Anda di halaman 1dari 6

14

Jurnal Keperawatan Karya Bhakti


Volume 4, Nomor 2, Juli 2018
Hal 14-19

TINDAKAN KEPERAWATAN MELATIH CARA MAKAN PADA TN. Y


DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI MAKAN
Irma Nafiyati 1, Is Susilaningsih 2, Syamsudin3

Departemen Keperawatan Jiwa, Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara


Magelang, (0293) 3149517, 081578884184
E-mail : irmanafiyanti@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : defisit perawatan diri makan adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas makan. Hal ini sangat berpengaruh pada aktivitas fisik yang dilakukan dan
perubahan pola pikir terhadap kebiasaan makan, sehingga timbul berbagai gejala yang
menunjukkan seseorang dikatakan defisit perawatan diri makan. Tujuan : Berdasarkan rumusan
masalah di atas maka tujuan penelitian adalah menggambarkan tentang latihan cara makan yang
benar dalam meningkatkan kemandirian pada Tn. Y dengan defisit perawatan diri makan. Metode :
Penelitian deskriptif kualitatif. Sampel 1 responden. Hasil : Setelah dilakukan latihan senam kaki
selama 3 hari sebanyak 3 kali latihan dalam sehari dengan lama waktu latihan 15-30 menit
menunjukkan tingkat sensitivitas kaki dari 4 lokasi yang tidak mampu merasakan getaran pada saat
pemeriksaan menjadi 3 lokasi yang tidak mampu merasakan getaran pada saat pemeriksaan.
Simpulan : Terdapat pengaruh yang besar yaitu terjadinya peningkatan tingkat sensitivitas kaki
dari angka 4 menjadi angka 3 setelah dilakukan pemberian senam kaki diabetes sebanyak 3 kali
dalam sehari dengan lama latihan 20-30 menit selama 3 hari.

Kata kunci : defisit perawatan diri, senam kaki, sensitivitas kaki

ABSTRACT

Background : self-care deficit eating is a barrier to the ability to do or complete eating activities.
This is very influential on physical activity undertaken and changes in mindset towards eating
habits, so that various symptoms arise that indicate a person is said to be eating self-care deficit.
Purpose : Based on the above problem formulation, the purpose of the study is to describe the
practice of eating the right way to increase independence in Mr. Y with self-care deficit eating.
Method : Qualitative descriptive research. Sample 1 respondent. Results : After doing leg exercises
for 3 days for 3 times a day with 15-30 minutes of exercise time showing the sensitivity level of the
feet from 4 locations that are unable to feel vibrations during the examination to 3 locations that are
not able to feel vibrations during the examination. Conclusion : There is a big effect which is an
increase in the level of sensitivity of the foot from number 4 to number 3 after giving diabetic foot
exercises 3 times a day with 20-30 minutes of exercise for 3 days.

