Anda di halaman 1dari 9

TELAAH KASUS PERAWATAN SALURAN AKAR

DENGAN DIAGNOSIS PULPITIS IRREVERSIBEL GIGI 36

Oleh :
Ovy Prima Damara
1311411002

Pembimbing :
Drg. Reni Nofika, Sp. KG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018

A. Data Perorangan
1
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 Tahun
Alamat : Lubuk Buaya
No. Rekam Medis : 12627
Elemen Gigi : 36

Gambar 1. Odontogram

B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complain ` :
Pasien datang dengan keluhan gigi geraham bawah kiri sakit berdenyut secara
spontam saat ada sisa makanan dan saat malam hari.
Present Illness :
Gigi geligi geraham kiri rahang bawah pasien berlubang semenjak satu tahun yang
lalu. Sudah pernah diobati 7 bulan yang lalu dengan datang ke dokter gigi dan
dilakukan perawatan saraf setelah itu pasien datang kembali dan dilakukan tambalan
permanen. Setelah pulp capping dan ditambal permanen. Tetapi 2 bulan yang lalu
tambalan tetap lepas dan gigi kembali sakit saat malam hari, saat menggigit makanan
dan ketika terdapat sisa makanan. Setelah itu pasien datang ke puskesmas untuk
menambal gigi yang sakit tapi tidak dilakukan penambalan tetap. Gigi yang sakit
hanya ditambal dengan tambalan sementara.

Past Dental History :

2
Pasien pernah datang ke dokter gigi 7 bulan yang lalu untuk mencabut gigi geraham
kanan pasien. Pasien menyikat gigi dua kali sehari pagi dan malam hari.
Past Medical History :
Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik. Tidak pernah mengkonsumsi obat jangka
panjang dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
Family History :
Ayah dan ibu tidak dicurigai menderita penyakit sistemik .
Sosial History :
Pasien seorang mahasiswa, sibuk kuliah dari pagi sampai siang. Istirahat cukup,
rajin mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien tidak sering makan makanan manis dan
pasien tidak mengkonsumsi teh dan kopi secara rutin.

C. Pemeriksaan Objektif
Gigi 36 terdapat lubang dengan kedalaman profunda di oklusal. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan terhadap gigi 36, berupa tes :
Palpasi (-)
Termal (+)
Tekan (-)
Mobility (-)
Perkusi (-)

Gambar 2. Foto klinis gigi 36 sebelum perawatan

D. Pemeriksaan Radiografis

3
Gambar 3. Radiografi periapikal gigi 36 sebelum perawatan
Interpretasi radiografi:
Terdapat gambaran radiopak pada bagian distooklusal mahkota gigi yang telah terlihat
sampai ke tanduk pulpa.
E. Diagnosis
Pulpitis Irreversibel gigi 36
F. Rencana Perawatan
1. Dental Health Education (DHE)
2. Perawatan saluran akar gigi 36
3. Restorasi akhir
G. Prognosis
Dari pemeriksaan objektif dan radiografis yang dilakukan, disimpulkan bahwa
prognosa baik karena :
1. Masih banyak struktur jaringan gigi yang tersisa
2. Pasien kooperatif
3. Tidak ada kelainan jaringan periodontal.
H. Alat dan Bahan
Alat :
 Diagnostic set
 Penggaris
 Bur diamond set ( bur diamendo, round metal bur)
 Jarum Miller (smooth broach)
 Jarum Ekstirpasi (barbed broach)
 Hand instrument protaper
 Spuit endo
 Lentulo
 Root canal plugger
 Lampu Spiritus
4
 Glass Lab
 Plastis Instrumen
 Spuit 1 cc
Bahan :
 Cotton roll
 Cotton pellet
 Kapas
 Alkohol
 Pehacain
 NaOCl 1,05 %
 Aquadest
 CHKM
 Paper point
 Caviton
 Gutta perca
 Endomethasone (sealer)
 Eugenol
 Semen Zinc Phospat
I. Tahap Pekerjaan
Kunjungan I
1. Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, radiografi, diagnosis,
penentuan rencana perawatan.
2. Penandatanganan informed consent.
3. Penanganan segera terhadap keluhan pasien
a. DHE (Dental Health Education)
4. Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang
kerja.
Panjang gigi sebenarnya = a x b
c
keterangan : a= panjang gigi pada rontgen foto = mm
b= panjang mahkota klinis = mm

5
c= panjang mahkota pada rontgen foto = mm
Panjang gigi sebenarnya =
Panjang gigi : mesial : 15 mm
Distal : 16 mm
Panjang kerja = panjang gigi – 1mm = mm
Panjang kerja = mesial : 14 mm
distal : 15 mm
Kunjungan II
a. Preparasi Akses
a. Anastesi infiltrasi pada bagian bukal dan lingual untuk menghilangkan
rasa sakit saat dilakukan preparasi akses.
b. Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh dentin
dengan round metal bur.
c. Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan round
bur.
d. Membuang atap kamar pulpa dengan diamendo bur
e. Membuang isi kamar pulpa dengan excavator endo.
f. Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach) atau sonde lurus.
g. Semua tahap preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada
saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 1,05 % dan aquadest
secara bergantian. Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara
perlahan.
h. Preparasi akses selesai.
b. Preparasi Saluran Akar menggunakan teknik crown down
a. Tentukan akses saluran akar secara lurus
b. Lalu preparasi bagian korona meng pertama yang dimasukkan yaitu SX, dan
irigasi menggunakan NaOCl 1,05 %.
c. Setelah bagian korona terpreparasi, masukkan file ukuran 10 dan 15 untuk
menentukan arah akses dan panjang kerja. Gunakan EDTA untuk memudahkan
akses selama preparasi saluran akar. Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl u
Preparasi dua pertiga korona dengan file No 10 dan 15, menggunakan gerakan
bolak balik bolak balik. Gerakan instrumen secara pasif dan progresif sampai
terasa longgar.

