Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TENTANG KESETARAAN SOSIAL

Disusun Oleh :
1. Neysila Rahel Kinanti
2. Meysya Eka Zahra
3. Riesty Ananta Apriliani
4. Masrufah
Kelas : XI IPS

MA NU RADEN UMAR SAID


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kesetaraan Sosial" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dian Susanto selaku guru Mata Pelajaran
Sosiologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 25 Agustus 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1 Latar Belakang ...........................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................

1.3 Tujuan Intruksional.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

2.1 Struktur sosial ...........................................................................

2.2 Ciri ciri struktur sosial.....................................................................

2.3 Masyarakat modern ........................................................................

2.4 Faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial........................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................

3.1 Kesimpulan ...........................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bab ini tentang Manusia, Keragaman dan Kesetaraan yakni dapat menyadarkan kepada
manusia bahwa keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di Indonesia.
Dalam paham multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan sangat dihargai untuk
semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya merupakan bentuk
akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap munculnya budaya-budaya kecil yang
datang dari berbagai kelompok. Itulah sebabnya, penting sekarang ini membahas keragaman
dan kesetaraan dalam hidup manusia. Untuk konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk,
sehubungan dengan pentingnya ketiga hal tersebut : manusia, keragaman, dan kesetaraan,
tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu mesthi dikaitkan dengan kesetaraan. Mengapa?
Karena keragaman tanpa kesetaraan akan memunculkan diskriminasi : kelompok etnis yang
satu bisa memperoleh lebih dibanding yang lain; atau kelompok umur tertentu bisa
mempunyai hak-hak khusus atas yang lainnya. Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan
akan mampu mendorong munculnya kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada
akhirnya akan memacu kesaling-mengertian. Perkembangan pembangunan yang terjadi
dalam dua dekade terakhir di Indonesia menjadikan pertemuan antar orang dari berbagai
kelompok suku dan budaya sangat mudah terjadi. Hal itu tentu saja akan menimbulkan
banyak goncangan dan persoalan. Karena itu sebelum menjadi sebuah konflik yang keras,
Indonesia sudah selayaknya mempersiapkan masyarakatnya mengenai adanya keragaman.
Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat besar harus diletakkan dalam bingkai
kebersamaan dan kesetaraan. Namun, sebelum membahas mengenai bagaimana memahami
keragaman dan kesetaraan dan juga bagaimana mengelola keragaman yang ada dengan segala
persoalan dan tantangannya, pembahasan akan dimulai dengan memusatkan perhatian pada
manusia itu sendiri. Dalam perkembangan konteks kehidupan bermasyarakat yang terjadi
secara cepat dan dramatis seringkali muncul ketegangan antara individualitas dan sosialitas.
Bagaimana seorang manusia yang senantiasa berusaha mencari identitas diri harus melakukan
akomodasi terhadap masyarakatnya yang juga terus berubah. Manusia baik sebagai pribadi
maupun sebagai bagian dari masyarakat dikitari oleh berbagai hal yang menjadikannya selalu
berada dalam ketegangan antara diri sendiri dan orang lain. Praktis komunikasi, sejarah yang
melingkupinya, keberadaan orang lain, konsep mengenai masalalu, mas kini, dan mas depan
juga merupakan hal-hal yang terus perlu dipertimbangkan ketika manusia menjalani
hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana manusia dan kedudukannya?2. Bagaimana hakekat keragaman dan kesetaraan


manusia?

3. Bagaimana hubungan keragaman dalam dinamika sosial dan budaya?

4. Bagaimanakah hubungan manusia, keragaman, dan kesetaraan di Indonesia?

C. TUJUAN

Tujuan instruksional pokok bahasan ini adalah mengantar kita pada kompetensi yang
berwawasan sosial-budaya, yang dengan hal ini ketika berkarya dalam masyarakat,
diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, luas, sistemik-ilmiah, peka dan empatik secara
sosial-budaya, demokratis, beradab, serta terampil dan arif dalam mencari solusi pemecahan
masalah sosial-budaya. Sesuai dengan urutan bahasan yaitu :

1. Menjelaskan manusia dan kedudukannya

2. Menganalisis hakekat keragaman dan kesetaraan manusia

3. Menjelaskan keragaman dalam dinamika sosial dan budaya

4. Mengkaji manusia, keragaman, dan kesetaraan di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

STRUKTUR SOSIAL

1. Pengertian struktur sosial Struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti menyusun,
membangun untuk sebuah gedung dan lebih umum dipakai istilah konstruksi yang berari
kerangka. Kata konstruksi memang tidak lazim untuk bangunan masyarakat, sebagai istilah
ilmiah dipakai kata struktur sosial.

a. Pengertian struktur sosial menurut pendapat para ahli.

Soerjono Soekanto:

struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan
peranan-peranan sosial.E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu
dan kelompok sosial. Raymond Flirth: pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe
kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang
banyak tersebut ambil bagian. Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial
merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung
hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan
perilaku di dalam masyarakat

2. CIRI CIRI STRUKTUR SOSIAL

Ciri-ciri struktur sosial secara umum: Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak
dapat diraba. Struktur sosial disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang
tertinggi sampai yang terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan
pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Terdapat dimensi vertikal dan
horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki status-status sosial dengan
segala peranannya sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur
status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial
yang memiliki dimensi harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-
bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama. Sebagai landasan
sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses sosial yang terjadi dalam suatu struktur
sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk
struktur sosialnya. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola
hubungan masyarakat, artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk
mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut. Struktur
sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial merupakan tahapan perubahan
dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu dalam struktur sosial
terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan, serta
dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas,
keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan, sebelum terancam proses
ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat. Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering
digunakan untuk melukiskan keteraturan sosial atau keteraturan elemen-elemen dalam
kehidupan masyarakat.

2) Tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial Berikut ini adalah tiga bentuk
masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan budayanya seperti yang dikemukukan
oleh Selo Soermardjan a. Masyarakat sederhana, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada
masyarakat sederhana adalah sebagai berikut:

1) Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.

2) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.

3) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.

4) Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.

5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.

6) Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk pasaran dalam
skala kecil.

7) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong Masyarakat madya,

b. ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai berikut:1)
Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendor

2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.

3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada


kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk
menanggulangi suatu masalah.

4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.

5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.

6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur
masyarakat.

7) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat, sedangkan
kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.
C. MASYARAKAT MODERN

ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sbegaia berikut ini:

1) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.

2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan salingmempengaruhi.

3) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.

4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.

5) Tingkat pendidikan formal tinggi.

6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.

7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan
uang dan alat pembayaran lain.

FAKTOR PEMBENTUK KETIDAKSAMAAN SOSIAL

Terjadinya proses stratifikasi sosial menurut Astrid S. Susanto terjadi karena semakin
meluasnya masyarakat, yang mengakitbatkan terjadinya pembagian kerja. Jadi, masyarakat
modern akan memperlihatkan kecenderungan menuju ke arah stratifikasi yang lebih banyak
karena dasar dari stratifikasi adalah pembagian kerja Adapun menurut Soerjono Soekanto, hal
hal yang dianggap sebagai pembentuk terjadinya stratifikasi adalah sebagai berikut :

I. Sistem sosial berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian
hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu.

II. Sistem stratifikasi dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur unsur, yaitu sebagai
berikut :

a) Distribusi hak hak istimewa yang objektif, misalnya penghasilan dan kekayaan

b) Sistem bertetangga yang diciptakan warga masyarakat, seperti prestise dan penghargaan

c) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi,


keanggotaan kelompok kekerabatan tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaand) Lambang
kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, dan keanggotaan dalam
suatu organisasie) Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesetaraan Sosial adalah tata politik sosial di mana semua orang yang berada dalam suatu
masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Kesetaraan mencangkup hak
yang sama di bawah hukum, merasakan keamanan, memperoleh hak suara, memiliki
kebebasan dalam berbicara, dan hak lainnya yang sifatnya personal

Anda mungkin juga menyukai