Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah.
Shalawat serta salam juga kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umatnya dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini
Kami menyadari bahwa tanpa adanya ridho Allah SWT, kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Matriks Dasar Dan Metode Untuk Mencari A−1 “.
Untuk itu kami mengucapkan syukur yang sebesar – besarnya. Kami menyadari sepenuhnya,
bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya akan ditemui kekurangan – kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan yang kami miliki. Namun, berkat bimbingan, petunjuk dan bantuan serta arahan
dari berbagai pihak makalah ini dapat kami selesaikan.
Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat kami ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang setulus – tulusnya dan sebesar – besarnya kepada Adityawarman Hidayat,
M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Aljabar Matriks. Semoga makalah ini
bermanfaat adanya, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini, dan
semoga Allah melimpahkan pertolongan dan petunjuk-Nya. Amin.

Bangkinang, 23 Maret 2016

Pemakalah

i
MATRIKS DASAR DAN METODE UNTUK MENCARI A−1

Definisi. Suatu matriks n × n disebut matriks dasar jika matriks ini bisa diperoleh dari
matriks identitas n × n , I n dengan melakukan suatu operasi baris dasar tunggal
Contoh 1 Dibawah ini adalah empat matriks dasar dan perasi yang menghasilkannya.
1 0
[0 −3 ]
Kalikan baris kedua I 2 dengan -3

1 00 0

[ ] 0
0
0
00
01
10
1 0 3
1
0
0
Tukarkan baris kedua dan keempat dari I 4

[ ] 0 1 0
0 0 1
Tambahkan 3 kali baris ketiga dari I n , pada baris pertama

1 0 0

[ ] 0 1 0
0 0 1
Kalikan baris pertama dari I n , dengan 1.

Teorema 1.5.1 jika matriks dasar E dihasilkan dari suatu operasi baris tertentu terhadap
I m dan jika A adalah suatu matriks m× n maka hasil kali EA adalah matriks yang
dihasilkan jika operasi baris yang sama dikenakan pada A.
Contoh 2 Tinjau matriks
1 0 23

[
A= 2 −1 3 6
1 4 40 ]
1 0 0
Dan tinjau matriks dasar
[ ]
E= 0 1 0
3 0 1
Yang dihasilkan dari penambahan 3 kali baris pertama I 3 pada baris ketiga. Hasil kali EA
adalah
1 0 23
EA= 2 −1 3 6
[
1 4 40 ]
Yang merupakan matriks yang tepat sama dengan yang dihasilkan jika kita menambahkan 3
kali baris pertama dari A ke baris ketiga.
Jika suatu operasi baris dasar diterapkan pada suatu matriks identitas I untuk
menghasilkan suatu matriks dasar E, maka ada operasi baris kedua yang jika diterapkan pada
E, menghasilkan I lagi. Misalnya, jika E diperoleh dengan mengalikan baris ke-i dari E
dikalikan dengan 1/c. Berbagai kemungkinan didaftarkan pada Tabel 1 berikut.
Operasi Baris pada I yang Operasi Baris pada E yang
Menghasilkan E Menghasilkan I lagi
Kalikan baris i dengan c ≠ 0 Kalikan baris i dengan 1/c

2
Pertukarkan baris i dan j Pertukarkan baris i dan j
Tambahkan c kali baris i ke baris j Tambahkan -c kali baris i ke baris j
Operasi-operasi pada ruas kanan tabel disebut operasi invers dari operasi-operasi sebelah
kiri.
Contoh 3
Pada masing-masing yang berikut ini, suatu operasi baris dasar diterapkan pada matriks
identitas 2 ×2 untuk memperoleh suatu matriks dasar E, selanjutnya E dikembalikan menjadi
matriks identitas dengan melakukan operasi baris invers.
1 0 1 0 1 0
[ ]
0 1

0 7[ ] →
0 1 [ ]
Kalikan baris kedua dengan 7 Kalikan baris kedua dengan 1/7

[ 10 01] → [ 01 10] → [ 10 01]


Pertukarkan baris pertama dan kedua Pertukarkan baris pertama dan kedua

[ 10 01] → [ 10 51 ] → [ 10 01]
Tambahkan 5 kali baris kedua ke baris pertama Tambahkan -5 kali baris kedua ke baris pertama

TEOREMA TENTANG SIFAT PENTING MATRIKS-MATRIKS DASAR


Teorema 1.5.2 Setiap matriks dasar bisa dibalik, dan inversnya juga merupakan
suatu matriks dasar.

