Anda di halaman 1dari 9

Nama : Diana Tri Oktafiani

NIM : 215070209111001

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Agama : Islam

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

` Pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi,


mengajak, mengarahkan, menasehati, menyuruh, membimbing, memerintah, melarang
dan bahkan menghukum serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media
yang akan bekerja dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien yang diridhai
oleh Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal
yang paling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut,
serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi.

Menurut saya seorang pemimpin tidak harus beragama islam, namun seorang
pemimpin harus memiliki sifat -sifat seperti yang tercermin dari Nabi Muhammad SAW
dalam menjalankan tugasnya. Sifat-sifat tersebut yaitu Shiddiq (Jujur), amanah, tabligh
dan fathanah.

Sifat wajib Rasul merupakan pencerminan karakter Nabi Muhammad saw. dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat. Secara rinci sifat-sifat tersebut sebagai
berikut:
1. Shiddiq (jujur)
Dengan kejujuran yang dilandasi sikap istiqamah, seseorang akan mampu
melewati badai yang selalu menghadang gerak dan langkahnya. Keutamaan dan
kemuliaan sifat benar itu diperkuat dan dijelaskan dalam firman Allah swt.:
Artinya: “Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang
bersekutu itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul- Nya kepada
kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka, kecuali iman dan kedudukan”. (QS. Al-Ahzab: 22).
2. Amanah
Karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang manajer sebagaimana karakter
yang dimiliki Rasul yaitu sifat dapat dipercaya atau bertanggung jawab. Pemimpin
yang amanah yakni pemimpin yang benar-benar bertanggungjawab pada amanah,
tugas dan kepercayaan yang diberikan Allah swt. Yang dimaksud amanah dalam hal ini
adalah apapun yang dipercayakan kepada Rasulullah saw. meliputi segala aspek
kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun agama.
Firman Allah yang berbicara tentang amanah yang diemban oleh setiap
manusia terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 72, bunyinya:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan bodoh”. (QS. Al-Ahzab: 72).

3. Tabligh
Tabligh berati berarti menyampaikan segala macam kebaikan kepada
rakyatnya, dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul al-haq walau kaana murran”,
katakanlah atau sampaikanlah kebenaran meskipun pahit rasanya.
4. Fathanah
Fathanah merupakan sifat Rasul yang keempat, yaitu akalnya panjang sangat
cerdas sebagai pemimpin yang selalu berwibawa. Selain itu, seorang pemimpin juga
harus memiliki emosi yang stabil, tidak gampang berubah dalam dua keadaan, baik itu
dimasa keemasan dan dalam keadaan terpuruk sekalipun. Menyelesaikan masalah
dengan tangkas dan bijaksana. Sifat pemimpin adalah cerdas dan mengetahui dengan
jelas apa akar permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia ambil
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada umat. Sang pemimpin harus mampu
memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem suatu organisasi/lembaga
tersebut, kemudian ia menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar sesuai dengan
strategi untuk mencapai sisi yang telah digariskan.
MENERAPKAN NILAI- NILAI RELIGIUS DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA
KESEHATAN

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari seorang mahasiswa kesehatan tidak boleh


luput dari nilai-nilai regilius, diantara nya yaitu :

