Pada reaksi benzil alkoho dan potassium permanganate, terjadi raksi oksidasi dimana
atom O pada gugus OH bersifat nukleofiik sehingga ia akan menyerang dengan Mn
yang bersifat elektrofiik dan menjadi tidak stabil. Mn yang tidak stabil akan melepaskan
ikatan rangkap O dan. Atom O menjadi tidak stabil, dan atom H bersifat leaving grup
sehingga dia mudah melepaskan ikatan dan berikatan dengan atom O. Saat
dipanaskan dengan 25 ml aquadest atom O yang terdapat pada senyawa H2O beraksi
dengan atom H dan berikatan dengan atom H.
Atom H yang memiliki satu ikatan akan melepaskan ikatan dengan atom C sehingga
atom C akan membentuk ikatan rangkap dengan atom O. Atom O menjadi kelebihan
muatan dan dan melepaskan ikatan dengan Mn dan terbentuklah senyawa benzaldehid
dan asam permanganat.
Senyawa benzadehid akan bereaksi dengan ion hydronium. Pada reaksi ini terjadi
reaksi intermediet dimana senyawa hasil sementara akan diperoleh dan digunakan
Kembali sehingga diperoeh senyawa yang diinginkan. Atom O pada hydronium
kelebihan muatan dan melapaskan atom H. Atom O yang terdapat pada benzaldehid
bersifat nukleofilik sehingga akan berikatan dengan atom H, kemudian O menjadi tidak
stabil dan meepaskan ikatan rangkapnya. Atom O yang terdapat pada senyawa H2O
bersifat nukleofiik dan dapat mengikat atom C, sehingga atom O bersifat tidak stabil.
Atom hidrogen yang terepas akan berikatan dengan senyawa H2O dan terbentuk
Kembali senyawa hydronium (Yang disebut reaksi intermediet). Sehingga terbentuk
senyawa gem diol (yaitu senyawa yang memiliki dua gugus hidroksil). Karena O bersifat
nukleofilik maka akan bereaksi dengan Mn yang bersifat elektrofilik sehingga Mn tidak
stabi dan melepaskan ikatan rangkap atom O.
O yang terlpas ikatan rangkapnya tidak stabil dan hanya memiliki satu tangan sehingga
ia akan mengikat atom H yang terikat pada atom O kelebihan muatan. Pada
penambahan HCl pekat, Atom O yang tidak stabil pada asam permanganat akan
mengikat atom H pada senyawa HCl. Asam benzoate yang lebih polar akan berada
dalam fasa air dan benzil alkohol dalam fasa eter. HCl pekat ditambahkan pada fasa air
untuk optimalisasi pembentukan Kristal asam benzoat yang berwarna putih.
Karena atom H hanya memiliki satu tangan ia tidak stabil dan akan memutuskan ikatan
dengan Cl, Cl yang tidak stabil akan mengikat atom H yang bersifat leaving grup
sehingga akan terbentuk 3 senyawa yaitu asam benzoate HCl dan asam permanganate
yang memiliki 3 gugus hidroksil (trihydroxypropane). Atom O pada potassium yang tidak
stabil akan mengikat atom H pada HCl. Atom C kemudian akan bereaksi dengan Cl
kemudian karena Mn sudah memiliki 4 atom hidroksil sehingga akan terjadi reaksi pada
senyawa itu sendiri agar bisa stabil. Dimana atom H yang bersifat leaving grup dan
atom O yang perlu memiliki dua ikatan atom sehingga terbentuk senyawa Mn dengan
dua ikatan rangkap O dan dua senyawa H2O
Sintesis Berdasarkan Reaksi Oksidasi
(Sintesis Asam Benzoat)
Alat:
Corong Gelas beaker
Buret atau pipet volumetric Pipet volume
Kertas indikator pH Pipa kapiler
Whattman filter Labu tentukur
Labu alas bulat 50 mL Chamber
Timbangan analitik Lampu UV 254 dan 366 nm
Erlemeyer 50 mL Vial
Gelas ukur
Bahan:
Aquadest Lempeng silica GF 254
Benzil alkohol atau Benzaldehid Heksan
Batu didih Etil asetat
Es batu Kloroform
HCl pekat Asam asetat
KMnO4 Etanol
Na2CO3 Metanol
NaHSO4 Aseton
Aluminium foil
Prosedur sintesis:
refluks selama 30 menit,
masukkan 3 ml Benzil saring, dan cuci dengan air
larutkan 2 gr Na2CO3 dalam alkohol/Benzaldehid, 5 g dingin. apabila filtrat masih
25 ml aquadest dalam labu KMnO4, dan masukkan batu berwarna merah jambu,
alas bulat
didih kedalam larutan Na2CO3 tambahkan NaHSO3 10%
higga filtrat tidak berwarna