REFERAT
MANIFESTASI KULIT PADA PASIEN COVID 19
OLEH:
Athiyah Ulya Arif (70700120037)
PEMBIMBING:
dr. Andi Alifia Ayu Delima, M.Kes
SUPERVISOR :
dr. Nurul Rumila Roem, Sp.KK
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang sebesar – besarnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan referat dengan judul “Manifestasi kulit pada pasien
COVID 19” dalam rangka tugas kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin, Program Pendidikan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. Keberhasilan penyusunan referat ini
adalah berkat bimbingan, kerja sama, serta bantuan moril dan materil dari berbagai
pihak yang telah diterima penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi selama
penulisan dan penyusunanreferat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan
penghargaan yang setinggi-tingginya secara tulus dan ikhlas kepada yang
terhormat:
1. dr. Andi Alifia Ayu Delima, M. Kes selaku pembimbing.
2. dr. Nurul Rumila Roem, Sp. KK selaku supervisor.
Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.
Tidak ada manusia yang sempurna maka penulis menyadari sepenuhnya
bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, sehingga dengan segala kerendahan
hati penulis siap menerima kritik dan saran serta koreksi yang membangun dari
semua pihak.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter UIN Alauddin Makassar
NIP: 198409052009012011
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2019, pertama kali ditemukan kasus pneumonia yang
tidak teridentifikasi terjadi di Wuhan, Cina yang disebabkan oleh patogen novel
coronavirus, yang dinamai dengan Severe Acute Respiratory Syndrome Corona
Virus 2 (SARS-CoV-2). SARSCoV-2 menjadi patogen penyebab Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) dan dapat ditransmisikan melalui droplet.1 Sejak
Februari 2020, penyakit COVID-19 menyebar cepat ke luar Cina hingga ke dunia.
Pada 11 Maret 2020, WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi.2
Manifestasi awal COVID-19 bervariasi berupa demam dan gejala respirasi, serta
manifestasi klinis yang melibatkan sistem organ multiple, termasuk manifestasi
kardiovaskular, gastrointestinal, dan kulit.3,4
5
Manifestasi kelainan kulit ini dapat berguna untuk mengidentifikasi orang
tanpa gejala COVID-19. Gejala kulit yang mungkin timbul sebelum gejala
respirasi pada pasien COVID-19, dapat meningkatkan kewaspadaan dengan
isolasi mandiri dan pemeriksaan segera, sehingga akan membantu untuk
menghambat laju transmisi dari virus yang sangat infeksius ini.8
6
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Ruam dapat timbul disertai pruritus atau nyeri. Pruritus biasanya muncul
pada hari ketiga dan hilang dalam 8 hari.15 Sebuah laporan kasus di Indonesia oleh
Putra menemukan ruam makulopapular pada ekstremitas pasien yang disertai
nyeri. Keluhan tersebut muncul pada hari ke-4 dan 5 setelah demam hilang. Ruam
7
dapat juga timbul karena alergi obat; namun kasus ini tidak memiliki riwayat
konsumsi obat sejak 15 hari sebelumnya.16
Selain itu, ruam juga dapat ditemukan bersama petechiae seperti pada
sebuah laporan kasus di Thailand. Pasien tersebut memiliki ruam disertai
petechiae dengan trombositopenia seperti pada demam dengue. Pasien tersebut
awalnya didiagnosis demam dengue, namun selanjutnya pasien juga mengeluhkan
masalah respirasi.17
2.2 Urtikaria
Urtikaria terdapat pada 19% kasus pada penelitian di Spanyol. Lesi
tersebut banyak ditemukan pada pasien COVID-19 usia lanjut. Lesi biasanya
disertai rasa gatal dan dikaitkan dengan penyakit yang berat dengan tingkat
kematian 2%. Urtikaria dapat muncul di kepala, batang tubuh, ekstremitas, serta
telapak tangan dan kaki. Pada biopsi ditemukan infiltrat limfosit perivaskular,
eosinofil, edema pada lapisan dermis atas.10,11,15
8
pasien COVID-19.19 Namun, tidak seperti penelitian Wollina, dkk. dan Casas, dkk.
