Oleh :
Pembimbing :
Supervisor :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Herpes Zoster
Oleh :
Pembimbing Supervisor
NIP : ………………………….
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
Identitas pasien :
Nama : Ny. A
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat :
Agama : Islam
II. Anamnesis
Keluhan utama : Keluhan muncul bintik-bintik kemerahan berisi
cairan pada daerah perut kanan bawah sampai pinggang kanan. Keluhan bintik
kemerahan dialami sejak 3 hari yang lalu, keluhan disertai rasa nyeri terbakar dan
kulit sekitarnya juga merah dan nyeri. Awalnya bintik merah tersebut hanya muncul 1-
2 saja, kemudian bertambah banyak dan menjadi berkelompok.
Keluhan penyerta : Demam dan nyeri sendi
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat cacar air sewaktu kecil. Riwayat
keluhan yang sama sekitar 10 tahun yang lalu, tapi perlangsungannya tidak
lama dan sembuh sendiri tanpa diobati
Riwayat keluhan yang sama pada teman : -
Riwayat Keluarga : Riwayat keluarga (+) saudara pasien seminggu
yang lalu terkena cacar air
Riwayat Alergi :-
Riwayat Operasi :-
Riwayat Trauma :-
III. Status Generalis
Tidak dilakukan
IV. Pemeriksaan Umum Fisik Dan Khusus
Status Dermatologis :
Lokasi : Daerah perut kanan bawah sampai daerah pinggang
kanan
Karakteristik lesi :
- Jumlah : Multiple
- Bentuk : Bulat
- Batas : Berbatas tegas
- Ukuran : Miliar, Lentikular
- Efloresensi : Vesikel berkelompok unilateral tersusun dermatomal
dengan dasar eritema, papul
Tanda vital :-
Kepala :
Sklera :-
Konjungtiva :-
Bibir :-
Thorax :-
Abdomen :-
Ekstremitas :-
Genital :-
Kelenjar limfe :-
V. Pemeriksaan Penunjang : -
VI. Resume
Telah diperiksa seorang pasien dengan keluhan muncul bintik-bintik
kemerahan berisi cairan pada daerah perut kanan bawah sampai daerah
pinggang kanan, dirasakan sejak 3 hari. Bintik-bintik merah tersebut disertai
rasa nyeri terbakar dan kulit sekitarnya juga merah dan nyeri. Awalnya bintik
merah tersebut hanya muncul 1-2 saja, kemudian bertambah banyak dan
menjadi berkelompok. Sebelumnya pasien mengalami demam dan nyeri sendi.
Riwayat penyakit yang sama sekitar 10 tahun yang lalu, tapi perlangsungannya
tidak lama dan sembuh sendiri tanpa diobati. Riwayat cacar air (+) sewaktu
kecil. Riwayat keluarga (+) saudara pasien seminggu yang lalu terkena cacar
air. Riwayat alergi (-)
Status dermatologis : Didapatkan lokalisasi lesi pada regio perut kanan bawah
sampai pinggang kanan. Karakteristik lesi yakni jumlah lesi multiple,
berbentuk bulat, berbatas tegas, berukuran miliar dan lentikular. Adapun
effloresensi yang didapatkan yaitu vesikel berkelompok, unilateral tersusun
dermatomal dengan dasar eritema serta papul.
Riwayat penyakit dahulu (+) cacar air sewaktu kecil. Riwayat penyakit yang
sama sekitar 10 tahun yang lalu, perlangsungannya tidak lama dan sembuh
sendiri tanpa diobati
Riwayat keluhan sama pada keluarga (+) saudara pasien seminggu yang lalu
terkena cacar air
VII. Diagnosis : Herpes Zoster
A. Definisi
Herpes zoster adalah infeksi viral kutaneus pada umumnya melibatkan
kulit dengan dermatom tunggal atau yang berdekatan. Herpes zoster
merupakan hasil dari reaktivasi virus varisela zoster yang memasuki saraf
kutaneus selama episode awal chicken pox. Shingles adalah nama lain dari
herpes zoster.
B. Epidemiologi
Herpes zoster terjadi secara sporadis sepanjang tahun tanpa prevalensi
musiman. Terjadinya herpes zoster tidak tergantung pada prevalensi varisela,
dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa herpes zoster dapat diperoleh
oleh kontak dengan orang lain dengan varisela atau herpes. Sebaliknya,
kejadian herpes zoster ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
hubungan host- virus.
C. Etiopatogenesis
Varisela sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet
respiratori. VVZ bereplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh selama kurang
lebih 2 minggu sebelum perkembangan kulit yang erupsi. Pasien infeksius
sampai semua lesi dari kulit menjadi krusta. Selama terjadi kulit yang erupsi,
VVZ menyebar dan menyerang saraf secara retrograde untuk melibatkan
ganglion akar dorsalis di mana ia menjadi laten. Virus berjalan sepanjang saraf
sensorik ke area kulit yang dipersarafinya dan menimbulkan vesikel dengan
cara yang sama dengan cacar air. Zoster terjadi dari reaktivasi dan replikasi
VVZ pada ganglion akar dorsal saraf sensorik. Latensi adalah tanda utama
virus Varisela zoster dan tidak diragukan lagi peranannya dalam patogenitas.
