SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan
Administrasi Negara
Oleh :
Rifki M Noufal
24012115083
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan
Administrasi Negara
Oleh:
Rifki M Noufal
24012115083
Mengetahui,
Abdullah Ramdhani, SE., M.Si Dr. Hj. Ikeu Kania, Dra., M.Si
Dekan Ketua Jurusan
ABSTRAK
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang tertuang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dan adanya kesenjangan
teori dan praktik, disini penulis menggunakan teori yang di paparkan oleh Mustafa
mengenai sosialisasi, yaitu “satu konsep umum yang dimaknakan sebagai proses
dimana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berfikir,
merasakan dan bertindak dimana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat
penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif”. Oleh karena itu
penelitian ini memiliki tujuan, yaitu : (1) Untuk mengetahui peranan kepala Desa
dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Jatisari Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut; (2) Untuk mengetahui hambatan-hambatan
dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Jatisari Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut; dan (3) Untuk mengetahui pencapaian target
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Jatisari Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
meliputi peran kepala Desa yang meliputi: (1) peran sebagai mobilisator (2) peran
sebagai komunikator; (3) peran sebagai motivator; (4) peran sebagai inovator, (5)
peran sebagai reporting. Selain itu ada beberapa proses agar pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan berjalan lancara, yaitu : (1) sosialisasi; (2) pemberian
penyuluhan kepada wajib pajak; (3) meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak;
(4) memberikan penghargaan. Walaupun berbagai cara telah dilakukan agar
pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan berjalan lancer, akan tetapi selalu ada
hambatan-hambatan yang sering terjadi, yaitu sebagai berikut: (1) adanya
hambatan di dalam penyuluhan’ (2) adanya hambatan di dalam meningkatkan
pelayanan kepada wajib pajak; dan (3) adanya hambatan-hambatan di dalam
menerpakan pemberian penghargaan kepada wajib pajak. Kemudian dari adanya
proses yang dilakukan dalam pemungutan pajak oleh pemerintahan di Desa
Jatisari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut dari tahun 2018-2020
mengalami penuruan dan kenaikan, walaupun belum mencapai target yang
ditentukan oleh Pemerintah Garut.
Rizki M Noufal
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................iii
ABSTRACT................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................ix
BAB I PENDAHLUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................1
B. Fokus Penelitian.........................................................................7
C. Identifikasi Masalah...................................................................8
D. Tujuan Penulisan........................................................................8
E. Kegunaan Penelitian..................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................10
A. Tinjauan tentang Administrasi Negara....................................10
B. Tinjauan tentang Efektivitas....................................................11
C. Tinjauan Umum tentang Kepala Desa.....................................12
D. Tinjauan tentang Pajak.............................................................15
BAB III METODE PENELETIAN........................................................19
A. Metode Penelitian....................................................................19
B. Instrumen Penelitian................................................................20
C. Informan Penelitian..................................................................20
D. Sumber dan Teknik Penelitian.................................................22
E. Teknik Analisis Data................................................................24
F. Pengujian Keabsahan Data......................................................27
G. Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian..................................29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................30
A. Profil Desa Jatisari...................................................................30
B. Peranan Kepala Desa dalam Pembayaran Pajak Bumi Bangunan
di Desa Jatisari Kecamatan Karangpawitan
Kabupaten Garut......................................................................37
C. Langkah-langkah sebagai Pemungutan Pajak dan Bangunan (PBB)
di Desa Jatisari.........................................................................43
PENDAHULUAN
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang tertuang oleh
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk
3) Dapat dipaksakan.