Keywords: self-care deficit, foot gymnastics, foot sensitivity


15

Pendahuluan menambahkan tanda dan gejala pada klien


Terapi aktivitas latihan cara makan defisit perawatan diri makan meliputi tidak
yang benar pada Tn. Y defisit perawatan diri tahu cara makan, tidak mampu menyiapkan
makan adalah kegiatan atau terapi yang alat dan makanan, tidak mampu meletakkan
dilakukan untuk merubah kebiasaan makan makanan ke piring, tidak mampu memegang
sesuai tata cara makan yang benar dan alat makan, tidak mampu menyuap makan
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dari piring, tidak mampu mengunyah
Tn. Y. Aktivitas makan dalam jurnal Sohrah makanan, tidak mampu mengunyah makanan
(2016) merupakan hal urgen bagi manusia dengan cukup, tidak mampu memanipulasi
yang setiap hari dilakukan secara berulang- makanan di mulut, menelan makanan,
ulang, sedangkan defisit perawatan diri menyelesaikan makan, selain itu kondisi fisik
makan merupakan ketidakmampuan Tn. Y seseorang yang mengalami penurunan fungsi
dalam melakukan aktivitas makan sesuai tata atau ketidakpuasan terhadap postur tubuh
cara makan yang benar dimulai dari tidak yang dapat mempengaruhi dalam pola makan
menjaga kebersihan anggota badan termasuk klien. Hal tersebut menunjukkan kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan atau minum, makan yang masih belum tepat sehingga perlu
tidak berdoa sebelum dan sesudah makan, dilakukan bimbingan dan latihan cara makan
makan secara berlebih-lebihan hingga yang benar.
kekenyangan, makan dan minum sambil Hasil penelitian oleh Laksmi,dkk
berdiri. (2018) menunjukan responden yang memiliki
Nurarif (2015) menambahkan defisit body image tidak puas lebih banyak yang
perawatan diri makan adalah hambatan berperilaku makan abnormal yaitu sejumlah
kemampuan untuk melakukan atau 19 orang (63,3%), sedangkan yang
menyelesaikan aktivitas makan. Hal ini sangat berperilaku makan normal hanya sejumlah 11
berpengaruh pada aktivitas fisik yang orang (36,7%) dari 30 responden, berdasarkan
dilakukan dan perubahan pola pikir terhadap penelitian ini terdapat hubungan yang
kebiasaan makan, sehingga timbul berbagai berpengaruh antara body image dan perilaku
gejala yang menunjukkan seseorang makan. Apabila body image terganggu maka
dikatakan defisit perawatan diri makan. seseorang akan malas untuk melakukan
Keliat (2009) menjelaskan gejala yang aktivitas makan secara normal dimulai dari
muncul pada klien dengan defisit perawatan makan tidak cuci tangan dan makan yang
diri dalam hal makan ditandai dengan tidak sesuai tata cara yang benar, sehingga
ketidakmampuan mengambil makanan secara perlu diberikan latihan sebagai upaya
mandiri, makan berceceran dan makan tidak menyadarkan kemampuan klien dalam hal
pada tempatnya, Nurarif (2015) tata cara makan yang benar.
16

Berdasarkan data di atas melihat perubahan proses pikir Tn. Y terhadap


fenomena di lapangan yang penulis lakukan kebiasaan makan yang dilakukan sehari-hari.
pengamatan sehari sebelum pengambilan Berdasarkan uraian di atas dimana
kasus di Panti Rehabilitas Mental Wisma defisit perawatan diri makan merupakan
Budi Makarti Boyolali dari 129 klien yang gangguan yang esensial untuk diatasi, maka
terbagi dalam lima ruang, terdapat 22 klien tujuan karya ilmiah ini mengetahui apa,
mengalami defisit perawatan diri makan, bagaimana dan mengapa terapi aktivitas
gejala yang muncul seperti tidak tahu cara latihan cara makan yang benar untuk
makan, makan berceceran, tidak mampu meningkatkan kemandirian Tn. Y dengan
mengunyah dengan cukup, tidak mampu defisit perawatan diri makan di Yayasan
menyelesaikan makan sejumlah 10 klien Rehabilitas Mental Wisma Budi Makarti
(45,5%), klien tidak mampu menyiapkan Boyolali”.
makanan, tidak mampu menyuap makanan
dari piring terdapat 5 klien (22,7%), klien Metode
makan tidak cuci tangan, tidak tahu cara A. Pendekatan Penelitian
makan, tidak mampu memanipulasi makanan Penelitian ini adalah penelitian
di mulut terdapat 7 klien (31,8%). Dari data studi kasus tentang latihan cara makan
tersebut terdapat masalah defisit perawatan yang benar terhadap Tn. Y defisit
diri makan dengan gejala yang persentasinya perawatan diri makan yaitu menyelidiki,
45,5% salah satunya Tn. Y di rawat di Ruang mempelajari latihan cara makan yang
Mangga. benar pada Tn. Y dengan masalah defisit
Berdasarkan hasil pengamatan di atas perawatan diri makan yang dilakukan
maka penulis tertarik untuk melakukan proses secara integrative, komprehensif agar
pembelajaran pada Tn. Y yang dirawat di memperoleh pemahaman yang mendalam
Ruang Mangga, karena menurut Nasir (2011) tentang latihan cara makan pada individu
terapi aktivitas individual adalah terapi yang beserta masalahnya dengan tujuan agar
menekankan perubahan pada individu dengan tingkat kemandirian Tn. Y dalam hal
cara mengkaji perasaan, sikap, cara berpikir, makan meningkat.
perilaku dan membina hubungan yang baik B. Fokus Penelitian
pada Tn. Y yang bertujuan Tn. Y mampu Penerapan latihan ini ditujukan
menilai dirinya sendiri sesuai dengan kondisi untuk meningkatkan cara makan yang
realitas, mengungkapkan perilaku yang benar serta menimbulkan kemandirian
diperankannya. Harapan peneliti dalam pada Tn. Y dengan defisit perawatan diri
melakukan penelitian tata cara makan yaitu makan.
dapat mendukung Tn. Y dalam melakukan
17

C. Subyek dan Lokasi Penelitian Selain dengan wawancara


Subyek penelitian ini dilakukan penelitian ini juga dilakukan dengan
pada satu orang Tn. Y adalah Tn. Y, umur observasi, diskusi, demonstrasi dan
60 tahun, alamat Rembang, dirawat sudah dokumentasi. Metode observasi
lama (5 tahun) dengan masalah defisit menggunakan Check List Pre Test dan
perawatan diri makan yang dirawat di Post Test Kemampuan Tn. Y Merawat
panti sosial. Penelitian ini akan Diri Makan, dengan intervensi latihan
dilaksanakan di Ruang Mangga Wisma cara makan yang benar. Penelitian ini
Budi Makarti Boyolali. Dimana dilakukan untuk menganalisa pola
pelaksanaannya akan dilakukan dari kebiasaan makan pada Tn. Y dengan
tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan 9 Juni defisit perawatan diri makan, sedangkan
2018. studi dokumentasi dilakukan untuk
D. Metode dan Alat Pengumpul Data mengetahui peningkatan dalam perawatan
Pengumpulan data dilakukan diri dalam kebiasaan makan Tn. Y
melalui wawancara terstruktur dan tidak sebelum dilakukan latihan dan sesudah
terstruktur pada Tn. Y. Instrument yang dilakukan latihan cara makan yang benar.
digunakan untuk menilai secara E. Analisa Data
terstruktur dengan Penilaian Terstruktur Analisa data menggunakan
Kemampuan Tn. Y Merawat Diri Makan pedoman analisa data asuhan keperawatan
dengan menggali pengetahuan Tn. Y yang diperoleh dari Tn. Y selanjutnya
dalam hal makan (manfaat makan, alat dilakukan uji keabsahan data
apa saja yang digunakan untuk makan, dimaksudkan untuk menguji kualitas data
penggunaan alat makan sendok dan atau informasi yang diperoleh dalam
tangan bagaimana, cara makan yang penelitian sehingga menghasilkan data
diketahui Tn. Y apa saja), sedangkan dengan validitas tinggi. Data yang
wawancara tidak terstruktur dilakukan diperoleh dari Tn. Y merupakan data
dengan memberikan pertanyaan terbuka subyektif yang berasal dari Tn. Y akan
untuk mengetahui kebiasaan pola makan divalidasi dengan menggunakan
Tn. Y sehari-hari. Pola makan adalah triangulasi sumber yaitu keterangan atau
suatu cara atau usaha dalam pengaturan informasi dari keluarga atau
jumlah dan jenis makanan untuk penanggungjawab Tn. Y, perawat dan
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, juga dilakukan triangulasi metode melalui
mencegah atau membantu kesembuhan observasi, pengukuran atau pemeriksaan
penyakit (Depkes, 2009). penunjang. Analisa data menggunakan
Tn. Y, perawat, keluarga Tn. Y atau
18

penanggungjawab Tn. Y sebagai sumber Setelah dilakukan terapi individual


informasi dan sumber dokumentasi. Jika cara makan didapatkan hasil Tn. Y
informasi yang didapatkan dari sumber mampu melakukan cara makan dengan
Tn. Y, sama maka informasi tersebut benar, sebagaimana disampaikan NANDA
valid. (2015), kriteria hasil Tn. Y dapat
membina hubungan saling percaya dengan
Simpulan perawat (akrab dengan perawat, mau
Sebagaimana disampaikan pada berjabat tangan saat bertemu perawat), Tn.
pembahasan, terapi individual latihan cara Y mampu mengidentifikasi kebiasaan cara
makan yang dilakukan pada Tn. Y selama tiga makan dimulai dari persiapan sebelum
hari dengan setiap hari dilakukan tiga kali. makan (menyiapkan alat untuk makan,
Terapi individual cara makan yang benar cuci tangan, menempatkan diri, berdoa),
merupakan kegiatan dalam meningkatkan saat makan (makan tidak berantakan,
kemandirian Tn. Y dalam hal makan dengan menyuap makanan dengan cukup, makan
memberikan kesempatan pada Tn. Y untuk dihabiskan), setelah makan (mencuci,
mendapatkan pengalaman, mempraktikkan merapikan alat makan).
secara individu dan dapat dijadikan kebiasaan Pengaruh bimbingan terapi latihan
sehari-hari yang positif (Dep Kes RI, 1995). cara makan yang dilakukan selama tiga
Hasil dari pelaksanaan bimbingan hari dan dilakukan berulang-ulang selama
yang dilakukan terhadap Tn. Y adalah pada sembilan kali Tn. Y mampu melakukan
pertemuan awal didapatkan hasil Tn.Y masih cara makan yang benar, sehingga masalah
terlihat acuh tak acuh, belum merespon topik defisit perawatan diri makan dapat
yang disampaikan masih terkesan teratasi. Keberhasilan pencapaian hasil
menyepelekan pada saat diminta belum yang maksimal ini didukung oleh
mampu melakukan dengan benar, saat beberapa faktor diantaranya faktor sosial
menjawab pertanyaan dari perawat seperti dan fisik. Sebagaimana disampaikan oleh
tidak memperhatikan perawat, acuh tak acuh, Keliat (2014) bahwa faktor internal
pertanyaan harus diulang bahkan perawat meliputi pendidikan, umur dan motivasi
sekali–kali menyentuh pundaknya. Sehingga memudahkan Tn. Y menyerap
perlu diberikan sentuhan pada Tn. Y dalam pengetahuan mengenai tata cara makan
melakukan latihan menggunakan metode yang benar yang sudah diajarkan.
tanya jawab, ceramah, diskusi dan
demonstrasi menggunakan komunikasi Ucapan Terima Kasih
terapeutik sebagaimana pendapat dari Keliat Dalam hal ini penulis mengucapkan
(2014). terima kasih kepada Direktur Akper Karya
19

Bhakti Nusantara Magelang Ketua Yayasan Kusuma, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Karya Bhakti Magelang dan Ketua Lembaga
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang Revisi Jilid 1. Jogyakarta: Mediaction
Jogja
telah memberikan dukungan moril maupun
materiil dalam penyelesaian publikasi ini. Laksmi, dkk. 2018. Hubungan Body Image
dengan Perilaku Makan dan
Kebiasaan Olahraga pada Wanita
DAFTAR PUSTAKA Dewasa Muda Usia 18-22 Tahun.
Semarang: Jurnal Kedokteran
Amzah. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta: Diponegoro
Jurnal Al-Daulah UIN Alaudin
Makasar Muhith, Abdul Nasir. 2011. Dasar-Dasar
Keperawatan Jiwa: Pengantar dan
A.M.Sardiman. 1987. Motivasi dan Interaksi Teori. Jakarta: Salemba Medika
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press Ningsih Riyan. 2014. Penyuluhan Hggiene
Sanitasi Makanan dan Minuman,
Chan Faizal. 2012. Strength Training (latihan serta Kualitas Makanan yang
kekuatan). Jambi: Jurnal Cerdas Sifa Dijajakan Pedagang Di Lingkungan
Porkes FKIP Universitas Jambi SDN Kota Samarinda. Samarinda:
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI. 1995. Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa Anak Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan
dan Remaja. Jakarta: Departemen dan Aplikasinya. Jakarta: EGC
Kesehatan RI
Sohrah. 2016. Etika Makan dan Minum
Departemen Kesehatan RI. 2009. Panduan Dalam Pandangan Syariah. Makasar:
Penyelenggaraan Cuci Tangan Pakai Jurnal Al-Daulah UIN Alaudin
Sabun Sedunia (HCTPS). Jakarta: Makasar
Jurnal Arkesmas
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Departemen Kesehatan. 2010. Standar Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta: Medika
Departemen Kesehatan RI
Zahira. 2013. Rahasia Sehat Rasulullah yang
Keliat, Budi Anna. 2007. Kumpulan Proses Tak Pernah Sakit. Jakarta: Jurnal Al-
Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta: Daulah UIN Alaudin Makasar
FIK Universitas Indonesia
http://pixabay.com/metode-
Keliat, Budi Anna. 2009. Model Praktik metodepembelajarandikelas(diakses
Keperawatan Profesional Jiwa. tanggal 17 Agustus 2018 jam 13.00
Jakarta: EGC WIB

Keliat, Budi Anna. 2014. Keperawatan Jiwa http://Rickfreyconsulting.com/metodecerama


Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2. hdalampembelajara (diakses tanggal
Jakarta: EGC 17 Agustus 2018 jam 13.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai