sektor-sektor tersebut didukung oleh Industri pariwisata Singapura. Industri
pariwisata Singapura dikelola oleh pemerintah melalui Singapore Tourism Board.
Selain bertugas untuk mengelola Industri pariwisata, Singapore Tourism Board
juga mempromosikan bidang Pendidikan dan Kesehatan.
Pada tahun 2008 dan 2009 terjadi penurunan yang begitu drastis terhadap
kunjungan wisatawan yang datang ke Singapura. Hal ini terjadi karena krisis
ekonomi Global yang diawali dari mandatnya kredit perumahan yang terjadi di
Amerika Serikat. Krisis kemudian meluas dan memberi dampak terhadap banyak
negara di dunia termasuk Indonesia. Dilatar belakangi dari peristiwa tersebut,
Singapura mengalami dampak secara tidak langsung terhadap sektor pariwisata.
Minat para wisatawan manca negara menjadi berkurang karena masing-masing
negara yang terkena dampak secara otomatis menjadi sibuk untuk membenahi
perekonomian dalam negeri, khususnya Indonesia. Akibatnya terjadi penurunan
jumlah kunjungan wisatawan asal Indonesia yang pada tahun 2007 berjumlah
1.962.055 menjadi hanya 1.765.409 ditahun 2008 kemudian kembali terjadi
penurunan kunjungan wisatawan ditahun 2009 menjadi 1.745.330.
156
Strategi Singapore Tourism Board (Pebri Ariyanto)
Daftar Pustaka
Buku
Agus Suryana. 2005. Profil Negara. Jakarta: Harapan Baru Raya.
Happy Marpaung dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung:
Alfabeta.
Manuel London, and Sessa, V. 1999. Selection of international Executives: An
Introduction and Annotated Bibliography. Greensboro, NC: Center for
Creative Leadership.
Mochtar Mas’oed. 2003. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
R, Kaku. 1995. Corporate Diplomacy: Principled Leadership for The Global
Community. Washington D.C: Center for Strategic and International Studies
Laporan
Singapore Tourism Board. 2009. Annual Report on Tourism statistics 2009.
Singapore: Research and Incentives Division.
Smith, M. D dan Krannich, R. S. 1998. “Tourism Dependence and Resident
Attitudes”, Annals of Tourism Research.
United Nations. 2007. FDI in Tourism: The Development Dimension. New York
and Geneva: United Nations.
Internet
10 Universitas Terbaik di Singapura, dalam http://m.hotcourses.co.id/study-in-
singapore/ choosing-a-university/10-universitas-terbaik-di-singapura/,
diakses pada tanggal 14 April 2013.
Dampak krisis global 2008 terhadap harga dan volume ekspor komoditi
perkebunan di Provinsi Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24562/4/Chapter%20I.pdf,
diakses pada tanggal 22 Juli 2013.
Membangun disain sebagai pilar untuk Singapore, dalam
http://www.bciasia.co.id/popup/print_
news.cfm?news_id=102830708688220, diakses pada tanggal 15 Maret
2013.
157
eJournalIlmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 149-158
Singapore Tourism Board Launches S$90 Million BOOST for Tourism Sector,
dalam http://app.stb.gov.sg/asp/common/print.asp?id=9663&type=2,
diakses pada tanggal 13 November 201
Singapura Favorit untuk Top International Meeting Country, dalam
http://swa.co.id/bussines-research/singapura-favorit-untuk-top-international-
meeting-country, diakses pada tanggal 18 Maret 2013.
Tempat Wisata Favorit di Singapore, dalam
http://www.wisatasingapura.sg/2010/04/05/tempat-wisata-favorit-di-
singapore, diakses pada tanggal 21 Maret 2013.
Uniquely Singapore, dalam
http://antontam.multiply.com/journal/item/9/Uniquely-Singapore-End-June-
Begin-July?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, diakses pada
tanggal 17 Maret 2013.
What Is Truly Unique to Singapore (Uniquely Singapore)?, dalam
http://www.askmelah.com /uniquely-singapore/, diakses pada tanggal 18
Maret 2013.
158