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan
bangunan. Subjek Pajak dalam PBB adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hal atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau
memiliki penguasaan dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Wajib pajak
pbb belum tentu pemilik bumi dan atau bangunan, tetapi dapat pula orang atau
badan yang memanfaatkan Bumi dan atau Bangunan tersebut (Valentina Sri S. –
Dilihat dari nilai yang terkandung dalam dasar negara (Pancasila) dengan
Tahun 1985 yang diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan. Mengingat pentingnya manfaat dari pungutan Pajak Bumi dan
Untuk bisa mencapai target yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat,
perangkat Desa harus memahami apa itu PBB dan prosedur beserta regulasi yang
tercantum dalam UU. Akan tetapi ada sebagian besar masyarakat di Desa Jatisari
yang tidak memenuhi kewajibanya membayar Pajak Bumi dan Bangunan maka
ada hambatan bagi perangkat Desa untuk lebih bisa bekerja dalam membantu
Hal tersebut terbukti dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Desa
tentang pentingnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Masih ada tanah yang
masih belum mencapai target. Hal ini dapat dilihat dlam tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1
Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Desa Jatisari Tahun 2018
Sumber data Desa Jatisari Tahun 2018 dan ditunjang dari data yang
berdasarkan ditabel terlihat dari ketiga kolektor hampir semua tidak mencapai
target yang telah ditetapkan. Rata-rata dari semua kolektor 53% hampir
Dari data yang telah dipaparkan diatas, hal itu disebabkan oleh berbagai faktor
sebagai berikut:
pajak, hanya teguran saja dari petugas pemungut pajak sehingga tidak ada
Kabupaten Garut, yaitu peranan kolektor atau penagih masih kurang baik
sudah tua jadi sangat menghambat untuk mencapai target yangg sudah di
tentukan.
Hal ini perlu dilakukan agar penarikan pajak dari masyarakat dapat berjalan
dengan lancar agar keinginan pemerintah untuk mencapai target bisa terlaksana,
suatu kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah setempat yaitu Kepala
Desa. Sehingga dari fenomena diatas bahwa peranan dan fungsi Kepala Desa
pengelolaan keuangan desa dan mewakili kepemilikan kekayaan milik Desa yang
dipisahkan (Pelaturan Menteri Dalam Negeri No 133 tahun 2014). Kepada Desa
pada UU No 6 tentang desa tahun 2014 ayat (1) memiliki kewenangan serta tugas
b. Menetapkan PTPKD,
dan
Desa.
berikut:
mempertanggungjawabkan Indonesa.
ketertiban masyarakat.
4. Melaksanakan data prinsip pemerintahan Desa yang bersih dan bebas dari
KKN.
Desa.
12. Membina, mengayomi, dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat
istiadat.
kepada Desa ada gambaran dan pedoman dalam melaksanakan semua aktivitas
setempat. Akan tetapi semua itu tidaklah selalu berjalan dengan lancar, karenadi
Desa Jatisari juga masih ada masyarakat sebagai wajib pajak yang tidak
membayar pajak tepat pada waktunya, bersifat acuh tak acuh dengan alasan belum
dan Bangunan dan hal-hal seperti inilah yang menjadi kendala bagi pemerintah.
Selain itu fungsi dan peran kolektor sangat dibutuhkan dalam memunguti Pajak
Kabupaten Garut.
Jika hal ini dibiarkan maka sulit bagi pemerintah baik pusat maupun daerah
dan Bangunan. Sehingga dari sanalah peneliti menjadi tertarik untuk meneliti
tentang “Peranan Kepala Desa Dalam Pencapaian Target Pembayaran Pajak
B. Fokus Penelitian
penelitian masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi dalam peranan
perangkat Desa dalam pencapaian target pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Apa yang menjadi pokus penelitian kepada intisari yang akan dilakukan
dengan cara eksplisit dalam meneliti peranan perangkat Desa dalam pencapaian
C. Identifikasi Masalah
E. Kegunaan Penelitian
meningkat.
TINJAUAN PUSTAKA
penentuan kebijaksanaan negara dalam suatu proses. Oleh sebab itu, sebagai suatu
ilmu yang diperoleh dari kedua pengetahuan ini, administrasi negara menghendaki
dua macam syarat jika hendak dipahami. Pertama, perlu mengetahui mengenai
berikut:
“Administrasi publik adalah suatu kombinasi yang kompleks antara teori dan
praktik dengan tujuan mempromosi pemahaman terhadap pemerintah dalam
hubungannya dengan masyarakat yang diperintah dan juga mendorong
kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial. Administrasi
publik berusaha melembagakan praktik-praktik manajemen agar sesuai dengan
nilai efektifitas dan efisiensi.”