6
d. Mulai gunakan protaper S1 (ungu). Pada bagian apikal, S1 akan mengikuti
bentuk saluran akar. S1 dirancang untuk membuang dentin, di mahkota dengan
cara yang lebih rendah, dengan tapper yang lebih besar, lebih kuat dan lebih
aktif. Irigasi dengan NaOCl dan rekapitulasi dengan File 10 untuk
menghilangkan debris, kemudian irigasi kembali menggunakan NaOCl.
e. Gerakan saat menggunakan protaper manual:
1. Pertama gerakan protaper searah jarum jam dan putar perlahan gagangnya
sampai cukup nyaman. Ketika sudah pas makan protaper akan
menghilangkan dentin secara perlahan.
2. Hilangkan dentin dengan memutar protaper searah jarum jam sambil
menarik secara bersamaan.
3. Jika terlalu aktif, lepaskan protaper dengan memutar pegangan berlawanan
arah jarum jam 45-90 derajat sambil menarik instrumen secara bersamaan
untuk mencegah kekuatan tekan yang diberikan supaya secara tidak terjadi
perforasi lebih dalam ke apikal.
4. Ulangi gerakan sampai panjang kerja yang diinginkan tercapai.
5. Tergantung pada panjang kerja, kelengkungan, dan diameter saluran
tertentu, mungkin diperlukan satu atau lebih banyak gerakan agar sesuai
dengan panjang kerja.
f. Pada saluran akar yang sulit, satu, dua atau tiga rekapitulasi dengan S1 mungkin
diperlukan untuk melakukan perbesaran pada dua pertiga koronal dari saluran
akar. Kemudian lanjutkan menggunakan file 15 sesuai dengan panjang kerja.
Lalu lumasi dengan EDTA, lakukan rekapitulasi panjang kerja dan irigasi
menggunakan NaOCl.
g. Ketika akses preparasi sudah halus, gunakan protaper secara berurutan S1
pertama kemudian S2 sesuai panjang kerja, Kembali rekapitulasi dan irigasi.
h. Genangi saluran akar dengan EDTA, lalu masukkan F1 (kuning 20/07) sesuai
panjang kerja. Jika F1 berhenti bergerak lebih dalam pada saluran akar lalu
kerluarkan dan bersihkan, kemudian lanjutkan hingga mencapai panjang kerja.
Irigasi dan rekapitulasi.
i. Gunakan F1 hingga panjanng kerja, lalu masukkan file 20, Jika file 20
panjangnya pas, salurannya dibentuk dan siap untuk diisi. Tetapi, jika file no 20
terasa longgar makan lanjutkan dengan F2 dan bila perlu dilanjutkan dengan F3
lalu rekapitulasi kembali
7
c. Sterilisasi saluran akar dan aplikasi bahan medikamen
• Keringkan saluran akar dengan paper point.
• Aplikasikan CHKM
• Letakkan cotton pellet kering di atas nya.
• Tutup dengan tambalan sementara
Kunjungan ke III
• Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi dan palpasi.
• Bongkar tambalan sementara.
• Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
• Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan Aquadest
• Keringkan saluran akar dengan paper point.
• Jika tes dan keluhan tidak lagi dirasakan maka sudah bisa dilakukan Trial
• Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar / gutta percha
menggunakan ukuran protaper terakhir masuk.
• Masukkan single cone gutta perca yang sudah disteril dengan NaOCl.
• Hitung panjang cone gutta perca sesuai panjang kerja kemudian masukkan
kedalam saluran akar dan ditutup dengan kapas dan tambalan sementara
• Lakukan foto rontgen TRIAL
Kunjungan IV
• Bongkar tambalan sementara jika hasil foto trial menunjukkan panjang cone
sesuai dengan panjang saluran akar tanpa overfilling dan underfilling
• Keluarkan cotton pellet
• Keluarkan cone dari saluran akar
• Irigasi saluran akar dengan NaOCl dan Aquadest
• Keringkan saluran akar dengan paper point.
• Gunakan gutta perca sesuai ukuran alat yang terakhir masuk.
• Aduk semen atau pasta kemudian masukkan kedalam saluran akar dengan
lentulo atau reamer untuk melapisi dinding saluran akar.
• Masukkan single cone gutta perca dan mungkin ditambahkan dengan gutta
perca aksesoris kemudian masukkan kedalam saluran akar setelah 1/3 apikal
diolesi sealer.

8
• Potong gutta perca sampai batas orifis dengan instrumen panas dan padatkan
dengan root canal plugger. Kamar pulpa harus bersih dari gutta perca supaya
tidak terjadi perubahan warna.
• Tutup dengan semen zinc phospat, kemudian tutup dengan kaviton
• Lakukan rontgen foto untuk melihat kehermetisan hasil obturasi
Kunjungan V
• Kontrol pasca obturasi setelah 2 minggu
• Foto rontgen kontrol obturasi
• Jika dari hasil obturasi sudah hermetis, lalu tanyakan apakah ada keluhan pasien
dan lakukan tes perkusi dan palpasi
• Jika semua pemerikasaan tidak menunjukkan keadaan patologis, dapat
dilakukan restorasi pasca endo.

Anda mungkin juga menyukai