Anda di halaman 1dari 19

MODUL PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA DAN FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI SOSIAL BUDAYA

Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Yang Di Berikan Dosen Pengampuh Yaitu :

Ibu Ayu Bulan Febry K D, SKM,MM

Di susun Oleh :

Nama : Israwati Utina

Nim : 751341120047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

T.A.2021/2022
DAFTAR ISI
Daftar isi
Kata pengantar
Prakata
BAB I
A. Pendahuluan
B. Penyajian materi
i. Pengertian konsep perilaku
ii. jenis-jenis perilaku dan bentuk-bentuk perilaku

BAB II
A. Pendahuluan
B. Penyajian materi
i. Perubahan sosial budaya dalam masyarakat
ii. Bentuk-bentuk perubahan dan faktorpendorong/ penghambat sosial budaya

BAB III
A. Pendahuluan
B. Penyajian materi
i. faktor yang mempengaruhi perilaku
ii. faktor yang mempengaruhi sosial budaya

Daftar pustaka
Latihan soal
Kunci jawaban
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan yang maha esa, karena berkat dan
rahmat-nya lah, saya saya dapat menyelesaikan tugas saya sekarang ini, dengan judul
“MODU LKONSEP DASAR PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIAL BUDAYA” tugas ini saya buat untuk
memenuhi persyaratan kuliah saya, sebelumnya saya sudah menyadari bahwa tugas saya ini
masih jauh dari kata sempurna oleh karena init saya sangan mengharapkan keritik, guna
untuk belajar menyempurnakan- nya .

Gorontalo, 21 juli 2021.

Penulis

Israwati Utina
PRAKATA

Assalamu’alaikum warrahmahtullahi wabbarakattuh.

Alahamdulillahhirabbil alamin, saya serahkan kepada allah swt. Yang berbesar kebaikan
untuk selau memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-hidayanya sehinggah saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Tugas ini saya kerjakan untuk memenuhi persyaratan perkuliahan saya, sebenarnya saya
menyusun tugas ini dengan sedikit tidak percaya diri, karena saya tau bahwa tugas saya ini
masin jauh dari sempurna.

Pembahasan tugas ini di arahkan dari pendahuluan, penjelasan materi, tujuan materi, faktor –
faktor materi, dan beberapa lainnya.

Saya mengharapkan banyak keritik yang sifatnya untuk membangun.

Gorontalo , 21 juli 2021

Israwati Utina
BAB I

KONSEP DASAR PERILAKU

A. PENDAHULUAN

Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2007). Secara
operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap
rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku dapat diartikan sebagai suatu aksi reaksi
organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Rangsangan tertentu akan
menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku dapat juga diartikan sebagai aktivitas
manusia yang timbul karena adanya stimulasi dan respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). Perilaku atau aktivitas yang ada pada
individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya
stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu (Darho, 2012).

Perilaku sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001, hlm. 859) yaitu “Tanggapan
atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”. Tanggapan atau reaksi individu
bisa menjadi pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan
pengukuhan (Reinforcemen) dengan mengkondisikan stimulus (Conditioning) dalam
lingkungan (Environmentalistik). Perilaku tidak semuanya dapat diamati secara objektif atau
secara indrawi oleh mata, akan tetapi perilaku juga bisa diamati dari perilaku yang tidak
senyatannya atau bukan dari indrawi penglihatan saja (Covert Behaviour).

B. PENYAJIAN MATERI
i. PENGERTIAN ATAU DEFINISI

Menurut Puspitasari (2013) dilihat dari bentuk terhadap stimulus menurut skinner, perilaku
dapat dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku tertutup (Covert Behavior) Seorang terhadap stimulus yang masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap, belum biasa diamati oleh orang
lain

2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior) Seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Ini sudah jelas dilakukan atau praktik, yang sangat mudah diamati atau
dilihat orang lain. Dilihat dari perspektif perilaku para ahli psikologi menyimpulkan jenis
perilaku, diantaranya:

a. Perilaku berdasarkan sudut pandang dinamika Perilaku pengalaman masa balita, mulai
fase oral-genetal

b. Perilaku berdasarkan perspektif humanistik Perilaku tercipta karena kurangnya


pemenuhan kebutuhan pribadi
c. Perilaku berdasarkan perspektif biologi Perilaku adalah berdasarkan fisiologi otak
manusia

d. Perilaku berdasarkan sudut pandang kognitif Perilaku tercipta karena ketertarikan


perasaan dan cara pandang terhadap dirinya

e. Perilaku berdasarkan sudut pandang sosial Perilaku individu tercipta ketika melihat
posisi individu dalam hubungannya dengan individu lain dan masyarakat sebagai suatu
keseluruhan.

