Anda di halaman 1dari 7

Ujian Akhir Semester (UAS)

“Sistem Energi Bagian A”


Dr. Ir. Imam Supriyadi, M.M
Jumat, 18 Desember 2020
Lena Lusiana (120200202013)

1. Untuk mempercepat capaian bauran energi pada tahun 2025, skema


kebijakan apa yang paling baik dan tepat untuk pengembangan Energi baru
terbarukan (EBT) sehingga mencapai nilai keekonomian. Jelaskan jawaban
Saudara?
Target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025
berdasarkan Permen No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)
dan Perpres No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Target ini setara dengan kapasitas pembangkit listrik EBT sebesar 45 GW. Banyak
kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut karena sebagian besar
pembangkit berbasis energi baru terbarukan mempunyai biaya pembangkitan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit fosil.
Skema kebijakan untuk pengembangan Energi baru terbarukan (EBT)
sehingga mencapai nilai keekonomian menurut pendapat penulis ialah Skema Fit
in Tariff (FiT). FiT merupakan mekanisme kebijakan penetapan tarif listrik untuk
energi baru terbarukan, dengan harga listrik berbeda-beda di setiap daerah sesuai
nilai investasi, lokasi pembangkit, kapasitas pembangkit, dan jenis energi
terbarukan yang dimanfaatkan di masing-masing daerah. Pelaksanaan FIT dapat
berjalan oleh beberapa faktor antara lain jaminan akses ke jaringan, durasi kontrak
jual beli yang bersifat jangka panjang dan harga pembelian yang sesuai.
Skema FiT ini diciptakan khusus untuk mendorong konservasi energi dan
pengembangan sumber daya energi nasional, termasuk energi terbarukan seperti
angin, sinar matahari fotovoltaik, angin, tenaga air, biomassa, biogas, sampah
kota, panas bumi, laut. Skema FIT ini berlandaskan Permen ESDM 27/2014,
namun pada tahun 2017 digantikan oleh Skema BPP melalui Permen ESDM
50/2017 yang menyebabkan para pelaku usaha swasta asing dan domestik
kehilangan kepercayaan terhadap investasi energi terbarukan di Indonesia,
sehingga berdampak pada penurunan pengembangan EBT.
Bahkan ketika Permen ESDM No. 50/2017 ini direvisi dengan Permen ESDM
No. 53/2018 dan penetapan BPP pembangkitan tahun 2018 ditetapkan dengan
Kepmen ESDM No. 55.K/20/MEM/2019, ternyata penetapan harga pembelian
listrik belum dapat mendorong percepatan pemanfaatan energi terbarukan
(Sugiyono & Wijaya, 2020). Hal ini diperkuat dengan bukti berdasarkan Indonesia
Clean Energy Outlook (ICEO) yang diluncurkan IESR bahwa penambahan
kapasitas pembangkit energi terbarukan tahun 2015-2019 dengan skema BPP
hanya sebesar 1,6 GW yang lebih rendah dari perolehan tahun 2010-2014 dengan
skema FiT yang mencapai 1,8 GW (Dalimi, 2018). Oleh karena itu, penulis
merekomendasikan untuk menimbang kembali kebijakan pengembangan EBT
menggunakan Skema BPP, agar kembali menggunakan skema FiT yang telah
terbukti dapat meningkatkan kapasitas pembangkitan energi dan menumbuhkan
iklim investasi energi terbarukan agar target bauran energi 23% tahun 2025 dapat
terealisasi.

2. Nuklir untuk energi dan kehidupan (pangan dan kesehatan), serta Nuklir
untuk Pertahanan (sebagai sumber energi kapal perang pengganti energi
fosil), merupakan dua hal yang sangat dibutuhkan namun kehadirannya di
Indonesia untuk energi masih belum bisa diterima (opsi terakhir). Uraikan
jawaban saudara dalam hal ini mengapa terjadi?
Batan menjelaskan bahwa dalam pengimplementasian UU No 18 Tahun 2012
tentang Pangan dan UU No 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani, Litbang Batan telah menghasilkan varietas tanaman
pangan unggul yakni lebih dari 8 varietas kedelai, 21 varietas padi unggul, 2
varietas kacang hijau dan 1 varietas gandum tropis dan sorgum. Dari hasil
pembibitan ini, Batan telah berupaya supaya benih varietas diatas dapat diproduksi
dan bernilai ekonomi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas
berdasarkan kajian dari aspek ekonomi.
Telah terbukti bahwa untuk benih padi varietas Batan memiliki produktivitas
mencapai 7-9 ton/ha yang lebih tinggi dari rata-rata produktivtas nasional yang
hanya 5,1 ton/ha, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani hingga 25%.
Varietas padi lain hasil litbang Batan yang banyak diminati oleh petani antara lain
Bestari, Mugibat, Mira-1, Si-denuk, Suluttan Unsrat-1 dan 2 telah diproduksi oleh
para produsen benih di beberapa daerah dengan rata-rata produksi 100 ton/tahun.
Hasil studi kelayakan terhadap benih Sorgum dapat disimpulkan bahwa secara
ekonomi budidaya benih ini direkomendasikan untuk dikembangkan melalui sistem
pertanian terpadu, seperti pakan ternak, pangan serta industri. Namun, para petani
belum memiliki minat untuk membudidayakan Sorgum. Hal ini membuat Batan
berupaya melalui kegiatan sosialisasi pada kelompok peternak, tani, koperasi,
industri pangan, hingga perguruan tinggi untuk mengembangkan budidaya
Sorgum di daerah potensial. Benih jenis lain, yakni benih kedelai varietas Batan
seperti Gama-sugen, Mutiara 1, 2 dan 3, Mitani dan Rajabasa memiliki rata-rata
produktivitas mencapai 2,2-3,6 ton/ha yang lebih tinggi dari rata-rata nasional,
yang hanya kurang dari 1,8 ton/ha.
Disisi lain, peran aplikasi teknologi nuklir dalam mengembangkan sejumlah
peralatan medis dan produk kesehatan untuk menangani berbagai penyakit yakni
disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Peran Aplikasi Teknologi Nuklir dalam Kesehatan


Teknologi Nuklir Kegunaan
Radiasi sinar - mensterilkan beberapa alat dan produk kesehatan
Gamma dari - dapat membunuh mikroba seperti bakteri, jamur
Iradiator (kapang), atau virus.
Radiofarmaka I- - untuk pemindaian tulang, pemeriksaan fungsi ginjal.
131 Hippuran - I-131 Hippuran diproduksi oleh Batan bersama PT. Inuki
(Persero) dengan produksi rata-rata 4.800 mCi
Thyroid Uptake - perangkat diagnostik uji tangkap kelenjar gondok
atau thyroid up-take diagnostic secara in vivo
- untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok dalam
mengakumulasi dan melepaskan iodium sebagai
komponen pembentukan hormon tiroksin
Biomaterial untuk - seperti allograf tulang manusia, xenograft/graf tulang
Keperluan Klinis sapi, dan membran amnion
- data tahun 2014 nilai kapitalisasi impor biomaterial
mencapai 1,4 juta pcs bahan biomaterial dan meningkat
seiring kasus penyakit seperti kanker tulang, periodentitis,
patah tulang
Kamera Gamma - untuk penelitian kanker payudara dan kanker prostat dan
keperluan riset penyakit lainnya yang menyangkut
jantung, tulang, otak, fungsi ginjal
- memberikan informasi fisiologis sesegera mungkin
- tingkat akurasi yang tinggi
- waktu analisis yang cepat.
- harga jauh lebih murah dibanding produk impor
Mo-99/Tc-99 - Batan bersama PT Inuki telah mampu memproduksi
Generator dan I- untuk mencukupi kebutuhan nasional, bahkan melakukan
131 Oral Solution ekspor di beberapa negara di Asia
- Harga produk Batan dan PT Inuki jauh lebih murah
dibanding produk negara lain. Kebutuhan dalam negeri
untuk Tc-99 Generator sekitar 500 unit dan I-131 Oral
Solution adalah 90.000 mCi/tahun.
- Kebutuhan dunia akan radioisotop ini meningkat
Renograf XP USB - alat periksa fungsi ginjal berbasis teknik nuklir yang
dioperasikan oleh sistem computer
- tervalidasi dalam seminar yang diselenggarakan oleh
Badan Tenaga Atom Internasional
- di daerah yang mempunyai kasus penyakit ginjal cukup
tinggi perlu penyebaran alat Renograf yang
menggunakan hipuran tersebut.

Paparan diatas menunjukkan bahwa nuklir memiliki kontribusi yang tinggi pada
energi dan kehidupan, salah satunya melalui pangan dan kesehatan. Selain itu,
nuklir juga memiliki peran dalam bidang pertahanan yakni sebagai sumber energi
kapal perang pengganti energi fosil. Berikut pada Tabel 2 dipaparkan
perbandingan penggunaan sumber energi diesel dan reaktor MSR.
Tabel 2 Perbandingan Sumber Energi Diesel (Fosil) dan Reaktor MSR (Fisi)
Nuklir Fosil
Jenis
Thorium Diesel Batubara Uranium
Endurance pada
310 hari 45 hari - -
kapal perang
Biaya 173 jt/bln 17 m/bln - -
Untuk daya 1000 Dibutuhkan Dibutuhkan
Dibutuhkan
MWE atau 1 3,5 juta- 200 ton-250
thorium 7 ton
Giga Watt/tahun 4juta ton ton

Beberapa rasionalisasi penggunaan nuklir pada kapal perang Indonesia


sebagai berikut.
- Potensi bahan baku nuklir di Indonesia mencapai ± 140000 ton yang cukup
untuk masa 1000 tahun
- Thor terbukti lebih efisien dan efektif dari bahan fosil
- Reaktor thor tidak merusak lingkungan
- Thor berpotensi untuk dimanfaatkan di sektor pertahanan dan umum
- Thor lebih ekonomis dan aman dibanding uranium

Pengambilan keputusan stratejik energi untuk mengatasi kelangkaan energi


membutuhkan perencanaan keamanan energi menghadapi ancaman pertahanan
keamanan dan isu-isu penolakan masyarakat. Kegagalan dalam memilih energi
yang tepat akan berdampak kepada krisis pangan, air bersih dan kesehatan.
Indonesia dalam dihadapkan oleh pilihan Daur Mix atau Go Nuclear. Hasil
keputusan yakni kebijakan pembangunan energi nuklir (PLTN). Indonesia sudah
seharusnya mulai melakukan pembangunan PLTN dalam skala kecil (Small
Modular Reactor) di Serpong Tangerang, untuk mengatasi kelangkaan energi
demi tercapainya tujuan nasional (Laksmono & Widodo, 2017).

Meski nuklir memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan, berbagai


peristiwa kecelakaan PLTN membuat masyarakat dunia, termasuk masyarakat
Indonesia takut dan khawatir jika di daerahnya sudah berdiri atau akan dibangun
PLTN. Meskipun demikian, kita tidak boleh terlalu membatasi diri hingga antinuklir.
Hal penting dalam penanganan nuklir ialah prinsip kehati-hatian, ketelitian,
kecermatan dan kewaspadaan. Indonesia pada hakikatnya membutuhkan nuklir,
dan harus berdiri suatu PLTN di Indonesia. Ibaratnya, jika seluruh penghuni bumi
ini tidak butuh, atau jika para ilmuwan dan ahli telah mampu menggantikan dengan
sumber energi lain untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, sudah barang
tentu tidak ada lagi PLTN di dunia ini (Rahmat, 2016).
Perihal kecelakaan, soal kelemahan PLTN, menurut Kepala Badan Tenaga
Atom Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto, tidak seorangpun yang bisa
menjamin satu teknologi selalu aman 100 % sepanjang masa. Pada suatu saat
mungkin saja terjadi kecelakaan. Seperti halnya, banyak sudah terjadi kecelakaan
kendaraan bermotor di jalan, namun tetap menggunakan motor.
Pemerintah berupaya untuk berhati-hati, cermat dan teliti terhadap
pemanfaatan nuklir PLTN di Indonesia melalui UU No 30 tahun 2007 tentang
Energi, dan Permen No 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Terlebih dalam Permen No 79 tahun 2014 menargetkan EBT sebesar 23% tahun
2025. Sebagian kontribusi EBT tersebut juga bisa berasal dari nuklir, karena nuklir
merupakan salah satu sumber energi baru, sebagaimana disebutkan dalam UU
No 30 tahun 2007.
Disisi lain, Pasal 11 Permen No 79 tahun 2014 telah membatasi
pemanfaatan sumber energi nuklir. Didalamnya dipaparkan bahwa energi nuklir
dimanfaatkan melalui pertimbangan keamanan pasokan energi nasional dalam
skala besar, mengurangi emisi karbon dan memprioritaskan potensi energi baru
dan EBT sesuai nilai keekonomian, serta mempertimbangkan energi nuklir
sebagai pilihan terakhir dengan memperhatikan faktor keselamatan secara ketat.

Referensi:
Dalimi, R. (2018). Analisa Feed-in Tariff Energi Terbarukan Menggunakan Acuan
Bpp Setempat Di Indonesia. 5–10.
Sugiyono, A., & Wijaya, P. T. (2020). Dampak Kebijakan Biaya Pokok Penyediaan
Pembangkitan Listrik Terhadap Pengembangan Pembangkit Listrik Berbasis
Energi Terbarukan , Prosiding. Perencanaan Energi Nasional Dan Daerah,
March, 1–13.
Rahmat, Hamidi. 2016. https://setkab.go.id/nuklir-apa-manfaatnya-buat-kita/

Anda mungkin juga menyukai