Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TERHADAP LAYANAN


DAN PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Feri Rahmawati¹, Alfiandy Warih Handoyo²


1
SMPN 22 Kota Serang, Banten
2
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email : 1rahmawati.feri@gmail.com
2
alfiandywh@untirta.ac.id

Abstract: One of the main problems in BK services at SMPN 22 Serang City is that they have
never had a BK teacher. The impact that arises from the absence of BK teachers is the lack of
understanding of students about the functions and roles of BK. The purpose of this study was
to improve students' description and understanding of BK services at SMPN 22 Kota Serang.
Actions carried out in this research are socialization programs and application of BK services.
The method used in this research was pre-experimental by involving 138 students across
classes who were randomly selected. The results of the study prove that of the 5 service aspects
that have increased only in the counseling aspect, the improvement is not too significant. It is
proven that socialization services can improve students' understanding of BK services.

Keywords: Guidance, counseling, socialization, student understanding

Abstrak: Salah satu permalasahan utama dalam layaanan BK di SMPN 22 Kota Serang adalah
belum pernah memiliki guru BK. Dampak yang muncul dari tidak adanya guru BK adalah
minimnya pemahaman peserta didik mengenai fungsi dan peran BK. Tujuan dari penelitian ini
adalah meingkatkan gambaran dan pemahaman siswa tentang layanan BK di SMPN 22 Kota
Serang. Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sosialisasi program dan
aplikasi layanan BK. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pra eksperimen dengan
melibatkan 138 peserta didik lintas kelas yang dipilih secara acak. Hasil penelitian
membuktikan bahwa dari 5 aspek semua mengalami peningkatan hanya pada aspek layanan
konseling yang peningkatannya tidak terlalu signifikan. Terbukti layanan sosialisasi bisa
meningkatkan pemahaman siswa terhadap layanan BK.

Kata Kunci: Payanan BK, Sosialisasi, Pemahaman siswa

53
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

PENDAHULUAN Permalasahan utama yang dianggap


cukup perlu diatasi SMP N 22 Kota Serang
Pendidikan memiliki tujuan untuk
juga belum pernah memiliki guru BK.
menyiapkan peserta didik dengan beragam
Dampak yang muncul dari tidak adanya
pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai
guru BK adalah minimnya pemahaman
positif dalam kehidupan (Indonesia, 2005).
peserta didik mengenai fungsi dan peran
Peserta didik yang berkualitas tercipta oleh
BK (Nursallim et al., n.d.). Peserta didik
guru yang berkualitas (Sidik, 2016).
masih belum memahami tentang fungsi dan
Layanan pendidikan yang berkualitas
peran guru BK bagi peseta didik serta
diharapkan dapat menghasilkan peserta
lingkungan sekolah (Rahman, 2015).
didik yang berkualitas. Lebih jauh, dengan
Sebagian peserta didik bahkan tidak
adanya peserta didik dan lulusan yang
mengetahui tentang apa itu BK. Guru BK
berkualitas maka akan menciptakan
yang seharusnya menjadi kawan terbaik
generasi penerus bangsa yang berkualitas
bagi peserta didik justru tidak diketahui
dan dapat memperbaiki harkat, derajad,
fungsi dan perannya bagi peserta didik.
serta martabat bangsa.
Permasalahan tersebut mendapat perhatian
SMP Negeri 22 Kota Serang
khusus bagi penulis.
merupakan sekolah yang berada di bawah
Permasalahan lain yang muncul di
naungan Dinas Pendidikan Kota Serang.
SMP N 22 Kota Serang yaitu rendahya
Sebagai sarana pendidikan SMP N 22 Kota
motivasi belajar peserta didik. Terdapat
Serang memiliki peranan untuk
beberapa kemungkinan yang menjadikan
menyiapkan peserta didik dengan segala
isu ini tejadi di SMP N 22 Kota Serang.
bentuk pengetahuan dan keterampilan
Kondisi ini bisa terjadi akibat belum ada
hidup agar dapat menjadi manusia yang
layanan BK dengan baik dan optimal.
lebih baik.. Dengan adanya dukungan dari
Tidak adanya guru BK mengakibatkan
seluruh stake holder dan suasana sekolah
tidak ada pihak yang memberikan motivasi
yang nyaman tentunya siswa dapat
belajar dengan optimal sehingga siswa
mengoptimalkan segala kemampuan serta
tidak termotivasi dengan baik untuk belajar
bakat minatnya. SMP N 22 Kota Serang
(Saragi et al., 2016). Motivasi yang rendah
merupakan sekolah yang relatif muda dari
juga bisa muncul karena faktor
segi usia namun tergolong cukup stabil
lingungkungan yang kurang memberikan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
dukungan (Sepfitri, 2011).
Setiap kelebihan, akan terdapat
Masalah lain yang muncul akibat
kekurangan, begitu pula terjadi di SMP N
ketiadaan layanan BK adalah rendahnya
22 Kota Serang. Meskipun dapat dikatakan
tingkat disiplin peserta didik. Sebagian
sudah cukup stabil, proses belajar mengajar
siswa masih didapati terlambat datang ke
yang ada di sekolah tidak lepas dari
sekolah. Saat jam pelajaran juga masih
kendala yang muncul, yang mengakibatkan
terdapat sebagian yang ada di luar kelas
terganggunya proses aktualisasi peserta
atau bahkan membolos. Sebagian peserta
didik dalam mengembangkan bakat minat
didik juga memiliki tingkat kehadiran yang
yang dimiliki (Desmita, 2009).
rendah. Dalam berpaikaian juga masih
Berdasarkan pengamatan dan pemetaan,
terdapat beberapa peserta didik yang
terdapat beberapa isu/ permasalahan yang
berpakaian kurang rapi, menggunakan
dirasa cukup penting dan perlu untuk
pakaian tidak sesuai, atribut kurang
segera dituntaskan khususnya oleh guru
lengkap
Bimbingan dan Konseling.