Menurut Dahro (2012), jenis perilaku dibagi menjadi dua yaitu ;

Perilaku yang refleksif Perilaku yang refleksif merupakan perilaku secara spontan yang
terjadi atas reaksi terhadap stimulus yang didapatkan organism tersebut.

Perilaku non refleksif Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh kesadaran atau otak.
Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk dan dapat dikendalikan. Oleh karena itu,
perilaku ini dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar.

ii. JENIS-JENIS DAN BENTUK-BENTUK PERILAKU


1. JENIS-JENIS PERILAKU

Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana(2015):

1. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,

2. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,

3. Perilaku tampak dan tidak tampak,

4. Perilaku sederhana dan kompleks,

5. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.

2. BENTUK-BENTUK PERILAKU

Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua.

1. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau
reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau
kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.
BAB II

SOSIAL BUDAYA

A. PENDAHULUAN

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk
menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan
memerlukan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu bekerja sama,
saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat .

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku
sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan
timbal balik antar pribadi. Perilaku social juga identik dengan reaksi seseorang terhadap
orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan
dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.

Perilaku social seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara
yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam melakukan kerjasama, ada orang yang
melakukannya diatas kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar
dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk social (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak
dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
biologisnya. Pada perkembangan menjuju kedewasaan, interaksi social diantara manusia
dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada
timbal balik dari interaksi social, maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-
potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi social. Potensi-potensi
yang dimiliki seseorang dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi
maka yang ditunjukkannya adalah perilaku social. Pembentukan perilaku social seseorang
dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

Pada aspek eksternal situasi social memegang pernanan yang cukup penting. Situasi social
diartikan sebagai setiap situasi dimana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu
dengan yang lain (W.A. Gerungan, 1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang
menyebabkan terjadinya interaksi social bisa dikatakan sebagai situasi social. Contoh situasi
social misalnya di lingkungan pasar, pada saat rapat, atau dalam lingkungan pembelajaran.

Kebudayaan yang merupakan cetak biru bagi kehidupan atau pedoman bagi kehidupan
masyarakat adalah perangkatperangkat acuan yang berlaku umum dan menyeluruh dalam
menghadapi lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan para warga masyarakat
pendukung kebudayaan tersebut.

Dalam kebudayaan terdapat perangkat-perangkat dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki


oleh pendukung kebudayaan tersebut. Perangkat-perangkat pengetahuan itu sendiri
membentuk sebuah sistem yang terdiri atas satuan-satuan yang berbeda-beda secara
bertingkat-tingkat yang fungsional hubungannya satu sama lainnya secara keseluruhan.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa kebudayaan dalam suatu masyarakat merupakan sistem
nilai tertentu yang dijadikan pedoman hidup oleh warga yang mendukung kebudayaan
tersebut. Karena dijadikan kerangka acuan dalam bertindak dan bertingkah laku maka
kebudayaan cenderung menjadi tradisi dalam suatu masyarakat. Tradisi adalah suatu yang
sulit berubah, karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mengandung tujuh unsur, yaitu: bahasa, sistem


teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi dan kesenian.
Dengan demikian, dilihat dari bentuk dan isi, kebudayaan pada dasarnya merupakan suatu
tatanan yang mengatur kehidupan suatu masyarakat. Kebudayaan merupakan lingkungan
yang terbentuk oleh norma-norma dan nilai-nilai yang dipelihara oleh masyarakat
pendukungnya. Nilai-nilai serta norma-norma yang menjadi pedoman hidup itu kemudian
berkembang dalam berbagai kebutuhan masyarakat, sehingga terbentuk dalam satu sistem
sosial. Dan sistem ini selanjutnya terwujud pula benda-benda kebudayaan dalam bentuk
benda fisik.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa, baik bentuk maupun isi dari kebudayaan itu, di
dalamnya sudah memuat seluruh peri kehidupan masyarakat baik yang sifatnya abstrak
(terdiri dari gagasan, pikiran, konsep, nilai-nilai budaya, norma-norma, dan
pandanganpandangan), maupun yang agak kongkrit dalam bentuk aktivitas, tingkah laku
berpola, perilaku, upacara-upacara serta ritus-ritus. Selanjutnya kebudayaan dalam arti fisik
adalah hasil karya dari budidaya itu sendiri.

B. PENYAJIAN MATERI
i. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT

            Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan.


Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun
dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan social yang terjadi memang telah ada
sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian
cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.

            Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan social menunjuk pada modifikasi-
modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab intern atau ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan bahwa
perbuahan social adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

            Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan social adalah perubahan
unsure-unsur atau struktur social dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan
tertentu ke keadaan yang lain.
ii. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN DAN FAKTOR
PENDORONG/PENGHAMBAT SOSIAL BUDAYA

A. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DAN PENYEBABNYA

1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha
masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru
yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah
perubahan struktur masyarakat.

Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan social mengenai unsure-unsur
kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relative cepat.
Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Hal-hal yang mendukung
terciptanya revolusi diantaranya, yaitu:

a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.

b.Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat
tersebut.

c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.

d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada masyarakat.

e. Kemampuan pemimpin dalam menapung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas
masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah
gerakan revolusi.

2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur social yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.

Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur social yang
membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan
masyarakat.

3.  Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki
atau Tidak Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah
diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan
perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang
atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau
lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu system social.
Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan
tatanan permerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata
pemerintahan Orde Reformasi.

Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang
terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-
akibat social yang tidak diharapkan. Contohnya yaitu munculnya berbagai peristiwa
kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan
Orde Baru ke Orde Reformasi.

4. Sebab-Sebab yang Berasal dari Masyarakat Sendiri atau yang Berasal dari Luar
Masyarakat

a.  Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat (sebab intern)

-  Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.

-  Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang


bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk
penemuan lama(invention).

-  Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.

-  Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-


perubahan besar.

b.  Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern)

-   Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah
untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggal baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat mempengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.

-  Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan
perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideology dan
kebudayaan ke pihak yang kalah.

-   Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain

B.      FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL


BUDAYA

1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan

a. Adanya kontak dengan kebudayaan lain


Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.

b. System pendidikan formal yang maju

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan
mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan
kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi
perkembangan zaman atau tidak.

c.  Sikap menghargai hasil karya orang lain

Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih
baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.

d. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang

Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat
merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat
diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.

e. System terbuka masyarakat (open startification)

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas
kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam
menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu
untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

f.  Heterogenitas penduduk

Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi
yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial.
Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.

g. Orientasi ke masa depan

Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir
maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan
perkembangan dan tuntutan zaman.

h. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu

Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi


berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.

i.  Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan


a.  Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

b. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan

c.  Sikap masyarakat yang masih sangat tradisional

d.  Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan

e.  Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest)

f.  Adanya sikap tertutup dan prasangka terhadap hal baru/asing

g.  Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis

h.  Adat atau kebiasaan yang telah mengakar

i.  Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki (pandangan
pesimistis).
BAB III

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA

A. PENDAHULUAN

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan


sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga
menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman
dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.

Perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia


dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain. Perubahan sosial budaya itu
biasanya terjadi karena adanya dorongan dari beberapa faktor baik yang berasal dari dalam
masyarakat (internal) maupun yang berasal dari luar masyarakat (eksternal).

B. PENYAJIAN MATERI
i. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

A. FAKTOR INTERNAL

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada
dalam dirinya. Faktor-faktor inten yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis
kelamin.

sifat fisik. kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara
lebih rinci seperti di bawah ini

1) Jenis Ras/ Keturunan(atau contonya diganti yg lebih sesuai dg kita:sragen.jogaj(halus),


batak.Madura,gone dika wi ngendi?(kasar)dl

Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini
berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara
lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras
Mongolio mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering
mengadakan upacara ritual. Demikian pula beber apa ras lain memiliki ciri perilaku yang
berbeda pula.

2) Jenis Kelamin

Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan
karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali
berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak
atas pertimbangan rasional.

3) Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
Misalnya orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan
ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman

4) Kepribadi an( corak.kebiasaan berperilaku)

Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang
dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan
suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian
seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya

5) Intelegensia (kemampuan berfikir.pengetahuan)

Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpik ir dan bertindak secara
terarah

dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku indi vidu sangat dipengaruhi
oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku
intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam
mengambil keputusan

6) Bakat(pengetahuan&ketrapilan khusus)

Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan
khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa
kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya

B. FAKTOR EKSTERNAL

1) Pendidikan

Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar
mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar
pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda
perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah

2) Agama(pengontrol norma &nilai agama)

Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya.