yang menemukan keterkaitan munculnya lesi urtikaria dengan derajat keparahan
penyakit, kedua pasien tersebut diketahui memiliki kondisi stabil. 10,13
Gambar 2. Urtikaria
Sumber : Kepustakaan 10
2.3 Vesikular
Sachdeva, dkk. menemukan 34,7% kasus COVID-19 dengan lesi
vesikular.6 Lesi tersebut muncul mendahului demam, batuk, dan sesak napas serta
sering ditemukan pada usia pertengahan dengan tingkat keparahan penyakit
sedang hingga berat. Lesi vesikular biasanya berukuran kecil dengan bentuk
monomorf dan muncul pada batang tubuh, ekstremitas, hingga seluruh tubuh. Lesi
vesikel berisi cairan dengan dasar eritema; juga dapat ditemukan vesikel dengan
perdarahan. Jimenez-Cauhe et al meneliti bahwa semua pasien dengan manifestasi
kelainan kulit, lesi kulit muncul pertama sebagai papul eritematosa yang secara
progresif berubah menjadi pseudo-vesikel.15 Gambaran histopatologi
menunjukkan adanya edema dinding pembuluh darah, infiltrat limfosit
perivaskular, serta ekstravasasi sel darah merah.6,8,10,20
9
Gambar 3. Lesi Vesikular
Sumber : Kepustakaan 13
Lesi vesikular biasanya terjadi pada usia dewasa dan tua. Dari laporan 22
kasus COVID-19 di Italia dengan lesi vesikular, rata-rata usia pasien 60 tahun.
Lesi tersebut bertahan selama ratarata 8 hari. Pada 72,7% kasus ditemukan lesi
vesikular yang menyebar dengan batas lesi difus pada 23,7% kasus. Rasa gatal
ringan juga ditemukan pada 40,9% kasus.21
Penyakit virus lain juga dapat menimbulkan lesi vesikular, misalnya pada
varisela, herpes zoster, herpes simpleks, dan pemfigoid.15 Onset dan tempat
predileksi timbulnya lesi kulit serta gejala yang menyertai dapat menjadi petunjuk
etiologi lesi vesikular tersebut.
10
suhu dingin; sehingga covid toes sering disebut ”pseudo-chilblains”. Gambaran
histologi menunjukkan vaskulitis, trombus, atau keduanya.8
Casas, dkk. melaporkan 19% kasus COVID-19 dengan covid toes.10 Nyeri
ditemukan pada 32% kasus dan pruritus pada 30% kasus, Lesi tersebut biasanya
ditemukan pada tangan atau kaki. Tiga serial kasus di Italia melaporkan kasus
COVID-19 dengan covid toes pada pasien usia muda dengan predileksi serupa,
yaitu jari kaki.15 Keluhan awal berupa ruam eritema keunguan yang berkembang
lambat menjadi lesi purpura. Lesi tersebut kemudian menjadi ulkus dengan
jaringan nekrotik. Sensasi nyeri seperti terbakar dan gatal juga dirasakan pasien.
11
keparahan COVID-19 berat dengan tingkat mortalitas 10%. Lesi tersebut biasanya
muncul pada batang tubuh, paha, dan kaki. Jaringan nekrotik juga dilaporkan pada
beberapa kasus. Etiologi livedo racemosa adalah adanya koagulasi intravaskular
diseminata dan mikrotrombosis.8,10,15
12
2.6 Alopesia Androgenetik
Alopesia androgenetik adalah kerontokan rambut yang dipengaruhi oleh
hormon androgen dengan pola spesifik, yaitu kerontokan pada daerah fronto-
temporal dan verteks.