Teorema 1.5.3 Jika A adalah suatu matriks n × n, maka pernyataan berikut ini
ekuivalen, yaitu semua benar atau semua salah.

(a) A bisa dibalik


(b) Ax=0 hanya mempunyai penyelesaian trivial
(c) Bentuk baris-eselon tereduksi dari A adalah I n
(d) A dapat dinyatakan sebagai hasil kali matriks-matriks dasar
Bukti. Kita akan membuktikan keekuivalenan dengan menyusun rantai implikasi
(a )⇒ (b )⇒ (c )⇒(d ) ⇒ (a )

( a ) ⇒ ( b ) : anggap A bisa dibalik dan anggap x 0 adalah sebarang penyelesaian dari Ax = 0


maka Ax = 0. Mengalikan kedua ruas persamaan ini dengan matriks A−1menghasilkan
A ( A x 0 )= A−1 0 atau ( A−1 A ) x 0=0 atau I x 0=0 atau x 0=0. Jadi, Ax = 0 hanya mempunyai
penyelesaian trivial.

( b ) ⇒ ( c ) : anggap Ax = 0 adalah bentuk matriks dari sistem


a11 x1 +a12 x 2 + ⋯ +a1 n x n=0
a21 x 1 +a22 x 2 + ⋯ +a 2n x n=0

⋮ ⋮ ¿ an 1 x 1 + an 2 x 2 +¿ ⋯
+a nn x n=0

3
Dan anggap hanya memiliki penyelesaian trivial dan selesaikan dengan eliminasi
Gauss-Jordan, maka sistem persamaan yang berpadanan dengan bentuk baris-eselon tereduksi
dari matriks yang diperbanyak adalah
x 1=0
x 2=0

x n=¿ 0
Jadi, matriks yang diperbanyak
a11 a12 ⋯ a1 n 0

[ a21 a22 … a2 n 0
⋮ ⋮ ¿ a m 1 am 2 ⋯ ⋮ ⋮
a mn 0
]
Untuk (1) bisa direduksi menjadi matriks yang diperbanyak
1 0 0⋯ 0 0

[ 0
0

0
1
0

0
0⋯ 0 0
1 ⋯ 0 0¿
⋮¿⋮ ⋮
0⋯ ¿
0 ]
Untuk (2) dengan serangkaian operaasi baris dasar. Dan disimpulkan bahwa bentuk baris
eselon tereduksi dari A adalah I n .

( c ) ⇒ ( d ): anggap bentuk baris eselon tereduksi dari A adalah I nsedemikian sehingga A


bisa direduksi menjadi I n. Berdasarkan Teorema 1.5.1 dengan mengalikan dari kiri matriks
dan didapatkan matriks dasar E1 , E2 , ⋯ E k sedemikian sehingga
Ek ⋯ E 2 E1 A=I n
Berdasarkan Teorema 1.5.2 E1 , E2 , ⋯ E k dapat dibalik. Dengan mengalikan kedua ruas
persamaan (3) dari kiri secara berturut-tururt dengan E−1 −1 −1
k , ⋯ , E 2 , E1 akan diperoleh

A=E−1 −1 −1 −1 −1 −1
1 E2 ⋯ Ek I n=E1 E2 ⋯ E k

Berdasarkan Teorema 1.5.2 persamaan ini menyatakan A sebagai suatu hasil kali matriks
dasar.
( d ) ⇒ ( a ) jika A adalah suatu hasil kali matriks-matriks dasar, berdasar Teorema 1.4.6
dan 1.5.2 matriks A adalah suatu hasil kali dari matriks yang dibalik, dan dapat dibalik.

EKUIVALENSI BARIS
Jika suatu matriks B bisa diperoleh dari suatu matriks A dengan melakukan
serangkaian terbatas operasi baris dasar, maka bisa membuat B kembali menjadi A dengan
melakukan invers dari operasi baris dasar ini dalam urutan yang terbalik. Matriks-matriks
yang bisa diperoleh satu sama lain dengan operasi baris dasar yang disebut ekuivalen baris.

