HIPOKSEMIA
Disusun Oleh :
SARTIYAH
17214137
Tangerang
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penyusunan makalah tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
Hipoksemia”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah keperawatan anak 2. Dalam
penyusunan makalah ini penulis banyak menghadapi hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan pada kesempatan ini saya mngucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ida Farida, S.Kp., M.Kes., selaku ketua STIKes Yatsi Tangerang.
2. Ibu Ns. Febi Ratnasari, M.Kep., selaku kaprodi S1 Keperawatan.
3. Ibu Ns. Ayu Pratiwi, S.Kep.M.Kep., selaku penanggung jawab 3C
Keperawatan.
4. Ibu Ns. Ria Setia Sari, M.Kep., selaku koordinator mata ajar Keperawatan
Anak 2.
5. Ibu Ns. Mursiah, S.Kep., selaku Dosen Pembimbing.
6. Teman-teman yang telah membantu pembuatan makalah ini, dan semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun amat penulis nantikan dari kalangan
pembaca agar nantinya meningkatkan dan merevisi kembali pembuatan makalah
ditugas lainnya dan diwaktu berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 3
1.Tujuan Umum 3
2.Tujuan Khusus 3
C. Ruang Lingkup 4
D. Metode Penulisan 4
E. Sistematika Penulisan 4
A. Pengertian 5
B. Etiologi 5
C. Patofisiologi 6
1. Proses Perjalanan Penyakit 6
2. Manifestasi Klinik 6
3. Komplikasi 7
D. Penatalaksanaan Medis 7
E. Pengkajian Keperawatan 9
F. Diagnosa Keperawatan 10
G. Perencanaan Keperawatan 11
H. Pelaksanaan Keperawatan 15
I. Evaluasi Keperawatan 15
ii
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsurvital dalam proses
metabolisme. Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses
tubuh secara fungsional serta kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh (Imelda, 2009). Oksigen
diperlukan sel untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti aktivitas fisik, penyerapan
makanan, membangun kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh, juga
penghancuran beberapa racun sisa metabolisme (Nikmawati, 2006).
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui gambaran
asuhan keperawatan pada anak dengan hipoksemia.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa/i mampu :
4
C. Ruang Lingkup
Dalam pengerjaan makalah ini, saya membatasi ruang lingkup
pembahasannya pada “Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan
Hipoksemia”.
D. Metode Penulisan
Makalah ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan metode
mengumpulkan data dan informasi dari buku maupun jurnal dan internet.
Studi pustaka ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan penulisan
ini.
E. Sistematika Penulisan
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kekurangan oksigen dapat menyebabkan metabolisme berlangsung tidak
sempurna, adanya kekurangan oksigen ditandai dengan keadaan
hipoksemia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Hipoksemia adalah kadar
oksigen pada arteri yang berkurang dapat disebabkan oleh defek jantung
dan kelainan yang memungkinkan darah terdeoksigenasi memasuki
sirkulasi sistemik tanpa melewati paru, tanda tandanya termasuk
penurunan saturasi oksigen arterial, penurunan tekanan parsial oksigen
arteri (PaO2) (Harahap, 2005).
B. Etiologi
Hipoksemia mengacu pada kekurangan oksigen dalam darah. Dengan
demikian setiap penyebab yang mempengaruhi laju atau volume udara
yang memasuki paru-paru (ventilasi) atau penyebab apapun yang
mempengaruhi perpindahan udara dari paru-paru ke darah dapat
5
6
C. Patofisiologi
1. Proses Perjalanan Penyakit
Patofisiologi dari hipoksemia dimulai dari etiologi yang diantaranya
hipoventilasi, ketidakcocokan ventilasi/perfusi, pirau kanan ke kiri,
gangguan difusi, dan PO2 rendah. Adanya sumbatan pada jalan napas
ke sphincter cardia yang relaks masuk ke isi lambung mengalir
kembali ke orofaring (regurgitasi) menjadikan kegagalan respirasi
mencakup kegagalan oksigenasi maupun kegagalan ventilasi
menyebabkan PaCO2 menaik dan Ph <7,35 membangkitkan tekanan
yang diperlukan mengakibatkan kelelahan otot-otot respirasi dan jika
tidak segera diobati, dapat menyebabkan kerusakan otak, koma, dan
kematian.
2. Manifestasi Klinik
Hipoksemia dapat menyebabkan gejala seperti pada gangguan
pernapasan. Ini termasuk sesak napas, peningkatan laju pernapasan,
penggunaan otot dada dan perut untuk bernapas, dan mengerutkan
bibir. Hipoksemia kronis dapat dikompensasi atau tidak dikompensasi.
Kompensasi dapat menyebabkan gejala diabaikan pada awalnya,
namun penyakit lebih lanjut atau stress seperti setiap peningkatan
permintaan oksigen akhirnya dapat membuka kedok hipoksemia yang
ada. Dalam keadaan terkompensasi, pembuluh darah yang memasok
area paru yang kurang berventilasi dapat berkontraksi secara selektif,
untuk mengarahkan darah ke area paru-paru yang berventilasi lebih
baik. Namun, dalam konteks kronis, dan jika paru-paru tidak
berventilasi baik pada umumnya, mekanisme ini dapat menyebabkan
7
3. Komplikasi
Hipoksemia dapat mengganggu fungsi normal tubuh, teramasuk fungsi
otak, hati, jantung, dan organ lainnya :
1. Hipertensi paru
2. Membebani ventrikel kanan jantung lalu menyebabkan cor
pulmonale dan gagal jantung sisi kanan
3. Hipoksemia kronik
4. Polisitemia
5. Pertumbuhan pada anak tertunda
6. Perkembangan neurologis
7. Perkembangan motorik
8. Penurunan kualitas tidur
D. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Oksigen (O2)
Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis
tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi keadaan
8
E. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan pengumpulan, pengaturan, validasi
dan dokumentasi data (informasi) yang sistematis dan berkesinambungan
(Barbara Kozier, et, al, 2010).
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala: kelemahan, dispnea saat aktivitas atau istirahat
Tanda: disnpea saat melakukan aktivitas, kecepatan jantung tidak
normal, sulit tidur, perubahan tanda-tanda vital saat beraktivitas.
b. Kardiovaskuler
Gejala: retraksi dada, palpitasi, gagal napas.
Tanda: takikardia, peningkatan atau penurunan tekanan darah, nadi
perifer berkurang, nadi sentral jugulari kuat.
c. Pernafasan
Gejala: dispnea pada saat beraktivitas
Tanda: takpnea, dispnea, pernafasan dangkal, adanya otot bantu saat
bernafas, retraksi.
10
d. Pencernaan
Gejala: nafsu makan berkurang, berat badan sukar naik, porsi makan
tidak habis
Tanda: kehilangan berat badan, kelemahan otot untuk menelan,
sianosis pada membrane mukosa.
e. Integritas ego
Gejala: gelisah, menangis, ketakutan
Tanda: wajah tegang, menangis, merintih, peningkatan keringat
f. Neurosensori
Gejala: kelemahan, pusing
Tanda: otot wajah tegang, disorientasi, perubahan perilaku
g. Nyeri atau kenyamanan
Gejala: nyeri dada saat bernapas, otot tegang
Tanda: tidak tenang, gelisah, ketegangan otot
h. Keamanan
Gejala: kehilangan kekuatan atau kelemahan pada tonus otot
Tanda: gangguan regulasi suhu, kelemahan tonus otot
i. Pemeriksaan Penunjang
1) Analisa Gas Darah
Sampel darah dari pembuluh arteri diperiksa untuk mengetahui
kadar oksigen yang terikat di sel darah merah.
2) Saturasi oksigen
Pada jari atau telinga penderita untuk mendeteksi kadar oksigen
dalam darah.
3) Tes Fungsi Paru
Tes ini dilakukan untuk mengetahui penyebab berkurangnya
oksigen dalam tubuh.
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial,
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
11
G. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan
langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan,
rencana tindakan, dan penilaian asuhan keperawatan pada klien
berdasarkan analisis data dan diagnosis keperawatan (Hendry dan Walker,
2004).
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai
oksigen.
Kriteria hasil : PCO2, PO2 membaik, sianosi membaik, dispnea
menurun.
Rencana Tindakan
Mandiri :
a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, monitor
nilai AGD, monitor saturasi oksigen.
Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan
dan atau kronisnya proses penyakit
b. Kaji seacara rutin warna kulit dan membran mukosa
Rasional : sianosis perifer atau sentral mengindikasikan
12
beratnya hipoksemia
c. Auskultasi bunyi napas
Rasional : Bunyi napas mungkin redup karna penurunan aliran
udara atau adanya sekret tertahan
Terapeutik :
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Rasional : untuk mengetahui tindakan selanjutnya
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Rasional : untuk menambah wawasan keluarga
Kolaborasi :
Rencana Tindakan
Mandiri :
Terapeutik :
Kolaborasi :
a. Berikan oksigen tambahan
Rasional : Dapat memperbaiki atau mencegah memperburuknya
hipoksemia.
Rencana tindakan
Mandiri:
a. Identifikasi gangguan fungsional yang mengakibatkan kelelahan
Rasional: untuk mengurangi kelelahan
b. Monitor pola dan jam tidur
Rasional: untuk memantau pola tidur yang baik
Terapeutik:
a. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Rasional: untuk mengurangi stress karena kelelahan
Edukasi
a. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Rasional: untuk menghindari kelelahan akibat aktifitas yang
berlebih.
Rencana Tindakan
Mandiri :
a. Kaji kebiasaan asupan makanan secara tepat
Rasional : agar makanan yang masuk sesuai dengan yang
dibutuhkan tubuh.
b. Berikan perawatan oral sering
Rasional : Rasa tidak enak dan penampilan adalah pencegah
utama terhadap napsu makan dan dapat membuat
mual dan muntah.
c. Mengkaji perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan,
penambahan dan kehilangan berat badan
Rasional : untuk mengetahui perilaku klien yang dapat
15
Edukasi :
a. Ajarkan diet yang diprogramkan
Rasional : untuk menaikkan berat badan dan menjaga pola
makanan
Kolaborasi :
a. Konsul dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang diutuhkan untuk kebutuhan gizi.
Rasional : agar intake kalori dan nutrisi seimbang.
H. Pelaksanaan Keperawatan
I. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan fase kunjungan dan fase terakhir
keperawatan. Melalui evaluasi perawat menunjukan tanggung jawab
tanggung gugat terhadap tindakan mereka, menunjukan perhatian pada
hasil tindakan keperawatan dan menunjukan keinginan untuk tidak
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekurangan oksigen dapat menyebabkan metabolisme berlangsung tidak
sempurna, adanya kekurangan oksigen ditandai dengan keadaan hipoksemia,
yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat
mengancam kehidupan. Hipoksemia adalah kadar oksigen pada arteri yang
berkurang dapat disebabkan oleh defek jantung dan kelainan yang
memungkinkan darah terdeoksigenasi memasuki sirkulasi sistemik tanpa
melewati paru, tanda tandanya termasuk penurunan saturasi oksigen arterial,
penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) (Harahap, 2005).
17
18
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, pada asuhan keperawatan pada anak dengan
penyakit hipoksemia penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa menjadikan makalah ini salah satu sumber
pembuatan tulisan
b. Diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan sesuai
dengan apa yang tertera di makalah ini
c. Diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep teori tentang
penyakit hipoksemia pada anak
2. Institusi
Diharapkan dapat lebih meningkatkan saran dan prasarana yang
mendukung untuk proses pembelajaran seperti penambahan buku sumber
diperpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Heny Nyimas & Sulastri Titi. (2017). Keperawatan Anak. Edisi 1. Indonesia:
Elsevier.
Wikipedia.2019.Hipoksemia. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hypoxemia
Diakses tanggal 29 November 2019 Pukul 09.00.