Sifat latensi ini menandakan virus dapat bertahan seumur hidup hospes dan
pada suatu saat masuk dalam fase reaktivasi yang mampu sebagai media
transmisi penularan kepada seseorang yang rentan.1 Reaktivasi mungkin
karena stres, sakit immunosupresi, atau mungkin terjadi secara spontan.3 Virus
kemudian menyebar ke saraf sensorik menyebabkan gejala prodormal
dan erupsi kutaneus dengan karakteristik yang dermatomal. Infeksi
primer VVZ memicu imunitashumoral dan seluler, namun dalam
mempertahankan latensi, imunitas seluler lebih penting pada herpes zoster.
Keadaan ini terbukti dengan insidensi herpes zoster meningkat pada pasien
HIV dengan jumlah CD menurun, dibandingkan dengan orang normal.
D. Gambaran Klinis
Varisela biasanya dimulai dengan demam prodromal virus, nyeri otot,
dan kelelahan selama 1 sampai 2 hari sebelum erupsi kulit. Inisial lesi kutaneus
sangat gatal, makula dan papula eritematosa pruritus yang dimulai pada wajah
dan menyebar ke bawah. Papula ini kemudian berkembang cepat menjadi
vesikel kecil yang dikelilingi oleh halo eritematosa, yang dikenal sebagai
“tetesan embun pada kelopak mawar” ( “dew drop on rose petal” ). Setelah
vesikel matang, pecah membentuk krusta. Lesi pada beberapa tahapan evolusi
merupakan karakteristik dari varisela.
Manifestasi dari herpes zoster biasanya ditandai dengan rasa sakit yang
sangat dan pruritus selama beberapa hari sebelum mengembangkan
karakteristik erupsi kulit dari vesikel berkelompok pada dasar yang
eritematosa.
Gejala prodormal biasanya nyeri, disestesia, parestesia, nyeri tekan
intermiten atau terus menerus, nyeri dapat dangkal atau dalam terlokalisir,
beberapa dermatom atau difus. Nyeri prodormal tidak lazim terjadi pada
penderita imunokompeten kurang dari usia 30 tahun, tetapi muncul pada
penderita mayoritas diatas usia 60 tahun. Nyeri prodormal : lamanya kira –kira
2 – 3 hari, namun dapatlebih lama.
Gejala lain dapat berupa rasa terbakar dangkal , malaise, demam, nyeri
kepala, dan limfadenopati, gatal , tingling. Lebih dari 80% pasien biasanya
diawali dengan prodormal, gejala tersebut umumnya berlangsung beberapa hari
sampai 3 minggu sebelum muncul lesi kulit.
E. Diagnosis
Diagnosis herpes zoster pada anamnesis didapatkan keluhan berupa
neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan timbulnya
kelainan kulit. Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala
prodromal seperti demam, pusing dan malaise.
Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian
berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan
menyatu sehingga terbentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih, setelah
beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorbsi
terjadi, vesikel dan bula dapat menjadi krusta.
Secara laboratorium, pemeriksaan sediaan apus tes Tzanck membantu
menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak. Demikian
pula pemeriksaan cairan vesikula atau material biopsi dengan mikroskop
elektron, serta tes serologik. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan
sebukan sel limfosit yang mencolok, nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi
endotel pembuluh darah kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion.
Partikel virus dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan antigen virus herpes
zoster dapat dilihat secara imunofluoresensi.
VIII. DD Diagnosis
a. Varicella
Varicella adalah suatu penyakit infeksi akut primer oleh virus Varicella
Zoster yang menyerang kulit, mukosa dan selaput lendir, klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf ditandai oleh adanya vesikel-vesikel,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Sinonimnya adalah cacar air,
chicken pox. Penyebab varisela adalah virus varisela-zoster (VVZ).
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala
klinis mulai gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise
dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul
eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk
vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah
menjadi keruh (pustul) dalam waktu 24 jam dan kemudian pecah menjadi
krusta. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh.
Sementara proses ini berlangsung, dalam 3-4 hari erupsi tersebar disertai
perasaan gatal. Timbul lagi vesikel- vesikel yang baru di sekitar vesikula yang
lama, sehingga menimbulkan gambaran polimorfi. Stadium erupsi yang seperti
ini disebut sebagai stadium erupsi bergelombang.
Gambar 1 : Infeksi varicella pada penderita
b. Impetigo vesikobullosa
Impetigo bulosa atau impetigo vesikobulosa atau cacar monyet
merupakan bentuk dari pioderma superfisialis yang disebabkan
stayphylococcus aureus.
Keadaan umum tidak dipengaruhi. Tempat predileksi di aksila, dada,
punggung. Sering bersama milliaria. Kelainan kulit berupa eritema, bula, dan
bula hipopion, terkadang bila pasien datang berobat vesikel/ bula telah pecah
sehingga yang nampak hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa.