KAWASAKI DISEASE
Disusun oleh :
Jl. Arya Santika No. 40A Margasari Karawaci Kota Tangerang Banten
Telp: (021)55726558 / 085809062377
Tahun 2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, penulis dapat menyusun pembuatan
makalah ini dengan judul “KAWASAKI DISEASE” adapun penulisan
makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan anak,
Penulis sampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak yang
sudah mendukung kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Pengertian ……………………………………………………………... 5
2. Etiologi ……………………………………………………………….. 6
3. Klasifikasi ……………………………………………………………. 7
4. Patofisiologi ………………………………………………………….. 9
5. Manifestasi klinis ……………………………………………………... 10
6. Komplikasi …………………………………………………………….. 13
7. Penatalaksanaan medis ………………………………………………. 14
8. Pemeriksaan penunjang …………………………………………….... 16
1. Pengkajian ……………………………………………………………. 19
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………………. 20
3. Intervensi …………………………………………………………….. 22
4. WOC …………………………………………………………………. 24
1. Kesimpulan …………………………………………………………… 25
2. Saran ………………………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Perjalanan penyakit Kawasaki dapat dibagi atas 3 fase, yakni fase
akut, subakut, dan konvalesen. Fase akut berlangsung selama 10 – 14
hari, ditandai dengan timbulnya demam, kongjungtivitis, limfadenopati,
ruam pleomorfik, eritrema, dan edema leher. Fase ini dapat juga
disertai dengan gangguan jantung berupa karditis yang ditandai dengan
takikardia, atau tanda-tanda gagal jantung dan gangguan hati.
2
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kawasaki disease?
2. Bagaimana Etiologi dari Kawasaki disease?
3. Bagaimana patofisiologi dari Kawasaki disease?
4. Apa manifestasi klinis untuk Kawasaki disease?
5. Apa komplikasi dari Kawasaki disease?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk Kawasaki disease?
7. Apa pemeriksaan penunjang dari Kawasaki disease?
8. Apa asuhan keperawatan dari Kawasaki disease?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Kawasaki disease?
2. Mengetahui Etiologi dari Kawasaki disease?
3. Mengetahui patofisiologi dari Kawasaki disease?
4. Mengetahui manifestasi klinis untuk Kawasaki disease?
5. Mengetahui komplikasi dari Kawasaki disease?
6. Mengetahui penatalaksanaan medis untuk Kawasaki disease?
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari Kawasaki disease?
8. Mengetahui asuhan keperawatan dari Kawasaki disease?
3
D. Metode penulisan
1. Untuk Pembaca
Sebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambahkan
pengetahuan dan wawasan. Sebagai sumber informasi yang sangat
penting untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk Mahasiswa
Sebagai referensi informasi keperawatan anak dalam penyakit
Kawasaki disease.
3. Untuk Perawat
Memberikan pengetahuan bagi tenaga medis terkait penyakit
Kawasaki disease.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan teori
Pengertian
Penyakit Kawasaki atau juga dikenal dengan nama sindrom
Kawasaki adalah penyakit autoimunitas dimana pembuluh darah
berukuran sedang diseluruh tubuh menjadi meradang. Hal ini sebagian
besar terlihat pada anak di bawah umur lima tahun. Penyakit ini
mempengaruhi banyak sistem organ, terutama pembuluh darah, kulit,
selaput lendir, dan kelenjar getah bening, biarpun jarang terjadi
kerusakan pada hati yang disebabkan oleh aneurisma arteri koroner dapat
terjadi pada anak yang penyakitnya tidak ditangani.
5
2. Etiologi
Etiologi dari penyakit Kawasaki ini masih dalam kontroversi, ada
beberapa pendapat yang mengatakan bahwa penyakit Kawasaki
berhubungan dengan infeksi berbagai mikroorganisme, diantaranya
adalah staphylococcus, streptococcus dan mycoplasma pneumonniae.
Pendapat yang mengatakan bahwa infeksi sebagai pemicu terjadinya
Kawasaki berdasarkan teori bahwa vaskulitis yang terjadi adalah akibat
respon sistem imun terhadap superantigen (SAg) dari bakteri tersebut.
Faktor genetik juga dikatakan berperan dalam penyakit Kawasaki ini.
Hubungan antara faktor genetik dan penyakit Kawasaki ini berdasarkan
atas data penelitian bahwa penduduk Jepang dan Asia memliki
kecenderungan lebih besar terkena penyakit Kawasaki dibandingkan
dengan penduduk di Amerika Serikat ataupun Eropa.
6
3. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit Kawasaki terbagi menjadi beberapa tahap
Diantaranya :
a. Tahap pertama
Tahap pertama terjadi pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2, pada
tahap ini, gejala yang muncul adalah :
Demam yang berlangsung selama lebih dari 3 hari
Bibir dan lidah kering, kemerahan, serta pecah-pecah
Ruam kemerahan muncul hampir diseluruh bagian tubuh
Telapak tangan dan kaki membengkak, serta memerah
Mata memerah, tanpa disertai keluarnya cairan
Muncul benjolan dileher akibat pembengkakan kelenjar betah
bening.
b. Tahap kedua
Gejala pada tahap kedua muncul pada minggu ke-2 sampai minggu
ke-4. Gejala pada tahap kedua yaitu :
Diare
Muntah
Sakir perut
Sakit kepala
Tubuh terasa lelah
Nyeri dan pembengkakan pada sendi
Kulit di jari tangan dan kaki terkelupas
Kulit dan bagian putih mata tampak menguning
Terdapat nanah dalam urine
7
c. Tahap ketiga
Tahap ketiga terjadi pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6,
ditandai dengan mulai meredanya gejala. Meskipun demikian, kondisi
anak masih lemas dan mulai lelah. Butuh waktu setidaknya 8 minggu
sampai kondisi anak kembali normal.
Kapan harus ke dokter, Penyakit Kawasaki merupakan penyakit
yang dapat menimbulkan kerusakan jantung permanen, sehingga
dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak, bila anak
mengalami demam lebih dari tiga hari, terutama bila disertai dengan
gejala berikut :
Kedua mata kemerahan
Lidah membengkak dan memerah
Telapak tangan dan kaki kemerahan
Muncul benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat
pembengkakan kelenjar getah bening
Muncul ruam dikulit
Kulit mengelupas
8
4. Patofisiologi
Bagian yang paling sering terkena dari jantung adalah pembuluh darah
koroner. Bagian ini dapat melemah dan melebar (menonjol) dan menjadi
aneurisma. Penggumpalan darah dapat terjadi pada area yang melemah ini,
sehingga menyumbat arteri tersebut, dimana terkadang menyebabkan
serangan jantung (heart attack). Aneurisma dapat juga pecah namun hal ini
jarang terjadi. Perubahan lain yang dapat terjadi adalah peradangan /
inflamasi pada otot jantung (miocarditis), dan pada kantong yang
mengelilingi jantung (pericarditis).
9
5. Manifestasi klinis
Perjalanan penyakit Kawasaki ada beberapa fase, dimana dalam fase-
fase tersebut muncul pula beberapa gejala atau manifestasi klinis yang dapat
dijumpai. Manifestasi klinis yang dapat dijumpai pada masing-masing fase
adalah sebagai berikut:
1. Fase akut (10 hari)
Demam tinggi mendadak dengan suhu dapat mencapai 39 oC. Demam
yang terjadi dapat persisten hingga 10-11 hari tanpa pengobatan. Dengan
terapi yang adekuat, demam biasanya dapat turun pada hari kedua,
setelah 5 hari manifestasi klinis lain pada fase akut ini akan dapat
muncul.
Konjungtivitis tanpa eksudat muncul beebrapa saat setelah onset demam
muncul. Namun manifestasi konjungtivitis ini dapat hilang sendiri.
Perubahan pada bibir dan mulut, perubahan yang terjadi dapat berupa
eritema, kering, fissure, bahkan bisa berdarah. Pada lidah dapat terbentuk
warna kemerahan seperti strawberry yang sering disebut strawberry
tongue. Mukosa orofaring juga dapat terlihat hiperemis.
Perubahan pada ekstremitas, yaitu eritema dan edema pada tangan dan
kaki, terkadang dapat dijumpai indurasi yang nyeri pada ekstremitas
tersebut. lesi kulit deskuamasi dapat terjadi setelah 2-3 minggu.
10
Hari ke 5 demam biasanya akan muncul kemerahan pada kulit tubuh.
Kemerahan tanpa disertai lesi vesikobulosa. Distribusi ruam kemerahan
ini biasanya didaerah trunkal dan ekstremitas. Daerah lain yaitu di daerah
perineum, dimana lesi deskuamasi dapat sering muncul.
Limfadenopati servikalis dapat terjadi sekitar 50% kasus, pembengkakan
kelenjar limfe regio servikal ini berjumlah lebih dari 1 dengan ukuran +
1,5cm.
11
Gejala musculoskeletal yang dapat muncul yaitu arthralgia, arthritis pada
beberapa sendi
System genitourinary dapat terlibat pada penyakit Kawasaki, meskipun
hanya sebagian kecil. Manifestasi yang dapat muncul yaitu pyuria steril
hingga gangguan ginjal akut (acute kidney injury).
Nyeri perut dan diare, gangguan hepar hingga ikterik dapat muncul
sebagai manifestasi gangguan system gastrointestinal.
Meningitis aseptic, tuli sensori neural (sensory neural hearing loss) serta
iritabilitas da letargi juga merupakan petunjuk keterlibatan system saraf
pusat.
12
6. Komplikasi
Kasus yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang lebih
serius, seperti vaskulitis, peradangan pada pembuluh darah. Ini akan sangat
berbahaya karena dapat mempengaruhi arteri koroner, yang memasok darah
ke jantung. Selain arteri koroner, otot jantung, lapisan, katup, dan membran
luar yang mengelilingi jantung bisa menjadi meradang. Aritmia (perubahan
dalam pola normal detak jantung) atau fungsi abnormal beberapa katup
jantung juga dapat terjadi. Kematian mendadak dan gangguan fungsi jantung
serta pembuluh darah yang berat merupakan masalah serius pada anak.
Kelainan jantung yang paling serius ialah aneurisma, obstruksi koronaria,
infark miokard dan kelainan katup yang berat.
13
7. Penatalaksanaan medis
Pengobatan sangat bergantung pada tahap atau level penyakit
Kawasaki. Beberapa penderita penyakit Kawasaki level pertama hanya
diberi obat-obatan dan infus. Namun, bagi penderita yang telah mengalami
komplikasi dan atau telah parah maka operasi bypass diperlukan. Obat-
obatan memang bisa menyembuhkan penderita penyakit Kawasaki.
Sayangnya, harga obat yang terbilang mahal selalu menjadi hambatan
kesembuhan pasien. Harga per gram obat adalah 1 juta rupiah dan berapa
banyak obat yang diperlukan tergantung berat badan si penderita. Penyakit
Kawasaki di Indonesia pertama kalinya ditemukan sekitar tahun 1996. Dan
di Asia, penderitanya telah mencapai ratusan ribu jiwa dan tingkat kematian
0.1-2% di seluruh dunia.
14
Lamanya pemberian aspirin bervariasi, pengurangan dosis dilakukan
48-72 jm bebas demam, beberapa klinisi memberikan aspirin dosisi tinggi
sampai 14 hari sakit dan 48-72 jam setelah demam hilang. Dosis rendah
aspirin 3-5mg/kgbb/hari dan dipertahankan hingga pasien tidak menunjukan
perubahan arteri koroner dalam 6-8 minggu onset penyakit. Steroid
digunakan untuk Penyakit Kawasaki bila terdapat kegagalan respon dengan
terapi inisial. Regimen steroid yang umum diberikan methylprednisolon
intravena 30mg/kg selama 2-3 hari diberikan sekali sehari selama
1-3 jam.
15
8. Pemeriksaan penunjang
Kelainan yang dapat dijumpai adalah:
A. Darah
1. Leukositosis dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis.
2. Terdapat peningkatan reaktan fase akut: CRP (C Reactive-Protein),
Laju endap darah
3. Trombositosis dijumpai pada fase subakut
4. SGOT/SGPT dapat meningkat
5. Albumin serum dapat menurun
6. Peningkatan enzim miokardium seperti creatin phospokinase MB
(CPK MB) menunjukkan adanya infark miokard.
B. Urin
Dapat ditemukan piuria yang steril (akibat urethritis): pada urin
ditemukan jumlah sel lekosit di atas normal.
C. EKG
Rekaman EKG dapat menunjukkan voltase QRS rendah, interval PR
memanjang, ST elevasi atau depresi, QT memanjang. Gelombang Q
yang dalam dan lebar pada antaran ekstremitas atau prekordial
menunjukkan adanya infark miokard.
16
d. Ekokardiografi
1. Ekokardiografi mutlak dilakukan untuk mendeteksi kelainan arteri
koroner, lesi katup, efusi perikardium dan gangguan fungsi
jantung.
2. Ekokardiografi pertama dilakukan saat diagnosis ditegakkan;
selain untuk mencari kemungkinan terdapatnya kelainan koroner,
dicari juga adanya kelainan katup, gangguan fungsi ventrikel kiri,
serta efusi perikardium.
3. Jika tidak ditemukan kelainan koroner, ekokardiografi diulang 2
minggu setelah awitan dan kemudian 6 minggu setelah awitan.
Jika hasil ekokardiografi pada 6 minggu setelah awitan normal
dan laju endap darah sudah normal maka ekokardiografi tidak
harus diulang lagi.
4. Jika ditemukan kelainan pada fase akut, ekokardiografi ulangan
selanjutnya tergantung pada derajat kelainan.
e. Foto dada
17
F. Kateterisasi jantung
Kateterisasi dan angiografi jantung diperlukan pada kondisi berikut:
a. Pada pemeriksaan ekokardiografi ditemukan aneurisma yang besar
(>8
b. Terdapat tanda iskemia secara klinis atau pada rekaman EKG
c. Pada pemantauan jangka panjang pasien dengan risiko lesi koroner
stenosis atau oklusif.
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesse
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Masalah psikososial
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum, anak tampak
lemah, rewel, tidak sianosis, disertai demam terus menerus selama 5
hari dan kedua mata merah tanpa kotoran dan bibir kering, pecah-
pecah kemudian menjadi kemerahan selama 4 hari dan kedua tangan
penderita terlihat bengkak, disertai kemerahan pada sendi-sendi jari
tangan selama 12 jam. Tidak ada riwayat keluhan bercak- bercak
kemerahan ataupun kulit melepuh pada anak tersebut. Selain itu
tidak ditemukan riwayat alergi pada anak maupun keluarganya. Hasil
tanda vital : nadi 130 x/menit, pernafasan 26 x/menit, suhu 38,5oC,
tekanan darah 100/70 mmHg. Pada pemeriksaan suhu subfebris
disertai dengan injeksi konjungtiva, fissura lips eritrematous,
strawberry tongue, dan faring hiperemis. Pemeriksaan fisik lain
menunjukkan edema dorsum manus disertai artritis pada sendi-sendi
pergelangan jari tangan.
19
B. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia
2. Gangguan integritas kulit/jaringan
3. Intoleransi aktivitas
1. Kategori : Lingkungan
2. Kategori : Lingkungan
3. Kategori : Fisiologis
C. Intervensi Keperawatan
22
WOC KAWASAKI
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Kawasaki merupakan penyakit pada anak kecil yang menyebabkan
vaskulitis sistemik luas. Penyakit ini biasa terjadi pada anak-anak berusia
dibawah 5 tahun. Penyakit ini menyebabkan cedera pembuluh darah kecil
dan sedang dan dapat menimbulkan konsekuensi kardiovaskular yang dapat
mengancam hidup. Etiologi dari penyakit ini belum ditemukan namun
diduga akibat adanya agen infeksius (bakteri/ virus) yang didukung oleh
beberapa faktor risiko yang pada intinya dapat melemahkan sistem imun
tubuh seperti genetik, usia, makanan, musim dan sebagainya. Gejala khas
yang timbul pada penyakit ini diantaranya demam, ruam, infeksi
konjungtiva, limfadenitis serviks, peradangan pada bibir dan rongga mulut,
eritema, dan edema dari tangan dan kaki. Oleh karena itu diperlukan
pengkajian dan pemeriksaan fisik yang didukung oleh pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan secara bertahap.
B. Saran
Terjadinya perkembangan zaman telah memicu timbulnya penyakit
yang disebabkan oleh perilaku dan pola hidup yang salah. Salah satu
contohnya adalah penyakit Kawasaki disease yang merupakan suatu
penyakit yang dapat menyerang anak-anak dibawah umur. Untuk itu
perlu pencegahan sejak dini dalam menghindari penyakit tersebut dengan
menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat dimulai dari lingkungan
keluarga dengan cara melakukan pola hidup yang sehat.
25
Daftar Pustaka
Levine, J.A. (2015). What are the risks of sitting too much?
http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-
answers/sitting/faq-20058005
James, S,R., Nelson, K., Ashwill, J. (2013). Nursing care of children: Principle
and practice (4th ed.). St. Louis, Elsevier.