1. Altruisme
Altruisme adalah kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Sikap
Altruisme ini biasanya diterapkan oleh seorang perawat untuk kesejahteraan pasien,
perawat lain, dan penyedia layanan kesehatan. Seperti halnya sikap empati yang
ditunjukkan terhadap teman yang sedang bersedih dengan memberikan , bimbingan,
dan mencarikan solusi ketika ia sedang mempunyai masalah. Selain terhadap orang
yang lebih muda kita juga bisa menerapkan sikap altruisme kepada keluarga dan
masyarakat ataupun mahasiswa lainnya dengan bersikap sukarela jika dimintai
bantuan, tidak mengharapkan imbalan, dan dilakukan semata-mata untuk saling
membantu dan berbuat kebaikan.
2. Otonomi
Otonomi adalah hak individu untuk menentukan nasibnya sendiri. Seperti
contohnya seorang mahasiswa keperawat yang sedang melalkukan prakik klinik di
sebuah rumah sakit memberikan kebebasan kepada pasien untuk menentukan
perawatan kesehatannya sendiri. Sikap otonomi terdapat komponen keyakinan,
harapan, kemandirian, keterbukaan, dan disiplin diri. Mahasiswa Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Gresik menerapkan sikap otonomi dengan
keterbukaan kepada siapa pun tak terkecuali kepada seorang pasien serta menghargai
apapun keputusan mereka.
3. Human Dignit
Rasa hormat terhadap nilai dan keunikan masing-masing individu dan
populasi. Menghargai martabat manusia adalah salah satunya dengan menjaga
rahasianya, seperti seorang perawat menjaga rahasia penyakit si pasien. Seperti
halnya seorang mahasiswa kesehatan diharapkan dapat menerapkan nilai human
dignity dengan menjaga rahasia temannya jika dia bercerita tentang privasinya,
ataupun bisa dengan menumbuhkan rasa saling percaya antara mahasiswa kepada
mahasiswa, orang yang lebih tua, muda, maupun kepada keluarga.
4. Integritas
Integritas yaitu bergerak atau mengambil tindakan sesuai dengan kode etik
yang berlaku, Integritas tercemin dalam praktik perawat, perawat bertindak jujur dan
melakukan tindak keperawatan bedasarkan kerangka etis yang berlaku dalam
profesinya. Nilai integritas di keperawatan ini bisa dilakukan oleh mahasiswa kepada
masyarakat luas atau kepada keluarganya dengan selalu mematuhi aturan yang
berlaku, mengikuti budaya dan etika yang telah menjadi kebiasaan di lingkungannya,
selalu menghormati orang yang lebih tua, mengayomi orang yang lebih muda, dan
menyayangi sesama.
5. Adil
Adil bertindak sesuai dengan perlakuan yang adil, terlepas dari status
ekonomi, ras, etnis, usia, kewarganegaraan, kecacatan, atapun orientasi seksual.
Sebagai mahasiswa kita bisa menerapkan keadilan dengan tidak membeda-bedakan
teman, bersikap baik pada siapa saja, peduli, dan terbuka kepada siapapun tanpa
memandang ras, etnis, status sosial. Sebagai mahasiswa yang menjujung tinggi nilai
keadilan, penerapan sikap tidak hanya diterapkan di lingkungan kampus tetapi di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
6. Estetika
Estetika adalah kualitas objek, kejadian, manusia yang mengarah kepada
pemberian kepuasan dengan perilaku ataupun sikap yang ditunjukan dengan adanya
apresiasi, kreativitas, imaginasi, dan sensitifitas.Sikap estetika ini juga mencakup
penampilan seorang perawat itu sendiri, apakah pakaian yang dikenakan rapih dan
bersih, apakah penampilannya itu dapat membuat pasien nyaman melihatnya atau
malah sebaliknya, karena penampilan bagi seorang perawat adalah aspek yang cukup
penting untuk diperhatikan.Begitu pula dengan seorang mahasiswa, penampilannya di
depan masyarakat dan keluarganya juga merupakan aspek yang penting untuk
diperhatikan, karena dengan penampilan yang rapih, bersih, harum, dan nyamam
untuk dilihat, itu akan membuat dosen nyaman berada disekitarnya, tidak hanya
dosen, masyarakat, keluarga, dan teman-temanya pun pasti merasa nyaman akan
penampilannya.
7. Kebenaran
Kebenaran sebagai seorang perawat kita harus senantiasa bertindak jujur
sesuai dengan fakta dan realitanya, selalu bertanggung jawab dalam memberikan
informasi yang benar. Penerapan nilai kebenaran ini harus diterapkan oleh mahasiswa
baik itu di lingkungan kampus, keluarga, maupun masyarakat, dan lingkungan tempat
tinggalnya. Contoh penerapannya adalah ketika orang tua bertanya, kita senantiasa
menjawabnya dengan jujur, sesuai dengan realita, serta tidak berbohong hanya untuk
menyenangkan hati orang tua.
CARA MENGHADAPI TEMAN YANG GEMAR BERKATA KASAR DAN
BERPERILAKU BURUK.
1. Menegurnya secara tegas dan bijaksana.
Berusahalah untuk menegur teman yang sering berkata kasr dan berperilaku
buruk dengan cara yang paling baik yaitu secara tegas dan bijaksana. Tegurlah teman
sesuai dengan karakter dan kapasitas pemahamannya. Timbulkan pemahaman bahwa
kebiasaannya yang suka berkata kasar merupakan kesalahan yang tidak pantas untuk
dilakukan. Serta berikan juga alasan logis dan solusi untuk menghilangkan kebiasaan
buruknya.
2. Membalas ucapannya dengan balasan yang lebih baik.
Membalas perkataan buruk dengan perkataan baik merupakan sikap yang
dapat membuat keadaan menjadi lebih baik. Suasana tidak akan menjadi panas atau
lebih buruk lagi.
Dengan cara tersebut juga dapat menunjukkan bahwa kita memiliki pribadi
yang lembut, penyabar, pemaaf, dan jauh lebih baik dari orang yang menyakitimu.
Kamu bisa melakukannya dengan memberi senyuman, mengucapkan terima kasih,
memberikan perkataan atau bahkan nasihat yang lebih baik. Memang terlihat sulit
namun itu adalah cara terbaik untuk kamu atau orang yang berkata kasar kepadamu.
Itulah merupakan cara menyikapi seseorang yang suka bicara kasar dan
berperilkau buruk menurut saya. Karena lebih baik menyikapinya dengan kebaikan
agar tidak sama-sama melakukan kejahatan dengan cara yang berbeda.
MENJALANI KEHIDUPAN SEBAGAI SEORANG MUSLIM DENGAN
MENANAMKAN SIKAP MORALIS

1. Membersihkan hati serta mensucikan hubungan dengan Allah SWT. Keyakinan


semacam ini harus tertanam dalam hati, dikerjakan dan diamalkan serta disampaikan
pada orang lain. Kesucian hatinya nampak dalam perilakunya sehari-hari dan
menyatakan bahwa yang baik itu adalah yang diakui baik oleh Islam, sedang yang
buruk adalah yang dinyatakan oleh Islam buruk pula.
2. Memperhatikan seluruh perintah dan larangan agama. Karena percuma beragama
kalau tidak diiringi amal. Banyak orang mengaku beragama Islam, tetapi tidak
dikerjakannya seruhan agama atau tidak dihentikannya semua larangan. Orang yang
demikian selamanya tidaklah merasakan kelezatan cinta menjadi seorang Muslim.
3. Belajar melawan kehendak diri dan menaklukkannya kepada kehendak Allah SWT.
Pekerjaan ini amat berat dan sulit, hanya orang-orang yang mempunyai kemauan
teguh dan hati yang sabar serta tahan yang dapat mengerjakannya. Nabi Muhammad
bersabda, “Bahwa peperangan di antara akal dan hawa nafsu, di antara seruan
kebenaran dengan suara setan. Lebih besar daripada segala macam peperangan di
dalam dunia ini.” Setelah beliau kembali dari peperangan sekecil-kecilnya, kepada
peperangan yang sebesar-besarnya yakni peperangan memerangi hawa nafsu.
4. Setelah sanggup berjuang melawan hawa nafsu sendiri, harus sanggup berjuang
dengan musuh-musuh yang hendak menghinakan agama atau melanggar batas-batas
keyakinanya.
5. Menegakkan persaudaraan di dalam Islam, bertolong-tolongan di antara sesama
muslim.
6. Agama Islam adalah agama kemanusiaan, manfaatnya tidaklah dirasakan oleh umat
Islam saja, tetapi oleh seluruh umat manusia. Kedatangan Islam telah membawa
nikmat dan rahmat ke seluruh muka bumi tidak membedakan segala bangsa dan
kaum.
KEUTAMAAN MUSLIM YANG MEMILIKI JIWA KEPEMIMPINAN
Seorang muslim yang memiliki motivasi tinggi untuk menjadi pemimpin dalam
tingkah laku yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa apa
yang dilakukan merupakan bagian dari ibadah Allah. Pemimpin merupakan suatu
panggilan yang sangat mulia dan perintah dari Allah yang menempatkan dirinya sebagai
makhluk pilihan sehingga tumbuh dalam dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, hemat,
produktif, dan memperlebar kasih sayang sesama manusia.
Solidaritas kelompok sebagai dasar kehidupan yang dilandasi oleh iman dan akhlak
mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw, dapat memberikan dampak terhadap
tatanan kerja sama kemanusiaan (ta'âwun al-ihsan). Jika teori tersebut dilakukan dengan
kegiatan kepemimpinan, maka akan dapat mendorong masyarakat untuk bersatu dan
aktif partisipatif dalam proses pembangunan di semua sektor kehidupan.

Motivasi seseorang untuk ambil bagian dalam suatu proses kepemipinan sangat
beragam seperti halnya motivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah, seperti salat,
puasa, dan sebagainya. Keragaman motivasi atau latar belakang niat seseorang dalam
bertindak adalah suatu hal yang tidak terelakan dan secara hukum tidak dipersalahkan.
Sejarah menjelaskan kepada kita, ketika Nabi Muhammad melihat berhijrah bersama para
pengikutnya, beliau mengatakan bahwa motivasi dan keikutsertaan para pengikutnya itu
beragam, ada yang bermotivasikan kekayaan, dan ada juga karena dorongan wanita yang
ingin dinikahinya. Semuanya itu dibenarkan, hanya saja kualitas partisipasi yang terbaik
dan tertinggi dalam pandangan agama Islam adalah karena Allah swt.
Hadis yang berbunyi: innama al-'amal bi al-niyyât dan seterusnya, membenarkan
keragamaan motivasi tindakan. Oleh karena itu, masalah partisipasi masyarakat dalam
perhelatan pemilihan kepala daerah baik presiden, gubernur, bupati maupun wali kota
pun demikian. Motivasi partisipasi itu harus dibuat. Menurut Abdurrahman bin Abd al
Salam al Syafi'i dalam kitab Nuzhat al Majalis wa Muntakhab al Nafais bahwa motivasi
seseorang untuk melaksanakan kepemimpinan sebagaimana juga melaksanakan ibadah
selalu beragam. Minimal ada tiga motivasi utama: Motivasi ekonomi, yakni ingin
mendapat ketidakseimbangan materi yang layak; Motivasi “takut” mendapat ancaman
“akhirat” dan ingin “surga”; dan motivasi ikhlas atas landasan iman tauhid yang amat
murni; lillahi ta'ala.

Anda mungkin juga menyukai