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Emerson yang dikutip Handayaningrat (2012:16) yang
menyatakan bahwa:
Pengukuran efektivitas kerja pada dasarnya adalah target kerja dan waktu.
Apabila pekerjaan selesai tetap pada waktunya dan sesuai target maka kerjaan itu
efektif. Sebaliknya apabila pekerjaan tidak sesuai dengan target dan tidak tepat
waktu maka pekerjaan itu tidak efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian
suatu tugas dinilai baik atau tidak, terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara
sebagai berikut:
Desa (BPD). Masa jabatan kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang
lagi untuk satu kali masa jabatan. Menurut Ade Engkus Kusnadi (2007:44)
mengatakan:
Daerah, disebutkan bahwa Pemerintah Desa terdiri atas kepala Desa dan
perangkat Desa. Kepala Desa sebagaimana yang dimaksud (Pasal 202 Ayat 1)
dipilih langsung oleh dan dari penduduk Desa warga Negara republik Indonesia
yang syarat selanjutnya dan tata cara pemiliha diatur dengan perda yang
Dari berbagai pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa konsep Kepala Desa
dapat dikatakan sebagai unsur kepala dari organisasi Pemerintah Desa, sekaligus
Sebagai unsur kepala, seorang Kepala Desa selalu ada dan melekat pada
kuasa hukumnya.
Jika dilihat dari tugas dan fungsinya Kepala Desa mempunyai peranan yang
Melihat tugas dan peranan yang diemban oleh Kepala Desa maka diperlukan
kemampuan di berbagai bidang. Hal ini sejalan dengan pendapat Saparin (1986:3)
Menurut PP No. 72 tahun 2005 tentang Desa, Kepala Desa memiliki tugas dan
(BPD).
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa mengenai Anggaran
Pendapat dan Belanja Desa (APD Desa) untuk dibahas dan ditetapkan
bersama BPD.
undangan.
Pajak merupakan iuran yang diberikan oleh masyarakat kepada negara dan
didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan yang kini telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.
keputusan dari direktur Jenderal Pajak bahwa keberatan tersebut diterima, maka
wajib pajak yang mengajukan keberatan terlebih dahulu membayar pajak, sesuai
Banyak para ahli telah mendefinisikan pengertian pajak dilihat dari berbagai
sudut pandang para berbagai definisi tersebut, walaupun dilihat dari sudut
pandang yang berbeda. Ada ahli yang memberikan definisi dari sudut pandang
ilmu hukum, tata negara, ekonomi dan bisnis. Berikut beberapa definisi tentang
pajak.
Pajak Pendapatan; Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
pengeluaran negara terhadap mana tidak dapat ditunjuk adanya suatu jasa timbal
Brotodihardjo, 2010:3).
1. Jenis Pajak
dapat disimpulkan, bahwa pajak dibagi menjadi dua jenis. Pajak Negara dan
Pajak Daerah. Bisa dilihat bahwa PBB termasuk ke dalam jenis Pajak Negara.
ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak
atasnya atau memperoleh dari padanya, dan oleh karena itu wajar apabila
masyarakat dan oleh karena itu perlu di akhiri melalui pembaharuan sistem
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dan
Jadi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak yang di kenakan
kepemilikan, penyesuaian dan pemanfaatan atas bumi dan bangunan. Jadi jika
Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB). Jelas kurang tepat. Karena PBB
bukan bukti hukum kepemilikan, hanya kewajiban pajak tanah dan bangunan
aturan-aturan tentang sewa tanah atau PBB maka “Dasar Hukum Pajak Bumi
2016:381).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian
misalnya perilaku, persepsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
alamiah.
meneliti pada objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna
penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Sebab peneliti itu sendiri yang menjadi alat penelitian yang terjun
langsung ke lapangan.
berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat melengkapi data
melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri secara
C. Informan Penelitian
Informan pada penelitian ini adalah informan yang memahami tentang objek
penelitian. Informan yang dipilih harus memiliki kriteria supaya informasi yang
diperoleh dapat bermanfaat bagi penelitian yang dilakukan. Informan yang akan di
Informan penelitian ini diharapakan pada orang yang memberikan data dan
merupakan narasumber atau sumber data primer yang sangat dibutuhkan dalam
a. Kepala Desa Jati sari. Dalam hal ini Kepala seksi Penerimaan pajak yang
salju (snow ball sampling)yaitu teknik pengambilan sumber data yang mulanya
sedikit kemudian lama-lama menjadi besar dengan teknik tersebut maka sumber
informasi yang lebih luas, tidak menutup kemungkinan jika peneliti membutuhkan
atau menemukan informan sebagai sumber data yang dapat memberikan informasi
sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti terkait dengan masalah penelitian.. Informan
pada penelitian ini adalah yang telah mewakili dan disesuaikan dengan
Karangpawitan.
Data yang dikumpulkan merupakan data dan informasi yang sesuai dengan
Akan tetapi, untuk kelengkapan dan kebutuhan dari masalah yang diteliti maka
akan dikumpulkan pula data pelengkap yang berguna untuk melengkapi data
pokok. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer
Adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
a) Observasi
sehingga informasi yang digali dan diperoleh tidak akan keluar dari
dengan alat bantu seperti catatan kecil dan alat perekam (tape
recorder).
c) Dokumentasi
Karangpawitan.
b. Data sekunder
perantara yang tersedia di lapangan, seperti bukti catatan atau laporan historis
yang telah disusun dalam arsip (data dokumenter). Data tersebut seperti
catatan formal mengenai data taman maupun data lainnya yang bersumber dari
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
Analisis data menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2013: 244) adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
mengkategorikan suatu data. Penelitian kualitatif, analisis data terdiri dari tiga
tahapan yaitu:
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
Karangpawitan.
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
program amazing garut untuk diolah lebih sistematis sehingga dapat dianalisis
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap awal, di dukung oleh
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
Data yang telah direduksi dan di sajikan oleh peneliti maka tahap
Untuk lebih jelasnya proses analisa data dapat dilihat dari gambar di
bawah ini:
Data Collection Data Display
Data Reduction
Conclusion
Drawingverifyng
Gambar 3.1
Komponen Analisis Data (Interactive Model )
Sugiyono (2017247)
(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka
telah terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiaran peneliti tidak lagi
b. Meningkatkan Ketekunan
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu,
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh,
Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung
oleh foto-foto.
G. Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Jadwal Penelitian
sampai Agustus 2020 yang waktu tersebut peneliti lakukan mulai dari
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Bulan/2020-2021
No Pelaksanaan
Agst Sep Okt Nov Des Feb
1 Persiapan Penelitian
2 Penyusunan Usulan
Penelitian
3 Seminar Usulan
Penelitian
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Penyusunan skripsi dan
konsultasi
6 Sidang Skripsi
BAB IV
dan terletak pada 700 mdpl Ketinggian tanah dari permukaan laut dengan
curah hujan tercatat setiap tahun 120 mm dan rata-rata temperatur suhu
harian 21.
binatang ternak. Selain itu, kondisi geografis Desa Jatisari yang lahan
Mekarsari
Garut
a. Visi
Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam
Makmur Gemah Ripah Repeh Rapih, Bru Dijuru Bro Dipanto, Ngalayah
Di Tengah Imah, Maju Dalam Segala Bidang, tidak tergantung pada orang
b. Misi
3. Keadaan Demografi
5.854 jiwa dan 1770 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk laki-laki
jiwa.
4. Kondisi Masyarakat
sosial yang makin dijiwai oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan keyakinan masyarakat yang diakui dalam sistem
dan bertaqwa.
b) Menguatnya kemitraan dan tanggungjawab dalam pembangunan
Jatisari.
menengah.
sektor tersier dalam suatu sistem yang produktif, bernilai tambah dan
Desa.
menjadi yang terdepan, dan selalu menjadi percontohan dalam hal-hal positif
kepala Desa ini, diharapkan Desa Jatisari menjadi Desa percontohan minimal
Kondisi ideal Desa Jatisari yang nyunda ditunjukan dengan segala sesuatu
“tingkah paripolah” serta arah pembangunan didasari dan tidak terlepas dari
akar budaya Sunda yang menjadi Misi Garut sebagai “GARUT PASEUR
BUDAYA SUNDA”.