SEBUAH METODE UNTUK MEMBALIK MATRIKS


Akan ditetapkan sebuah metode untuk menentukan invers dari suatu matriks yang
dapat dibalik. Membalik ruas kiri dan kanan menghasilkan A−1=Ek ⋯ E2 E1 atau setara

4
A−1=Ek ⋯ E2 E1 I n
Dimana bahwa A−1 bisa diperoleh dengan mengalikan secara berturut-turut dari kiri
dengan matriks-matriks dasar Ek ⋯ E 2 E1 . Karena masing-masing perkalian dari kiri oleh salah
satu matriks-matriks dasar ini menghasilkan operasi baris, maka dengan membandingkan dua
persamaan sebelumnya didapat bahwa serangkaian operasi baris yang mereduksi A menjadi
I n akan mereduksi I nmenjadi A−1 . jadi didapatkan hasil berikut ini:
Untuk mendapatkan invers suatu matriks yang dapat dibalik A, kita harus menemukan
serangkaian operasi baris dasar yang mereduksi A menjadi identitas dan kemudian
melakukan rangkaian operasi yang sama pada I nuntuk memperoleh A−1 .

1 2 3
Contoh 4 Cari invers dari A= 2 5 3
1 0 8 [ ]
Penyelesaian. Kita ingin mereduksi A menjadi matriks identitas dengan operasi-operasi baris
dan menerapkan operasi ini ke I untuk mendapatkan A−1. Maka kita akan menyandingkan
matriks identitas ke sisi kanan A, sehingga menghasilkan matriks yang berbentuk
[A I]
Kemudian terapkan operasi baris pada matriks ini sampai ruas kiri tereduksi menjadi I,
operasi ini akan membalik ruas kanan menjadi A−1, sehingga matriks akhir akan membentuk
[ I A−1 ]
Perhitungannya sebagai berikut
1 2 31 0 0

[2 5 30 1 0
1 0 80 0 1 ]
1 2 3 1 0 0 kita tambahkan -2 kali baris pertama ke baris kedua

[ 0 1 −3 −2 1 0
0 −2 5 −1 0 1 ] dan -1 kali baris pertama ke baris ketiga

1 2 3 1 0 0

[ 0 1 −3 −2 1 0
0 0 −1 −5 2 1 ] kita tambahkan 2 kali baris kedua ke baris ketiga

1 2 3 1 0 0

[ 0 1 −3 −2 1 0
0 0 1 5 −2 1 ] kita kalikan baris ketiga dengan -1

1 2 0 −14 6 2

[ 0 1 0 13 −5 −30
0 0 1 5 −2 1 ] kita tambahkan 3 kali baris ketiga ke baris kedua dan
-3 kali baris ketiga ke baris pertama

1 0 0 −40 16 2

[ 0 1 0 13 −5 −3
0 0 1 5 −2 −1 ] kita tambahkan -2 kali baris kedua ke baris pertama

5
−40 16 9
−1

[
Sehingga A = 13 −5 −3
5 −2 −1 ]
1 6 4
Contoh 5
[
Tinjau matriks A= 2 4 −1
−1 2 5
Menerapkan prosedur contoh 4 menghasilkan
]
1 6 4 1 0 0

[2 4 −1 0 1 0
−1 2 5 0 0 1 ]
1 6 4 1 0 0 kita tambahkan -2 kali baris pertama ke baris kedua

[ 0 −8 −9 −2 1 0
0 8 9 1 0 1 ] dan tambahkan baris pertama ke baris ketiga

1 6 4 1 0 0

[0 −8 −9 −2 1 0
0 8 9 −1 1 1 ] kita tambahkan baris kedua ke baris ketiga

Karena kita telah mendapatkan suatu baris nol di sisi kiri, maka A tidak dapat dibalik.
Contoh 6 Tunjukkan bahwa
1 2 3

[ ]
A= 2 5 3
1 0 8
Adalah suatu matriks yang dapat dibalik. Oleh karena itu, dari Teorema 1.5.3 diperoleh
bahwa sistem persamaan
x 1+ 2 x 2 +3 x3 =0
2 x1 +5 x 2+ 3 x 3=0
x 1+ 8 x 3 =0
Hanya mempunyai penyelesaian trivial.

Anda mungkin juga menyukai