54
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Berdasarkan beberapa fenomena Analisa data dilakukan degan


diatas maka dapat diketahui bahwa perlu membandingkan secara kasar antara hasil
ada upaya pemberian pemahaman dan aksi pretest dan postest. Perbandingan
nyata penerapan layanan BK bagi para dilakukan berdasarkan skor rata-rata pada
peserta didik di SMPN 22 Kota Serang. masing-masing aspek.
Untuk itu peneliti tertarik melakukan upaya
peningkatan pemahaman peserta didik HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap layanan BK bagi peserta didik di
Peneliti melakukan tindakan tentang
SMPN 22 Kota Serang. Diharapkan
sosialisasi program layanan BK terhadap
penelitian ini dapat meningkatkan
para siswa di SMP N 22 Kota Serang.
pemahaman peserta didik tentang layanan
Sebelum dan setelah dilaksanakan
BK. Lebih jauh dari itu dengan keberadaan
tindakan, peneliti melakukan asesmen
layanan BK diharapkan masalah yang ada
tentang gambaran siswa terhadap layanan
pada peserta didik dapat tereduksi dan bisa
BK. Terdapat 5 aspek pernyataan yang
berkembang secara optimal.
ditanyakan mengenai gambaran siswa
terhadap layanan BK. Berikut hasil
pelaksanaan sosialisai layaan BK di SMPN
METODE PENELITIAN
22 Kota Serang.
Metode yang digunakan dalam
Tabel 2. Hasil Skor gambaras siswa
penelitian ini adalah pra-eksperimen.
terhadap layanan BK
Creswell (2002) berpendapat pra-
eksperimen merupakan teknik penelitian
yang mana peneliti akan mengamati suatu 1 2 3 4 5
kelompok utama, serta melaksanakan Pretest 13 15 17 12 106
intervensi selama penelitian berlangsung.
Pada penelitian ini memakai one group Posttest 132 94 133 41 136
pre-test and post-test design. Arikunto
(Auliyah, 2016) menjelaskan bahwa proses
Angket dikumpulkan dari 138 orang
pengambilan data design tersebut
responden. Angket terdiri atas 5 pertanyaan
dilakukan saat sebelum treatment serta
tertutup dengan opsi jawaban
setelah treatment.
Ya/Tidak.selanjutnya akan dibahas hasil
analisa pretest dan posttest
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Pertanyaan pertama adalah apakah
Pre-Test Treatment Post-test
anda mengetahui tentang layanan
O1 X O2 Bimbingan dan Konseling. Sebelum
diberikan tindakan,dari 138 orang siswa
Pengambilan data dilakukan dengan hanya 13 orang yang menyatakan
metode random sampling. Sampel yang mengetahui tentang Bimbingan dan
digunakan dalam penelitian ini sejumlah Konseling. Tindakan yang dilaksanakan
138 siswa di SMP N 22 Kota Serang yang pada tahapan ini adalah guru BK masuk
diambil secara acak dari 10 kelas yang ada. kelas untuk menyampaikan apa itu layanan
Pengumpulan data menggunakan BK. Jadwal masuk kelas dianggap cukup
angket yang dikembangkan secara mandiri efektif untuk mengenalkan layanan BK
oleh peneliti. Instrument terdii atas 5 aspek terhadap para siswa (Mahanggi et al.,
gambaran peserta didik tentang layanan 2014). Setelah dilakukan tindakan, terdapat
BK. 132 orang responden yang menyatakan

55
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

mengetahui tentang Bimbingan dan mendapatkan layanan BK. Dapat


Konseling. Terdapat perubahan yang disimpulkan hampir seluruh responden
signifikan antara sebelum dan sesudah merasa telah mendapatkan layanan BK
pelaksanaan tindakan. Dapat diartikan selama pemberian tindakan. Hal ini tidak
bahwa sebagian besar siswa sudah terlepas dari efektivitas layanan bimbingan
mengetahui tentang keberadaan dan fungsi klasikal untuk menjangkau lebih banyak
BK di sekolah. Hal ini tidak terlepas dari siswa (Darmawani, 2018)
upaya sosialisasi yang baik berkat Pertanyaan keempat adalah pernahkan
kerjasama antara guru BK dan pengambil anda melakukan konseling dengan Guru
kebijakan di sekolah (Yulmi et al., 2017) BK. Data awal menyatakan terdapat 12
Pertanyaan nomor dua adalah apakah orang yang mengaku pernah melakukan
anda mengetahui jenis layanan BK di konseling. Pada bagian ini, peneliti
sekolah. Sebelum diberikan tindakan memberikan kesempatan bagi siswa yang
terdapat 15 orang siswa yang menyatakan ingin melakukan kegiatan konseling, baik
mengetahui tentang jenis layanan BK.pada secara individu maupun kelompok.
bagian ini upaya yang dilakukan masih Beberapa siswa juga mengikuti konseling
pada aktivitas sosialisasi. Setelah atas pemanggilan. Layanan konseling
dilakukan tindakan terdapat perubahan memiliki Batasan jumlah peserta yang
yang siginifikan yaitu terdapat 94 orang lebih sedikit dibanding layanan bimbingan
siswa yang menyatakan mengetahui (Kementerian Pendidikan dan
layanan BK di sekolah. Dengan demikian Kebudayakan, 2016). Setelah diberikan
dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh tindakan, terdapat 41 orang yang mengaku
responden mengetahui tentang jenis pernah melakukan konseling. Dengan
layanan BK. Tingkat perubahan pada demikian terbukti terdapat peningkatan
bagian ini mungkin tidak terlalu signifikan minat siswa untuk melakukan konseling
apabila dibandingkan pernyataan dengan guru BK meskipun beberapa
sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada diantaranya dipanggil. Perubahan pada
bagian keberadaan BK merupakan bagian ini memang cukup sedikit
pengetahuan yang sifatnua umum, mengingat layanan konseling yang relatif
sehingga lebih mudah dipahami terbatas dalam jumlah pesertanya
dibandingkan pengetahuan tentang layanan (Safithry, 2015). Selain itu tidak semua
BK yang lebih spesifik (Mulyani, 2019) peserta didik mau melakukan konseling
Pertayaan ketiga adalah apakah anda saat bermasalah karena masih merasa malu
pernah mendapat layanan BK di sekolah. (Shurur, 2015)
Berdasarkan hasil pretesthanya terdapat 17 Pertanyaan terakhir adalah apakah
orang dari 138 orang yang merasakan anda merasa perlu ada layanan BK di
mendapat layanan BK di sekolah. Kegiatan sekolah. Dari 138 orang, sebelum diberikan
yang dilaksanakan pada bagian ini adalah tindakan terdapat 106 siswa yang merasa
pemberian layanan dasar dalam kegiatan perlu adanya layanan BK di sekolah. Pada
bimbingan klasikal. Bimbingan klasikal bagian ini yang dilakukan adalah
dirasa cukup baik karena mampu memberikan sosialisasi termasuk pada
memberikan layanan yang kepada lebih kegiatan bimbingan klasikal dan layanan
banyak peserta didik (Farozin, 2012). konseling. Pada poin ini justru peserta
Setelah dilakukan tindakan, terdapat didik dari awal merasa membutuhkan
peningkatan menjadi 133 orang dari 138 layanan BK. Hal ini diakibatkan ketiadaan
orang yang menyatakan pernah guru BK sebelumnya (Prastuti & Naqiyah,

56
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

2018). Setelah diberikan tindakan, maka Meningkatan Motivasi Belajar Siswa


terdapat 136 orang dari 138 responden SMP. Cakrawala Pendidikan, 1,
yang menyatakan perlu adanaya layanan 86382.
BK di Sekolah. Dengan demikian dapat Indonesia, P. P. R. (2005). Standar
diartikan siswa telah menyadari pentingnya Nasional Pendidikan. Jakarta.
keberadaan BK di sekolah. Siswa mulai Departemen Pendidikan Nasional.
menyadari tetang pentingnya guru BK di Kementerian Pendidikan dan
sekolah (Ummah et al., 2013) Kebudayakan. (2016). PEDOMAN
Secara umum dapat disimpulkan BIMBINGAN DAN KONSELING
bahwa terdapat perubahan yang cukup PADA PENDIDIKAN DASAR DAN
signifikan pada diri siswa mengenai PENDIDIKAN MENENGAH.
persepsi akan layanan BK di sekolah. Mahanggi, D. R. A., Nusantoro, E., &
Kurniawan, K. (2014). Kebijakan
Kepala Sekolah Terhadap Pelayanan
KESIMPULAN
Bimbingan Konseling di SMA Negeri
Berdasarkan data yang telah ada, Se-Kabupaten Purbalingga.
dapat diketahui bahwa program sosialisasi Indonesian Journal of Guidance and
dapat meningkatkan gambaran peserta Counseling: Theory and Application,
didik terhadap layanan BK. Peserta didik 3(1).
juga merasakan pentingnya keberadaan BK Mulyani, N. (2019). Pengembangan
di sekolah. profesionalisme guru pada mtsn 1
Pada bagian akhir, peneliti serang melalui peningkatan
mengucapkan terimakasih kepada seluruh kompetensi profesional dan
civitas akademika SMPN 22 Kota Serang, pedagogik. Tarbawi: Jurnal
khususnya kepala sekolah dan wakil kepala Keilmuan Manajemen Pendidikan,
sekolah bagian kurikulum yang telah 5(01), 87–96.
memberikan peluang bagi peneliti yang Nursallim, M., Pratiwi, T. I., & Setiawati,
juga sebagai konselor sekolah sehingga D. (n.d.). STUDI TENTANG
dapat memberikan layanan masuk kelas. ALOKASI JAM MASUK KELAS
BAGI BK DAN DAMPAKNYA DI
SEKOLAH MENEGAH NEGERI SE-
KECAMATAN SUMBERREJO
DAFTAR PUSTAKA BOJONEGORO.
Prastuti, A., & Naqiyah, N. (2018).
Creswell, J. W. (2002). Educational
Pengembangan Modul Pengenalan
research: Planning, conducting, and
Karier Bagi Siswa Kelas 4 di Sekolah
evaluating quantitative. Prentice Hall
Dasar Negeri Wiyung 1 Surabaya.
Upper Saddle River, NJ.
Jurnal BK UNESA, 8(2).
Darmawani, E. (2018). Metode Ekspositori
Rahman, A. (2015). Peranan Guru
dalam Pelaksanan Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling Terhadap
Konseling Klasikal. JUANG: Jurnal
Pelaksanaan Bimbingan Belajar di
Wahana Konseling, 1(2), 30–44.
SMK Negeri 1 Loksado. Jurnal
Desmita, D. (2009). Psikologi
Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda,
perkembangan peserta didik. Remaja
Bermakna, Mulia, 1(3).
Rosdakarya.
Safithry, E. A. (2015). Peran Bimbingan
Farozin, M. (2012). Pengembangan Model
Dan Konseling Belajar Dalam
Bimbingan Klasikal untuk

57
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Meningkatkan Motivasi Belajar


Matematika Pada Peserta Didik Kelas
VII-8 SMPN 3 Palangkaraya Tahun
Pelajaran 2014/2015. Anterior
Jurnal, 14(2), 171–179.
Saragi, M. P. D., Iswari, M., & Mudjiran,
M. (2016). Kontribusi Konsep Diri
Dan Dukungan Orangtua terhadap
Motivasi Belajar Siswa dan
Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling. Jurnal
Koselor: Jurnal Profesi Konseling,
5(1), 1–14.
Sepfitri, N. (2011). Pengaruh dukungan
sosial terhadap motivasi berprestasi
siswa MAN 6 Jakarta.
Shurur, M. (2015). Hubungan Antara
Keterbukaan Diri (Self Disclosure)
dan Intensi Memanfaatkan Layanan
Bimbingan Konseling Terhadap
Perilaku Agresif. Psikoborneo:
Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(4).
Sidik, F. (2016). Guru Berkualitas Untuk
Sumber Daya Manusia Berkualitas.
Tadbir: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(2), 109–114.
Ummah, K., Ilyas, A., & Sukma, D. (2013).
Layanan Informasi Oleh Guru BK
untuk Mengetahui Persepsi Siswa
Tentang Penginformasian Hasil Tes
Inteligensi. Konselor, 2(1).
Yulmi, D., Efni, C. E., Ulfah, S., Dinung,
A., & Krimah, H. (2017). Kerjasama
Personil sekolah dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. JRTI (Jurnal Riset Tindakan
Indonesia), 2(2).

58

Anda mungkin juga menyukai