Kondisi ideal Desa Jatisari yang mandiri adalah ditunjukan dengan dapat
5. Data Wilayah
Tabel 4.1
2. Kecamatan : Karangpawitan
6. Jumlah RW : 13 RW
7. Jumlah RT : 39 RT
KEPALA DESA
Abad Badrudin
SEKRETARIS
DESA
AA Juhana
Gambar 4.1
Kecamatan Karangpawitan
capaian target Pajak Bumi dan Bangunan yang ditargetkan oleh Kabupaten Garut.
Hal ini dapat di lihat dari pemerintah Desa Jatisari yang selalu melakukan
berbagai upaya dan terus memberikan dorongan bagi masyarakat Desa Jatisari.
sumber pendapatan Negara dan Daerah, serta melakukan berbagai upaya kegiatan.
Adapun kegiatan yang dilakukan pemerintah Desa Jatisari salah satunya yaitu
berusaha untuk memperbaiki data administrasi dan konsultasi kepada
pemerintahan Kabupaten Garut. Seperti mana yang telah diakui oleh Abad
baik. Dalam menjalankan tugas pemerintahan pusat dan daerah, pemerintah Desa
Jatisari memiliki peran serta tanggung jawab yang besar bagi pemerintah pusat
lembaga pemberdayaan masyarakat atau yang disebut dengan nama lain. Lembaga
Lembaga Desa yang ada di Desa Jatiasari Garut tentunya diharapkan dapat
dalam membayar iuran Pajak Bumi dan Bangunan, sehingga dengan mudah dapat
tentang pentingnya Pajak Bumi dan Bangunan sebagai sumber pendapatan negara
dan daerah sehingga lembaga Desa seperti kadus dan ketua rukun tetangga dapat
Lebih lanjut hal ini juga diakui oleh Abad Badrudin selaku Kepala Desa
“Saya sudah memberikan arahan teknis kepada kepala dusun dan ketua rukun
tetangga agar menghimbau kepada setiap warganya untuk lebih cepat
membayar iuaran wajib PBB karena iuran tersebut nantinya akan digunakan
sebagai pembangunan nasional secara terus menerus dan berkelanjutan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan
pembangunan”.
kepada pemerintah Desa Jatisari sangat diperlukan adanya peranan lembaga Desa
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan peDesaan yang telah menjadi kewajiban
masyarakat.
mengingat bahwa ketua rukun tetangga merupakan orang yang secara langsung
berbaur dengan masyarakat setiap hari, dengan begitu sosialisasi yang di lakukan
masyarakat sangat di harapkan. Hal ini juga menjadi tanggung jawab semua
perangkat Desa agar bisa bekerja sama, saling membantu dalam menghimbau
kepada masyarakat agar bisa membayar pajak tepat pada waktunya, maka dari itu
Oleh karena itu, peran pemerintah khususnya peran kepala Desa sangat
Bumi dan Bangunan. Menurut Sri Wahyuningsih (2014: 5-6), posisi sebagai
pemimpin di Desa karena menjabat kepala Desa memiliki semacam citra atau
melakukan berbagai upaya yang juga telah disepakati. Sehubungan dengan hal
Adapun dalam hal ini kepala Desa, kepala Desa secaralangsung bersedia
memberi arahan langsung kepada tim pemungut pajak. Ini dilakukan dengan
cara ketika dilakukan rapat atau bahkan ketika pada sehari-harinya beliau
yang dilaksanakan di Balai Desa Jatisari, juga selain diluar jam kerja ada
kegiatan yang juga dijadikan ajang untuk menyampaikan informasi kepada
langsung.