3) Kebudayaan

Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku

seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada
kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua
4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku
individu karena lingkung an itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk
mengatasinya.Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan
dapat dikuasainya.

5) Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku
seseorang.

ii. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIAL BUDAYA

Perubahan sosial budaya merupakan segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan


pada suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya, serta pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat tersebut. Menurut Mac
Iver, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam hubungan
sosial ataupun perubahan yang terjadi terhadap keseimbangan hubungan sosial.  

Maka dari itu kita dapat mengatakan bahwa perubahan sosial budaya merupakan perubahan
yang terjadi di dalam lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial. Perubahan sosial terjadi
pada beberapa hal, seperti perubahan perilaku, teknologi, sistem sosial dan norma.
Perubahan-perubahan yang terjadi memberi pengaruh terhadap individu di dalam masyarakat
tertentu.

Adapun penyebab terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat adalah sebagai
berikut :

1. Faktor Internal, faktor perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri.

a. Perubahan jumlah penduduk

Pertumbuhan penduduk menyebabkan perubahan sosial karena adanya kelahiran dan


kematian sehingga terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, perpindahan penduduk juga
menjadi alasan perubahan sosial, yaitu transmigrasi atau urbanisasi.

b. Penemuan-penemuan baru

Semakin berkembangnya zaman, maka semakin kompleks pula kebutuhan manusia.


Kebutuhan manusia yang semakin kompleks ini menyebabkan lahirnya penemuan-penemuan
baru yang mendukung pemenuhan kebutuhan manusia. Penemuan ini lah yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
• Discovery, ialah penemuan baru dalam unsur kebudayaan yang dapat berupa gagasan atau
alat yang dihasilkan oleh seorang individu atau suatu kelompok yang berada di dalam
masyarakat.

• Invention, ialah discovery (penemuan) yang mana telah diterima, telah diakui, serta telah
diterapkan oleh masyarakat.

• Inovasi, ialah suatu penemuan baru yang telah menyebar pada masyarakat, dikenal, dan
kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

c. Konflik dalam masyarakat

Suatu konflik dapat memecahkan ikatan sosial.

d. Pemberontakan atau Revolusi

Pemberontakan terjadi karena adanya ketidakpuasan yang dirasakan sebagian masyarakat.


Kondisi ini akan menimbulkan revolusi sebagai bentuk dari pemberontakan, dan akan
membawa perubahan yang besar dalam tubuh masyarakat.

2. Faktor Eksternal, faktor perubahan sosial yang berasal dari luar.

a. Lingkungan alam fisik yang terdapat di sekitar manusia

Perubahan lingkungan fisik yang dimaksud adalah seperti gempa bumi, banjir besar, angina
taufan, dan lain sebagainya. Adanya perubahan lingkungan akan memaksa masyarakat untuk
pindah ke tempat tinggal yang baru, dan ketika suatu masyarakat mendiami tempat baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru tersebut.

b. Peperangan

Peperangan yang terjadi antar negara akan menyebabkan terjadinya perubahan yang
mendasar, yaitu seluruh wujud budaya seperti sistem sosial, sistembudaya, unsur-unsur
budaya fisik dan seluruh unsur budaya, yaitu ekonomi, bahasa, teknologi, sistem
pengetahuan, kesenian, kemasyarakatan, dan sistem religi.

c. Adanya pengaruh budaya lain yaitu dengan melalui difusi, akulturasi, serta asimilasi.
RANGKUMAN

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku
merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku
merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor yang saling
berinteraksi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mubarok. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus. 2001.

Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso. Psikologi Islam: Solusi Islam Atas
ProblemProblem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1995.

Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung: Refka Aditama. 2000.

Hanna Djumhana Bustamam. Integrasi Psikologi Dengan Islam: Menuju Psikologi Islami.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997.

Hikmat Budiman, Pembunuhan Yang Selalu Gagal: Modernisme dan Krisis Rasionalitas
Menurut Daniel Bell. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997.

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1997.

John L Esposito. The Islamic Threat: Myth or Reality. edisi Indonesia Bandung: Mizan.
1994.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta. 1990.

Quraish Shihab. M. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

Saifuddin Azwar. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

ttp://tugasekol.blogspot.com/2014/09/7-faktor-yang-mempengaruhi-perubahan-sosial.html

https://www.slideshare.net/hanafieminence/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku
LATIHAN SOAL

1.

Anda mungkin juga menyukai