13
BAB III
KESIMPULAN
Selain manifestasi umum dan paru yang ditemukan, juga dapat ditemukan
manifestasi kulit, seperti ruam makulopapular, urtikaria, vesikular, covid toes,
livedo racemosa, alopesia androgenetik dan purpura.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
11. Gupta S, Gupta N, Gupta N. Classification and pathophysiology of cutaneus
manifestations of COVID-19. Int J Res Dermatol. 2020;6(4):1-5.
http://dx.doi.org/10.18203/ issn.2455-4529.
12. Gottlieb M, Long B. Dermatologic manifestations and complications of
COVID-19. Am J Emerg Med. 2020. doi: 10.1016/j.ajem.2020.06.011.
13. Wollina U, Karadag AS, Rowland-Payne C, Chiriac A, Lotti T. Cutaneous
signs in COVID-19 patients: A review. Dermatol Ther. 2020;e13549.
https://doi.org/10.1111/ dth.13549.
14. De Giorgi V, Recalcati S, Jia Z, Chong W, Ding R, Deng Y, et al. Cutaneous
manifestations related to coronavirus disease 2019 (COVID-19): A
prospective study from China and Italy. J Am Acad Dermatol. 2020.
https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.05.073.
15. Gottlieb M, Long B. Dermatologic manifestations and complications of
COVID-19. Am J Emerg Med. 2020. doi: 10.1016/j.ajem.2020.06.011.
16. Putra BE, Adiarto S, Dewayanti SR, Juzar DA. Viral exanthem with “spins
and needles sensation” on extremities of a COVID-19 patient: A self-
reported case from an Indonesian medical frontliner. Internat J Infect Dis.
2020;96:1-4. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.05.020.
17. Joob B, Wiwanitit V. COVID-19 can present with a rash and be mistaken for
dengue. J Am Acad Dermatol. 2020;82(5):177.
https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.03.036
18. Gunawan C, Angela A, Widysanto. Urticarial eruption in coronavirus disease
2019 infection: A case report in Tangerang, Indonesia. J Acad Dermatol
Venereol. 2020. DOI: 10.1111/jdv.16622
19. Henry D, Acerman M, Sanoelme E, Finon A, Esteve E. Urticarial eruption on
COVID-19 infection. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2020;34:241-90. DOI:
10.1111/ jdv.16472.
20. Fernandez-Nieto, J. Jimenez-Cauhe, A. Suarez-Valle et al., “Comment on
“Characterization of acute acro-ischemic lesions in non-hospitalized patients:
a case series of 132 patients during the COVID-19 outbreak”” Journal of the
American Academy of Dermatology, In press.
16
21. Diaz-Guimaraens B, Dominguez-Santas M, Suarez-Valle A, et al. Petechial
skin rash associated with severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
infection. JAMA Dermatol. 2020.
22. Guarneri C, Rullo EV, Pavone P, Berretta M, M Ceccarelli, Natale A, et al.
Silent COVID-19: What your sin can reveal. Lancet Infect Dis. 2020 [cited
2020 Jul 13]. Available from: https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30402-
3.
23. Feldman SR and Freeman EE. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) :
Cutaneous Manifestations and issues related to dermatologic care. 2020.
24. Otto MA. Skin manifestations are emerging in the coronavirus pandemic.
Dermatology News April 3, 2020. Tersedia dari :
https://www.mdedge.com/dermatology/arti cle/220183/coronavirus-
updates/skinmanifestations-are-emerging-coronaviruspandemic.
25. Zhang Y, Cao W, Xiao M, et al. Clinical and coagulation characteristics of 7
patients with critical COVID-2019 pneumonia and acroischemia. Zhonghua
Xue Ye Xue Za Zhi. 2020;41:E006.
26. Wambier CG, McCoy J, Gold MH, Kovacevic M. A preliminary observation:
Male pattern hair loss among hospitalized COVID-19 patients in Spain- A
potential clue to the role of androgens in COVID-19 severity. J Cosmet
Dermatol. 2020;19:1545-7. DOI: 10.1111/jocd.13443.
27. Wambier CG, Goren A. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) infection is liely to be androgen mediated. J Am Acad
Dermatol. 2020;83(1):3089. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.04.032.
17