Setiap suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia pasti ada alasan yang
membayar pajak adalah dengan memberikan hadiah kepada wajib pajak yang
pemungut PBB selalu dapat memberikan pelayanan yang baik kepada wajib
mendapat timbal balik langsung, maka banyak wajib pajak yang enggan
tersebut dibutuhkan suatu inovasi cara pembayaran agar membayar pajak tidak
lagi menjadi beban bagi wajib pajaknya. maka langkah kepala Desa adalah
Inovator.
Desa Jatisari
1. Sosialisasi
target yang maksimal, telah dilakukan sosialisasi mengenai PBB tetapi tetap
Sosialisasi merupakan salah satu cara atau alat yang dapat digunakan untuk
membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Kepala Desa Jatisari yaitu Abad Badrudin, yang menyatakan
bahwa:
“Pajak Bumi dan Bangunan adalah aturan pemerintah yang harus ditaati oleh
masyarakat khususnya masyarakat yang memiliki benda-benda seperti alat
transfortasi, rumah mewah dan lain sebagainya. Mereka wajib membayar
pajak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat
maupun pemerintah pusat. Menurut saya keberhasilan dalam pemungutan
pajak tidak akan berhasil kalau salah satunya tidak ada sosialisasi kepada
masyarakat setempat terkait pentingnya masyarakat dalam pembayaran pajak.
Karena kalau tidak ada sosialisasi kepada masyarakat, maka kesadaran
masyarakat dalam membayar pajak akan kurang. Oleh karana itu, saya selaku
kepala Desa selalu melaksanakan sosialisasi terkait PBB itu, dan walaupun
hasilnya belum maksimal.
Jatisari bahwa sosialisasi yang dilakukan setiap 1 tahun sekali, dan dalam
pembayaran pajak PBB. Jika terjadi kendala sepeti adanya wajib pajak yang tidak
kewajiban mereka sebagai warga Negara dengan membayar Pajak Bumi dan
PBB di Desa Jatisari pada tanggal 28 Oktober 2020 yang menyatakan bahwa:
pajak saja. Penyuluhan tidak dilakukan secara bertahap kepada wajib pajak
Dilakukan secara bertahap kepada wajib pjak oleh Desa Jatisari dengan
khususnya kepada wajib pajak tentang peran penting nya Pajak Bumi dan
memiliki pendapatan minim agar dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunan
yang tercantum disetiap SPPT yng diberikan kepada wajib pajak terdapat
informasi jika wajib pajak dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunandi
BANK yang dekat ddengan rumah atau kediaman wajib pajak. Dapat dibayar
melalui kantor pos terdekat atau jika ditempat tinggal yang paling dekat
dengan ATM bisa d gunakan untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan
banyaknya tanah serta rumah kosong yang kepemilikan nya sudah beralih
SPPT dengan berbagai kendala yang dihadapi oleh petugas kelurahan dapat
4. Memberikan Penghargaan
Memberikan Reward kepada wajib pajak mupun kepada pihak kcamatan
reward diharapkan akan memacu upaya serta usaha yang dilakukan oleh pihak
Bumi dan Bangunan sehingga target yang diharapkan akan tercapai. Berikut
“Kalau penghargaan tidak ada selama ini, kalau didalam penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan kurang maksimal ya kami menunggu sampai akhir
tahun wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan”.
kepada wajib pajak, pihak kelurahan serta kecamatan membuat para wajib
pajak enggan untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan dan tidak adanya
masyarakat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang sangat efektif
Kabupaten Garut.
penyuluhan yang diadakan oleh Desa Jatisari. Selain itu, yang dihadapi oleh
Dari hasil wawancara diatas bahwa Desa Jatisari hanya memiliki sedikit
Sehingga proses pengumpulan pajak agak sedikit terlambat. Oleh karena itu,
dan Bangunan (PBB). Sehingga, pemungutan PBB bisa berjalan baik dan
lancar.
petugas agar selalu berupya membayar Pajak Bumi dan Bangunantepat waktu
pajak memiliki pendapatan serta pekerjaan yang sama, jadi sulit untuk
mendorong wajib pajak membayar Pajak Bumi dan Bangunan dengan tepat
dorongan serta motivasi kepada wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan
yaitu sulit mendorong wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan
Pajak Bumi dan Bangunan terdpat juga hambatan yang dihadapi oleh wajib
Desa Jatisari, dari hasil pengamatan bahwa tidak seluruhnya warga Desa
pendapatan mereka yang pas pasan, dan hanya cukup untun memenuhi
kebutuhan sehari hari. Bukan berarti warga yang tergolong kurang mampu
bangunan seluas 72 m2 serta luas tanah selua 420 m 2 dan memiliki beban
pajak sebesar Rp. 22.0000 dan Sumanteri yang memilii luas bangunan
seluas 20 m2 dan luas tanah seluas 135 m2 dan memiliki beban pajak
“Upami unggal tahun na naek teras mah bakal janten beban piken
abdi areng sakeluargi ge, komo deui naekna ageing paling bayar pajakna
nunggak. Upami aya rezeki nu langkung mah teu janten masalah pasti
abdi ge bakal tepat waktu bayarna. Tapi upami nuju teu gaduh artos mah
tuang sareng kebutuhan nu sanes. Upami bayar pajak tos aya waktosna
abdi ge ngusahaken kanggo mayar pajak heula, margina mayar pajak oge
pamarentah,. Komo deui dugi ka teu acan bayar pjak, sok janten emutan
ka abdina”
warga atau wajib pajak sngat keberatan jika beban pajak setiap tahun naik
Bumi dan Bangunan karena wajib pajak takut untuk denda jika terjadi
rumah runah yang sderhana namun ada juga warga yang memiliki tingkat
b. Kesalahan Teknis
oleh petugas Desa Jatisari terdapat sejumlah hambatan yang dirasakan oleh
wajib pajak sja namun juga di rsakan oleh petugas Desa. Kesalahan teknis
yang dimaksud adalah ketika SPPT yang telah diterima oleh petugas Desa
menyatakan bahwa :
wajib pajak,banyak tanah atau rumah kosong yang sudah d jual atau
rumah dan tanah warisan yang sudah dibagi bagi ke anaknya dan sudah
ditempati namun SPPT masih menjadi satu, dan banyaknya SPPT yang
kelurahan juga dinyatakan oleh Kepala Desa Jatisari Abad Badrudin pada
tanggal 9 November 2020 sera petugas Desa Jatisari Jajang Jaelani, dari
“Hambatan yang kami rasakan itu seperti tanah yang sudah dibagi
atau dipecahkan karena tanah warisan yang sudah dibagi – bagi kepada
warisnya dimana mereka sudah mengurus hak tanah mereka agar dapat
SPPT sendiri – sendiri tidak Bersama – sama namun SPPTnya masih sama
dengan SPPt terdahulu serta banyaknya tanah kosong atau rumah kosong
yang dijual atau pemiliknya sudah berganti namun pemilik baru itu tidak
pemilihnya”.
kelurahan Desa – Desa yang lain eperti alamat yang tidak jelas,
terlambat” .
Hambatan juga dialami oleh petugas Desa selain kendala yang dialami
dirasakan oleh petugas Desa yaitu alamat yang tertera di SPPT tidak sama
dan banyaknya tanah dan rumah / bangunan kosong yang sudah berpindah
tangan atau sudah dijual kepada pihak lain dan pemilik sebelum tidak
Desa untuk dapat menghimbau warga untuk membayar Pajak Bumi dan
selain kendala yang dialami oleh wajib pajak. Dari hasil wawancara diatas
didapatkan beberpa kendala yang dihadapi oleh petugas Desa yaitu alamat
dengan RW maupun RT, dan banyaknya tanah dan bangunan kosong yang
sudah berpindah tangan atau sudah dijual kepada pihak lain dan pemilik
Hambatan atau kesalahan teknis juga disarankan oleh wajib pajak tidak
100 m2 serta luas tanah 178 m2 dan memiliki beban pajak sebesar Rp.
274.000 dan Mang Udung yang memiliki luas bangunan seluas 54 m 2 serta
luas tanah seluas 150 m2 dan memilik beban pajak sebesar Rp. 78. 3400,
“Pada tahun 2017 saya belum membayar pajak karena pas bayar
di bank ada Namanya tetapi datanya tidak keluar dan harus ngurus di
pusat, jadi saya enggak bayar, saya juga dulu pernah mmbayar PBB
sampi 10 tahun, karena itu SPPT tidak saya terima tapi pas saya
menemukan SPPT saya, sehingga saya terlambat PBB dan dikenai denda
5000 rupiah” .
yang dilakukan oleh peneliti bahwa hambatan yang dihadapi oleh wajib
pajak yaitu ketika wajib pajak akan membayar Pajak Bumi dan Bangunan
yang telah tercantum di SPPT data – data tentang wajib pajak tidak keluar,
sehingga sangat menyulitkan bagi wajib pajak dan harus di urus di kantor
wajib pajak salah satunya yaitu SPPT yang terselip atau terbawa ke RT
lain atau alamat lain, sehingg membuat wajib pajak harus mmenunggu
Bangunan.
Desa tersebut.
pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Garut dan juga tidak melapor
kewajiban lain yang harus dipenuhi yaitu membayar Pajak Bumi dan
Bangunan.
fasilitas dari sumber tersebut, antara lain dilakukan dengan peningkatan kinerja
Kabupaten Garut.
target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sector bumi pajak dan
Asli Daerah (PAD) merupakan sesuatu yang diperoleh pemerintah daerah yang
dapat diukur dengan uang karena kewenangan (otoritas) yang diberikan
masyarakat. Sumber – sumber pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain – lain,
Pendapatan Asli Daerah. Sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah ini digali
Jatisari dapat dilihat dari data target dan Realisasi PBB-PB2 pada tahun
anggaran 2 (dua) tahun terakhir yaitu tuhan 2019-2020 yang telah diperoleh
Tabel 4.2
Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Desa Jatisari Tahun 2019
(tabel terlampir)
Tabel 4.3
(tabel terlampir)
(tabel terlampir)
Pajak Bumi dan Bangunan terhapat peneriman Pendapatan asli Daerah Kabupaten
Berdasarkan tabel – tabel tersebut dapat kita lihat bahwa pada tahun
2020 kontribusi PBB di Desa 53%, pada tahun 2019 kontribusi PBB di Desa
Jatisari mengalami penurunan sebesar 35,85%, pada tahun 2020 kontribusi PBB
sector PBB cukup baik namun setiap tahunnya masih fluktuatif. Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan setiap tahunnya belum mencapai target yang telah diterapkan
oleh pemerintah Kabupaten Garut hal ini menimbulkan kesan yang kurang baik
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak nasional yang pada dasarnya
merupakan beban masyarakat, sehingga perlu dijaga agar kebijkan tersebut dapat
di dalamnya terdapat PAD yang sumbernya diperoleh dari pajak khususnya Pajak
A. Kesimpulan
penelitian, maka pada bab penutup tersebut penulis akan memberikan kesimpulan
dan saran agar selanjutnya upaya pemerintah Desa Jatisari menjadi lebih baik lagi
melalui peran kepala Desa yang meliputi (1) peran sebagai mobilisator (2) peran
sebagai komunikator, (3) peran sebagai ivator, (4) peran sebagai inovator, (5)
peran sebagai reporting. Selain itu ada beberapa proses agar pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan berjalan lancara, yaitu : (1) sosialisasi; (2) pemberian
penyuluhan kepada wajib pajak: (3) meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak;
pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan berjalan lancer, akan tetapi selalu ada
Kemudian dari adanya proses yang dilakukan dalam pemungutan pajak oleh
62
63
B. Saran
Ada beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
1. Bagi pengelola Pajak Bumi dan Bangunan agar dapat mengelola Pajak Bumi
pajak sehingga masyarakat tidak ragu dengan uang yang mereka bayarkan
akan digunakan untuk apa, sehingga masyarakat wajib pajak tidak akan
DAFTAR PUSTAKA
Soemitro, Rocmat. 2011. Asas dan Dasar Perpajakan. Rafika Aditama, Bandung
Sri, Valentina dan Aji Suryo. 2006. Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat.